REALLY?

Rosidahdivyanka által

159K 7.6K 1.5K

Cuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. ... Több

chapter 1
chapter 2
chapter 3
Chapter 4
chapter 5
PEMERAN
Chapter 6
Aura & Dito
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
TheRempong
Chapter 11
Chapter 12
chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
DI FOLLOW YA ^^
Chapter 16 (A)
Chapter 16 (B)
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
INFO
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44

Chapter 25

1.9K 85 3
Rosidahdivyanka által

Wahhh Terima kasih banyak buat yang kemarin udah komen REALLY. Makasih banyak yaa ^^. Meski komen nya bukan di kolom komentar, gapapa kok aku udah seneng. Sekali lagi makasih ya ^^ lopyu gaess😘


🍁🍁🍁


Aura baru saja sampai di rumah. Sungguh, acara ulang tahunnya kali ini sangat melelahkan. Aura masih tidak percaya dengan kejutan yang diberikan Dito hari ini. Dito menyiapkannya semuanya dengan sangat baik. Kue, dekorasi, semuanya Aura suka. Entah ide dari mana kejutan ini, Aura tidak tahu. Mereka bahkan sampai
mengerjainya dengan mengatakan bahwa Dito kecelakaan. Hampir saja Aura jantungan mendengarnya. Dan bodohnya, kenapa Aura bisa percaya dengan mudahnya? Untung saja tidak terjadi apa-apa pada Dito.

Oh, jangan lupa, Dito juga memberinya kado.

"Gue tau kado ini jauh dari kata mewah apalagi mahal. Tapi gue harap, lo nggak liat ini dari sisi harga ataupun bentuknya. Gue punya alasan kenapa gue ngasih lo kado ini," Aura tersenyum kecil mengingat kata-kata Dito sebelum memberikan kado itu.

Niat Aura meminta kado tadi hanya becanda. Dito mengingat ulang tahunnya saja Aura sudah senang. Tapi jika Dito memberinya kado juga Aura tidak akan menolaknya. Itu kan rezeki. Apapun kado yang diberikan Dito untuknya, Aura akan tetap menerimanya. Meski itu barang bekas sekalipun.

"Nih," kata Dito seraya memberikan kado itu pada Aura. Tanpa berfikir panjang, Aura pun dengan senang hati menerimanya.

"Boleh dibuka?," tanya Aura polos. Dito mengangguk cepat.

"Jangan dinilai dari harganya sayang," Aura mengangguk kemudian membuka kado itu.

Aura tersenyum penuh arti melihat kado yang diberikan Dito. Menara Eiffel. Paris! Oh my god, Aura ingin berteriak sekarang. Menaranya besar sekali!

"Ditoooooo! Bagus bangetttt!," teriak Aura histeris.

"Kamu suka?" tanya Dito terkejut dengan respon yang diberikan Aura.

"Suka bangetttttt," teriak Aura lagi. Dito tidak menyangka, sebegini histerisnya Aura dengan kado pemberiannya. Dia pikir Aura tidak akan menyukainya.

"Bagus kalo gitu, gue ikut seneng." jawab Dito. Aura menatap Dito terharu. Dan Dito tau sebentar lagi Aura akan memulai Drama nya, apalagi jika bukan menangis. Kenapa setiap Dito bersikap romantis dengannya Aura selalu menangis, sedangkan saat Dito marah Aura tidak pernah menangis. Dasar aneh!

"Kenapa lagi? Nangis? Terharu?" ledek Dito. Aura tidak menjawab pertanyaan itu, air matanya lah yang menjawabnya. Nah kan benar. Aura pasti menangis.

"Lo tuh hobi banget sih nangis. Nyesel kan jadinya gue beliin lo kado kalo ujung-ujungnya lo nangis Harusnya kalo dibeliin kado tuh bilang makasih. Ini? Boro-boro bilang makasih. Nangisnya yang di dululuin. Lo tuh tujuh belas tahun Ra, udah--" kata-kata Dito seketika terhenti saat tiba-tiba Aura memeluknya. Dito terkejut tapi dia berusaha bersikap biasa saja, seolah tidak terjadi apa-apa dengan hal yang dilakukan Aura. Padahal sekarang detak jantungnya sedang bergetar tidak karuan.

