Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅

By ooh_rxrxn

1.3M 55.4K 1.4K

Regan Dioca Atmadja, pria tampan yang harus rela memenuhi permintaan terakhir sang sahabat untuk menikahi tun... More

Part 1
Part 2.
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part-27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56 (END)

Part 37

19.1K 945 31
By ooh_rxrxn

Sudah empat tahun semenjak kepergian wanita yang sangat ia cintai. Wanita yang dulu selalu di sampingnya dalam keadaan suka maupun duka. Tapi, empat tahun terakhir hanya ia lewati dengan bekerja, bekerja dan terus bekerja tanpa memperdulikan kesehatannya.

Waktu dan tenaganya hanya Regan habiskan dengan terus mengerjakan tumpukan file yang ada di meja kerjanya. Sikap Regan kembali seperti sebelum Regan mengenal Karen, bahkan melebihinya dan cenderung ke arah kejam.

Selama empat tahun terakhir, ia sudah memecat lima belas orang sekretarisnya dan puluhan pekerja hanya karena masalah sepele.

Seperti saat ini, setelah bertemu dengan kolega bisnisnya di sebuah restaurant pusat perbelanjaan, Regan memutuskan untuk berkeliling pusat perbelanjaan untuk menenangkan pikirannya.

Regan berdiri di depan toko mainan, entah angin apa yang membawanya hingga kesini. Langkah kakinya yang membawanya hingga sampai kesini tanpa tujuan yang pasti.

Regan merasakan kakinya ditubruk oleh sesuatu. Saat ia membalikkan tubuhnya, dilihatnya seorang bocah laki-laki sedang terduduk seraya meringis kesakitan. Merasa iba, Regan mensejajarkan tubuhnya di depan bocah itu.

"Kamu ngga papa? Maafkan Om karena om kamu jadi terjatuh. Dimana yang sakit?" ucap Regan

"Danis ngga papa, om. Om tampan tidak pellu minta maaf, Danis yang salah tadi ngga lihat jalan" ucapnya bocah laki-laki itu seraya tersenyum.

"Kamu kesini sama siapa? Dimana orang tua kamu, kenapa kamu berlarian sendiri di tempat ramai seperti ini hmm...?"

"Danis ngga sendili kok. Danis pelgi sama bunda. Itu bunda ada di belakang" ucapnya seraya menunjuk ke arah belakang.

Regan mengikuti arah tangan bocah itu. Tubuhnya seakan membeku melihat sosok wanita yang berdiri disana. Terlihat jelas jika wanita tersebut sama terkejutnya dengan dirinya.

Regan segera menggendong bocah tersebut dan melangkah ke arah ibu sang anak.

"Hai Karen, apa kabarmu?" ucap Regan setelah berdiri di hadapan ibu sang anak.

"A....aku.. baik, bagaimana denganmu, Re?"

Karen  Veronica Gustina, wanita yang sangat dicintainya hingga sekarang. Wanita yang dipilihkan sahabatnya untuk menjadi bagian di hidupnya. Wanita yang empat tahun lalu membuat hidupnya berantakan karena kepergiannya.

"Aku tidak baik-baik saja setelah kamu pergi" jawab singkat Regan.

"Bunda, bunda kenal sama om ganteng ini?" tanya Danis.

Bunda.....

Satu kata yang saat ini berkecamuk di pikiran Regan. Anak ini memanggil Karen dengan sebutan bunda. Berarti ia adalah anak Karen. Apakah Karen sudah menempuh hidup baru. Tidak mungkin, bahkan mereka belum resmi bercerai bukan. Lalu anak siapa ini? Mungkinkah ia adalah anaknya bersama dengan Karen? Regan akan sangat bahagia jika hal itu menjadi kenyataan.

"Bisa jelaskan semua ini padaku, Karen?" tanya Regan.

Danis dengan lahap memakan satu cup ice cream dengan mulut yang belepotan. Mereka bertiga duduk di salah satu meja restaurant yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Semua orang yang melihatnya akan menyangka jika mereka adalah keluarga kecil yang harmonis. Memang benar bukan, jika mereka adalah keluarga.

