Orang yang berkorban besar, jasa balasannya susah dimiliki langsung. Dengan sabar insya allah bakal dapat yang terbaik.
...
Mata pelajaran hari ini telah selasai, anak kelas 8-B berhamburan keluar kelas. Hanya tersisa dua orang saja yang masih didalam.
Fajri menghampiri Nabila yang masih duduk ditempatnya. Sedangkan Nabila dari tadi bengong menatap kedepan dengan tatapan kosong.
"aku tau maksud kamu kesini mau apa" ucap Nabila datar masih dengan tatapan kosong kedepan, namun mengetahui kedatangan Fajri yang duduk bersebelahan
Fajri terkejut dengan ucapan Nabila, ia menatap lekat Nabila
"alangkah baiknya hubungan ini cukup sampai disini" lanjut Nabila menoleh ke arah Fajri dengan nanar, matanya sedikit bengkak karena menangis puas didalam toilet.
Fajri mengerutkan kening semakin tidak menyangka apa yang dikatakan Nabila diluar pikirannya.
"Bila?" panggil Fajri pelan
"nggak usah heran, nggak usah jawab, ini yang lo harepin kan? Gue udah tahu semuanya. Fix kita putus, gue duluan" Nabila beranjak dari duduknya, tapi tangan Fajri mencengkal pergelangan Nabila lalu Fajri berdiri disampingnya.
"lepasin" pinta Nabila dan tak terasa air matanya mengaliri pipi kembali tanpa menghadap Fajri
"aku tahu, ini sangat sulit. Kita menjalin hubungan hampir dua tahun. Kalo kamu perlu aku, jangan segan-segan hubungin aku, aku akan membantumu, walau status sudah berbeda" saran Fajri tidak enak dengan Nabila, Nabila semakin dibuat tangis
"makasih" balas Nabila singkat
Fajri mengeluarkan sapu tangan dari saku celanannya, dan memberikan kepada Nabila ditangannya yang masih ia genggam.
"hapus air matamu, jangan sampai orang diluar sana tahu kamu menangis, nanti dikira aku ngapa-ngapain kamu. Aku emang sudah jahatin kamu, tapi kamu ngertikan maksud aku. Maaf, aku sudah menyakitimu" ujar Fajri berbicara lembut
"itu sapu tangan masih bersih, belum aku pake, baru dicuci kemarin" lanjut Fajri dengan senyum sedikit becanda saat Nabila menerima sapu tangan itu
Nabila mengangguk pelan dan memaksakan senyumnya tanpa menghadap Fajri, lalu mengelap pipinya yang basah terkena air mata
"gue duluan" pamit Nabila tidak mau lama-lama didekat Fajri
Fajri mengiyakan dengan mengangguk dan terus menatap kekasih yang baru saja menjadi mantan dari belakang, hingga punggung Nabila sudah tak terlihat saat melewati pintu.
🍁🍁🍁
Fajri sudah menanti, ia duduk sendiri dibangku taman berwarna putih hanya ditemani ponsel dan kunci mobilnya yang ia putar-pitarkan dijari telunjuknya. Tak lama Rani dan Fira datang menghampiri Fajri dan sudah berdiri dihadapannya.
Fajri ikut berdiri, menatap kedua gadis dengan gugup, entah jantung Fajri berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
"eummmm" gugup Fajri dan menelan ludah
"kenapa? Ada apa lo suruh kita kesini?" tanya Rani
Fira berfikir sebentar, mencari kesibukan sendiri untuk meninggalkan mereka berdua
"eeuu.. Gue mau beli air mineral dulu didepan, kalian tunggu disini ya sampai gue kembali" serang Fira sebelum Fajri mengatakan sesuatu berikutnya, Fira berlari kecil meninggalkan mereka berdua.
Selain menghilangkan malu-malu kucing mereka berdua, Fira tidak mau mendengar obrolan mereka yang nantinya hanya dibuat sakit hati, siapa tahu tebakan Fira dipikirannya benar terjadi malam ini.
