Because of You

بواسطة _fanfict_

22.8K 2.7K 118

[COMPLETED] Fanfiction keempat. Terinspirasi dari drama So Jisub dan Gong Hyojin, yang berjudul Master's Su... المزيد

Plot
First
Explanation
The Ability
Believe
Haunted
Caring
Prove
Possessed
Get to Know You
Consideration
Remember
Terminate
Turn Back
Found Out
Bickering
The Situation
Closer
Lies
Requirement
Talking
Startled
Precious
Accompany
That Smile
Mind
Aware
Against
The Sense
The Incident
Case Closed
Sacrifice
Mourning
The Call
Recall
Glancing
Lovable
Honestly
Sad
Twins
Afraid
Pretend
Permission
Impact
Weird
Settled
*******
Special 1
Special 2
Special 3
Special 4

Memory

429 53 4
بواسطة _fanfict_

Kantor kepolisian... 

Suho turun dari mobilnya dan langsung masuk ke dalam gedung. Dia bertemu seorang petugas yang menanyakan maksud kedatangannya. Setelah memberitahukan tujuannya, petugas itu menunjukkan jalan ke arah sebuah ruangan khusus untuk mengobrol dengan tahanan yang ingin ditemuinya. 

"Silahkan tunggu di sini..."

"Nde. Kamsahamnida" Suho duduk kursi setelah melihat petugas tadi keluar ruangan. 

Terdapat tembok kaca yang terpisah dengan ruangan sempit itu lainnya. Juga ada meja kecil yang ada di depan Suho untuk menghalanginya bersentuhan langsung dengan kaca itu. Dua pintu di masing-masing ujung ruangan, tampak menunjukkan perbedaan ruang masuk para pengunjung dan para tahanan.

Dari pintu seberang Suho duduk, masuklah sesosok pria paruh baya yang penampilannya sangat jauh berbeda dari yang biasa Suho lihat sebelumnya. Pria itu di antar oleh salah seorang petugas yang menunggu di balik pintu. Baju berwarna abu-abu muda dengan sebuah nomor yang tertera pada saku kiri dan kanan pria itu, membuat pandangan Suho tidak terlepas darinya. Bahkan pria itu tidak segan menunjukkan senyum lebarnya ke arah Suho saat duduk berhadapan. Dia mengambil sebuah telepon untuk berbicara dengan Suho yang sudah menempelkan teleponnya terlebih dahulu di telinga.

"Kau selamat??"

Ucapan pertama dari Ayahnya, membuat Suho mengepalkan erat kedua tangannya. 

"Karenamu, aku berakhir di sini. Kau merasa senang sekarang?"

"Kenapa kau melakukannya, Ahbeoji? Apa yang membuatmu bisa menjadi kriminal seperti ini??" Suho mencoba menenangkan dirinya. 

"Untuk bertahan hidup"

"Mwo?"

"Persaingan bisnis tampak semakin ketat seiring berjalannya waktu. Aku harus menggunakan cara lain supaya Mall itu tetap ada sampai saat ini"

"Kau mendapatkan Mall itu dari keluarga Eomma. Kenapa kau menghancurkannya? Apa kau tidak mencintai Ibuku??"

Ayah Suho memajukan tempat duduknya.

"Kau benar-benar kehilangan ingatanmu??"

"Kenapa kau merubah pembicaraan, Ahbeoji?"

"Aku hanya terkejut dengan pertanyaanmu itu"

"Waeyeo?" 

"Sepertinya kau memang lupa dengan penyebab kematian Ibumu itu...."

"Apa maksudmu, Ahbeoji??"

"Kau ingin tahu? Mendekatlah...."

Suho memajukan duduknya dan hampir menempelkan wajahnya ke arah tembok kaca itu. 

"Aku membunuhnya" Senyuman sebelah Ayahnya dan suara pelannya itu membuat Suho masih mempertahankan posisinya itu. 

"Mwo?"

