Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅

By ooh_rxrxn

1.3M 54.8K 1.4K

Regan Dioca Atmadja, pria tampan yang harus rela memenuhi permintaan terakhir sang sahabat untuk menikahi tun... More

Part 1
Part 2.
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56 (END)

Part-27

15.7K 640 25
By ooh_rxrxn

Karen duduk di sofa ruang tamu. Hari ini ia memilih untuk tidak bekerja. Sebelumnya, ia tadi sudah menelepon Dini agar memberitahu dokter kepala rumah sakit bahwa dirinya tidak dapat masuk kerja karena alasan sedang tidak enak badan.

Memang benar, saat ini dirinya merasa tidak enak badan. Wajahnya tampak pucat ditambah kedua matanya yang sembab akibat menangis semalaman.

Karen menopang kepalanya yang terasa pening dengan tangannya. Ia memijat pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa sakit kepalanya. Entah kenapa belakangan ini, dirinya merasa tubuhnya tidak enak badan. Bahkan tadi pagi setelah sholat subuh, Karen mual-mual. Mungkin karena merasa kecapekkan yang diakibatkan pekerjaannya ditambah masalahnya dengan Regan semalam, pikirnya.

Sejak tadi malam Regan belum pulang. Hal itu menambah khawatir Karen. Suara mobil memasuki pekarangan rumah Karen. Pasti itu Regan, pikirnya. Karen segera menuju ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk suaminya. Tetapi bukan mobil suaminya yang dilihatnya. Melainkan sebuah mobil sport berwarna putih terparkir di halaman rumahnya. Karen tidak mengetahui mobil siapa itu sebelum pemiliknya turun dari dalam mobil.

"Andra...." gumam pelan Karen.

Andra menutup pintu mobilnya dan berjalan ke arah Karen. Dirinya terlihat tampan saat ini. Kaos yang dipadukan dengan jaket kulit membungkus indah tubuh proporsionalnya.

"Assalamu'alaikum, Ibu dokter" sapa Andra setelah berdiri di hadapan Karen tak lupa dengan senyuman manis miliknya.

"Wa'alaikumsalam, kamu tumben datang kesini. Ada perlu apa?"

" Tadi aku pergi ke rumah sakit tempat kamu kerja, tapi kata Dini kamu nggak masuk kerja karena sakit. Gue datang mau jengukin lu. Gimana keadaan lu sekarang"

"Gue nggak papa kok, santai aja. Pusing dikit, biasalah kecapekkan" Jawab Karen sambil memaksakan senyumnya. " Ya udah, silahkan masuk" lanjutnya.

"Nggak ah, gue di sini aja. Suami lu pasti lagi kerja sekarang, nanti takut ada fitnah lagi" Jawab Andra.

"Alah sok alim banget lu, biasanya lu kalau ke rumah orang aja langsung nylonong aja tanpa permisi. Lagian di dalam ada Bi Ijah kok. Santai aja kali" Ucap Karen lalu mempersilahkan Andra masuk.

Andra masuk ke dalam rumah Karen. Memang benar di dalam rumah ada Bi Ijah yang sedang membersihkan ruang tengah.

"Bi, tolong ambilin minuman buat Andra ya". "Baik, non" jawab Bi Ijah. Bi Ijah langsung berlalu ke dapur untuk mengambilkan Andra minuman.

"Ada apa? Tadi lu belum jawab pertanyaan gue, ada perlu apa datang kemari?" Selidik Karen.

Bukannya menjawab, Andra malah cengengesan menampilkan deretan gigi putihnya. "Ehh, kesambet setan apaan lu? Senyum-senyum sendiri?" Karen terlihat heran menatap Andra.

"Gue kesini sebenernya mau cerita sama lu. Kemarin gue udah lakuin sesuai saran dari lu. Gue minta maaf ke pacar gue sambil bawa mawar merah dan...." ucap Andra menggantungkan kalimatnya.

"Dan....." Karen menunggu kelanjutan perkataan Andra. "Dan dia maafin gue. Gue seneng banget tau nggak sih. Semalaman gue berpikir gimana kalau dia nggak maafin gue, bisa mampus gue"

"Syukurlah kalau begitu" Jawab Karen dengan senyuman tulusnya.

Tanpa mereka sadari, sesosok pria sedang mengamati mereka sejak tadi. Napasnya kembali memburu. Matanya berkilat menahan amarah yang semakin membuncah. Tangannya terkepal seakan ingin menyalurkan amarahnya saat ini juga.

'Berani-beraninya kalian berduaan disaat aku tidak ada. Kalian pikir aku ini apa? Apa sebegitukah kalian menganggapku tidak ada?' Batin Regan.

Ya, semenjak tadi Regan berdiri di ambang pintu. Bahkan ia melihat kedatangan Andra sebelumnya. Yang membuatnya semakin marah adalah Karen, istrinya mempersilahkan lelaki lain untuk masuk kedalam rumah mereka tanpa izin dari Regan bahkan di saat dirinya sedang tidak ada di rumah. Apakah seperti ini kelakuan Karen saat dirinya tidak ada?

Regan melewati dua insan tersebut tanpa melihat ke arah mereka. Ia langsung menuju ke kamarnya.

Karen yang melihat Regan masuk, bertambah khawatir. Pasalnya, saat ini dia sedang bersama Andra tanpa sepengetahuan Regan. Hal ini pasti akan membuat kesalahpahaman diantara mereka semakin besar.

