Seperti ada sebuah keajaiban yang datang ketika Zico belum sempat menyelesaikan nyanyiannya tiba-tiba Ocha bangun dari tidur panjang yang bisa di katakan koma hampir setengah bulan. Wanita itu menggerakan jari telunjuknya seolah memberi isyarat bahwa wanita itu masih mempunyai peluang untuk hidup.
Zico kalang kabut saat melihat wanita yang sangat ia cintai ini akhirnya bangun dari koma. Pria itu menggenggam erat tangan Ocha seolah enggan untuk melepas tangan wanita itu.
"Cha....
"Ka..mu..su..dah..ba..ngun...
"Sayang....akhirnya kamu bangun...
Melihat keadaan di dalam ruangan sedang panik, Amanar mempunyai inisiatif untuk memanggil Dokter.
Dan tak lama kemudian Amanar datang bersama Dokter dan dua orang suster.
"Dok, Putri saya sudah sadar" Kata Tn Budi saat bertepatan Dokter datang.
Dokter mengangguk "Iya, Tuan. Lebih baik Tuan bersama dengan yang lain tunggu di luar, biar saya periksaa keadaan Ocha dahulu"
Tn Budi menggeleng "Tidak! Saya tetap disini, saya ingin melihat keadaan Putri saya"
"Iya kami mengerti, Tuan. Tapi akan lebih baik jika Tuan bersama dengan yang lain tunggu di luar. Saya berjanji akan berikan yang terbaik" Jelas dari sang Dokter.
"Tapi...dok...
"Om, kita tunggu di luar saja. Kita percayakan semuanya sama Dokter" Ucap Zico sambil memegangi pundak pria paruh baya tersebut.
Perlahan-lahan Tn Budi menganggukan kepalanya "Ba...ik.."
Pria itu membalikan tubuhnya lalu ia berjalan keluar ruangan tersebut sambil di rangkul oleh Zico.
**
Sudah hampir 15 menit Tn Budi bersama Zico Dkk menunggu Dokter keluar dari dalam ruangan tersebut. Perasaan cemas bercampur rasa senang kini menjadi satu. Di satu sisi mereka semua senang dan berharap Ocha benar-benar membuka matanya dan kembali sadar dari tidur nya yang lumayan panjang. Namun, di satu sisi lagi mereka semua takut, yaa takut akan semua harapan serta ekspektasi mereka tak sesuai dengan kenyataan. Mereka semua takut kalau Ocha hanya menggerakan tangannya namun wanita itu tidak seutuhnya sadar dari koma-nya.
Tiba-tiba:
Cklkkk!
Pintu ruangan terbuka, keluarlah Dokter dan dua orang Suster dari dalam ruangan tersebut. Dengan cepat Tn Budi bersama Zico menghampiri Dokter.
"Bagaimana dengan Putri saya?
"Gimana keadaan Ocha, Dok?
"Putri saya baik-baik saja kan?
"Ocha sudah sadar kan, Dok?
Dokter terdiam saat ia di cerca ribuan pertanyaan dari kedua pria yang kini sedang memasang wajah yang begitu khawatir. Perlahan-lahan Dokter tersebut menyunggingkan sebuah senyuman "Putri Tuan sudah sadar"
Mendengar perkataan dari Dokter, seketika dunia terasa berhenti sejenak. Kini sejuta beban yang selama ini mereka pikul seketika hilang dalam sejenak. Mendengar bahwa orang yang sangat mereka kasihi telah bangun dari tidur panjangnya adalah sebuah kebahagiaan yang tidak pernah ternilai harganya.
"Anda tidak sedang bermain-main, kan? Tanya Tn Budi tak percaya.
"Dok. Dokter gak main-main kan? Usut Zico menekan Dokter tersebut.
Dokter tersenyum "Saya tidak main-main. Dia ada di dalam dan dia ingin bertemu dengan Tuan dan juga Zico"
Mendengar perkataan Dokter, sontak Tn Budi langsung membuka pintu ruangan tersebut dengan tergesa-gesa, kemudian Zico Dkk menyusul Tn Budi dari belakang.
