Because of You

By _fanfict_

22.8K 2.7K 118

[COMPLETED] Fanfiction keempat. Terinspirasi dari drama So Jisub dan Gong Hyojin, yang berjudul Master's Su... More

Plot
Explanation
The Ability
Believe
Haunted
Caring
Prove
Possessed
Get to Know You
Consideration
Remember
Terminate
Turn Back
Found Out
Bickering
The Situation
Closer
Lies
Requirement
Talking
Startled
Precious
Accompany
That Smile
Mind
Aware
Against
The Sense
The Incident
Case Closed
Sacrifice
Mourning
The Call
Recall
Glancing
Lovable
Memory
Honestly
Sad
Twins
Afraid
Pretend
Permission
Impact
Weird
Settled
*******
Special 1
Special 2
Special 3
Special 4

First

962 70 0
By _fanfict_

Malam hari kota Seoul di guyur hujan deras sejak sore tadi. Rintik-rintik hujan membasahi setiap jalanan dan menyebabkan terbentuknya genangan air. Kilatan cahaya petir masih sesekali menerangi langit yang gelap. Orang-orang lebih memilih untuk menghabiskan waktu di cafe atau kedai terdekat sambil menunggu hujan mereda.

Hal ini tidak berlaku bagi seorang wanita yang bernama Park Chorong. Setiap malam, dia harus melayani para hantu untuk menyelesaikan permintaan mereka yang belum tersampaikan sebelum mereka meninggal. Sepatu bootsnya memasuki kawasan pemakaman yang masih di penuhi tanah merah. Dengan jas hujan yang melindungi tubuhnya, dia berusaha terus berjalan ke arah yang di tunjukkan salah satu hantu yang mengikutinya. Hanya lampu senter yang menjadi penerang jalannya. Lampu sekitar yang remang-remang, membuatnya berusaha untuk tetap berjalan ke arah yang di tuju.

Sambil menahan rasa takutnya, Chorong membuka sebuah pintu gudang di ujung area pemakaman itu. Dia mencari-cari sesuatu di tumpukan barang-barang bekas yang sudah rusak.

"Ketemu!"

Chorong menutup pintu dengan membawa sebuah kertas berlipat yang warnanya sudah berubah menjadi cokelat. Dengan senter yang di pegangnya, dia kembali berjalan keluar pemakaman itu. Sesekali matanya menutup setiap dia melewati para hantu dengan wujud yang belum pernah di lihatnya sebelumnya.

Chorong mempercepat langkahnya setelah keluar ke area jalan beraspal. Hujan yang sudah mereda, membuatnya melepaskan tudung kepala jas hujan yang di pakainya.

"Aku harus memberikan ini ke kantor polisi saja, benar kan??" Chorong berbicara ke arah hantu pria berjas di sampingnya. Dan hantu itu menganggukkan kepalanya

"Kenapa kau bisa meninggalkannya di sana? Kau bahkan masih bisa hidup kalau bukti surat ini sudah kau serahkan sebelumnya"

"Aku terlibat perkelahian dengan temanku. Dia membunuhku tepat setelah aku menyembunyikan surat itu di gudang tadi" Ucap hantu pria itu

"Apa isi surat ini sebenarnya?"

"Pengakuan temanku karena sudah membunuh kekasihnya sendiri"

Chorong terus berjalan sambil mendengarkan hantu itu menceritakan kronologis kejadiannya. Para hantu yang berbicara dengannya tidak membuka mulutnya sama sekali. Entah kenapa, Chorong memang bisa berbicara dan berkomunikasi dengan mereka.


Setelah keluar dari kantor polisi, Chorong melihat hantu tadi membungkukkan badan padanya dan tersenyum sebelum menghilang dari hadapannya.

"Malang sekali. Dia harus merenggut nyawa di hari pertamanya bekerja. Dan pelakunya adalah teman lamanya sendiri"

Chorong bernafas lega karena hantu itu sudah pergi ke tempat yang lebih tenang. Dia merasa sangat lelah dengan aktivitas malamnya yang setiap hari dijalaninya itu. Dia memutuskan untuk kembali ke tempat tinggalnya yang kebetulan tidak jauh dari sana.


