𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.

By TiaraAtika4

723K 37K 1.4K

| T y p o B e r t e b a r a n. | •belum direvisi, mohon maaf kalo banyak kesalahan dalam penulisan• ᴡᴀʀɴɪɴɢ (... More

01|VanVan🌷.
02|VanVan🌷.
03|VanVan🌷.
04|VanVan🌷.
05|VanVan🌷.
06|VanVan🌷.
07|VanVan🌷.
08|VanVan🌷.
09|VamVan🌷.
10|VanVan🌷.
11|VanVan🌷.
12|VanVan🌷.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19|VanVan🌷.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64💫.

34.

9.2K 485 2
By TiaraAtika4

"Gua nyakitin Anya, gua bikin Anya terluka, gua kasar sama Anya," Mevan terus saja mengucapkan kalimat itu tanpa henti.

Rega yang tengah mengobati kepala tangan Mevan pun dengan sengaja menekan kapas oada luka.

"Aww! Bang-"

"Lo yang Bangsat tolol! Gua udah nyuruh lo buat nyatain perasaan lo ke Vanya! tapi lo malah keras kepala dan malah ngelakuin drama tolol ini! Endingnya malah kaya gini kan? Tolol sih lo mah anjing!" kesal Rega yang benar-benar emosi pada Mevan, tapi ke dua tangannya tak henti menutupi luka Mevan dengan perban.

"Makanya kalo tolol jangan sampe ke tulang sumsum! jadi gini kan Nyet."

"Niat bikin Vanya sadar sama perasaan lo eh malah berakhir bikin Vanya benci sama lo Haha hakan ku sia bangsat!" emosi Rega benar-benar telah meluap, ucapan kotor Rega benar-benar menghujani Mevan dengan kenyataan yang membuatnya begitu merasa menyesal.

Rega yang masih terus berkoar pun tidak ia dengarkan, ia terlalu larut dalam penyesalan yang ia buat sendiri.

Vanya tidak salah, tapi mengapa ia harus sejahat ini pada Vanya?.

Brak.

"Bajeng!" Rega yang tengah duduk manis di samping Mevan pun harus menerima nasib saat dengan tidak tahu dirinya Mevan bangun dari duduknya.

"Ngajakan tauran yeh budak! Die sia mun teu wani!" kata Rega sambil berdiri dari duduknya.

"Gua harus ke rumah Vanya Ga!"

"Ngapaun bego?! Mau minta sumbangan?" tanya Rega yang di berikan pelototan oleh Mevan.

"Untuk saat ini jangan dulu Van, Vanya butuh waktu sendiri untuk menerima ketololan lo," kata Rega dengan santainya.

"Mending ikut gua ngopi di warkop yuk, tar gua ceritain gimana pengecutnya elo buat ngasih tau Vanya tentang perasaan lo," ucap Rega dengan santai, menarik Mevan dengan tidak berperasaan.

***

Vanya bangun dari tidurnya, menatap kesekelilingnya yang begitu gelap. Vanya beranjak dari kasur, menyalakan lampu kamar yang membuat ia bisa melihat jelas dirinya dari pantulan cermin.

Vanya tersenyun kecut pada pantulan dirinya sendiri, dirinya di pantulan cermin itu benar-benar begitu menyedihkan, penampilan yang begitu kacau dengan ke dua mata yang terlihat sembab.

"Anya!" suara Nadin membuat Vanya tersadar dari tatapan miris pada dirinya sendiri.

"Udah baikan?" tanya Nadin sambil merapihkan rambut Vanya.

Vanya mengangguk pelan.

"Di bawah ada Rega, katanya mau ajak kamu jalan-jalan, mandi dulu gih, biar tubuh kamu segeran," kata Nadin yang kembali di beri anggukan pelan oleh Vanya.

Nadin tersenyum kecil, mengusap pipi Vanya pelan kemudian berlalu pergi

Vanya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang begitu berantakan, mungkin berendam di air dingin sebentar akan membuat tubuh, pikiran serta hatinya sedikit merasa tenang.

Setelah selesai berendam dan telah rapih dengan piama tidurnya Vanya pun berlalu untuk menemui Rega yang mungkin tengah menunggunya lumayan lama.

Sesampainya di bawah Vanya melihat Rega yang tengah sibuk menonton acara televisi.

"Ga!" panggil Vanya pelan sambil mendekat pada Rega.

Rega yang tengah fokus pun langsung menoleh pada Vanya.

"Ternyata dugong bisa galau juga," canda Rega yang hanya di balas senyum kecut oleh Vanya.

Mood Vanya masih belum membaik, ia masih merasa dalam mode patah hati.

Rega bangun dari duduknya, "ini bukan Vanya yang gua kenal Nya, Vanya yang gua kenal itu ngeselin bukan kaya gini," kata Rega dengan raut wajah sedih.

"Ayo jalan-jalan, gua laper," balas Vanya yang langsung berlalu duluan, meninggalkan Rega yang hanya bisa menghela nafas.

