RAVKA & RASWA

By mandayntaa

17.8K 1.9K 563

FOLLOW DULU, BARU BACA-!! Aldrich Ravka Willyard, dia cowok yang sangat jutek, dingin dan cuek, namun bukan b... More

Q.
📍chapter 1.
📍chapter 2.
📍chapter 4.
📍chapter 5.
📍chapter 6.
CAST!
📍chapter 7.
📍chapter 8.
📍chapter 9.
📍chapter 10.
📍chapter 11.
📍chapter 12.
📍chapter 13.
📍chapter 14.
📍chapter 15.
📍chapter 16.
📍chapter 17.
📍chapter 18.
📍chapter 19.
📍chapter 20.
📍 chapter 21
📍 chapter 22.
📍chapter 23.
📍 chapter 24.
📍chapter 25.
📍chapter 26.
📍chapter 27.
📍 chapter 28.
📍 chapter 29.
📍 chapter 30.
📍 chapter 31.
📍 chapter 32.
📍chapter 33.

📍chapter 3.

688 98 20
By mandayntaa

Jangan lupa VOTE dulu ya!

Follow Instagram :
@mandayntaa_



HAPPY READING!

•••

"Ternyata gini ya rasanya ngeliat senyum pangeran secara langsung? Seperti orang gila yang tiba-tiba tersenyum tanpa sebab."

-Cliva Raswa Lazzuardy-

Hari ini hari keberuntungan bagi kelas X IPA 5. Pak Syafik yang notabenya guru Agama tidak masuk. Membuat legah para penghuni kelas ini.

"Via, Nanad, Raswa mau keruang OSIS dulu ya." Pamit Raswa yang sudah siap keluar dari kelas.

"Ehh, mau ngapain? Tumben lo keruang OSIS?" Tanya Nadya sambil memainkan rambutnya.

"Raswa juga gak tau, tadi ada yang bilang katanya Raswa dicariin sama kak Rayfan." Jelas Raswa sedikit acuh.

"Waduh, beruntung lo dicariin sama kak Rayfan. Jarang-jarang dia mau nyariin cewek, jangan di embat yah." Nadya terkekeh karena berhasil menggoda Raswa dan membuatnya kesal.

"Ambil aja Nad bungkus terus iket deh, Raswa gak mau juga!"

"Lo pikir nasi bungkus apa dah."

"Lagian kalian kok mojokin Raswa sih." Kesal Raswa.

"Siapa yang mojokin lo, orang sekarang lo aja di depan pintu kan gak di pojok?" ucap Nadya asal.

"Eh, iya juga. Raswa kok jadi bego sih. Udah ah kelamaan ngeladenin kalian, dah." Dalam sekejap Raswa menghilang begitu saja dari balik pintu.

"Jujur gue gak tau, yang bego kita apa Raswa ya?" Gumam Nadya namun bisa didengar oleh Silva.

"Kayaknya kita deh, gue juga bingung sebenarnya yang bego kita apa Raswa." Sahut Silva sambil menyentikkan jari telunjuknya di dagu dan melihat kearah langit-langit kelas seperti memikirkan sesuatu.

"Ahaaa, gue tau jawabannya." Ujar Nadya antusias dan membuat Silva berhenti berpikir, lalu menatap Nadya penasaran.

"Apa, apa?"

"Hem...."

"Yang bego itu kita bertiga huaaaaa... hmpph." Silva membekap mulut Nadya kerena suaranya yang cempreng membuat seisi kelas menghentikan aktivitasnya dan menatap kearah mereka berdua dengan heran.

"Tolol banget sih lo, Nad. Lihat noh jadi pada natap kita semua." Bisik Silvia kemudian menjauhkan tangannya dari mulut Nadya.

Nadya hanya nyengir tanpa dosa. "Mon maap ya wankawan, tadi mulut gue habis lepas landas jadi kelepasan."

Silva mengutuk Nadya dalam hati. Kenapa temannya jadi bego semua dalam satu waktu. Jangan sampai Silva ikutan bego, bisa bahaya.

"Nad, gue punya temen kalo ngomong suka gak dikontrol lagi dan bego juga. Kadang bikin gue kesel, nah enaknya diapain?" tanya Silva dan Nadya nampak sedang berpikir.

Nadya masih diam kemudian matanya berbinar seperti menemukan jawaban yang tepat.

"Wah, temen kayak gitu enaknya ditraktir bakso atau gak batagor, Sil. Biar gak bego lagi, mungkin dia gitu karena laper jadi otaknya konslet."

Nadya tertawa saat mendapati tatapan tajam dari Silva dan raut wajah Silva seperti siap menghabisi orang di hadapannya ini.

"Itu mah mau nya elo badak."

"Tau aja deh!"

"Iya keliatan muka lo melas gitu, kayak orang gak makan dua tahun." Ketus Silva sambil mengelus dadanya memberi kesabaran pada dirinya sendiri.

"Si badak peka banget sih jadi temen." Nadya mencolek pipi Silva berniat menggodanya.

"Serah."