"Seharusnya kau yang berada di dalam mobil itu, bukan Ibumu. Aku memang berniat untuk menyingkirkanmu lebih dulu, tapi Ibumu mengendarai mobil tua itu dan akhirnya menyebabkan kecelakaan"

"Ahbeoji, a-apa sebenarnya yang kau bicarakan?"

Ayah Suho melihat ke arah anaknya itu. 

"Aku tidak tahu apa aku harus merasa senang atau tidak karena hilangnya ingatanmu itu"

"Apa kejadian kemarin yang menimpaku adalah rencanamu untuk membunuhku??"

"Tidak. Aku bahkan tidak menginginkan kehadiranmu di tempat parkir Mall saat itu"

"Mwo?"

"Rencanaku hanya untuk menyingkirkan bukti tubuh korban tabrak lari itu. Tapi kau dan kekasihmu itu, datang secara tiba-tiba. Bahkan wanita itu mencegah anak buahku yang ingin membuang mayat itu..."

"Kekasih??"

"Park Chorong. Kau tidak mengingatnya??"

"Tidak.."

Ayah Suho mulai duduk menyandar pada bangku dan melipat tangannya di depan dada. 

"Sebenarnya, sampai sejauh mana ingatanmu menghilang??"

"Aku tidak tahu"

"Kau seharusnya tidak menerima peluru itu hanya untuk menyelamatkannya"

Suho menyatukan kedua alisnya dan menatap ke arah Ayahnya dengan bingung. 

"Aku lupa. Karena waktu itu, hanya ada aku dan anak buahku yang menjadi saksi kau terkena tembakan itu"

Ayah Suho kembali memajukan duduknya. 

"Senjata api sudah di arahkan ke arah wanita itu, tapi kau dengan cepat menariknya dan mendapatkan beberapa tembakan dari anak buahku. Kau berusaha menjadi seorang pahlawan?? Aku sudah memperingatkanmu supaya menjauh darinya selama dia bekerja di Kingdom Mall sampai aku memecatnya lebih dulu. Tapi setelah itu, kau masih terus menemuinya dan membuat pernikahanmu dengan Jung Eunji batal. Pikirkanlah sekarang akibat dari tindakanmu itu, Kim Suho"


Suho mencoba untuk menerima semua ucapan Ayahnya itu. Pikirannya tetap tidak bisa mengingat apapun tentang semua itu. 

Seorang petugas tampak masuk dan menghampiri Ayah Suho untuk memberitahu kalau waktu kunjungan sudah habis. Dia berdiri mengikuti petugas itu keluar dari pintu. Sebelumnya, dia kembali menengok ke arah anaknya yang masih duduk terdiam.. 

"Kalau kau mengikuti semua perintahku waktu itu, semua ini tidak akan terjadi, Kim Suho...."

Karena tembok kaca yang memisahkan mereka, Suho tidak bisa mendengar ucapan Ayahnya itu.



Sebuah rumah.. 

Seorang peramal berbicara dengan pelanggannya yang baru pertama kali datang kepadanya. Dia menjelaskan segala jenis keluhan yang dimilikinya. Peramal itu memberikan sebuah kertas kuning dengan tulisan cina di atasnya. 

"Pasanglah ini di depan pintu rumahmu. Kesialanmu akan segera menghilang"

Pelanggan yang merupakan seorang pria muda, hanya bisa menganggukan kepalanya sambil memegang kertas itu. 

"Tapi ingat, kalau ada yang sengaja mencopotnya, maka keberuntunganmu lah yang akan hilang"

"Nde. Kamsahamnida" Pria itu memberikan beberapa lembar kertas uang kepada peramal itu sebelum beranjak keluar ruangan. 


Chorong yang sedaritadi duduk di sebelahnya, hanya bisa menyaksikan transaksi itu sebagai saksi bisu. 

"Akhir-akhir ini, tidak ada yang memintaku untuk berkomunikasi dengan arwah" Ucapnya pelan

"Apa kau berniat untuk berhenti bekerja? Ingatlah. Hanya aku yang bisa memutus kontrak kerjamu mengingat aku sudah membawa kembali nyawa pria itu kembali ke tubuhnya"

"Nde....."