Di depan sebuah gedung penginapan, dia berlari ke arah seseorang yang menyandarkan punggungnya di samping tembok.

"Yaa! Kau sudah berani merokok sekarang??!" Chorong merebut sebuah puntung rokok dari tangan seseorang

"Aku bahkan belum memasukkannya ke dalam mulutku. Aku hanya penasaran dengan rasanya" Chanyeol menegakkan berdirinya sambil membenarkan tas gitar yang ada di lengan kanannya

"Ini bisa merusak suaramu. Kau seorang penyanyi cafe sekarang. Aku tidak ingin kau sakit dan kehilangan pekerjaanmu"

"Kau mengkhawatirkanku sampai tidak memperdulikan dirimu sendiri?"

"Mwo??"

"Kau masih melakukan hal-hal seperti ini di malam hari??" Chanyeol melihat saudara kembarnya itu dari ujung sepatu sampai kepalanya

"Aku harus melakukannya. Kalau tidak, hantu-hantu itu akan menggangguku terus sampai mereka mendapatkan keinginannya"

"Bukankah Eomma memberikan sebuah gelang padamu untuk mencegah para hantu mendekatimu??"

Chorong menunjukkan gelang manik-manik hitam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Mwoya? Kau memakainya? Tapi kenapa kau masih.........."

"Mungkin ini kutukan bagiku. Seharusnya aku meninggal lebih awal, tapi karena peramal itu, aku bisa hidup kembali. Entah aku harus merasa senang atau tidak dengan kondisiku seperti ini"

"Yaa! Berhentilah berbicara seperti itu. Aku tidak ingin mendengar ucapan itu darimu lagi. Bersyukurlah karena kau masih diberi kesempatan hidup"

"Eoh, kau memang benar. Aku harus menerima keadaanku yang harus melayani para hantu setiap harinya. Bahkan sekarang aku melihat, kau membawa satu dari cafe tempat kau bekerja malam ini"

"Aishhh jinjja. Jangan menakutiku" Chanyeol menengok ke kanan dan kirinya

Chorong sedikit tertawa melihat saudara kembarnya itu yang takut dengan ucapannya. Dia berjalan masuk ke dalam penginapan lebih dulu lalu disusul oleh Chanyeol.

Mereka tidak tinggal bersama. Sesekali memang Chanyeol sering mengunjungi Chorong untuk sekedar menyapa atau menginap semalaman. Dia masih tinggal bersama Ayahnya di tempat lain. Chorong tidak pernah bertemu Ayahnya lagi setelah peristiwa perceraian kedua orangtuanya 16 tahun yang lalu. Bahkan Chanyeol juga melarang saudara kembarnya itu untuk datang ke rumahnya karena Ayah mereka yang memang tidak ingin mengetahui keberadaan Chorong sama sekali.


Untuk malam ini, Chanyeol menginap di tempat tinggal Chorong. Selama semalaman, mereka membicarakan tentang mendiang Ibu mereka. Bahkan di hari dia meninggal, dia hanya menitipkan pesan kepada Chorong untuk terus berkomunikasi dengan Chanyeol setiap hari. Chorong merasa menyesal karena tidak bisa mengobrol banyak karena arwahnya sudah menghilang dengan cepat.

"Aku sangat merindukan Eomma sekarang..."

"Tidurlah. Dia pasti akan mendengarmu dari tempat lain"

Chorong melihat Chanyeol berbaring di ujung tempat tidur dengan punggung mengarah kepadanya. Chorong juga melakukan hal yang sama. Mereka tertidur dengan saling menghadapkan punggung masing-masing.

"Sampai kapan aku akan terus mempunyai penglihatan seperti ini? Apa selamanya? Bagaimana aku bisa mencari pekerjaan dengan keadaanku yang seperti ini?" Chorong terus berbicara di dalam hati sambil memejamkan kedua matanya


Baru beberapa menit dia berusaha untuk tidur, terdengar bisikan yang membuatnya kembali terbangun. Dengan sedikit kesal, dia beranjak perlahan dari tempat tidur dan memastikan Chanyeol sudah tertidur pulas.

Chorong melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuju atap gedung itu.

