Arina Ella

By ShabrinaHuzna

123K 4.3K 153

COMPLETED✅ 🎥Yuk, tonton Trailernya di Chapter pertama sebelum baca ((: --- Arina Ella gadis SMA yang merupak... More

Introduction 1 - VIDEO TRAILER
Introduction 2 - PLAYLIST
P r o l o g
1. Competition Preparation
2. The Concert Tickets
Get to Know the Characters
3. Their Secret
4. Rehearsal
5. The Unexpected Concert
6. Bad Dreams
7. All Those Letters
8. Dinner with Rizky
Instagram @arinaella
9. Back to School Again!
10. Debate
11. Debate (Again)
12. Me, You, and Good View
Instagram @arinaella Announcement
13. We're Eleven Grader!
14. Keisha
Update: Thankies & Title Update
15. Jealous
16. Tasya's Pom Pom
17. Sugar Cafe
18. Gossip, Gossip, Gossip
19. Matchmaker
20. Lucky
21. Arina's Last Name
22. The Real Keisha
23. Dad's Secret
24. Need a Prove
25. Completely Forgot
26. Elitta Friska
27. Embarrassing Morning
28. Drama
29. It's Over
30. Today is the Day
31. The Almost Fight
32. Officialy
33. Forget and Throw It
34. Too Much Hope
35. Suspicious
36. Splash!
37. Mess
38. Everything Changed
39. Dear Bunda
40. Dad's Secret (2)
41. Miss Becomes Missing
42. "Don't call me your Bro!"
43. The Fight
44. So Complicated
45. Dad's Secret (3)
46. Dad's Truth
47. One by One
48. First Plan
49. Let's Talk
50. Plan that Unplanned
51. "What Did You Call me?"
52. Surrounded by Cheers
53. Fix the Next Problem
54. Lullaby Song
55. Good News
57. An Awkward Dinner
58. My Lyrics Editor
59. The Biggest Regret
60. Song Revision
61. Sorry Arina Ella (1)
62. Too Emotional
63. So Warm
64. Sorry Arina Ella (2)
65. Good News for Dad
66. Seventeen!
67. Gold Dresses
68. The Engagement Day
69. It's You!
Epilog
My New Romance Story

56. Studio Music

1K 47 0
By ShabrinaHuzna

Selama pelajaran di sekolah, Arin terus menerus melihat jam tangannya. Ia sangat tidak sabar dengan nanti sore yang akan bertemu dengan Om Radit. Setelah melalui harinya di sekolah, waktu kini menunjukkan pukul tiga sore. Yap! Arin akan segera berangkat ke studio rekaman Om Radit.

Ketika hendak keluar dari lorong sekolah, Elvan datang menghalangi jalannya.

"Arina," ujar Kak Elvan.

"Kak Elvan, hai!" jawab Arin.

"Mau kemana? Buru-buru amat?" tanya Elvan.

"Arin mau ke studio rekaman, Kak," jelas Arin.

"Studio rekaman?" tanyanya dengan bingung. "Kamu balik lagi bermusik?"

Arin mengangguk dengan riang.

Senyuman Elvan seketika melebar hingga membentu lesung pipit pada pipinya. "Selamat Arina!" puji Elvan. "Bagaimana kalau kita rayain keberhasilan kamu dari trauma? Aku traktir kamu," pinta Elvan dengan memohon.

"Umm..." Ini sudah ketiga kalinya Elvan mengajaknya keluar, namun ia belum pernah meng-iya-kan jawabannya. Arin jadi merasa tidak enak sekarang.

Hmm, apa salahnya bila makan bareng Kak Elvan usai dari studio rekaman? batin Arin. Tadi pagi Arin hanya meng-sms Om Radit bila dirinya hanya ingin berbincang dengan Om Radit. Jadi tentu di studio tidak akan memakan waktu lama.

"Boleh, Kak. Bagaimana nanti setelah dari rekaman studio?" tanya Arin.

"Boleh. Aku jemput kamu di rekaman studio, ya. Kasih tahu aja alamatnya di mana," ucap Elvan dengan wajah yang sangat senang karena Arin telah menerima ajakannya untuk makan bersama.

"Oke. Nanti Arin Line."

Setelah berbincang dengan Elvan, Arin pergi ke tempat parkir dan meminta Pak Pram untuk mengantarkannya ke studio rekaman.

🎹

Ketika tiba di studio, Arin meminta Pak Pram untuk tidak perlu menunggunya karena nanti akan dijemput dengan temannya, Elvan. Awalnya Pak Pram menolak karena takut ditegur oleh ayah Arin bila pulang terlalu larut. Namun, setelah Arin membujuk lagi Pak Pram, akhirnya Pak Pram menurut.

