Cinta di Sepertiga Malam (Rev...

By MarS2511

418K 15.3K 3.7K

Petualangan Cinta lewat sebuah do'a kepada Allah yang dibisikkan ke bumi. Bertemu dengannya karena sebuah per... More

'Prolog'
1. Cerdas Cermat
2. Hati
3. Chat
4. Tentang Dzaki
5. Rasa
6. Kembali Ke Bagas
7. Sakit
'Duka'
'Terkenang'
'Menjauh'
'Teman'
'Ramadhan'
'Kode'
'Galon + .....'
'Siapa?'
'Awan'
'Kenangan'
'Masker'
'2 pasang hati yang terluka'
'Nostalgia (1)'
'Nostalgia (2)'
'Celaka'
'Bangun'
'Khitbah'
'JWB'
'Hancur'
Alasan Dzaki
"Tetaplah Seperti ini"
"Tulang rusuk"
"Bukan Happy Ending"
"Bahagia?"
"Nabilla?"
"Laila"
"Terungkap"

'Status'

9.6K 369 138
By MarS2511

Status paling mulia ialah jomblo. Putuskan pacar anda sekarang juga. Jika dia bertanya alasan maka jawab saja "Berkat bulan Muharram. Aku pun ingin menjadi mulia di bulan yang mulia. Okeh, No Coment"

-Pak Sodirun-

💦

Lembar demi lembar buku catatan matematika dibuka, namun tak Nabilla baca, pikirannya melayang memikirkan bagaimana bisa kemarin ia nonton bersama Dzaki. Dia menutup wajahnya dengan tangan.

"Aduh, kemarin aku nangis di sebelahnya, sangat memalukan. Ya Allah hamba malu," ucap Nabilla.

Ketika ia menurunkan tangan dari wajahnya, tiba-tiba netranya menangkap kumpulan angka yang disebut no telepon terselip di dalam buku catatan matematikanya. Nabilla mengernyitkan keningnya, tanda bingung siapa pemilik no telepon tersebut.

Tangannya mengambil ponsel lalu mengetik no tersebut dan menyimpan kontaknya tanpa nama. Dinyalakannya data seluler di ponselnya, lalu dibukanya WA. Tiba-tiba sebuah status dengan caption "tiada hari tanpa Al-Qur'an," mengagetkannya. Status itu berasal dari nomer hp yang tadi ia simpan.

Merasa penasaran dengan pemilik no hp, ia pun membuka profil orang tersebut, namun sayang ia tak menemukan apa-apa. 5 menit kemudian, terlihat foto profil WA milik no tersebut diganti menjadi foto dua orang laki-laki. Nabilla sudah dapat mengetahui siapa pemilik no tersebut.

Sedangkan di tempat lain, Dzaki pun tengah dilanda kebingungan akan kejadian tadi malam. Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk.

"Assalammualaikum," salam dari luar kamar Dzaki.

"Wa'alaikumussalam," jawab Dzaki.

"Boleh masuk?" tanya seorang perempuan.

"Tumben nanya," ucap Dzaki yang membuat perempuan tersebut langsung masuk ke kamar Dzaki.

"Aduh lupa, tadi ke sini mau ngapain," ucap perempuan yang kini duduk di tempat tidur Dzaki sambil menepuk jidatnya.

Sedang asik membuka pesan di WA, Dzaki menerima sebuah status.

Status paling mulia ialah jomblo. Putuskan pacar anda sekarang juga. Jika dia bertanya alasan maka jawab saja "Berkat bulan Muharram. Aku pun ingin menjadi mulia di bulan yang mulia. Okeh, No Coment"

-Pak Sodirun-

"No siapa nih?" batin Dzaki setelah membaca status tersebut.

"Keren nih kata-kata," puji Dzaki.

"Oh iya kak, pinjam Hp dong"

"Buat apa?"

"Kemarin itu aku ngesave no seseorang di Hp kakak, lupa bawa Hp sih pas di Bioskop waktu itu," jelas perempuan tersebut.

"Oh, nih," Dzaki menyerahkan ponselnya.

"Emang no siapa?" tanya Dzaki kepada perempuan yang tak lain adalah adiknya.

"Kak Nabilla," jawab Maeda.

Dzaki terdiam, dan matanya melotot akibat kaget mendengar jawaban adiknya.

"Mae, kakak mau nanya serius,"

"Apa kak?, Mae belum siap kalo diseriusin"

"Serius! Kamu yang menukar tiket nonton malam itu?"

"Maksudnya Kak?"

"Kenapa Nabilla bisa duduk bersebelahan sama Kakak?"

"Karena takdir," jawab Maeda sambil berlari keluar kamar Dzaki.

Dzaki sudah mengerti mengapa ia dan Nabilla bisa nonton bersama. Ia teringat waktu itu Maeda meminjam Hpnya. Lalu ketika Maeda mengembalikan Hpnya, tiket nonton milik Dzaki terjatuh. Mungkin saat itulah Maeda menukar tiket nontonnya dengan milik Dzaki.

"Oh iya, itu status Nabilla ngefek gue gak ya?" pikir Dzaki.

💦

Nabilla sedang menyapu di luar kelas, dan Raka menghampirinya.