°°°°

Saat sudah sampai di depan ruang OSIS, Raswa ragu untuk masuk. Ada rasa takut sekaligus cemas menghantuinya. Padahal ia tidak tahu ada apa Rayfan memanggilnya.

"Duh... kok Raswa jadi takut ya? Tiba-tiba jadi deg-deg an gini, sebelumnya Raswa gak pernah dipanggil sama kak Rayfan." Gumam Raswa yang masih setia berdiri di depan pintu dengan menundukkan kepalanya.

"Ah, Raswa kok jadi gini sih? Kan cuma dipanggil doang kok kayak mau dilamar aja. Bismill...."

Jleb. Saat ingin melanjutkan ucapannya, tiba-tiba ada yang berdeham di depan Raswa. Membuat Raswa reflek mendongak menatap orang itu. Kenapa bisa jantungnya berpacu lebih kencang sekarang?

"Ehh, kak Ray, hehe. Ma-maaf kak, Raswa lama ya?" tanya Raswa sedikit gugup dengan kaki sedikit gemetaran. Duh, Raswa kayak mau ketemu sama malaikat aja ya pake gemetaran segala.

Rayfan hanya tersenyum tipis melihat tingkah adik kelasnya ini. "Tidak apa-apa, sekarang ayo masuk. Ada yang mau kakak bicarakan sama kamu," ujar Rayfan.

Lalu ia kembali masuk ke dalam ruangan tersebut dibuntuti oleh Raswa yang sudah keringat dingin. Dan Raswa duduk di bangku tepat berhadapan dengan Rayfan.

"Jadi gini, banyak yang bilang kamu pintar dalam bidang seni tari, betul?" tanya Rayfan memastikan.

Dengan ragu Raswa mengangguk.

"Iya kak."

"Saya mau, kamu mewakilkan sekolah kita untuk mengikuti lomba tari individu di SMA Lowrend, saya tidak tau lagi harus menyuruh siapa. Saya harap kamu bisa dan menerima tawaran ini, kamu bisa menunjukkan bakat kamu kepada orang banyak. Dan bukan cuma sekolah kita yang akan bangga tapi kedua orang tua kamu juga pastinya. Gimana kamu mau kan?" tanya Rayfan menatap Raswa penuh harap.

Sebenarnya Raswa mau-mau saja, cuma satu yang membuat Raswa kaget. Saat Rayfan menyebut nama SMA Lowrend. Itu artinya Raswa akan mengikuti lomba disekolah milik keluarga Lazzuardy, milik ayahnya.

Raswa takut jika ia kesana, akan membuat Clora malu untuk yang kedua kalinya. Bukan karena Raswa melakukan hal yang aneh, tapi karena penampilan Raswa yang sangat berbeda dengan murid yang bersekolah di SMA International Space dan Lowrend. Kedua sekolah tersebut ialah sekolah terfavorit di Kota Bandung ini.

"Gimana Raswa?" tanya Rayfan lagi, sebab Raswa tidak menjawab pertanyaannya tadi melainkan hanya menunduk dan bengong.

Raswa tersentak kaget.

"Eh iy-iya kak, Raswa mau deh. Tapi lombanya kapan kak?"

Rayfan mengembuskan nafas legah. "Senin depan dan kamu dispen, perginya sama saya nanti kamu kasih alamat rumah kamu saja." Ujar Rayfan diakhiri dengan senyum manisnya yang mampu membuat siapa saja tidak berkedip, begitupun dengan Raswa sekarang.

Subhanallah Raswa mimpi apa bisa liat senyum pangeran di depan Raswa ya Allah, eh maksudnya kak Rayfan. Kan, kan jantung Raswa tiba-tiba jadi dag dig dug pengen copot. Gerutu Raswa dalam hati.

"Hem, iya kak nanti Raswa kirim. Tapi ngirimnya lewat mana kak?" tanya Rayfan.

"Nih kamu masukin nomor WhatsApp kamu, nanti saya chat." Ucap Rayfan sambil memberikan ponsel nya pada Raswa.

Jari manis Raswa dengan lihainya menari di atas keyboard ponsel Rayfan, hanya satu menit Raswa sudah mengembalikan lagi ponsel milik Rayfan.

"Apa ada yang mau kakak bicarakan lagi?" tanya Raswa.

"Tidak, oh iya terima kasih ya kamu sudah menerima tawaran ini dan mewakilkan sekolah." Ucap Rayfan lembut.

"Iya sama-sama kak, kalo begitu Raswa keluar dulu." Tanpa melihat respon Rayfan, Raswa langsung keluar begitu saja dengan langkah yang sangat cepat.

°°°°

Enak dong Raswa dicariin ketos cogan wkwk.

Jangan lupa tinggalkan jejak gaiss.

Yang VOMMENT semoga doi nya peka, aamiin:v

Oke, sekian.

Terima kasih. ♡

Salam, Manda Willyard.

Continue Reading

You'll Also Like

800K 95.8K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
502K 38K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1.7M 77.1K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
9M 955K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...