Kini Arin berada di depan pintu masuk studio. Ia menghela napas kemudian masuk dengan senyuman. Di lobi ada resepsionis perempuan yang sedang menatap Arin. Umurnya kira-kira dua puluh tiga tahun dan masih muda.

"A-Arina Ella, bukan?" tanya resepsionis dengan wajah terkejut.

"Ya," jawab Arin dengan senyuman. Kemudian Arin melihat pin pada baju resepsionis yang bertuliskan namanya Dhea. "Hai Dhea!" sapa Arin.

"Sudah lama sekali kamu tidak ke sini semenjak—" ucapan Dhea terhenti karena sadar dirinya salah berkata di depan Arin. Tidak seharusnya ia membicarakan Steffie Ella di depan Arin. "Aduh maaf, Arina."

"Ya, Arin sudah lama nggak ke sini semenjak Bunda nggak ada. Tapi Arin nggak apa-apa, kok," ucap Arin sambil tersenyum untuk meyakinkan Dhea dirinya memang baik-baik saja.

"Kamu mau bertemu Pak Radit?" tanya Dhea.

"Ya. Tadi pagi Arin udah bilang dengan Om Radit. Nggak tahu deh, Om Radit lupa nggak, ya?"

Dhea tersenyum girang, "Tentu ia tidak akan lupa, Arina. Dari dulu Pak Radit selalu menunggu kamu akan kemari untuk join dengan kita."

"Oh ya?" tanya Arin yang mengerutkan dahinya.

"Ya!" Kemudian Dhea mengambil telepon di atas mejanya. "Sebentar, ya. Biar kupastikan dulu Pak Radit," ucap Dhea yang kini mengambil telepon untuk menghubungi Om Radit yang sedang berada di ruangannya. "Pak Radit, Arin sudah menunggu Anda di lobi," ujar Dhea dalam teleponnya dengan Om Radit.

Ketika pembicaraan di telepon usai, Dhea menutup teleponnya. "Tunggu sebentar ya, Arina Ella. Pak Radit sedang menuju lobi," jelas Dhea.

Arin mengangguk lalu menunggu di sofa lobi. Tak lama, datang Om Radit.

"Arina Ella Nice to meet you!" seru Om Radit.

"Nice to meet you too, Om!" seru Arin.

"Yuk, ke ruangan Om," ajak Om Radit.

"Oke," jawab Arin yang kemudian mengikuti Om Radit.

Arin tiba di ruangan Om Radit. Ruangan itu tanpak modern. Di sudut ruangan terdapat piano klasik dan juga gitar akustik dengan standingnya. Lalu dinding-dindingnya juga dipajang dengan beberapa bingkai yang berisi CD dan foto artis dari studio rekaman Om Radit.

Arin tersenyum bangga ketika melihat bingkai CD Steffie Ella terpampang di situ. Ia pun menjadi terbayang, apakah nanti akan ada cd karyanya yang akan dipajang di ruang Om Radit?

[Kira-kira kayak begini guys bingkai yang dimaksud, hehe. Maaf menganggu bacanya.]

Usai melihat-lihat, Arin duduk di tepi meja Om Radit. Tanpa banyak basa-basi, Arin langsung ke inti. "Om Radit, waktu itu benar Om Radit pernah datang ke kantor Ayah, ya?" tanya Arin.

"Umm, benar," ucap Om Radit dengan sedikit takut.

"Dan Om Radit minta izin sama Ayah soal Arin bergabung dengan studio musik Om Radit, kan?" tanya Arin dengan nada sedikit menekan.

"Ya," jawab Om Radit yang kini semakin takut. Om Radit mengira dirinya akan dimarahi oleh Arin karena ia telah salah karena berharap dan memaksa Arin. Namun ternyata sebenarnya bukan itu yang akan Arin lakukan.

"Arin masih punya kesempatan untuk gabung, Om?" tanya Arin sambil tersenyum lebar.

Om Radit kini membelalakan matanya. "Kamu serius Arina? Kamu bisa bermain lagi?"

"Ya! Let me show you," ucap Arin yang kemudian berjalan menuju piano klasik di sudut ruangan. Kini jemari Arin bermain asal, namun alunannya tetap indah. Arin tidak tahu apa yang dimainkannya saat ini. Ia hanya bermain mengikuti alunan dan gerakan jemarinya.