Fajri tersenyum gugup memandang wajah Rani, begitu juga Rani yang merasa dipandang dibuat salting.
"ada apasih? Gu..gue blepotan ya bedakannya? Atau ada sesuatu debu yang nempel dimuka gue?" tanya Rani gugup berusaha menghilangkan saltingnya
"nggak, cuma sedikit berantakan aja rambutnya" jawab Fajri bohong sambil mengusap rambut kepala dan poni Rani. Mungkin Fajri modus pingin dibikin terbang gadis dihadapannya.
Rani tersenyum malu-malu "benarkah?" tanya Rani meyakinkan, kedua tangannya ikut merapihkan rambutnya sesudah tangan Fajri turun dari kepalanya.
"gue naik taxi kok sama Fira, jadi aman gak kayak naik motor" lanjutnya memojokkan Fajri
Fajri kehabisan kata-kata, dia mati gaya, apa yang ia jawab dari ucapan Rani, Fajri mengangkat kedua alis dan berfikir sebentar sambil menggaruk punggung kepalanya yang tak terasa gatal.
"eeuu.. Mungkin kecangkol atap mobil saat lo berdiri keluar taxi atau terkena angin tadi ada sedikit hembusan angin, hehe" ngeles Fajri gugup menjawab sekenanya
Kedua alis Rani terangkat, tak mengerti jawaban Fajri yang tak masuk akal
"i..iy..iyah tadi ada angin lewat, lo juga ngerasa kan?" tanya Fajri gugup setengah mati
Rani hanya mengangguk pelan membenarkan kebohongan Fajri yang memang tidak benar. Fajri menarik napas lega dan membuangnya pelan.
🍁🍁🍁
Di tempat lain Fira yang lagi meneguk air mineral sambil duduk dibangku depan toko yang ia membeli minuman tadi, mata Fira tak sengaja melirak-lirik sampai fokusnya tertuju kesatu arah yang tidak begitu jauh tidak juga dekat. Fira melihat pria memakai jaket hoodie berwarna grey, kepalanya tertutup krudung hoodienya namun celanannya pendek selutut, sepertinya training bola dan memakai sepatu futsal.
Pria itu berjalan sendiri menuju mobil. Sepertinya ia habis bermain futsal di gor yang berdampingan dengan toko yang Fira berada saat ini. Saat ia hendak membuka pintu mobilnya, dia mengeluarkan sebuah kunci mobil di saku hoodienya. Fira tak sengaja melihat sesuatu terjatuh saat pria itu mengeluarkan tangannya dari saku, namun pria itu tak menyadarinya, ia membuka pintu dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
Fira berteriak sekeras mungkin sambil berlari mengejar mobil itu
"MAS..MAS..TUNGGUU.."
Saat posisi Fira hampir sampai dibelakang mobil, mobil tersebut malah melajukan gasnya, Fira pun berhenti dari larinya dan berdiri sebentar menatap mobil itu yang mulai menjauh, Fira sempat membaca plat nomor mobil putih itu, tapi mungin ia akan lupa kalau tidak mencatatnya. Suasana sekitar sepi, hanya Fira yang melihat kejadian itu.
Pria itu rupanya tak mendengar suasana luar karena sebelumnya ia memakaikan earphone ditelinganya terlebih dahulu lalu menginjak gasnya dengan kecepatan normal.
Fira beralih tatapannya kebenda yang tergeletak dipinggir jalan itu dan mendekati benda tersebut lalu mengambilnya. Sebuah gantungan kunci dan disatukan dengan gelang oleh ring besi. Gelang manik berwarna cokelat tua tersebut tertulis huruf R kapital dan gantungan berwarna putih berbentuk lingkaran juga tertulis huruf I kapital dan F kapital yang berdampingan tanpa sepasi atau terhalang dengan titik, dan backgroundnya tergambar satu motor scoopy kartun.
