Because of You

De _fanfict_

22.8K 2.7K 118

[COMPLETED] Fanfiction keempat. Terinspirasi dari drama So Jisub dan Gong Hyojin, yang berjudul Master's Su... Mais

Plot
First
Explanation
The Ability
Believe
Haunted
Caring
Prove
Possessed
Get to Know You
Consideration
Remember
Terminate
Turn Back
Found Out
Bickering
The Situation
Closer
Lies
Requirement
Talking
Startled
Precious
Accompany
That Smile
Mind
Aware
Against
The Sense
The Incident
Case Closed
Sacrifice
The Call
Recall
Glancing
Lovable
Memory
Honestly
Sad
Twins
Afraid
Pretend
Permission
Impact
Weird
Settled
*******
Special 1
Special 2
Special 3
Special 4

Mourning

346 49 0
De _fanfict_

Satu minggu kemudian... 

Cuaca mendung menyelimuti kawasan pemakaman. Terdapat beberapa orang dengan berpakaian hitam mengelilingi sebuah peti yang akan di kubur. Isak tangis juga terdengar dari barisan paling depan yang merupakan keluarga dari isi peti itu. 

Chorong terus memalingkan wajahnya ke arah Chanyeol yang sejak tadi merangkul pundaknya. Tangan Chanyeol juga mengelus lembut punggung saudara kembarnya itu. Rasa penyesalan Chorong semakin membesar. Sebab sang Ayah yang belum di temuinya, tiba-tiba saja penyakitnya kembali kambuh. Bersamaan dengan hari peristiwa yang melibatkan dirinya dan Suho di Mall, Ayah Chorong kembali di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Tapi kali ini nyawanya tidak bisa terselamatkan. Semalam, dia menghembuskan nafas terakhirnya di dalam ruang rawatnya. 

Mata Chorong kembali sembab setelah peristiwa waktu itu. Dia tidak menyangka dengan kejadian yang beruntun terjadi padanya hanya dalam selang waktu beberapa hari saja. Rasa sedihnya belum menghilang setelah keputusannya untuk menyelamatkan Suho kepada seorang peramal. Dia juga merasa menyesal karena tidak bisa bertemu langsung dengan mendiang Ayahnya waktu itu. 

Prosesi pemakaman telah selesai. Beberapa orang yang hadir beranjak dari area itu dan hanya meninggalkan Chorong dan Chanyeol di sana. 

"Jangan salahkan dirimu, Chorong'ah......" Ucap Chanyeol sambil membawa Chorong menjauhi makam. 

"A-aku seharusnya bisa datang waktu itu menemuinya....."

"Kau sudah berkali-kali mengatakan hal itu. Berhentilah merasa menyesal seperti ini. Aku tahu pasti sangat sulit bagimu untuk menerima ini semua. Aku pun juga sama sepertimu. Apalagi, aku yang lebih sering berada di sampingnya selama dia dirawat"

"Kenapa aku diberikan kemampuan melihat hantu kalau akan menjadi seperti ini? Aku sudah membuat banyak orang menderita"

Chanyeol mencoba kembali menenangkan Chorong dengan mulai memeluknya. 

"Kau sudah hidup dengan kemampuan itu selama lebih dari 10 tahun. Aku tidak ingin kau menyesalinya seperti anak kecil lagi. Saat ini, kita harus saling menguatkan satu sama lain. Aku tidak ingin melihatmu menangis lagi, Chorong'ah. Dan aku akan menjagamu. Karena itu pesan Appa padaku"


Rumah Sakit... 

Eunji tampak sedang mengobrol dengan sekretaris Suho di dalam ruang rawat. Mereka membicarakan mengenai pengambil alihan sementara Kingdom Mall setelah penangkapan sang pemilik Mall itu. Sementara, sang direktur masih terbaring lemas di atas tempat tidurnya.