"Ma-makasih buat semuanya," ucap Aura.

"Iya," jawab Dito singkat karena masih terkejut dan berusaha setenang mungkin.

"Maaf aku belum bisa jadi cewek yang baik buat kamu, selalu buat kamu kesel setiap hari, nangis terus kayak anak kecil, maafin aku, karena memang inilah diri Aura sebenarnya," jelas Aura masih menangis. Dito sendiri bingung harus melakukan apa.

"Iya gapapa. Gue terima lo apa adanya Ra, gue nggak pernah mempermasalahkan sifat-sifat lo selama ini. Masalah gue yang nyeramahin lo barusan, itu gue lakuin supaya lo itu sedikit sadar kalo lo itu mulai dewasa," jelas Dito berharap Aura mengerti.

"Iya,"

Dito menghela napas lega mendengarnya jawaban Aura. Sebenarnya ada satu hal yang ingin Dito tanyakan pada Aura, kenapa dia tiba-tiba menangis? Tapi niatnya itu kembali diurungkan takut jika nanti Aura kembali menangis.

"Yaudah berhenti gih nangis nya. Nggak enak nanti diliat orang. Tuh didalam masih rame. Ntar gue disangka ngapa-ngapain lo lagi," kata Dito membuat Aura seketika menghentikan tangisannya.

"Makasih ya kadonya," kata Aura yang diangguki oleh Dito.

"Nggak usah makasih terus, capek gue jawabnya," Aura terkekeh pelan mendengarnya.

"Gitu dong ketawa, jadi orang itu jangan baperan, apalagi cengeng. Lepasin pelukannya, ntar ada yang liat baru tau rasa," Aura mengangguk kemudian melepaskan pelukan itu.

Begitulah kira-kira percakapan Aura dan Dito sebelum akhirnya Aura dan Dian berpamitan untuk pulang.


🍁🍁🍁



Bel istirahat baru saja berbunyi. Sesuai rencana yang sudah disiapkan sejak tadi pagi, hari ini semua siswa kelas X MIPA 3 diharuskan berkumpul dikelas untuk mengadakan rapat. Lima menit setelah bel, semuanya sudah duduk di tempatnya masing-masing. Tasya selaku ketua kelas menghela napas lega. Akhirnya mereka bisa diajak kerja sama tanpa perlu dikordinir olehnya. Baguslah ini akan mempermudahnya.

"Oke, biar acaranya cepet selesai sebelum bel, gue langsung aja ke intinya," kata Tasya yang tentu saja disetujui oleh teman-temannya.

"Jadi gini, kalian pasti tau kan kalo besok miss Nay bakalan nikah. Kalian juga masih inget kan kalo kita semua diundang ke acara itu?" tanya Tasya tanpa basa-basi. Tentu saja mereka masih ingat, miss Nay kan wali kelas nya.

"Jadi, tujuan gue ngadain rapat ini, gue mau kita sama-sama ngambil kesepakatan buat acara besok. Mulai dari berangkat, kita disana, kado, sampe kita pulang. Gue harap kalian bisa diajak kerja sama biar ngehemat waktu dan semuanya berjalan sesuai dengan yang kita harapkan," jelas Tasya.

Acara rapat ini berjalan kurang lebih setengah jam. Semua orang mengutarakan pendapatnya masing-masing, dan semua pendapat itu akan disetujui bersama.

Dari hasil rapat ini, mereka memutuskan untuk datang ke resepsi miss Nayna masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mengefesienkan waktu dan tidak akan telat karena menunggu teman-teman sekelasnya yang selalu 'ngaret'. Tasya sudah hapal betul sifat mereka yang satu ini. Mereka pun tidak keberatan dengan usul Tasya kali ini. Ada beberapa diantara mereka yang tidak bisa datang karena beberapa keperluan. Tasya dan yang lainnya pun memaklumi permintaan mereka. Mereka juga kan punya kehidupan masing-masing, Tasya juga tidak ada hak untuk melarangnya. Selama alasan itu masuk akal, Tasya akan mengizinkannya.