Fira menoleh lagi ke arah mobil yang sudah tak terlihat wujudnya, ia memilih memasukan benda tersebut kedalam tas slempangnya untuk menyimpannya, siapa tahu dia bisa bertemu lagi walau wajah pria tersebut tidak terlihat.
Fira menarik napas dan menghembuskan dengan kasar lalu ia beranjak dari tempat tersebut ingin kembali menemui Rani dan Fajri ditaman.
🍁🍁🍁
"eeuu.. Ran gue boleh mengatakan sesuatu kejujuran gue?" tanya Fajri kembali dengan suasana normal
Kini bergantian Rani yang dibuat tegang oleh Fajri. Rani mengangguk ragu, Fajri menarik tangan Rani untuk duduk dibangku putih itu.
"dari sejak kecil, gue udah.." ucap Fajri menggantung
"udah apa?" tegur Rani tak sabar
"Jri?" panggil Rani, Fajri masih bengong
"woy" Rani menepuk lengan atas Fajri, hingga ia kaget tersadar dan tak sadar apa yang ia katakan berikutnya
"udah ada rasa sama lo" ceplos Fajri cepat.
Kedua mata Rani membulat tak menyangka Fajri berkata seperti tadi.
"hah?" tanya Rani pura-pura tak paham
Fajri menggaruk punggung kepala lagi yang tak gatal lalu menarik napas dalam dalam dan membuangnya dengan tenang
"gue sudah suka sama lo sejak kecil" sambung Fajri " apa perasaan lo sama seperti apa yang gue rasakan?"
"gu..gue.." gugup Rani dan dipotong oleh Fajri
"gak usah jawab sekarang juga gak apa apa, lo pikirin matang-matang. Gua tetap tunggu jawaban lo" ujar Fajri
Rani menatap Fajri tanpa kedip, ia tak percaya apa yang diucapkan diluar dugaan dan sangat mendadak. Tak lama Fira pun datang
"hi" sapa Fira saat berdiri di belakang bangku taman itu
Keduanya menoleh menatap Fira. Rani bernapas lega dengan kedatangan sahabatnya, karena berhasil menghilangkan suasana tegang tadi.
"lo kemana aja? Kok lama?" tanya Rani membuang muka karena Fajri terus memandangnya
"kan udah pamit sebelumnya" jawab Fira polos
Rani berdiri dari duduknya, mata Fira mengikuti gerak tubuh Rani yang beranjak dari duduknya.
"Fir, pulang yuk? Udah malam" ajak Rani sedikit merengek
"loh, kenapa?" Fira mengecek jam tangannya "masih belum jam sembilan tepat kok (20.50)" ucap Fira memastikan
Rani kehabisan alasan, dan terdahului oleh Fajri yang baru saja berdiri
"kita ke cafe yuk, makan dulu?" ajak Fajri menawarinya
Fira mengerutkan kening, menunjuk ke dirinya sendiri "gue gimana? Pulang sendiri gitu?" tanya Fira ke Fajri
"tenang, lo ikut kok, gue bawa mobil" jawab Fajri dan disenyumi Fira dengan senyum kuda penuh harap namun terasa tak enak, kayaknya dia akan menjadi nyamuk pengganggu mereka berdua.
Tak ada basa-basi lagi, Fira menerima ajakan Fajri dan merangkul Rani berjalan ke arah mobil hitamnya dan segera masuk lalu beranjak dari taman itu.
🍁🍁🍁
Yeay Fajri akhirnya mengungkapkan perasaan kepada Rani yang sudah lama ia pendam.
Tapi, apakah berjalan dengan baik kedepannya? Soalnya dia juga baru saja mengakhiri hubungannya kepada seseorang. Dalam beberapa jam saja Fajri mendapatkan penggantinya.
Bagaimana jawaban dari Rani?
Terus baca next partnya Rindu tak Terbalas yaa:)))
Akan semakin dibuat teka-teki dan tanda tanya
Jangan lupa vomment ;)) setelah membacanya