𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.

By TiaraAtika4

723K 37K 1.4K

| T y p o B e r t e b a r a n. | •belum direvisi, mohon maaf kalo banyak kesalahan dalam penulisan• ᴡᴀʀɴɪɴɢ (... More

01|VanVan🌷.
02|VanVan🌷.
03|VanVan🌷.
05|VanVan🌷.
06|VanVan🌷.
07|VanVan🌷.
08|VanVan🌷.
09|VamVan🌷.
10|VanVan🌷.
11|VanVan🌷.
12|VanVan🌷.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19|VanVan🌷.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64💫.

04|VanVan🌷.

18.4K 1K 115
By TiaraAtika4

▪︎ 𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧 ▪︎
~ 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒 ~
°𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.•
°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍•

▪︎▪︎▪︎

"Ayo Tante, semangat! jangan lemah! Anya tau kalo Tante pasti bisa," teriak Vanya yang tengah duduk di atas meja makan dengan heboh.

"Tante gak bisa Anya," pasrah Naya-Mamah Mevan. Wanita paruh baya itu menatap Vanya dengan wajah lelahnya.

"Tante pasti bisa. Jangan nyerah! Tante 'kan strong woman!" sahut Vanya yang sedari tadi hanya berteriak heboh tanpa memiliki niat untuk membantu.

Vanya yang melempar centong nasi sampai masuk ke kolong kulkas cuman karna melihat kecoa saja, tapi malah Naya yang mempertaruhkan hidup dan matinya demi mengambil centong nasi di kolong kulkas.

Vanya benar-benar tidak memiliki akhlak.

"Tante udah gak kuat Anya, Tante nyerah aja," kata Naya.

"Tante Naya lemah! masa ngambil centong di kolong kulkas aja gak bisa," cibir Vanya dengan raut wajah yang berubah kecewa.

"Nanti Tante suruh Mevan aja yang ngambil centongnya," ucap Naya sambil mendudukan bokongnya di kursi.

"Bangunin Mevan gih, kita makan siang bareng," titah Naya yang memilih untuk kembali memasak setelah tertunda karna Vanya.

"Asiap, tante Naya calon mamah mertua Anya!" sahut Vanya dengan penuh semangat, kemudian turun dari atas meja dan beranjak pergi ke kamar Mevan.

Naya yang mendengar itu hanya terkekeh sambil mengelengkan kepalanya, merasa gemas dan sedikit kesal dengan tingkah Vanya yang penuh dengan keanehan itu.

Tanpa mengetuk dan tanpa meminta izin terlebih dahulu, Vanya langsung masuk ke dalam kamar Mevan. Bukan untuk membangunkam Mevan, tapi untuk ikut tidur di samping Mevan yang terlelap.

"Ngantuk. nanti aja deh bangunin Mevan-nya kalo udah lebaran haji," gumam Vanya sambil memejamkan matanya, memiringkan tubuhnya untuk memeluk Mevan layaknya guling.

.
.
.

Vanya terbangun dari tidurnya, menatap ke samping dan tidak mendapatkan Mevan seperti pertama kali ia tidur tadi. pandangannya beralih pada jam waker yang berada di nakas, seketika kedua mata Vanya membulat sempurna saat sadar jika ia tertidur cukup lama.

"Astaga lebaran hajinya udah kelewat!" Vanya panik. turun dari kasur dengan rusuh, saking rusuhnya membuat Vanya tidak sadar jika kakinya tersangkut pada selimut dan-

Bruk.

Vanya terjatuh ke lantai dengan posisi mengenaskan.

"Aye-aye ... eh?" Refleks Vanya cengo, "aduh aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi," teriak Vanya saat dirinya benar-benar sadar, berharap oppa-oppa korea yang ia dambakan datang dengan mengunakan truk untuk menolongnya yang terjatuh.

"Woy curut! lo kenapa?"

Vanya mendongkak, di ambang pintu ada Rega yang tengah berdiri dengan wajah binggung.

"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi ..." Vanya malah bernyanyi dengan raut wajah yang berubah dramatis.

"Aku tengelam dalam kobokan luka dalam ... aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang ... aku tanpamu ... butiran kesik!" Vanya lanjut bernyanyi dengan penuh penghayatan. Bahkan gadis itu tak segan-segan untuk guling-guling di lantai.

"Bocah gila," cibir Rega sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Rega sayang ... lontongin gua dung," pinta Vanya sambil mengulurkan tangannya pada Rega.

"Maaf-maaf aja yah, tangan gua terlalu suci buat bersentuhan dengan tangan lo yang penuh dosa itu," ucap Rega dengan raut wajah ogah.

"MEVANNNNN ... ANYA MAU DI NODAI SAMA REGA YANG PENUH DOSA!" teriak Vanya dengan suara melengking.

Rega hampir saja terjatuh ke belakang karna teriakan gila Vanya.

"Pea! lo apaain Anya?" tanya Mevan yang baru saja datang dengan wajah paniknya.

"Gua kasih obat cacingan!" jawab Rega dengan sarkasnya. Memutuskan untuk pergi dari pada harus berurusan dengan Vanya lagi. Bodo amat sama Mevan yang kini terlihat binggung.

"Mevan, Anya jatoh dari tugu monas masa," adu Vanya dengan wajah yang entah sejak kapan berubah seperti gadis lugu.

"Bangun, lo belom makan dari siang," titah Mevan sambil membantu Vanya berdiri-tidak peduli dengan cerita Vanya yang aneh itu.

▪︎▪︎▪︎

Siang ini Vanya tengah berjalan di koridor kelas seorang diri tanpa ada tujuan, berjalan santai sambil memainkan lolipop yang berada di mulutnya.