**
Dengan langkah hati-hati, mereka mendekati tubuh seorang gadis yang kini sedang berbaring di atas kasur. Namun kali ini berbeda, gadis itu tidur tidak lagi di temani dengan alat infus yang menempel di tubuhnya. Dan juga alat-alat yang selama ini menempel di tubuh nya telah sirna.
Di perhatikan wajah gadis itu, ia tertidur dengan posisi menyamping dengan rambut yang sedikit menutupi wajahnya sehingga membuat orang-orang susah melihat wajah cantik gadis itu.
Dengan hati-hati Tn Budi menyeka helai rambut yang sedikit menutupi wajah gadis itu. Tiba-tiba:
"Ayah....
Sontak Tn Budi, Zico, Amanar,Brylian, Rendy dan juga Andre kaget bukan kepalang. Semua ini seperti mimpi, yaa ini semua seperti mimpi. Mereka semua membelalakan mata mereka saat melihat Ocha membuka matanya dan membuka suaranya dan memanggil dengan sebutan 'Ayah'
Tn Budi langsung memeluk tubuh mungil itu dengan erat "Ayah kangen kamu, Nak" isaknya lirih.
Sedangkan Zico, Pria itu memalingkan wajahnya sambil menangis haru. Bagaimanapun caranya ia tidak boleh terlihat lemah di depan gadis yang sangat ia cintai ini. Mungkin kemarin ia boleh menangis sekencang-kencangnya saat ia sedang tertidur dengan pulas. Namun, kali ini ia tidak boleh memperlihatkan bahwa ia cengeng saat gadis itu telah berhasil membuka matanya.
Ocha masih terbengong saat Ayahnya memeluk tubuhnya sambil menangis "Memangnya kakak kenapa? Tanyanya polos.
Perlahan-lahan Tn Budi melepaskan pelukanya, lalu ia memandang wajah putrinya " Kamu koma selama 25 Hari, Sayang"
"Koma? Tanya Ocha lagi dengan ekspresi wajah seperti orang kebibungan.
Tn Budi mengangguk "Iya sayang"
Ocha melirik ke arah Zico, pria itu masih membuang wajahnya menyembunyikan tangisannya "Zico? Panggilnya.
Mendengar suara itu memanggil namanya, seketika hati Zico seperti terkena sebuah hantaman batu besar sehingga membuatnya susah bernafas. Sungguh ia sangat merindukan suara itu memanggil-manggil namanya. Dan sekarang, suara indah itu kembali memanggil namanya. Semua ini seperti mimpi! Yaa semua ini seperti mimpi, bahkan sampai detik ini pria itu masih sulit menerima bahwa ini memang benar-benar nyata. Ini semua bukan mimpi atau pun hanya ilusi-nya semata.
"Zico? Panggilnya lagi. Dan lagi-lagi pria itu masih enggan untuk menoleh.
"Zico"
"Co apa aku terlalu menjijikan, sampe-sampe kamu ngga mau melihat aku? Tanya Ocha saat pria itu tidak mau menoleh ke arahnya. Hati Zico kian merasa ter-iris mendengar ucapan menohok yang Ocha lontarkan padanya.
Pria itu menghapus air matanya, kemudian ia menghela nafas panjang lalu ia hembuskan. Dan tak lama kemudian ia menoleh ke arah Ocha dan memasang sebuah senyuman indah "Cha..." Ucapnya sambil berjalan mendekati gadis itu.
Ocha membalas senyuman Zico dengan sebuah senyuman indahnya yang khas memperlihatkan lesung pipi-nya, seketika Zico menghentikan langkahnya "Senyuman itu" Batinnya.
Sungguh ia sangat merindukan senyuman itu yang sudah hampir 1 Bulan tidak pernah ia lihat dari wajah cantik gadis ini. Senyuman yang selalu Zico nantikan di pagi hari, dan senyuman itu yang selalu meluluhkan segala kerasnya sifat serta hati yang telah tumbuh lama di dalam tubuh Zico.
Kemudian Zico kembali sadar dari lamunannya, pria itu kembali berjalan mendekati Ocha dan langsung memeluk tubuh wanita itu dengan sangat erat.
