Because of You

By _fanfict_

22.9K 2.7K 118

[COMPLETED] Fanfiction keempat. Terinspirasi dari drama So Jisub dan Gong Hyojin, yang berjudul Master's Su... More

Plot
First
Explanation
The Ability
Believe
Haunted
Caring
Prove
Possessed
Get to Know You
Consideration
Remember
Terminate
Turn Back
Found Out
Bickering
The Situation
Closer
Lies
Requirement
Talking
Startled
Precious
Accompany
That Smile
Mind
Aware
Against
The Sense
The Incident
Case Closed
Sacrifice
Mourning
The Call
Recall
Glancing
Lovable
Memory
Honestly
Twins
Afraid
Pretend
Permission
Impact
Weird
Settled
*******
Special 1
Special 2
Special 3
Special 4

Sad

373 51 1
By _fanfict_

Sebuah cafe... 

Sudah hampir satu minggu ini, Eunji dan Chanyeol menjalin hubungan setelah pertemuan mereka di rumah Eunji waktu itu. Eunji selalu mengunjungi tempat bekerja kekasihnya itu di malam hari. Chanyeol selalu melirik ke arah meja yang di tempati Eunji selama bernyanyi. Dia harus memastikan kalau Eunji tidak menyentuh alkohol sama sekali atau dia akan marah mengingat kebiasaan mabuk wanitanya itu yang tidak bisa di atur. 

Suara tepuk tangan mengakhiri penampilan penyanyi cafe bertubuh tinggi itu. Setelah bernyanyi lebih dari enam lagu dengan hanya diselingi menyapa para pengunjung sebentar, dia mulai beranjak dari panggung dan menuju ke sebuah meja. 

"Bagaimana pekerjaanmu?" Ucap Chanyeol setelah mengambil tempat duduk di depan Eunji. 

"Seperti biasa. Appa hanya memberiku pekerjaan yang bisa membuatku pulang lebih cepat. Dia tidak pernah menguras tenaga dan pikiranku selama di kantor" Ucap wanita berambut sebahu itu. 

"Ayahmu sangat baik...."

Eunji memegang tangan Chanyeol yang ada di atas meja. 

"Kau merindukannya?" 

Chanyeol hanya bisa mengangguk pelan dengan senyum kecil di kedua ujung bibirnya. Eunji tahu kalau kekasihnya itu, masih belum bisa melupakan kepergian Ayahnya. Walaupun Chanyeol pernah menceritakan padanya mengenai pertemuan Chorong dengan arwah sang Ayah, tapi Eunji tahu kalau Chanyeol belum bisa menerima semuanya sampai saat ini juga. Chanyeol berusaha menjadi kuat selama berada di depan saudara kembarnya sendiri. 

"Kau lapar?"

Chanyeol menggeleng. Matanya terlihat mulai berair. Di atas panggung sana, dia sudah melakukan yang terbaik dengan selalu bersikap profesional. Eunji mengelus lembut punggung tangan Chanyeol untuk kesekian kalinya selama beberapa hari ini. 

"Apa jam kerjamu sudah selesai?"

"Belum. Aku masih harus bernyanyi sampai jam 11 nanti. Apa kau ingin pulang lebih dulu?"

"Tidak. Aku akan menunggumu"

"Kau tidak lelah? Kau selalu melakukan hal ini setiap hari?"

"Bukankah aku memang pernah berkunjung ke sini sebelumnya? Kenapa kau menjadi khawatir, Chanyeol'ah?"

"Aku hanya tidak ingin kau sakit. Mungkin aku akan mengubah jadwal kerjaku supaya tidak merepotkanmu"

"Kurasa, kau lah yang butuh waktu untuk beristirahat. Kau bukan menjadi dirimu sendiri sekarang"

Dari kejauhan, tampak seorang karyawan cafe memberi isyarat pada Chanyeol untuk menghampirinya. 

"Aku akan segera kembali"

Eunji mengangguk. Pandangannya tidak terlepas dari punggung pria tinggi yang berjalan menjauhinya. Tidak lama setelah Chanyeol meninggalkan mejanya, handphonenya berbunyi. Sebuah nama yang tertera di layar, membuat Eunji merasa aneh sekaligus bingung. Dia terus menatap layar handphonenya sejenak sebelum menjawab panggilan itu. 

"Yeobuseyeo?"

"Eoh. Ini aku. Ada yang ingin ku tanyakan padamu" Suara Suho terdengar. 