"Assalammualaikum Nabilla," salam Raka

"Wa'alaikumussalam," jawab Nabilla.

"Nih buat kamu," Raka memberikan sebuah gantungan kunci yang terbuat dari batu dengan bentuk love.

"Untuk apa?" tanya Nabilla.

"Angin, Awan itu tahu, beberapa hari yang lalu ketika kamu dan Mitha sedang terlibat pembicaraan yang serius, matamu menyiratkan rasa sakit di hatimu yang tak seorang manusia pun menyadarinya. Tapi aku sudah mengenalmu dari kecil, jadi aku pun merasakan sakit yang kamu sembunyikan itu. Liatlah batu itu, berbentuk hati dan keras, semoga hatimu kuat sekuat hati itu," terang Raka dengan kalimat yang panjangnya satu paragrap, lalu pergi setelah mengucap salam.

"Nab, masuk, coba liat itu Pak Rafi mau masuk," peringat Mitha.

Setelah meletakkan sapu, Nabilla pun duduk di kursinya siap bertempur melawan rumus demi rumus matematika. Di tengah pelajaran, Pak Rafi menyebutkan satu nama. "Nabilla."


"Iya Pak" jawab Nabilla.

"Kamu pindahan SMA Samudra Biru kan? Kenal Bu Dinda?" tanya Rafi.

Nabilla sedikit mengerutkan kening, bingung dengan nama guru yang disebutkan oleh Rafi.

"Gak tahu Pak"

"Itu lho istrinya Pak Dodi, sekarang lagi hamil" ucap Rafi yang membuat getaran di hati Nabilla mendengar nama Dodi. Merasa dosa di pelupuk mata, ketika teringat kelakuannya bersama Dodi.

Pelajaran selesai, hari berlalu, dan sebuah foto beredar. Foto itu berisi editan antara Nabilla dan Dodi yang saling berpapasan di jalan. Seolah mereka berpegangan tangan. Yang sebenarnya itu hanya rekayasa foto.

Berulang kali Nabilla mengucap istighfar akan fitnah yang menimpa dirinya dan berusaha sabar atas kata-kata yang didengarnya dari banyak orang, mengatakannya sebagai pelakor. Kadang ia dapat melupakan hal tersebut, dan kadang ia kembali merasakan sakit ketika dirinya dicap sebagai pelakor. Namun ia teringat kata-kata Raka, "liatlah batu itu, berbentuk hati, kuat dan keras, semoga hatimu kuat sekuat hati itu." Akhirnya Nabilla berusaha bangkit dan terus bangkit.

Sebuah foto antara Nabilla dan Dinda--istri Dodi, terpajang di sebuah status, dengan caption "seorang pelakor yang dimaki."

Status Dzaki yang terbaca oleh Nabilla membuatnya kembali terpuruk. "Mengapa Dzaki juga ikut-ikutan?" batin Nabilla.

Bagas
PELAKOR 😂😂

Nabilla seolah diterror dengan kalimat tersebut. Semua orang seolah membullynya dengan kelemahan Nabilla.

Anggota tubuh manusia yang paling sensitif bukanlah mata melainkan Hati. Mata kelilipan debu masih bisa dibersihkan. Tetapi jika hati kelilipan kata-kata kasar, maka perihnya akan sangat terasa.

Sebuah pesan diterima Dzaki,

"Apa maksud lo?"

"Maksud apa?"

"Status lo"

"Status yang mana?" Dzaki yang bingung karena tak merasa membuat status.

Nabilla mengirim Capture-an status Dzaki yang tadi. Hal itu menambah kebingungan Dzaki.

"Gue beneran gak bikin itu status"

"Lalu?"

"Entah, lo juga bikin status masalah pacaran itu ngefek gue?" Dzaki berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ngerasa lo? Kalo iya kenapa, toh lo pacaran kan. Lo bilang dulu gak mau pacaran!"

"Hahahahahaha, terimakasih telah buat gue ketawa," balas Dzaki dengan emoticon tertawa terbahak-bahak.

💦

Akhirnya bisa up juga, maafkan ya semuanya.

Oh iya ana baru up lagi kalo yang komen udah 25 orang, kalo gak ya lama up nya.

Ayo para siders muncullah.

Dan aku bawa rencana nih, Ada yang mau ikut grup WA gak? Kalo udah ada yang minat minimal 20 orang baru diproses deh. Kalo gak ya gak jadi. Tapi khusus cewek ya, maafkan ya cowok gak bisa heeee..

Gak bosen-bosen ana promosi untuk cerita Pemilik Tulang Rusuk, ayoo dibaca juga.

Ana terus meyakinkan hati bahwa semua karya tulisan dimulai dari nol.
Nol followers, nol readers, nol vote, and nol coment.

Ana berharap ana bisa mendapat semangat dari kalian.

Maaf ya direvisi dikit.

Continue Reading

You'll Also Like

328K 28.4K 35
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
4.6M 279K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
150K 8.3K 35
"Jangan menikah dengan Perempuan itu! Menikahlah dengan perempuan pilihan Umi, Gus!" Syakila Alquds, sosok gadis yang kehilangan kesucian dan berasa...
2.8M 249K 69
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...