"Kenapa kau masih lemas seperti ini? Apa hari libur yang ku berikan terlalu sedikit?"

"Tidak...."

"Lalu kenapa kau tidak seperti biasanya??"

Chorong tidak menjawab. Tangannya memegang gelang berbentuk burung hantu yang melingkar di pergelangan tangannya yang satu lagi. 

"Kau merasa khawatir dengan kekasihmu itu?"

"Nde?"

"Ingatannya tentangmu, tidak benar-benar menghilang"

"Mwo? Apa maksudmu, Ahjumma?"

"Kau hanya perlu menunjukkan gelangmu itu padanya, maka ingatannya akan kembali"

"Bu-bukankah kau mengatakan padaku kalau hanya keajaiban saja yang akan mengembalikan ingatannya??"

"Aku tidak bisa mengatakan padamu yang sebenarnya waktu itu. Karena kau terlihat bisa menerima semuanya asalkan pria itu selamat"

Chorong menundukkan kepalanya dan melihat ke arah gelangnya. 

"Sekarang, kau bisa melakukan hal itu saat bertemu dengannya. Bukankah kau ingin ingatannya tentangmu kembali?"

"Tidak. Aku sudah menyebabkan dia menderita. Aku tidak bisa mendekatinya lagi....."

"Baiklah. Kalau itu sudah menjadi keputusanmu"

"Bisakah kau membuang gelang ini, Ahjumma?"

"Mwo? Kenapa harus aku?"

"Aku tidak bisa membuangnya sendiri. Aku......" Chorong terlihat tidak bisa meneruskan kalimatnya


Peramal itu menghela nafas. Dia menjulurkan tangannya ke arah Chorong. 

"Arasseo. Aku akan melakukannya untukmu"

Chorong membuka gelangnya. Ada perasaan bersalah padanya saat memberikan gelang itu pada sang peramal. Tapi Chorong kembali meyakinkan dirinya untuk tetap melakukan hal itu. 


"Annyeonghaseyo......" Suara seorang wanita mengejutkan mereka berdua. 

"Nde. Duduklah.." Ucap sang peramal kepada wanita itu sambil memasukkan gelang Chorong ke dalam laci mejanya.

"Apa kau masih mengingatku?"

"Nde?" Peramal itu memperhatikan wajah wanita itu dengan seksama. 

"Aahhh. Kau yang beberapa bulan yang lalu, meminta bantuanku untuk mengusir hantu dari rumahmu?"

"Nde, kau benar"

"Ada apa kau kembali lagi ke sini??"

"Apa kau bisa melakukannya lagi? Aku tinggal di sebuah gedung penginapan dekat sini"


Chorong melihat ke arah wanita itu. 

"Apa gedung tua yang ada di ujung jalan itu?"

"Nde, benar. Sejak beberapa hari yang lalu, aku memutuskan untuk pindah kesana. Tapi aku tidak bisa tidur dengan nyenyak akhir-akhir ini, karena tiba-tiba barang-barang di dalam kamarku sering bergerak dengan sendirinya"

"Apa kau menempati sebuah kamar di lantai satu??"

"Nde. Bagaimana kau tahu tentang itu??"

Chorong melihat ke arah sang peramal yang seperti memberi isyarat padanya untuk langsung pergi ke tempat tinggal wanita itu. 


Sementara di waktu yang sama, Suho berjalan keluar dari kantor kepolisian. Dia masuk ke dalam mobilnya. 

"Kemana aku harus membawamu hari ini, Daepyonim??" Sang supir menanyakan pada Suho dari kaca spion yang ada di depannya.

"Aku tidak tahu....." Suho terlihat menyandarkan kepalanya pada kursi belakang. 

"Kau tidak pernah bertemu lagi dengan wanita itu setelah kejadian itu?"

"Wanita itu? Park Chorong??"

"Nde. Aku bisa mengantarmu ke tempat tinggalnya"

"Kau tahu dimana dia tinggal?" Suho mulai menegakkan duduknya. 