"Eoh. Bicaralah...."

"Bisakah kau meyakinkan Ayahmu lagi untuk membantuku? Aku membutuhkan sejumlah saham darinya. Banyak pihak bisnis yang memutuskan kontrak kerja denganku"

"Oppa, sudah ku katakan padamu kalau kau yang harus berbicara langsung dengan Ayahku. Aku tidak bisa melakukannya..."

"Tapi, bisakah kau memberitahunya lebih dulu sebelum aku bertemu dengannya?"

"Arasseo. Kapan kau berencana untuk menemuinya?"

"Besok pagi"

"Besok? Apa tidak terlalu cepat??"

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Hanya Ayahmu yang bisa membantu bisnis Mall ku supaya tetap berjalan"

"Baiklah...."

"Gomawo, Eunji'ssi"

"Oppa, apa kau sedang mabuk?"

"Eoh? Tidak. Waeyeo?"

"Aku hanya bertanya....."

"Kalau begitu, aku akhiri teleponnya sekarang"


Eunji melihat ke arah layar dan panggilan terputus. Itu adalah pertama kalinya Suho mengucapkan terimakasih padanya. Dia tampak termenung dengan masih duduk di bangkunya. Sementara dari kejauhan, tanpa disadarinya, Chanyeol sudah kembali naik ke panggung dan menampilkan lagu selanjutnya.. 


Rumah Sakit.. 

Seorang dokter mencatat sesuatu di atas sebuah kertas. Setelah selesai, dia memberikan kertas itu kepada seorang suster yang ada di sebelahnya. Dia menyuruh sang suster untuk membawanya ke bagian apotek. Saat suster itu keluar dari ruangan, dokter mulai menangkupkan kedua tangannya di atas meja sambil melihat ke arah pasien yang sedari tadi duduk di depannya. 

"Kondisimu sudah pulih total. Ku harap, kau tidak memaksakan dirimu lagi, Kim Suho. Jahitan bekas operasi mu juga sudah di lepas. Jadi, kuharap kau lebih berhati-hati sekrang dan jangan sampai terluka lagi"

"Nde. Kamsahamnida, dokter Kang"

"Kau beruntung bisa tetap hidup sampai saat ini. Mengingat di hari operasimu, semua dokter terlihat sudah pasrah dengan kondisimu waktu itu"

"Apa maksudmu?"

"Pendarahan di bagian kepalamu tidak berhenti, ditambah detak jantungmu berhenti selama beberapa saat. Salah satu dokter sudah melihat ke arah jam tangannya untuk mengucapkan waktu yang tertera. Tapi sepertinya Sang Penguasa masih memberimu kesempatan. Denyut nadi dan jantungnu kembali berfungsi dengan normal"

"Be-benarkah?? Ke-kenapa tidak ada yang menceritakan hal itu padaku lebih awal?"

"Kondisimu masih belum stabil waktu itu, lagipula kau memaksakan diri untuk keluar dari rumah sakit lebih awal"

Suho terdiam, mendengarkan penjelasan dokter itu. 

"Dari pengalamanku bekerja sebagai dokter selama 5 tahun, mungkin kau satu-satunya yang memberiku pengalaman seperti ini, Kim Suho. Bahkan aku tidak bisa membayangkan, apa yang terjadi padamu di saat itu. Apa kau mengingat sesuatu? Atau kau memimpikan hal yang aneh selama operasi?"

"Entahlah. Aku tidak ingat apapun. Tapi, ada memori mengenai diriku yang berjalan mengarah ke sebuah cahaya yang belum pernah ku lihat sebelumnya. Saat aku akan menuju kesana, sesuatu yang lain, membuatku teralihkan. Aku seperti pernah melihatnya, tapi ingatanku tidak memberiku petunjuk apapun tentang itu" Suho berbicara dengan sesekali memperhatikan kedua telapak tangannya sendiri. 

"Sepertinya kau benar-benar akan meninggal saat itu. Kalau kau tidak selamat, sekarang kau akan menjadi hantu" Ucap sang dokter dengan nada bercanda. 

"Hantu??"

"Nde. Ku dengar, kalau para hantu yang bisa di lihat oleh sebagian orang, merupakan arwah yang belum sempat melakukan sesuatu sebelum mereka meninggal"

Pembicaraan itu membuat Suho teringat sesuatu. Di saat itu juga, handphonenya berbunyi singkat tanda sebuah pesan masuk. Benda persegi panjang yang sudah ada di tangannya itu, langsung di utak-atiknya. Pesan masuk tadi di bukanya. 

