REALLY?

Af Rosidahdivyanka

159K 7.6K 1.5K

Cuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. ... Mere

chapter 1
chapter 2
chapter 3
Chapter 4
chapter 5
PEMERAN
Chapter 6
Aura & Dito
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
TheRempong
Chapter 11
Chapter 12
chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
DI FOLLOW YA ^^
Chapter 16 (A)
Chapter 16 (B)
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
INFO
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44

Chapter 39

1.3K 40 9
Af Rosidahdivyanka

Aura mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha mengenali tempat dimana dia berada.

"Ini dimana?" tanya Aura pada dirinya sendiri. Aura menoleh, menatap daerah sekitarnya. Apa ini sudah malam? Kenapa tempat ini gelap sekali? Siapa yang membawanya kesini?

Berbagai macam pertanyaan muncul dipikiran Aura. Ingin rasanya dia segera pergi dari tempat ini, tapi disisi lain dia tidak bisa melakukan itu,  karena tangan dan kakinya dalam keadaan diikat.

"Argh," desah Aura kesal karena tidak berhasil melepas tali yang mengikat tangan dan kaki nya.

Aura terus berusaha melepaskan tali itu, sayangnya tidak berhasil.   Tali itu diikat sangat kuat, sungguh Aura tidak bohong.

Sambil berusaha melepas tali itu, Aura sambil berfikir, Sebenarnya siapa yang tega melakukan ini padanya? Apa kesalahan yang dia buat sampai mendapat perlakuan ini?

Aura diam. Dia sudah kehabisan tenaga untuk memberontak dan meminta tolong. Lebih baik dia diam dan menunggu kedatangan seseorang yang mungkin akan menyelamatkannya.

"Dit, kamu dimana? Aku butuh kamu," kata Aura lirih.

Aura menatap daerah sekitarnya miris. Ada banyak barang tidak terpakai tepat di hadapannya, mulai dari kursi, meja, kardus, bahkan lemari yang sudah tidak terpakai. Aura bisa merasakan kalau disini terdapat banyak debu yang membuatnya semakin  tidak nyaman berlama-lama ditempat ini.

Apa boleh buat, dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu penyelamatnya datang. Akan kah Dito yang menjadi penyelamatnya? Entahlah, Aura sendiri tidak yakin.

Bukan tanpa alasan Aura mengatakan hal demikian, Aura bisa merasakan bahwa tempat ini jauh dari tanda-tanda kehidupan. Tidak ada satupun suara orang sejak Aura tersadar dari pingsan nya tadi. Bahkan sampai sekarang, hal itu tetap sama. Hanya keheningan yang menemani nya malam ini.

Jujur, Aura bukan lah orang yang pemberani. Sama seperti kebanyakan perempuan, dia juga takut akan kesepian. Karena kata orang hantu senang pada tempat yang sepi. Dan sekarang hanya ketakutanlah yang tengah Aura rasakan.

"Ma, Mama Aura takut," kata Aura lirih, seraya terus berusaha melepas tali ditangan dan kakinya.

"Dito, Riri, Safa, Lissa, kalian dimana? Tolongin aku, aku takut," kata Aura diikuti air mata yang tanpa disadari tiba-tiba menetes.

"Ma, Pa, Aura takut," keluh Aura lagi.

Berulang kali Aura terus memanggil nama mereka, dengan harapan mereka akan datang untuk menyelamatkannya. Namun sepertinya itu hanya sebuah hayalan. Jangan kan untuk datang menyelamatkannya, mereka saja tidak tau dimana keberadaannya sekarang.

Ceklek

Suara pintu dibuka, membuat Aura seketika menghentikan tangisannya. Siapa orang yang membuka pintu itu? Apa orang itu yang membawanya kesini?

"Udah sadar? Lemah banget sih lo, belum diapa-apain aja udah pingsan. Nyusahin gue aja," seseorang berbicara pada Aura dengan nada kasar.

Dari suaranya Aura tau kalau dia seorang wanita, syukurlah setidaknya dia masih bisa bernapas lega saat mengetahuinya. Dia tidak bisa membayangkan kalau hanya dia dan pria tidak dikenal berada ditempat ini. Entah apa yang akan terjadi padanya hanya tuhan yang tau.

"Kamu siapa? Kamu yang bawa saya kesini?" tanya Aura berturut-turut. Aura tidak tau siapa orang yang sekarang ada dihadapannya, ruangan ini sangat gelap, membuat Aura sulit untuk mengenalinya.

"Lo nggak perlu tau gue siapa, karena itu nggak penting. Lo bener, gue yang bawa lo kesini. Sekarang lo udah tau kan? Terus lo mau apa?!" tanya gadis itu kasar.

"Kamu siapa? Kenapa kamu bawa saya kesini?" Aura membentak gadis itu dengan kasar.

"Diem! Diem atau saya bunuh kamu sekarang juga!" ancamnya membuat Aura seketika diam seribu bahasa.

Aura diam, bukan karena takut dengan ancaman gadis ini, dia diam karena teringat sesuatu. Suara gadis itu sepertinya sudah tidak asing dipendengarannya. Tapi siapa? Kenapa sulit sekali mengingat hal sepele seperti ini?