"Pihak kepolisan sudah menyita beberapa dokumen mengenai terkait kasus itu. Aku tidak tahu kalau selama ini, dia banyak menjual nama anaknya hanya untuk mendapatkan saham" Sang sekretaris berbicara

"Nde. Aku juga sudah memberikan kesaksianku pada mereka mengenai kinerjaku selama ini yang membantu pekerjaan kotor itu"

"Kau beruntung, Eunji'ssi. Bagaimana kalau dia menjadi Ayah mertuamu? Dia bisa saja merugikan perusahaan Ayahmu"

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?"

"Jjeoseonghamnida. Aku tidak bermaksud untuk menyinggung masalah pembatalan pernikahanmu"

Saat sedang saling mengobrol, tiba-tiba Suho membuka kedua matanya dan terlihat mengatur nafasnya sendiri. 

"Oppa, gwenchana??"

Suho masih mencoba menarik dan menghembuskan nafasnya sendiri. Dia seperti terbangun karena sesuatu yang mengejutkannya. 

"Aku akan memanggil dokter" Sekretaris Suho beranjak keluar ruangan. 

"Di-dimana aku??" Mata Suho menyapu sekeliling ruangan. 

"Kau sekarang berada di rumah sakit. Sudah hampir seminggu ini kau dirawat setelah kejadian itu"

"Mwo? Seminggu?"

"Nde. Jangan banyak bergerak dulu sebelum dokter datang" Eunji menahan pundak Suho yang mencoba untuk bangun. 

Sementara Suho hanya bisa kembali berbaring. Dia kembali memperhatikan sekitarnya. Sesekali matanya menutup karena rasa sakit di kepalanya itu. 

"Tunggu. Sepertinya aku pernah mengalami ini sebelumnya" Ucap Suho dalam hati. 


Pintu ruangan terbuka. Seorang dokter masuk ke dalam diikuti beberapa suster dan sekretaris Suho. Dokter itu langsung memakai stetoskopnya dan mengecek keadaan pasien. Dia tampak dibantu para suster yang juga mencatat sesuatu di kertas yang dibawanya. Mereka juga berbicara mengenai denyut nadi, panca indera, dan perban yang menempel pada belakang kepala Suho. 

"Kondisinya sudah membaik. Tapi dia masih harus mendapatkan perawatan lebih lanjut karena baru tersadar dari pasca operasi minggu lalu" Dokter itu menjelaskan kepada Eunji. 

"Syukurlah..."

"Operasi? Apa itu alasan kenapa aku berada di sini?" Suho tampak bingung. 

"Nde. Kami mengeluarkan tiga buah peluru dari dalam punggung dan kepalamu" Jelas sang dokter

"Peluru? Apa aku terkena tembakan? Bagaimana bisa? Dimana kejadiannya?"

"Justru hal itu yang seharusnya ku tanyakan padamu, oppa. Apa kau tidak mengingatnya?"

Suho mengernyitkan dahi dan menggelengkan kepalanya.

Eunji, sekretaris Suho, dan sang dokter tampak saling bertukar pandang.

"Oppa, apa kau mengetahui namaku?"

"Tentu saja. Kau Jung Eunji. Ayahmu mengatur pertunangan kita berdua minggu lalu karena kesepakatannya yang dibuat dengan Ayahku"

Eunji terdiam. Ucapan Suho itu terjadi beberapa bulan yang lalu. Dia bahkan tidak mengatakan mengenai pembatalan pernikahannya.

"Kim Suho'ssi, bisa kau ceritakan padaku mengenai yang kau ingat sebelum tidak sadarkan diri?" Dokter mulai bertanya.

"Aku hanya mengingat sedang berada dalam perjalanan pulang setelah menghadiri rapat di malam hari. Waktu itu, mobilku berhenti mendadak di tempat sepi dan supirku turun dari mobil untuk mengecek bagian mesin. Apa di saat itu ada perampok yang datang dan melukaiku??"

Sekretaris Suho mengingat saat sang supir menceritakan kejadian itu beberapa bulan yang lalu. 

"Daepyonim, kejadian itu........"

"Apa kau tidak mengingat apapun setelah itu?" Eunji memotong kalimat sekretaris itu. 