"Nde. Kau sering menyuruhku mengantarmu ke sana sebelumnya"

"Benarkah?" Suho terdiam. Dia memikirkan semua ucapan Ayahnya tadi. Dia juga merasa penasaran mengenai hubungan sebenarnya dengan wanita yang bernama Park Chorong itu sampai dia bisa melakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya kepada seorang wanita. 

"Arasseo. Bawa aku ke sana"

"Nde, Daepyonim..." Supir mulai menyalakan mesin mobil dan melajukannya. 


Gedung penginapan.

Chorong sudah tiba bersama pelanggan peramal tadi. Chorong bercerita banyak mengenai dirinya yang pernah tinggal di sana sebelumnya. Dia juga tidak segan memberitahu wanita itu mengenai kemampuannya itu. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam dan melewati beberapa pintu dekat tangga. 

"Dimana Ahjumma? Apa dia sedang pergi?"

"Nde. Dia bersama seorang pria. mereka pergi dengan menaiki sebuah mobil pagi ini"

Chorong hanya mengangguk tanda mengerti. Changsub memang pernah mengatakan padanya akan mengajak Ibunya pergi sebelum dia kembali ke rumah Ayahnya. 

"Di sini kamarku" Wanita itu mengeluarkan sebuah kunci dari kantung jaketnya dan membuka pintu yang terkunci itu.

"Hawanya terasa berbeda dari sebelumnya. Arwah apa yang menempati kamar ini?" Chorong terus bergumam di dalam hatinya sambil memperhatikan sekeliling ruangan. 

Sebuah buku yang terjatuh, membuat mereka berdua langsung menengok ke arah sumber suara. Chorong memalingkan wajahnya saat secara tidak sengaja melakukan kontak mata dengan sesosok arwah yang duduk di atas sebuah meja. 

"A-apa ada hantu di sana??" Wanita tadi mendekat ke arah Chorong. 

"N-nde......"

Chorong merasakan bulu kuduknya merinding dan hawa dingin di sekujur punggungnya. Saat dia menengok, tidak ada apapun di belakangnya. Tapi saat dia kembali melihat ke depan, Chorong langsung jatuh terduduk di lantai dan membuat wanita tadi terkejut. 

"A-ada apa? Ka-kau baik-baik saja??"

Kepala Chorong menunduk. Jelas dia juga terkejut dengan sosok hantu yang tiba-tiba sudah berada di depannya . 

"Ha-harabeoji......" Chorong memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan sosok hantu itu. 

"Ke-kenapa kau mengganggu wanita ini? Dia hanya ingin tinggal di sini dengan tenang"


Chorong mulai menengokkan kepalanya kepada wanita yang ada di sebelahnya. 

"A-apa kau melihat sebuah benda tua saat pertama kali kau pindah ke sini??"

"Nde. Aku menemukan radio yang sudah rusak dan menaruhnya di gudang belakang..."

Chorong menyuruh wanita itu mengambilnya segera karena sosok arwah itu yang memintanya. Selama di tinggal sendiri di dalam kamar itu, Chorong tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya, karena itu adalah pertamakalinya setelah beberapa lama tidak berhadapan langsung dengan sesosok hantu. 


Sebuah mobil berhenti tepat di depan sebuah gedung. Seorang pria turun dari pintu pengemudi dan diikuti pria lainnya yang berpakaian jas lengkap turun dari pintu belakang. 

"Di sini dia tinggal, Daepyonim..."

Suho memperhatikan sekitar gedung. Saat pandangannya masih menyapu sekelilingnya, ucapan sang supir membuat Suho mengikuti arah pandangnya. 

"Itu dia, Park Chorong....."

Terlihat seorang wanita berambut panjang yang sedikit berlari dari dalam gedung. 

"Aishh. Kenapa dia lama sekali?" Ucapan pelan itu bisa di dengar oleh Suho dan supirnya. 


"Park Chorong??" Suho bergumam pelan sambil matanya tidak terlepas dari punggung Chorong yang menuju samping gedung tua itu..



---------------------- TO BE CONTINUED -------------------


















واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

6.3M 484K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
110K 11.4K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
1M 63.4K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...