"Lepasin! Lepasin saya!"

"Kenapa kamu bawa saya kesini?! Lepasinnn!" kata Aura memberontak.

"Berisik! Bisa diem nggak sih lo?!" bentak gadis itu mulai kesal dengan teriakan Aura.

"Nggak! Saya nggak bakal diem kalau kamu nggak lepasin saya!" jawab Aura berani.

"Oh gitu? Mau teriak? Iya?Yaudah silahkan. Saya nggak bakal larang kamu buat teriak, Teriak aja sepuasnya, kalau perlu sampai suara kamu habis," tantang gadis itu tidak peduli.

"Lepasinnnn. Lepasin saya!" Aura tetap memberontak.

"Lepasin!"

"Lepasin saya!"

Aura terus berteriak berharap gadis itu akan melepaskannya atau setidaknyaa merasa tidak nyaman dengan teriakan itu lalu  melepaskannya dengan senang hati.

Tapi nyatanya, gadis itu sama sekali tidak memperdulikan teriakannya itu.

"Kenapa diem? Capek teriak-teriak tapi nggak direspon?" tanya gadis itu sinis. Aura diam, tidak menjawab sepatah katapun.

"Tadi kamu tanya kan, kenapa saya bawa kamu kesini? Saya bawa kamu kesini karena saya  mau kasih pelajaran berharga yang nggak bakal kamu lupain sampai kapan pun!" jawab gadis itu penuh penekanan disetiap katanya. Aura bergedik ngeri mendengarnya.

"Mulai sekarang aja yuk belajarnya," kata gadis itu kemudian berjalan mendekati Aura. Aura yang mendengarnya gemetar.

"M-maksud kamu?" tanya Aura entah mendapat keberanian darimana.

"Apa perlu gue perjelas? Gue benci sama lo. Gue nggak mau lo  jadi penghalang hubungan gue sama Dito. Ngerti?!" tegas gadis itu setengah berteriak.

"Kamu gila?!" tanya Aura, terkejut.

"Ya! Gue emang gila. Gue gila karena Dito. Gue suka sama dia tapi lo? Lo satu-satu penghalang   gue sama Dito bersatu. Gue benci lo, gue benci!" gadis itu berbicara dengan nada berteriak.

Mendengar itu emosi Aura menggebu. Cukup sudah dia menahan semua nya sejak tadi, sekarang tidak. Dia akan melawan. Sikap gadis ini sudah keterlaluan dan dia harus memberi pelajaran padanya.

"Aku jadi penghalang kalian? Helo! Kamu sadar nggakvdengan ucapan kamu tadi? Saya pacarnya Dito. Sedangkan kamu? Kamu bukan siapa-siapanya. Dito itu anggap kamu cuma teman.  Nggak lebih kamu lebih dari itu. Jadi nggak usah ke-pe-de-an lah,"

"Ngarep jadi pacar Dito? Haha, ketawa aja sih saya dengernya, nggak punya kaca kali dirumah,"  bersamaan dengan kalimat terakhir yang diucapkan Aura, gadis itu menampar wajah Aura dengan sangat kuat.

Plak.

Hanya satu tamparan tapi berhasil membuat Aura meringis kesakitan. Sangat sakit.

Meski begitu, Aura berusaha untuk mengabaikan hal itu, Aura tetap berusaha tegar.

"Berani banget ya lo ngomong gitu ke gue? Lo nggak tau gue siapa? Gue itu---"

"Wanita nggak punya harga diri yang pengen ngerebut cowok gue dengan paksa," Aura berbicara dengan satu tarikan napas.

Mendengar penuturan Aura yang sudah merendahkannya, gadis itu tidak terima. Dengan mengerahkan semua kekuatannya gadis itu  mencambak rambut Aura, kuat.

"Lep..lepasin!" Aura mengerang kesakitan, gadis itu tidak memperdulikannya sama sekali.

"Sakit? Iya sakit? Makanya nggak usah kebanyakan bacot!" gadis itu semakin memperkuat jambakannya. Aura bukanlah gadis yang lemah, Aura bukan gadis yang akan menerima perlakuan ini begitu saja, dia tidak lemah, dia juga bisa melawan.

Emosi yang menggebu membuat Aura akhirnya nekad untuk melawan.

"Lepasin!" kata Aura seraya menghempas tangan gadis itu kasar.

"Cukup! Udah cukup kamu bersikap seenaknya sama saya. Saya bukan orang yang lemah. Saya bukan orang yang akan diem aja kalau harga diri saya diinjak-injak kayak gini," kata Aura sambil berusaha melepas tali yang melilit pergelangan tangannya.

Berhasil. Aura berhasil melepas tali itu. Melihat keberanian Aura gadis itu geram. Dia tidak boleh kalah dengan Aura yang menurutnya hanya seorang gadis lemah yang bisa dia kalah kan dengan mudah.

"Tetap ditempat atau gue bunuh lo sekarang juga!" kata gadis itu mengancam.