Om Radit yang memerhatikan Arin kini menggeleng takjub. Ia tahu bahwa yang Arin mainkan saat ini adalah lagu yang ia karang sat itu juga. Om Radit tahu itu, karena memang begitulah Arin sejak dulu —memainkan lagu dengan asal namun terdengar apik.

Ketika Arin tidak ada ide lagi untuk melanjutkannya, ia pun mengakhirinya dan kini memutar badannya ke arah Om Radit.

"Arina," ujar Om Radit, "Om benar-benar tidak menyangka! Tanpa kamu bermain, Om Radit sudah percaya dengan kamu yang kembali bermusik."

"Jadi jawabannya?" tanya Arin.

"Of course, YES! You can join with us!" seru Om Radit.

"YAAAYY! Makasih Om!" seru Arin yang kegirangan. Lalu kemudian Arin mengubah sikapnya seketika dan berkata dalam hati, act professional Arina, act professional.

"Ayo ikut Om ke ruang rekaman," ajaknya.

Arin pun mengikuti Om Radit yang keluar dari ruangannya. Lalu kini masuk ke dalam ruangan kedap suara itu, di mana proses pembuatan lagu berada. Kemudian Om Radit memperkenalkan semua kru. Dari mulai kru mengatur sound system, gitaris, pianis, drummer, dan masih banyak kru-kru lain. Ia juga sempat bertemu dengan artis lainnya di sana.

Usai tur, Om Radit bertanya pada Arin, "Jadi kamu ingin lagu single kamu seperti apa nanti? Kita akan buatkan lagunya, liriknya, musiknya, semuanya. Jadi kamu hanya perlu melatih suaramu dan pianomu saja."

"Umm, soal itu. Boleh nggak ya Om..." Om Radit menunggu kalimat Arin diselesaikan. Setelah menemukan kalimat yang tepat, Arin pun melanjutkannya. "Arin boleh nulis single Arin sendiri? Arin nggak mau orang-orang mengira Arin bisa terkenal karena anaknya Steffie Ella. Arin pingin orang-orang mengenal Arin karena  Arin memang bisa dalam bermusik," jelas Arin dengan memohon.

Om Radit terdiam. Ia terkejut dengan permintaan Arin, karena yang ia tahu anak-anak milenial saat ini selalu ingin yang instan dan cepat. Namun tidak dengan  Arin yang justru ingin membuat lagunya sendiri.

Karena Om Radit yang masih terdiam, Arin pun bertanya sekali lagi. "Boleh nggak, Om?"

"Maaf Arina," ucap Om Radit yang tersadar dari pikirannya, "tentu saja boleh. Om malah senang sekali kamu memiliki keinginan seperti itu." Kemudian Om Radit duduk pada sebuah bangku dan kembali melanjutkannya. "Mungkin nanti kita akan membantu kamu dibagian musik, instrumen, dan lainnya. Soal nada dan lirik, Om serahkan sama kamu. Bagaimana?"

"Sounds great!" seru Arin.

"Oke. Kamu sudah ada lagunya?" tanya Om Radit.

"Belum sih, Om. Tapi Arin sudah tahu mau bikin lagu tentang apa," jelas Arin yang kini sudah ada alunan lagu dalam kepalanya.

"Baiklah, Om tunggu," ucap Om Radit sambil tersenyum. "Welcome to our recording, Arina Ella!" ujar Om Radit sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Thank you, Sir!" jawab Arin sambil membalas jabatan tangan Om Radit.

🎹 🎹 🎹

Hei-hei! Boleh dong tinggalin v o t e kalian

Biar Shab semangat, karena ini udah hampir di akhir ((:

Luff yaa,
Shabrina Huzna😘

Instagram: shabrinafhuzna

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 344K 28
Apa jadinya jika kamu batal menikah? Undangan sudah disebar dan segala persiapan sudah matang. Tinggal menunggu hari saja, tapi mempelai prianya mala...
149K 5.3K 66
Samar 2 (CLBK) CLBK nya bukan cinta lama bersemi kembali ya tapi cinta lama belum kelar. Ini kelanjutan dari story SAMAR (Drisa&Damar) sebelum baca i...
3.5M 312K 43
Ini tentang Deana Nismara Kencana dan dunianya yang berubah 180° semenjak ia bertemu dengan laki-laki yang bernama Caesar Iseabail Silaen. Saya bingu...
5.3M 450K 52
Tak ingin menikah karena dijodohkan. Tak ingin pernikahannya dikontrol oleh orang asing tak dikenal. Pria dan wanita yang tak cukup akur sebagai tema...