Merasa jika seseorang tengah mengikutinya, Vanya langsung membalikan tubuhnya-dan benar saja, seseorang yang tidak Vanya kenal tengah mengikutinya.

"Ada apa?" tanya Vanya pada pemuda bertubuh tinggi di hadapannya.

"Lo Vanya, kan?" Pemuda itu balik bertanya dengan wajah yang terlihat senang.

Vanya menatap binggung pada pemuda yang mengetahui namanya itu.

"Lo siapa? Gua siapa? Dia siapa?" Vanya malah bertanya dengan ngelantur.

Pemuda di hadapan Vanya langsung tertawa sambil mengacak gemas rambut Vanya. Seolah pemuda itu mengenal atau pernah dekat dengan Vanya.

"Ternyata lo gak berubah yah dari dulu," katanya membuat Vanya semakin dibuat binggung.

"Lo siapa? Tukang cue? Tukang lepet? Tukang parkir? Ato tukang penjaga jamban?" tanya Vanya yang benar-benar binggung. Vanya tidak mengenali pemuda di hadapannya ini, sama sekali tidak.

"Lo lupa sama gua? Gua Andra mantan lo waktu SD dulu," ujar pemuda yang ternyata mantan Vanya dulu-Andra.

"Owh ... lo Andra yang suka ngompol di kelas itu? Yang gendut dengan gaya rambut botak di tengah itu? Maaf yah Andra ... Vanya beneran nyesel mau pacaran sama Andra dulu." Vanya berucap dengan penuh semangat, lalu memasang wajah menyesal setelahnya.

"Yaelah Anya. gak usah diperjelas juga kali," pinta Andra sambil mengaruk belakang telingannya-merasa malu.

"Udah yah ngobrolnya, gua pegel pengen makan, papai!" balas Vanya yang langsung berlari pergi tanpa menungu persetujuan dari Andra.


▪︎▪︎▪︎

"Terus?" tanya Mevan dengan wajah tenangnya.

Mereka tengah berada di warung yang sering mereka datangi jika tengah mengalami kemisqueenan tak terduga karna Vanya-seperti saat ini.


Dan tadi sesampainnya di warung ,Vanya langsung menceritakan kejadian saat mantanya tiba-tiba mengajaknya menggobrol. kenapa tidak langsung diceritakan pada Mevan dan Rega saat gadis itu berada di kelas? Itu karna Vanya mendadak pikun.

"Anya lari aja, Anya gak mau lama-lama sama mantan yang malah berubah ganteng, udah kaya ultramilk aja berubah," kata Vanya dengan raut wajah biasa saja, tanpa minat sama sekali selama gadis itu bercerita.

"Ultramen Anya bukan ultramilk! Lo kira susu," cibielr Rega dengan raut wajah yang selalu terlihat asem, seasem keteknya dugong.

"Bodo mamat, gua gak peduli!"

"Dia Andra si malika hitam yang sudah saya rawat seperti anak saya sendiri?" tanya Rega kumplit dengan dialog iklan kecap strawberynya.

"Iya. tapi sekarang dia udah putih bersih, tinggi gak gendut lagi, rambutnya juga udah kagak botak di tengah dan mukanya juga udah berubah ganteng," jelas Vanya panjang lebar dengan raut wajah yang berubah semangat 45.

"Gua curiga deh ..." tambah Vanya yang malah mengantungkan kalimatnya, membuat Mevan dan Rega menunggunya dengan penasaran.

"Lo curiga kenapa?" tanya Rega yang juga ditunggu oleh Mevan.

"Gua curiga, kayanya Andra dulu mandi pake pemutih cucian deh, makanya dia bisa berubah putih kek gitu," lanjut Vanya yang malah dihadiahi tatapan sebal oleh Rega dan Mevan.

"Terus lo suka lagi gitu ke Andra?" tanya Mevan tiba-tiba.

Vanya yang tengah meneguk teh botol sosro tapi tempatnya kotak itu langsung menoleh pada Mevan. "Gua udah gak suka sama dia, mau seganteng apa pun dia sekarang, gua udah gak punya perasaan sama sekali sama dia. lagian, gua sama dia itu pacaran cuman 5 jam doang waktu SD," jawab Vanya yang langsung berubah menjadi Vanya dewasa, namun tetap saja ada Vanya idiot di dalamnya.


"Kalo dia ngedeketin lo lagi terus bikin lo suka sama dia lagi gimana?" tanya Rega yang juga penasaran dengan kehadiran Andra yang datang secara tiba-tiba setelah menghilang bak tertelan bumi itu.

"Anya gak mau, Anya cuman mau Mevan doang!" kekeuh Vanya yang kini kembali berubah menjadi Vanya kekanakan.

"Vanya!" panggil Mevan dengan raut wajah serius.

"Anya serius," ujar Vanya yang langsung membuat Mevan dan Rega bungkam.

"Anya gak mau punya pacar, Anya gak mau sakit hati, Anya gak mau galau, Anya gak mau sedih," katanya sambil menopang dagu dengan kedua tangan yang bertumpu pada meja.


▪︎▪︎▪︎

▪︎ 𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧 ▪︎
~ 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒 ~

Continue Reading

You'll Also Like

4K 1.5K 55
Judul sebelumnya : 𝐁𝐮𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 & 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 📌 𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚑𝚒𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚝𝚊. 📌 𝙼𝚞𝚛𝚗𝚒 𝙵𝚒𝚔𝚜𝚒...
946K 13.5K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
479K 48.3K 68
(Telah terbit dengan ending yang berbeda) Misya Margaretha, gadis yang dicap antagonis oleh seisi sekolah membuat orang-orang enggak berani mendekati...
883K 66K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...