Untuk masalah kado, Tasya dan yang lainnya mempercayakan itu semua pada Aura. Mereka yakin Aura bisa melakukan tugas itu dengan baik. Aura pun tidak menolak, dia tidak akan keberatan sama sekali.

"Semuanya udah gue jelasin dan gue rasa itu udah lebih dari cukup buat acara besok. Kalo ada yang belum paham bisa tanya ke gue," kata Tasya setelah semua keputusan disetujui bersama.

Hening beberapa menit. Sepertinya mereka sudah paham semua. Baguslah jika begitu.

"Nggak ada? Bagus kalo gitu. Gue rasa itu aja yang perlu kita bahas hari ini. Semuanya udah gue jelasin kan? Jadi nggak ada lagi alasan buat nggak datang. Yang nggak datang denda lima puluh ribu, Kecuali yang udah izin sama gue tadi," jelas Tasya.

"Untuk kado, gue serahin semuanya ke Aura. Tugas kalian cuma satu, datang ke acara itu. Dandan yang cantik tapi nggak usah tebel-tebel. Malu sama tamu yang lain, ntar disangka ondel-ondel yang ngisi acara. Yang cowok juga, besok pake jas biar keliatan cakep dikit. Sekali-sekali kek penampilan itu rapi dikit, nggak usah buluk-buluk amat," jelas Tasya lagi.

" Oiya,satu lagi. Kumpulin uang iyuran buat kado ke Aura sekarang. Thanks buat kerja sama nya hari ini, gue harap kekompakan ini nggak cuma hari ini aja, tapi seterusnya. Masih ada waktu lima menit sebelum bel masuk, kalian bisa kekantin dulu," kata Tasya kemudian berlalu. Kepergian Tasya pun diikuti yang lainnya. Kemana lagi jika bukan ke kantin.


🍁🍁🍁



Rencananya setelah pulang sekolah ini, Aura akan membeli kado untuk miss Nay. Tentu saja kesempatan ini tidak akan dilewatkan Dito untuk jalan berdua bersama Aura.

Sepulang sekolah, setelah berpamitan, Aura dan Dito pergi ke salah satu pusat perbelanjaan untuk membelikan kado miss Nayna.

"Kira-kira kado yang cocok buat kado pernikahan apa ya? Kamu tau nggak?" tanya Aura. Dito menggeleng tidak tau.

"Kamu mah semuanya nggak tau," kesal Aura.

"Badcover aja gimana?" usul Dito. Aura berfikir sejenak sebelum akhirnya menyetujui usulnya itu.

"Usul diterima! Yaudah yuk kita cari badcover nya sekarang," kata Aura semangat.

Mereka pun berjalan beriringan mencari stand yang menjual badcover.

"Selamat datang mba, mas. Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita ramah.

"Iya mba, kami mau cari badcover kira-kira mana ya badcover yang biasa dibeli buat kado pernikahan?" tanya Aura tak kalah ramah.

Wanita itu berbinar mendengar penuturan Aura. Sepertinya Aura dan Dito datang di toko yang tepat.

"Kami menjual berbagai model, ukuran, dan bentuk dari merk yang berbeda. Sebagian besar pelanggan kami memang membelinya untuk kado," jelasnya ramah.

"Oh, bagus deh mba kalo gitu, jadi saya nggak perlu capek-capek buat cari toko lain," ujar Aura.

"Iya. Mari ikut saya, akan saya tunjukkan model apa saja yang habus terjual bulan ini," ajak wanita itu, tanpa berfikir panjang Aura dan Dito pun langsung mengikuti langkahnya.

Setelah melihat, mempertimbangkan, dan memilih, Aura dan Dito akhirnya sepakat untuk membeli badcover warna biru muda sebagai kado pernikahan mis Nayna besok.

Setelah membayar dan membungkusnya, Aura dam Dito kemudian berpamitan. Tak lupa mereka juga mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang diberikan.