'Daepyonim, aku menemukan alamat rumah Park Chorong'


Pesan singkat itu disertai beberapa foto yang menunjukkan sebuah rumah tingkat yang di sekitarnya juga tampak mempunyai bangunan yang sama. Ada hal yang menarik perhatian Suho saat membuka beberapa foto itu. Sebuah mobil yang terparkir di depan sebuah pagar kecil disertai dua orang manusia berlawanan jenis, terlihat tersenyum satu sama lain.

Tangan Suho mulai memperbesar foto tersebut. Dan benar saja, wanita yang selama ini di buntutnya dengan bantuan sopirnya itu, tampak turun dari mobil seorang pria yang tidak pernah di lihatnya sebelumnya. Dengan cepat, jari tangannya membalas pesan sang sopir.... 

'Siapkan mobilku di depan rumah sakit sekarang'



Kediaman Chanyeol... 

Pintu rumah terbuka dan tertutup kembali. Menandakan seseorang yang telah masuk ke dalam, sekarang sudah berjalan ke arah tangga dan menaikinya. Wanita berambut panjang itu terus melangkah melewati sebuah kamar dengan tulisan Park Chanyeol di pintu. Sampai dia tiba di kamar miliknya. Dia mulai membuka tas serta jaket yang dikenakannya. Tidak lupa dia mengecek handphonenya yang sudah terdapat beberapa pesan masuk. Tangannya dengan cepat membuka salah satu pesan. 


'Gomawo untuk hari ini, Chorong'ah. Perutku terasa akan meledak. Kurasa aku bisa tidur dengan nyenyak malam ini. Kau juga harus cepat tidur'


Senyum mengembang saat membaca pesan tersebut. Siapa lagi yang mengirimnya kalau bukan seorang pria yang bersamanya seharian ini? Chorong memang memanfaatkan hari liburnya dengan berwisata kuliner bersama Changsub sejak pagi. Bahkan Chanyeol yang sudah mengetahui pertemanan mereka berdua dan kesamaan yang di miliki Changsub dengannya, tampak tidak bisa menghalanginya lagi. 


'Aku juga berterimakasih padamu. Kau bisa mentraktirku kapanpun'

Setelah membalas singkat pesan itu, Chorong memutuskan untuk membersihkan badannya terlebih dahulu sebelum beranjak tidur. 


Satu jam kemudian, Chorong sudah mengganti pakaiannya dengan piyama. Selimut yang menutupi tempat tidur, di angkatnya sedikit saat dia menaiki tempat tidurnya. Sambil menyandarkan tubuhnya dengan bantal, dia kembali mengecek pesan yang masuk ke handphonenya. 


'Aku akan pulang telat lagi malam ini. Kau tidurlah lebih dulu. Jangan lupa untuk mengunci pintu rumah'

Chorong menghela nafasnya. Sudah beberapa hari ini, dia mendapati Chanyeol sudah tertidur di dalam kamar saat dia terbangun di pagi hari. Entah pada jam berapa saudara kembarnya itu pulang. Sedangkan sekarang sudah menunjukkan angka 11 di jam dinding. Mungkin lebih dari tengah malam? Pikir Chorong. Dia menjadi khawatir dengan Chanyeol yang seperti menutupi sesuatu darinya akhir-akhir ini.


Perlahan, kakinya kembali menyentuh lantai untuk beranjak dari kamarnya dan mengunci pintu utama di lantai bawah. Chorong dan Chanyeol memegang kunci masing-masing untuk memastikan keselamatan dan keamanan di rumah. Pintu pagar sengaja tidak di kunci rapat supaya memudahkan salah satu dari mereka masuk dengan cepat. Saat ingin memegang kunci yang tergantung, pintu terketuk. Chorong yang terkejut, memegang ke arah detak jantungnya yang berdegup kencang. Saat dirinya sudah merasa tenang, tangannya membuka pintu utama itu.... 


"Akhirnya kita bertemu lagi"

Pria yang tidak diinginkan Chorong untuk muncul, sekarang sudah berada di depannya. 

"Ada yang ingin ku bicarakan padamu"

Chorong menghela nafas pelan. 

"Bagaimana kau tahu rumah ini?"