"Tidak bisakah kalian memberiku waktu untuk beristirahat? Aku sudah lelah dengan kegiatanku seharian ini" Chorong berbicara pada beberapa hantu anak kecil yang muncul di hadapannya

"Tapi, noona, kami membutuhkan bantuanmu sekarang juga"

Chorong menghela nafas dan memperhatikan ketiga hantu itu.

"Setelah aku membantu kalian, pasti masih ada lagi hantu lainnya yang muncul. Aku tidak mempunyai waktu yang cukup untuk tidur selama beberapa bulan ini. Apa kalian tidak bisa meminta bantuanku esok hari??"

Ketiga hantu itu menggelengkan kepala dengan kompak.

"Katakanlah apa permintaan kalian" Chorong menyilangkan kedua tangannya


Sementara itu, sebuah mobil terlihat berhenti mendadak di dekat persimpangan sebuah jalan.

"Apa kita sudah sampai??" Suho yang duduk di kursi belakang, tampak terbangun dari tidurnya

Supir yang duduk di kursi pengemudi, terlihat berkali-kali mencoba menyalakan mesin mobil.

"Mwoya? Kenapa kita berhenti di sini?" Suho melihat keluar jendela yang tampak gelap

"Jjeoseonghamnida, Daepyonim. Sepertinya ada masalah dengan mesin mobil lagi"

"Mwo??! Aku sudah memberi uang padamu untuk memperbaiki mesin mobil ini. Apa kau tidak melakukan sesuai perintahku??"

"Jjeo-jjeoseonghamnida. Aku berencana untuk melakukannya esok hari"

"Aishhh jinjja" Suho memukul kaca pintu dengan kencang dan mengecek handphonenya. Sementara sang supir, keluar dari mobil dan membuka kap mobil untuk memeriksa mesin.

"Mwoya? Tidak ada sinyal sama sekali??" Suho berkali-kali mencoba menghubungi seseorang

"Sampai kapan aku akan terjebak di sini?"

Kap mobil tertutup. Supir kembali masuk ke dalam mobil.

"A-apa yang harus kita lakukan, Daepyonim??"

"Apa kau tahu tempat ini??"

"Ti-tidak, Daepyonim. Di sekitar kita hanya ada pepohonan"

"Kenapa kau melewati jalan ini kalau kau tidak pernah ke sini sebelumnya???"

"Jjeoseonghamnida..."

Chorong tampak berjalan mengikuti ketiga hantu itu keluar dari gedung penginapannya. Hingga tiba di sebuah tempat gelap dan sepi. Chorong langsung menyalakan lampu senter miliknya dan memperhatikan sekitar.

"Apa kalian yakin kalau Nenek kalian meninggal di tempat ini??"

"Nde, noona. Dia hidup sendiri di sekitar sini. Dan kami mendengar kalau dia meninggal kemarin. Kami sudah mencarinya di pemakaman, tapi tidak menemukannya di sana"

"Apa Nenek kalian tidak pergi lebih dulu?"

"Tidak. Dia sudah berjanji akan pergi bersama-sama dengan kita bertiga"

"Apa yang terjadi pada kalian?" Chorong terus menyinari jalan dengan lampu senternya

"Kejadiannya sudah hampir beberapa bulan yang lalu, rumah kami terbakar di jam dini hari. Kami hanya tinggal dengan Nenek selama ini. Saat itu, kami bertiga sedang tertidur. Hanya Nenek yang selamat. Dia menangis selama pemakaman. Dia terus mengatakan kepada kami untuk menunggunya untuk pergi kesana bersama-sama"

Chorong mengangguk mengerti. Dia menghentikan langkahnya saat menemukan seorang Nenek duduk di sebuah tumpukan kayu.

"Halmeoni..!!" Ketiga anak itu langsung menghampiri

Mereka mulai berpelukan. Pemandangan itu membuat Chorong sedikit terharu walaupun mereka sudah menjadi hantu.

"Kamsahamnida, agashi. Kau sudah mengantarkan mereka kepadaku. Kau bisa menunggu sebuah mobil di sini untuk mengantarmu pulang" Nenek itu berbicara ke arah Chorong

"Nde? Tapi tempat tinggalku hanya berada di ujung jalan sana. Aku bisa kembali dengan berjalan kaki" Chorong menunjuk ke arah datangnya tadi

"Kau harus naik ke dalam mobil itu. Seseorang akan membantumu untuk mengatasi kekhawatiranmu selama ini"

"Nde? Apa maksud Halmeoni??"