"Makan yuk," ajak Dito. Aura berfikir sejenak mempertimbangkan ajakan Dito. Masih tersisa waktu satu jam sebelum jam lima, itu artinya masih ada waktu untuk Aura berkeliling sebelum pulang. Baiklah Aura akan menerima tawaran itu. Lagi pula jika Aura pulang sekarang apa yang akan dilakukannya dirumah? Tidak ada.

"Malah bengong. Mau nggak?" tanya Dito lagi. Aura mengangguk mantap. Dito pun tersenyum kecil mengetahui jawaban Aura.

"Lo mau makan apa? Gue ngikut lo aja," Dito meminta pendapat Aura.

"Gimana kalo kita makan burger?" usul Aura.

"Burger nggak kenyang," jawab Dito spontan.

"Terus kenapa tadi nanya pendapat aku kalo ujung-ujungnya nggak setuju?" kesal Aura. Dito terkekeh pelan mendengarnya.

"Baik nyonya, kita makan burger sekarang. Udah kan puas?" goda Dito kemudian menarik tangan Aura untuk mengingatnya. Kemana lgai jika tidak membeli burger seperti permintaan Aura tadi. Dito tidak mau menolak permintaan Aura, karena itu bisa membuatnya marah, dia juga kan nanti yang repot kalau Aura marah? Jadi lebih baik dia mengalah.

🍁🍁🍁

"Kado dari gue lo simpen nggak?" tanya Dito ditengah-tengah mereka makan. Aura mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Dito tidak mempermasalahkan itu, Aura kan sedang mengunyah.

"Besok ke resepsi miss Nay gue jemput lo ya. Jam delapan kan?" tanya Dito lagi

"Iya jam delapan. Jangan 'ngaret', awas kalo kita sampe telat," ancam Aura. Dito tersenyum meremehkan.

"Telat gara-gara gue ngaret? Nggak salah? Yang ada tuh ya, kita bakalan telat karena nungguin lo make up," sindir Dito.

"Ngg---" Aura baru akan menjawab, Dito sudah memotongnya terlebih dulu. Dasar menyebalkan!

"Nggak usah dijawab. Gue nggak nyuruh lo jawab kan? Abisin burger lo cepet. Abis ini lo ikut gue," suruh Dito.

"Kemana?" tanya Aura penasaran. Kemana lagi Dito akan membawanya? Ini sudah sore. Oh yaampun, rasanya Aura ingin sekali menjambaknya sekarang.

"Iya iya," jawab Aura pasrah, meski dalam hati dia kesal dengan sikap Dito hari ini. Sangat menyebalkan.

Beberapa menit kemudian.

"Kita mau kemana sih?" tanya Aura kesal karena sejak tadi mereka terus saja berjalan tanpa tau kemana tujuannya. Kaki Aura sudah pegal, sebenernya Dito akan mengajaknya kemana? Kenapa sejak tadi tidak sampai-sampai? Apa Dito mengerjainnya? Jika iya, lihat saja nanti. Aura akan marah selamanya pada Dito, biar tau rasa dia.

"Bisa nggak sih lo nggak usah banyak tanya?" jawab Dito kesal. Tuh kan dia menyebalkan. Bukannya menjawab, Dito malah memarahinya.

"Iya!" ketus Aura, dalam hati dia berjanji tidak akan bertanya apapun lagi setelah ini.

"Bagus," jawab Dito singkat kemudian kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda karena pertanyaan Aura yang menurutnya tidak penting. Tak mau tertinggal jauh dari Dito, Aura pun kembali mengikuti langkah Dito. Entah kemana Dito akan membawanya, Aura tidak tau. Sekarang dia hanya bisa menurut, daripada nanti Dito memarahinya seperti tadi.

"Dari tadi jalan nggak sampe-sampe. Ni kaki udah pegel. Dikira enak kali jalan kaki sejauh ini. Ada mobil juga bukannya pake mobil. Dasar pelit," omel Aura dibelakang Dito. Semoga saja Dito tidak mendengarnya.