Beberapa detik Aura sempat merasa takut. Namun rasa takut itu cepat-cepat ditepis kuat. Mengingat saat ini tidak ada orang yang akan datang menyelamatkannya, bahkan Dito sekalipun. Satu-satunya jalan agar dia bisa pergi dari sini yaitu melawan gadis ini sendirian.

"Kamu nggak punya hak untuk nyuruh-nyuruh saya. Saya bukan babu kamu. Jadi stop memperbudak saya!" tegas Aura. Gadis itu tersenyum meremehkan kearah Aura

"Kamu mau bunuh saya? Iya? Silahkan. Tapi ingat, hukum itu berlaku. Setelah kematian saya, saya akan jamin kalau hidup kamu akan menderita. Kamu  bakal dipenjara seumur hidup. Coba aja kalau nggak percaya," kata Aura berani. Jauh dilubuk hati Aura yang paling dalam, dia berdoa semoga ancamannya ini berhasil, semoga gadis ini sadar dan melepaskannya begitu saja. Ya, semoga saja.

"Lo pikir gue takut? Heh, enggak. Gue bukan anak kecil yang bisa lo kibulin dengan ancaman-ancaman lo itu. Nggak guna. Kalaupun nanti gue dipenjara, gue nggak takut. Gue punya orang tua yang bakal ngeluarin gue dari sana," jawab gadis itu membuat Aura kalap dan kembali berfikir bagaimana cara dia membujuk gadis ini agar melepaskannya. Rasanya sulit  untuk keluar dari sini. Aura akui, gadis ini pemberani, bahkan dia siap menerima resiko apapun yang akan didapat.

Aura diam. Bingung harus menjawab apa. Sementara gadis dihadapannya itu tersenyum penuh kemenangan melihat ekspresi wajah Aura yang ketakutan.

"Kenapa lo diem? hah?!"

Aura masih diam.

"Jawab!" bentak gadis itu.

"Kamu pikir aku juga takut? Enggak. Seharusnya kamu itu mikir,  buat apa ngelakuin ini? Nggak bakal ada hasilnya. Walaupun kamu udah sakitin aku, bahkan bunuh aku. Emang kamu bisa jamin kalau dengan cara itu Dito bakal mau jadi pacar kamu? Enggak kan, jad---"

"Diem atau gue bunuh lo sekarang juga!" bentak gadis itu kuat.

Aura tidak takut, sekalipun gadis itu nekad menyakitinya.

"Silahkan kalau itu yang kamu mau. Tapi ingat, dengan kamu ngelakuin ini, Dito akan membenci kamu, bahkan dia bisa semakin menjauh dari kamu," kata Aura mengingatkan.

Gadis itu tersenyum meremehkan kearahnya.

"Ada gue peduli?" jawaban singkat gadis itu membuat Aura seketika memelot. Sungguh gadis ini memiliki tekad yang kuat. Tamatlah riwayat Aura. Tidak akan ada orang yang akan menolongnya dari amarah gadis ini.

Hening beberapa saat, hingga akhirnya gadis itu kembali angkat suara.

"Gue tau lo mau pergi dari tempat ini, ya kan?" tanya gadis itu, sudah pasti Aura mengangguk, mengiyakan.

Gadis itu tersenyum sinis, kemudian menjawab, "Oke, dengan senang hati gue akan lepasin lo," jawaban gadis itu membuat Aura berbinar.

"Tapi ada syaratnya. Gimana? Lo mau?" tanyanya.

Aura menatap gadis itu bingung sekaligus penasaran. Syarat apa yang akan diajukan gadis itu agar membebaskannya?

"Syarat? Syarat apa?" Aura bertanya.

——————

Syarat apa yes?
Tungguin CHAPTER selanjutnya yes.
Jangan lupa Vote&Komen :'))
Thks buat yg udah vote, komen, nunggu, siders, Sayang kalian smwahh

Fiy, 23November2018 kmren cerita REALLY 1 THN ada di wattpad :')

Thx buat 47k nya ya gaes. Sekarang udh 49k :')

Udh se tahun tp blm ending ya wkwk aku tu penulis yg mageran. Tergantung mood. Tp sering males nya sih wkwkk.

Thyou gaesss. Lopyou so much :')

22Nov18

10.51 WIB

Fortsæt med at læse

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN Af aLa

Teenage Fiktion

1.9M 102K 56
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
Nikah?! Af Asilviasp

Teenage Fiktion

13.2K 245 14
Pernah kebayang gak sih? Dijodohin sama orang yang hampir tiap hari berantem sama kalian Bayangin gimana nanti jadinya mereka kalo hampir tiap hari b...
5.1K 428 51
Kisah cinta raskia yang mencintai sepupunya dalam diam, juga mencintai salah satu teman dikampusnya. Kia seorang gadis cantik dan cuek. Kia sangat su...
It's Okay Put Af Puput

Teenage Fiktion

1.2M 30.1K 33
(READERS YG BAIK PASTI FOLLOW!!) CERITA INI BELUM DIREVISI, JADI MASIH BERANTAKAN. Bagaimana bisa hanya dalam tiga hari Rey berubah dan kembali ke pe...