Regan memandang bocah kecil yang ada di hadapannya saat ini. Mata yang sama, hidung yang sama, bibir yang sama dan garis rahang yang sama. Mungkinkah??

Karen hanya mematung di tempat duduknya. Matanya menatap kedua orang yang sama-sama dikasihinya. Bolehkah Karen egois dengan memiliki keduanya?

Karen sedang merangkai kata-kata yang tepat untuk berbicara kepada Regan. Ia harus memberitahu semua kebenarannya. Ia tidak ingin menjadi egois. Danis membutuhkan ayahnya.

"Bunda, Danis mau belmain disana" ucap Danis seraya menunjuk ke arah area bermain yang tersedia di restaurant tersebut.

"Baiklah sayang, tapi jangan main terlalu jauh. Okay??"

"Ayeye.. Captaint" ucapnya dengan gerakan memberi hormat. Karen hanya tersenyum menanggapi tingkah polos anaknya itu.

Danis segera berlari menuju area bermain. Sedangkan Karen mengikuti gerakan putranya dengan ekor matanya.

Regan memperhatikan interaksi kedua orang di hadapannya. Apakah ia melewatkan banyak hal?

"Siapa Danis, Karen?" tanya Regan memaksa Karen kembali menghadap ke arah Regan.

Lidah Karen seakan kelu untuk menjawab pertanyaan Regan. Bukankah ia sudah bertekad untuk memberitahu Regan tentang semua kebenarannya. Namun, apa ini? Semua kata-kata yang sudah dirancangnya seakan hilang bersama hembusan angin.

"Karen, jangan hanya diam. Jawab pertanyaanku"

"Di...a..., Danis adalah putraku"

"Apa kau sudah menikah lagi?" selidik Regan.

Karen menggelengkan kepalanya pelan.

"Jadi, anak itu..... apakah dia putraku?"

Karen menggigit bibir bawahnya pelan. Ia tak tahu harus mengatakan apa. Apakah ia harus mengakuinya sekarang? Kebimbangan melanda Karen saat ini.

"Jawab aku, Karen. Apakah ia putraku?" sentak Regan dengan nada sedikit tinggi.

Karen tak mampu menahan air matanya. Ia menangis. Regan yang melihat air mata yang jatuh di wajah Karen merasakan rasa sesak di dadanya, seperti ada pisau tak kasat mata yang menyayat hatinya dalam.

"Karen, aku mohon. Jangan biarkan aku menjadi orang bodoh disini. Aku tahu aku sangat menyakitimu, tapi aku mohon jawab pertanyaanku, apakah Danis adalah putraku?" ucap Regan seraya meraih tangan Karen yang berada di atas meja.

Dengan air mata yang masih berlinang, Karen menganggukkan kepalanya.

Regan ikut menjatuhkan air matanya. Ia telah menjadi seorang ayah? Benarkah? Ada rasa bahagia dan sedih secara bersamaan di dalam hatinya. Bahagia karena ia menjadi seorang ayah dan sedih ketika ia baru mengetahuinya sekarang.

"Jadi kau pergi dalam keadaan hamil dan aku tidak mengetahuinyag?"

Sekali lagi Karen hanya menganggukkan kepalnya dengan suara isak yang semakin keras. Regan berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri wanita itu lalu merengkuhnya dalam pelukannya.

"Maafkan aku, Karen. Kenapa aku begitu bodoh sehingga tidak menyadari semua ini. Sekali lagi aku minta maaf" ucap Regan seraya mengusap punggung wanita yang berada di pelukannya.

Karen semakin terisak. Ia menumpahkan semua air mata yang selama empat tahun terakhir dibendungnya. Ia membutuhkan pelukan untuk saat ini dan Karen mendapatkannya dari orang yang sangat dicintainya. Akankah kehidupan mereka berjalan seperti yang mereka inginkan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Suara ribut orang-orang membuat dua insan yang saling melepas rindu itu melepaskan pelukannya. Regan maupun Karen melihat ke arah sumber suara yang berasal dari area bermain dimana Danis berada. Rasa penasaran Karen membuat dirinya berdiri dan berjalan ke arah sumber suara.