****

"Makan yang banyak nya, kembali menjadi Anya yang rese itu butuh asupan yang banyak," kata Rega yang tidak di perdulikan oleh vanya, Vanya terlalu sibuk dengan makanannya.

"Anya udah kenyang, ayo nyari angin," ajak Vanya sambip berdiri dari duduknya.

Rega melongo melihat dua piring di hadapannya yang sudah kosong, apa selapar itu setelah patah hati?.

Astaga, untuk ia tidak pernah merasakan patah hati separah Vanya.

"Rega!" panggil Vanya.

Rega mengerjapkan matanya beberapa kali, buru-buru berdiri dan membayar dua porsi nasi goreng yang di makan oleh Vanya.

"Makasih bang," ucap Vanya yang di angguki oleh abang nasi goreng.

"Motor lo taro di sini dulu aja yah Ga, kita nyari anginnya jalan aja," ujar Vanya yang hanya di beri angguk oleh Rega.

Vanua dan Rega berjalan beriringan menulusuri jalanan yang lumayan sepi.

"Sebenernya lo emang udah tau lan Ga kalo Mevan suka sama gua?" tanya Vanya sambil menoleh pada Rega.

Rega terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa, dan berakhir dengan Vanya yang tertawa parau.

"Diem lo itu berarti iya Ga," kata Vanya sambil kembali menatap lurus ke depan.

"Lo juga udah tau kan Nya kalo Mevan itu suka sama lo? Tapi kenapa lo malah diem aja dan malah ikut main di drama Mevan?" Rega balik bertanya dengan ke dua tangan di masukan ke saku jeansnya.

"Gua baru tau akhir-akhir ini Ga, niat gua sih pengen bikin Mevan cemburu dan jujur sama perasaanya, tapi yang gua dapet malah luka haha...." Vanya berpura-pura mengikat rambutnya agar Rega tidak menyadari jika Vanya akan kembali menangis.

Namum siapa duga? Rega yang terlalu peka dengan situasi langsung merangkul Vanya, membuat wajah Vanya menempel pada dada Rega.

Posisi itu benar-benar pas untuk Vanya kembali menangis, dan Rega tau saja apa yang sekarang ingin Vanya lakukan.

"Di sini siapa yang salah Ga? gua yang pura-pura deket lagi sama Andra san bikin Mevan cemburu, atau Mevan yang semenjak deket sama Renata berubah jadi kasar ke gua?" tanya Vanya, suaranya terdengar bergetar.

Rega kembali diam, yang bisa Rega lakukan hanya merubah rangkulannya menjadi pelukan erat pada tubuh Vanya.

"Jika boleh jujur gua mulai gak suka sama kedeketan Mevan sama Renata Ga," ujar Vanya sambil membalas memeluk Mevan.

"Lo masih gak punya hal Nya ngomong kaya gitu, saat ini status lo masih sahabat Mevan, bedanya lo berdua udah punya perasaan satu sama lain," jelas Rega.

"Gak punya hak? Gua sama Mevan udah di jodohon kali Ga, jadi apa gua masih gak punya hak?" tanya Vanya yang langsung membuat Rega melepaskan pelukannya.

Rega menatap Vanya dengan tatapan terkejut.

"D-di jodohin?" tanya Rega dengan raut wajah penuh keterkejutan.

Vanya mengangguk, "iya Ga, gua udah di jodohin, Mevan bilang sendiri ke gua."

"Kenapa gua gak tau?" tanya Rega dengan penuh ketidak percayaan.

"Karna gua maupun Mevan nutupin status itu," jelas Vanya.

Rega menggelengkan kepalanya dengan perasaan penuh ketidak percayaan.

Jadi Mevan sama Vanya sudah di jodohkan? Sejak kapan? Astaga mengapa ia tidak mrngetahui tentang ini?.

"Lanjut nyari angin yok Ga," ajak Vanya sambil melangkah duluan.

***

Tbc💜

Jangan lupa vote dan komennya:)
See you next time
Tiaraatika4.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 536 12
Helios Niscala, Setiap orang yang bertemu dengannya akan menganggap Helios itu sombong, kejam, datar dan dingin. Faktanya memang begitu, ia akan menj...
643K 40.3K 75
Sequel of DEVAMEL Singkat saja, ini sebuah kesedihan yang tertunda. Kisah tentang seorang Dhea Tarasya Leander, gadis cantik, imut dan juga pintar. T...
2K 1.1K 24
ADAGIO WEYLIN GRAYSON, nama yang bagus tapi tidak dengan sifatnya. Dia adalah seorang anak tengil yang berandalan, suka membuat kacau dan onar, pemar...
758K 41.6K 43
"Kalo kamu gak suka sama aku karena aku itu penyakitan gapapa kok. Karena suatu saat nanti aku gak akan ganggu hidup kamu lagi dan akan pergi dari ka...