Nenek dan ketiga cucu itu membungkukkan badan dan segera menghilang.

Dengan masih bingung, Chorong kembali menyalakan lampu senternya dan berdiri di tempat itu. Dia menengok ke kanan dan kirinya. Dari kejauhan, tampak cahaya lampu mobil menyinari jalan ke arahnya. Dia menjulurkan tangan supaya sang supir, bisa melihat keberadaanya.

"Daepyonim, ada seseorang yang membutuhkan tumpangan"

Suho melihat ke arah depannya.

"Biarkan saja. Mobil ini tidak boleh banyak berhenti. Kita bisa terjebak di sini lebih lama lagi"

"Nde..." Sang supir, melajukan mobilnya melewati Chorong.

Tiba-tiba, dari arah depan, terdapat sebuah cahaya yang membuat mata supir itu silau dan tidak sengaja menginjak rem supaya mobil berhenti mendadak.

"Mwoya? Ada apa??"

"A-aku melihat sesuatu tadi. Jjeoseonghamnida, Daepyonim..."

"Aigoo. Kamsahamnida..." Chorong membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobil. Dia mengira, mobil itu berhenti untuk menerima tumpangannya. Hal ini membuat Suho menggeser posisi duduknya.

"Bagaimana ini, Daepyonim??" Supir melihat Suho dari kaca spion di depannya

Suho memperhatikan wajah wanita yang ada di sampingnya.

"Apa boleh buat..."

"Nde" Supir kembali melajukan mobilnya

"Tempat tinggalku di gedung di ujung jalan sana" Chorong memberitahu sang supir

"Nde....."


Chorong melirik ke arah pria yang ada di sampingnya sambil memikirkan perkataan hantu Nenek tadi.

Suho kembali menyandarkan punggungnya dan mencoba untuk tidur.

Chorong mengambil sebuah kertas yang ada di bawahnya. Dia melihat sebuah nama perusahaan tertera di paling atas kertas itu.

"The Kingdom Mall? Kau bekerja di sana??"

Ucapan Chorong membuat mata Suho terbuka. Dia langsung mengambil kertas itu dari tangan Chorong. Tapi tanpa sengaja, tangan mereka bersentuhan secara singkat.

Hal ini membuat Chorong terkejut. Dia tidak pernah merasakan sentuhan seperti itu sebelumnya.

"Kau merasakannya??" Tanya Chorong kepada Suho sambil mengelus punggung tangannya

"Mwo?" Suho tampak bingung

"Sentuhan yang seperti listrik itu. Apa kau tidak merasakannya??"

"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak merasakan apapun"

"Tapi, sentuhan tadi terasa kuat"

"Apa yang kau bicarakan??"

Sang supir yang fokus menyetir, melihat Chorong dan Suho dari kaca spion.

Chorong mengalihkan pandangan dari pria yang duduk di sampingnya itu. Dia kembali melihat ke arah jalan. Sampai beberapa hantu, tampak muncul dari kaca jendela tepat di sampingnya.

Hal ini, membuat Chorong menengok ke arah depan dan berusaha untuk tidak berkomunikasi dengan mereka.

Sosok hantu yang duduk di samping supir, tampak mengejutkan Chorong. Dia berusaha menahan rasa takutnya dengan menutup matanya. Tanpa sadar, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya memegang lengan Suho.

"Mwoya?"

"Eo-eoh? Ma-maafkan aku" Chorong kembali menegakkan berdirinya

Suho terlihat membersihkan lengan kemejanya sambil menegakkan duduknya.


Sementara, Chorong merasa heran dengan para hantu yang sudah menghilang di sekitarnya...


----------------------- TO BE CONTINUED ------------------







Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
71.5K 6.4K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
27.6K 3.6K 42
"Aku mencintainya.. Dan aku yakin dia juga mencintaiku.. Aku harus mencari waktu yang tepat untuk menyatakannya" ~ Park Chanyeol "Semua sudah ku la...
507K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...