"Tidak. Bahkan di saat dokter menjelaskan mengenai luka tembakanku, tidak ada satu hal pun yang terlintas di kepalaku mengenai itu"

Eunji mulai terdiam dan berpikir sejenak. Sementara sang dokter kembali memeriksa si pasien yang masih dalam keadaan berbaring. 

Setelah selesai, Eunji mengikuti dokter itu dan beberapa suster tadi keluar ruangan. 

"Apa dia mengalami lupa ingatan? Bagaimana bisa, Dokter??"

"Aku juga tidak tahu. Mungkin efek peluru yang mengenai kepalanya itu. Tapi beruntung ingatannya tidak hilang sepenuhnya dan kondisinya tidak menunjukkan hal negatif dari pemeriksaanku tadi. Jadi kau tidak perlu khawatir, Eunji'ssi. Sebisa mungkin untuk tidak membebankan dirinya dengan ingatan muntahannya yang hilang itu"

"Nde. Kamsahamnida, Dokter Kang"

Eunji kembali masuk ke dalam ruang rawat dan sudah melihat Suho dalam keadaan duduk. 

"Bagaimana dengan Kingdom Mall selama aku berada di sini? Apa Ayahku mengurusnya dengan baik?"

"Daepyonim, sebenarnya........"

"Sekretaris Min" Eunji kembali memotong kalimatnya. 

"Bukankah banyak pekerjaan yang harus kau lakukan?"

"N-nde. Kalau begitu, aku izin pamit, Daepyonim" Sekretaris itu membungkukkan badan pada Suho dan Eunji sebelum beranjak keluar ruangan. 


"Apa ada yang ingin kau makan sekarang oppa? Kau pasti merasa lapar"

Suho mengangkat tangannya tanda menolak. Lalu dia melihat ke arah telapak tangannya sendiri.

"Sepertinya, aku juga pernah melakukan hal ini sebelumnya. Tapi kenapa aku tidak bisa mengingat apapun??" Suho bergumam terus di dalam hatinya. 

"Gwenchana? Apa punggungmu sakit??"

"Tidak. Aku masih tidak bisa mengingat dimana aku mendapatkan luka-luka ini. Siapa yang berani menembakku? Apa sebenarnya yang ku lakukan sampai terluka seperti ini??"

"Kau tidak perlu memikirkan hal seperti itu untuk saat ini. Kau hanya perlu fokus untuk memulihkan kondisimu supaya bisa kembali bekerja di Kingdom Mall"

"Kau benar. Lagipula, aku juga harus bertemu Ayahku untuk membicarakan beberapa hal dengannya. Sekarang kau pulanglah, aku ingin banyak beristirahat sebelum kembali ke rumah besok"

"Oppa, kau masih harus mendapatkan perawatan di sini.."

"Aku tidak ingin terlalu lama berada di sini"

Walaupun ingatan tentang peristiwa itu menghilang, sepertinya Eunji belum bisa merubah sikap dingin Suho kepadanya. Dia bahkan tidak bisa meyakinkan Suho untuk menuruti perkataannya itu.

"Kalau wanita itu ada di sini, kau pasti tidak akan mengusirnya, benar kan?"

"Wanita itu?"

"Park Chorong. Setiap kau selalu terlibat suatu kejadian dengannya, aku tidak tahu kenapa hanya kau yang terluka"

"Park Chorong? Siapa dia? Aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya. Apa sekarang kau berusaha mengarang sebuah cerita?"

Eunji sedikit terkejut dan tidak menyangka kalau ingatannya tentang Chorong juga menghilang darinya. 


"Kau sebaiknya pulang sekarang sebelum aku merasa semakin pusing dengan semua cerita bohongmu itu"

Eunji mulai menunjukkan senyumnya. 

"Arasseo. Kalau begitu, sampai bertemu besok di rumahmu, Suho oppa"


Gedung penginapan...