Langkah Karen berhenti ketika kerumunan orang semakin banyak. Karen berusaha untuk mencari celah diantara. Raut wajahnya seketika terkejut dan panik ketika mendapati seorang bocah laki-laki tergeletak di lantai dengan darah yang keluar dari hidungnya.

"DANIS........." teriak Karen.

Karen segera menghampiri tubuh putranya yang tergeletak tak berdaya. Ia meraih kepala Danis ke dalam pangkuannya. Sementara Regan tak kalah terkejut ketika mendengar teriakan Karen segera berlari ke arah kerumunan orang-orang.

"Siapapun tolong anakku.... hiks...hiks..." ucap Karen di tengah isakannya.

"Apa yang terjadi, Karen?? Ada apa dengan Danis?" tanya Regan tak kalah panik. Regan segera berlutut disamping Karen.

"Re, tolong bawa Danis ke rumah sakit. Aku mohon....." ucap Karen dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

"Ssstt.... Kita akan bawa Danis ke rumah sakit. Kamu tenang saja, Danis akan baik-baik saja, okay..." ucap Regan segera mengambil alih tubuh Danis ke dalam dekapannya dan segera berlari menuju ke area parkir dengan Karen yang mengikuti di belakangnya.

Regan segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ssmentara Karen memeluk tubuh putranya sambil terus terisak.

"Danis bangun sayang, Danis harus kuat. Danis anak hebat bukan? Sebentar lagi kita sampai rumah sakit" ucap Karen seraya mengusap pipi Danis.

Jarak anatara pusat perbelanjaan dan rumah sakit yang tak terlalu jauh tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di sana. Regan segera mengambik alih tubuh putranya dari pangkuan Karen setelah turun dari mobil dan segera berlari masuk ke dalam mobil.

"DOKTER!!.." teriak Regan.

Petugas segera menghampiri Regan dan mengambil alih tubuh Danis dan membawanya ke brankar yang telah disiapkan. Danis didorong menuju ruang IGD. Regan dan Karen membuntutinya dari belakang. Saat ingin masuk ke dalam ruangan, keduanya dihalangi oleh petugas karena memangbseperti itu prosedurnya .

Karen terduduk di kursi tunggu dengan perasaan bercampur aduk antara takut, sedih, khawatir secara bersamaan. Air mata tak hentinya mengalir dari pelupuk matanya.

"Ya Allah, tolong selamatkan anak hamba...." ucapnya dalam hati.

Regan menghampiri Karen dan duduk di samping Karen. Ia mengusap punggung tangan Karen berusaha untuk memberikan kekuatan didirinha yang masih tersisa.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Danis? Mengapa dia bisa seperti ini? Padahal aku lihat sebelumnya ia terlihat tidak apa-apa" ucap Regan.

"Leukimia...." jawab singkat Karen.

Jawaban singkat Karen membuat tubuh Regan menegang seketika. Putra kecilnya mengidap penyakit yang bahkan tak pernah terbayang dalam hidupnya sekalipun. Bagaimana bisa tubuh kecil itu merasakan sakit seperti ini? Ia semakin merasa tak becus menjadi seorang ayah. Bahkan ia tak tahu jika putranya sangat membutuhkan dirinya disampingnya.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Hai👋 Maafkan saya yang baru update😊

Semoga ngga bosen nungguin cerita aku yang amburadul ini

See you next chap👋

Luv you...😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

41.2K 3.5K 6
Bagaimana perasaanmu ketika akan dijual oleh ayahmu sendiri? Ya, sangat sakit, itulah yang dirasakan oleh empat namja Lee bersaudara ini. Apa yang bi...
45.2K 5.3K 21
Sekuel Arumi Vector by: Araashii11 Menceritakan tentang keluarga kecil Rama dan Arum, tentang bagaimana Rama dan Arum menghadapi lika-liku dalam menj...
809K 35.5K 28
[PART SEBAGIAN DI HAPUS). Deandra Fashahah Syazwan, gadis berusia 18 tahun yang harus mengalami perjodohan sejak usia 6 tahun. Membuat dia tidak bisa...
3.3M 242K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...