"Apa kau akan mengizinkanku untuk berbicara denganmu setelah menjawab pertanyaanmu itu?"

"Tidak" Chorong yang ingin menutup pintu, tampak tertahan dengan kaki Suho yang sudah terjulur. 

"Apa kau masih tidak bisa memberikanku kesempatan?" Suho sedikit mendorong pintu supaya bisa melihat jelas wajah Chorong. 

"Tidak"

"Kau tidak bisa menutup pintu ini selama aku belum mengatakan maksud kedatanganku"

"Apa kau tidak mempunyai sopan santun? Kau datang di malam hari hanya untuk berbicara denganku? Kenapa kau tidak datang besok pagi?"

"Apa itu berarti, kau ingin menemuiku besok?"

Lagi-lagi helaan nafas Chorong terdengar. Dia seperti sudah bosan dengan sikap Suho yang seperti ini. Perlahan Chorong membuka pintu dengan lebar dan menatap tajam ke arah Suho. 

"Baiklah. Aku ingin bertanya cepat padamu. Aku mendengar dari penjelasan dokter tadi kalau detak jantungku berhenti selama beberapa saat dan aku sudah hampir di nyatakan meninggal"

Chorong masih terdiam mendengarkan dengan seksama. 

"Aku teringat kalau kau bisa melihat hantu. Apa di saat aku sedang mejalani operasi, kau melihatku dalam bentuk arwah atau hantu?"

Raut wajah Chorong mulai berubah. Terlihat kembali kesedihan yang selama ini sudah di lupakannya. Dia tidak bisa menjawab selama sesaat. Tapi Suho yang menunggu jawabannya, membuat kepalanya mengangguk pelan tanpa membuka mulutnya sama sekali. 

"Aku tahu kalau arwah yang berkeliaran berarti menunjukkan kalau dia belum mengucapkan kalimat terakhirnya sebelum meninggal. Apa aku juga melakukan hal itu padamu?"

Kepala Chorong kembali mengangguk. Suho merasa senang dengan tanggapannya karena akan menjawab rasa penasaran Suho. 

"Apa yang aku katakan padamu? Apa permintaan terakhirku saat itu??"

"Kau mengucapkan kalimat yang membuatku takut, Daepyonim..." Ucap Chorong pelan. 

"Kalimat yang membuatmu takut? Apa aku memintamu untuk menemaniku di saat aku sudah meninggal?"

Chorong memberi tanda gelengan kepalanya. 

"Apa aku memintamu untuk melupakanku dan mencari pria lain??"

Kembali Chorong menggelengkan kepalanya. 

"Lalu, apa yang aku katakan padamu sampai membuatmu ketakutan??"


'Saranghae, Park Chorong..'


Kalimat itu terngiang di dalam pikiran Chorong. Mana mungkin dia mengucapkannya di depan Suho yang tidak akan mengingat apapun? 

"Kau bisa mengatakannya seperti itu"

"Mwo?"

"Kau ingin aku meninggalkanmu supaya kau bisa menjalani kehidupan yang lebih baik"

"Aku ingin kau berbicara jujur padaku, Park Chorong"

"Untuk terakhir kalinya, aku ingin memohon padamu untuk meninggalkanku, Daepyonim...." Ucap Chorong sebelum mendorong kaki Suho yang menghalangi dan menutup rapat pintu utama rumahnya. 


"Pa-park Chorong. Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku??" Suho terus menerus berbicara sambil mengetuk pintu. Tiba-tiba tangannya berhenti mengetuk saat mendengar isak tangis dari balik pintu itu. Telapak tangannya menempel pada pemisah antara dirinya dan Chorong itu. 

"Aku tahu kau tidak baik-baik saja saat membicarakan hal itu. Bagaimanapun caranya, aku akan tetap mencari cara untuk mendapatkan ingatanku kembali, Park Chorong...."


Ucapan Suho itu, bisa di dengar oleh Chorong yang sudah terduduk di lantai sambil menghapus air matanya yang membasahi kedua pipinya. Bayangan mengenai kecelakaan, kenangan manis, sampai kejadian yang hampir merenggut nyawa Suho, muncul bergantian di dalam pikirannya. Perasaannya tetap tidak bisa berubah dari pria itu, meskipun dia sudah mencoba melupakannya....



---------------------- TO BE CONTINUED -------------------































Continue Reading

You'll Also Like

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
6.3M 485K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
507K 37.6K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.