Beberapa menit mereka berjalan, akhirnya langkah mereka terhenti di depan sebuah butik yang sepertinya ini butik terkenal. Aura tidak tau banyak masalah butik-butil terkenal, tapi sepenglihatan nya dari baju-baju yang dipamerkan, ini butik mahal. Hanya satu butik yang Aura tau. Vira's butik, ya. Tentu saja itu butik Tante Vira. Dia kan yang menjadi model dibutiknya itu.

"Buat apa coba dia ngajak kesini?" kesal Aura lagi dan lagi. Jauh-jauh mereka berjalan hanya pergi kebutik ini? Aura ingin menangis saja sekarang. Kenapa tidak memakai mobil saja sih?

"Permisi mba, saya mau ambil pesanan beberapa hari lalu," kata Dito pada salah satu pegawai butik.

"Atas nama siapa," tanya pegawai itu.

"Dito Ashraf Rahata," pegawai itu mengangguk kemudian berlalu untuk mengambil pesanan Dito. Sambil menunggu pegawai itu kembali, Aura dan Dito memilih untuk duduk disalah satu kursi yang tersedia di butik ini.

"Menurut lo baju-baju disini bagus nggak?" tanya Dito memecah keheningan.

"Bagus," jawab Aura singkat.

"Ini mas," kata pegawai butik menyerahkan paper bag berwarna pink yang Dito yakini itu adalah baju pesanannya.

"Terima kasih mba, uangnya sudah kan?" tanya Dito seraya mengambil paper bag itu.

"Iya mas sudah. Terima kasih sudah berlangganan dengan kami. Semoga hasilnya tidak mengecewakan. Ditunggu orderan selanjutnya," kata pegawai butik ramah. Dito mengangguk.

"Iya mba, sama-sama. Kalo gitu saya pamit dulu mba, permisi," pamit Dito sopan. Wanita itu mengangguk.

"Lo nggak mau tanya baju ini buat siapa?" tanya Dito penasaran. Biasanya Aura selalu bertanya semua hal padanya. Tapi kenapa sekarang jadi diam? Apa dia ngambek lagi? Karena apa? Dito bingung sendiri.

"Nggak!" jawab Aura ketus.

"Kenapa?" tanya Dito lagi.

"Nanti dimarahin," jawab Aura datar.

"Hah? Dimarahin siapa?" tanya Dito penasaran.

"Siapa lagi kalo bukan kamu? Yang suka marah-marah kalo aku nanya kan cuma kamu. Belagak lupa," kesal Aura yang mengutarakan isi hatinya. Biar saja jika setelah ini Dito akan marah padanya. Aura sudah tidak peduli dengannya.

"Kok gue?" tanya Dito terkejut dengan jawaban Aura.

"Pikir aja sendiri," ketus Aura lagi. Dito terkekeh geli melihat tingkah laku Aura yang sedang marah. Menggemaskan. Sungguh Dito tidak bohong.

"Oh yang itu? Gue tadi nggak marahin lo kok. Lo nya aja yang baperan," jelas Dito. Jangankan ditatap, Aura bahkan meninggalkan Dito sendiri.

"Ngambek lagi, ngambek lagi," kesal Dito kemudian berlari mengejar Aura. Baru beberapa langkah mereka berjalan, langkah keduanya seketika terhenti saat seseorang dengan sengaja menghadangnya. Aura dan Dito terkejut mengetahui siapa yang sekarang ada dihadapan mereka.



🍁🍁🍁


Yeeyyy. Update lagi nih ada yang nunggu nggak?
Maaf yaa update nya lama banget.

VOTE&KOMEN NYA GAESS

Lampung, 30JUNI2018

Olvasás folytatása

You'll Also Like

3.9M 230K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
13.8K 3.6K 108
[END, PROSES REVISI] Love, sad, humor, dan konspirasi berkumpul di sini. Pertemuan singkat nan konyol yang dialami oleh lelaki dingin dan gadis meny...
5M 213K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
18.2K 613 22
Sekolah baru tentunya kegembiaraan yang baru,tapi tidak dengan perempuan bernama Rachel Arafa ini.Ia dipertemukan dengan cowo tengil yang AKAN mengga...