Andra yang menyadari raut wajah Karen berubah. "Karen, apa ada masalah?" tanya Andra.

"Emm... tidak ada. Maaf Andra sebelumnya, aku tidak berniat melakukan ini, tapi bisakah kamu meninggalkan rumahku sekarang?" ucap Karen hati-hati.

"Maksudnya??" Tanya Andra seraya mengerutkan dahinya.

"Bukannya aku tidak mau bercerita, tapi ini masalah rumah tanggaku. Jadi, aku mohon...."

"Ok ok, aku paham. Kalau begitu, aku pamit. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, sekali lagi gue minta maaf"

Andra menjawabnya dengan senyuman dan anggukan kecil. Karen mengantarkan Andra sampai di depan pintu. Setelahnya, ia segera menyusul Regan di kamar mereka.

Saat Karen masuk ke dalam kamar, terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Karen duduk di ranjang seraya menunggu Regan keluar dari kamar mandi.

Selang beberapa menit, Regan keluar dengan pakaian yang berbeda saat ia kembali tadi. Saat ini, ia memakai celana levis panjang dan dipadukan dengan kaos panjang berwarna abu-abu.

"Re, aku mohon. Kita harus bicara saat ini. Aku tidak ingin kesalahpahaman ini terus berlanjut" Ucap Karen seraya menghampiri Regan.

Regan tampak mengacuhkan Karen. Ia tak mendengarkan perkataan Karen. "Re, aku mohon. Jangan diam saja seperti ini. Aku bisa menjelaskan semuanya" Karen masih mencoba.

Akan tetapi usahanya itu sia-sia saja. Regan masih bergeming. Regan menuju ke almari dan mengambil koper lalu memasukkan beberapa helai pakaian ke dalamnya.

"Kamu mau kemana, Re?. Jangan bilang kamu ingin meninggalkanku hanya karena kesalahpahaman ini. Ku mohon jangan pergi dari rumah ini. Regan jawab aku!!" Karen sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak tumpah kembali.

Regan masih saja bersikap acuh.
"REGAN JAWAB AKU!!! SETIDAKNYA HARGAI AKU SEBAGAI SEORANG ISTRI" Teriak Karen akhirnya.

Regan membalikkan badan dan menghadap ke arah Karen. "Untuk apa aku menghargaimu sebagai seorang istri jika kamu saja tidak menghargaiku sebagai suamimu?" Ucap Regan akhirnya.

"Selama ini aku selalu berusaha untuk menjadi suami yang baik untukmu. Aku selalu berusaha untuk membuatmu tersenyum. Aku selalu berusaha untuk membuatmu selalu bahagia. Aku berusaha untuk memenuhi permintaan terakhir Deni"

Regan mengusap wajahnya gusar, "Awalnya, saat aku mengenalmu aku merasa kamu adalah takdir yang dipilihkan Tuhan untukku dan aku akan berusaha untuk menerimamu masuk ke dalam kehidupanku. Seiring berjalannya waktu, aku merasa kamu sudah menjadi bagian dari hidupku. Bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidupku.Aku tahu, aku punya banyak sekali kekurangan. Tapi seperti inikah kamu membalasnya?"

Karen kembali meneteskan air mata saat melihat air mata jatuh dari pelupuk mata Regan. Ia berniat untuk menghapusnya, akan tetapi Regan menepis tangannya dengan kasar. Regan tertawa mengejek, "Cihh, Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu.Sudahlah, simpan saja air mata buayamu itu. Aku tidak membutuhkannya. Ini kan, yang kamu inginkan?"

"Regan, tolong dengarkan dulu penjelasanku. Ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan Andra hanya teman biasa yang--"

"Teman??" Regan tersenyum miring. "Teman macam apa yang kau maksud heh?"

Karen semakin terisak. Sementara Regan tak memperdulikan keadaan istrinya saat ini. Ia membutuhakan waktu untuk sendiri. Ia akan memikirkan apa yang harus ia putuskan nantinya. Tapi, sampai kapan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Regan menarik kopernya keluar dari kamar meninggalkan Karen yang semakin tersedu sedan. Karen tak kuat lagi menopang kedua kakinya. Ia terjatuh ke lantai dengan bercucuran air mata. Hanya suara isak tangis yang menemaninya saat ini.

"Regan, aku mohon jangan pergi" gumam Karen pelan.

Sementara Regan mengemudikan mobilnya meninggalkan area rumahnya. Ia memasang earphone di telinganya dan menghubungi seseorang.

"Temui aku di bandara sekarang. Bawa beberapa pakaianmu karena kita akan pergi"

Sebelum orang tersebut menjawabnya, Regan sudah memutuskan sambungannya.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Vomentnya ditunggu lho ya...
Maaf kalau ada typo...

Continue Reading

You'll Also Like

24.7K 756 20
Ranking #1 disakiti (27-06-2019) #1 riana (03-04-2021) #1 hinaan (03-08-2021) #2 tidakdianggap (12-08-201...
176K 8.7K 52
FOLLOW DULU KALAU MAU BACA Ada beberapa part berbau cerita dewasa⚠️ ⚠️ Squel KIKSK Kalau belum baca kakak ipar ku suami ku di baca dulu ya karena ini...
480K 17.1K 87
||Cerita ini di private, follow dulu baru bisa baca ya!|| 1️⃣ "Ketika hati memilih dan takdir menyatukan" _________________________________________ P...
815K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...