Sebuah taxi berhenti di dekat tempat tinggal Chorong. Turunlah dua orang saudara kembar tidak identik yang masih mengenakan pakaian serba hitam.. 

"Yaa! Kenapa kau baru berkunjung sekarang, eoh? Kau bahkan tidak pernah menghubungi Ibumu sama sekali" Ahjumma pemilik penginapan terlihat memukul pelan pundak seorang pria yang berdiri di hadapannya. 

"Maafkan aku, Eomma. Aku hanya ingin membuat kejutan untukmu"

"Apa Ayahmu yang melarangmu untuk menemuiku?"

"Tidak. Hanya saja aku terlalu sibuk bekerja"

"Apa kau sengaja menyibukkan dirimu supaya melupakan Ibumu sendiri?"

"Jangan begitu, Eomma. Aku sangat merindukanmu...."

"Eoh? Kau sudah pulang?" Ahjumma pemilik penginapan, menyapa Chorong yang berjalan di samping Chanyeol. 

"Nde, Ahjumma.."

"Aku turut berduka untuk kalian berdua. Maaf karena aku tidak datang ke makam hari ini. Kau terlihat sangat lelah, Chorong'ah. Beristirahatlah. Aku akan membawakan beberapa makanan ke kamarmu"

"Kamsahamnida, Ahjumma..." Chorong dan Chanyeol sedikit membungkukkan badan sebelum berjalan ke pintu masuk. 


"Park Chorong?" Pria tadi membuka suaranya

"Nde?" Chorong menghentikan langkahnya dan membalikkan badan. 

"Senang bertemu denganmu. Namaku Lee Changsub, anak dari Ahjumma ini" Changsub menjulurkan tangannya. 

"Ba-bagaimana kau tahu namaku?" Chorong menerima jabat tangan pria itu. Sementara Chanyeol menatap tajam ke arah Changsub. 

"Eomma pernah bercerita tentangmu yang sering membantunya. Aku akan mengucapkan terimakasih padamu untuk itu"

"Ti-tidak perlu. Lagipula, Ibumu juga banyak membantuku selama aku tinggal di sini"

"Aku harap, kita berdua bisa berbicara banyak di lain waktu. Karena sepertinya kita mempunyai banyak kesamaan"

"Nde?"

"Aku hanya berasumsi sendiri. Silahkan menuju kamarmu dan beristirahatlah"

Chorong sedikit membungkukkan badannya dan berjalan kembali diikuti Chanyeol yang sesekali melihat ke arah Changsub dengan tatapan curiga. 


"Kau berani menggodanya saat baru pertama kali bertemu? Apa kau ingin menjadi seperti Ayahmu??" Ibu Changsub kembali memukul pelan kepala anaknya itu. 

"Eomma, berhentilah memukulku...."

"Kau tidak akan bisa mendekatinya. Dia sudah mempunyai kekasih yang lebih kaya di banding dirimu"

"Benarkah?"

"Tapi bagaimana kau tahu nama Park Chorong? Aku tidak ingat pernah menyebut namanya padamu"

"Mungkin kau lupa, Eomma...." Pandangan Changsub belum terlepas dari pintu masuk gedung itu. Terlihat sesosok arwah pria tua yang sedang berdiri menatap ke arah dalam gedung. 


"Eomma, apa Ayahnya baru saja meninggal??"

"Eoh. Malang sekali nasib saudara kembar itu. Sekarang mereka adalah anak yatim-piatu..."

"Saudara kembar?"

Changsub berbicara di dalam hati. Dia kembali memperhatikan ke arah sosok arwah itu yang sekarang sudah berada di depannya. 


"Bantu aku........"


Changsub hanya menunjukkan senyum kecilnya pada hantu itu. 


---------------------- TO BE CONTINUED -------------------














Continue lendo

Você também vai gostar

1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
1K 125 18
Tulip, gadis penjual yogurt yang menjadi tulang punggung keluarga ternyata menemukan sesuatu yang sangat berharga. Yaitu Rei. Selama ini Tulip mengen...
249K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1M 86.4K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...