"Cha...." Katanya sambil menenggelamkan wajahnya di tengkuk wanita itu.
Ocha membalas pelukan itu "Co"
"Aku kangen kamu cha..
"Aku sayang kamu...
"Aku..aku..aku ngga mau lihat kamu sakit begini. Pokoknya kamu harus sembuh, pokoknya kamu harus sembuh sayang....
"Kamu harus sembuh, Sayang" Ucapnya dalam isakan tangisnya.
Ocha tahu, pria ini begitu takut kehilanganya. Dan ia juga tahu, pria ini begitu sangat mencintainya. Tetes demi tetes air mata itu jatuh di pipi mulusnya.
"Cha..." Panggil Zico lirih.
"Iya" Balas Ocha dengan pelan pelan namun masih bisa terdengar jelas oleh seluruh isi ruangan tersebut.
"Kamu janji ya. Kamu harus sembuh" Kata Zico masih dalam tangisanya.
Mendengar perkataan Zico, perlahan-lahan Ocha melepaskan pelukan pria itu. Ocha memandang wajah pria itu dan menghapus air matanya "Aku janji" Katanya sambil tersenyum
Seketika Semua semangat yang selama ini hilang, tiba-tiba datang dalam sekejap saat mendengar Ocha mengucap janji.
"Ka..kamu...
"Iya aku janji, aku akan sembuh. Demi kamu" Ucap Ocha sambil melirik kearah Tn Budi "Dan juga Ayah" lanjutnya.
"Kamu jangan nangis lagi ya" Ucapnya sambil menghapus air mata yang masih menetes di wajah pria itu.
"Aku---
Drtttt!!
Drttt!!
Drttt!!!
Tiba-tiba ponsel Zico bergetar di saat ia belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Dengan cepat ia merogoh ponsel dari saku celananya.
"Aku angkat telpon sebentar ya" Pamit Zico dan di balas anggukan oleh Ocha.
Pria itu berjalan menjauh dan langsung mengangkat telpon tersebut.
"Hallo, Bang?
"...."
"Gue masih di RS, ada apa?
"..."
"Apa? Tara kabur?
"..."
"Di kamarnya udah lo cek belom?
"..."
"Oke-oke nanti gue suruh Amanar, Brylian, Rendy sama Andre nyari dia. Lo tunggu dia dirumah aja, siapa tau dia balik"
"..."
"Oke"
Tuttttt!!
Sambungan telpon terputus. Zico mengenggam erat ponselnya, lagi-lagi gadis itu selalu menyusahkan dirinya. Kali ini gadis gila itu pergi dari rumah tanpa se-izin Zico maupun Riandy.
"Ada apa, Co? Amanar tiba-tiba datang.
"A..nu..
Tok..tok..tok..
Tiba-tiba pintu ruangan ada yang mengetuk, sontak seisi ruangan itu tertuju pada pintu tersebut termasuk Ocha. Rendy melangkahkan kakinya mendekati pintu dan bermaksud membukanya.
"Biar gue aja" Cegah Zico saat Rendy ingin membuka pintu tersebut.
Rendy mengangguk "Oke"
Zico menekan knop pintu dan:
Ckllllk!!
Pintu ruangan terbuka dengan lebar, sontak membuat Zico membulatkan matanya sempurna saat melihat ada sosok gadis yang kini sedang berdiri tepat di depan pintu. Gadis itu tersenyum sumringah seperti makhluk paling bahagia di dunia.
"Hai, Zico" Sapanya antusias.
"Lo! Tunjuk Zico tak percaya.
***
Penasaran? Jangan lupa vote and komment :)
Besok aku mau post ceritaa terbaru tentang Zico Dkk di judul aku yang terbaru yeayyy💃
Penasaran gak nih dengan cerita yang baru? Apakah Zico bakalan peranin sosok BAD BOY?
Kali ini pemeran utamanya David yey💃 penggemar david mana suara?
Kalau mau ceritanya aku post besok, jangan lupa follow instagram author @selviriaagst terimakasih :)