She's MINE!! (✔)

By giantpasta

3.2M 152K 4.4K

[TELAH TERBIT DALAM BENTUK EBOOK] HIGHEST RANK: - #4 IN ROMANCE (25/6/18) - #46 IN TEENFICTION (25/6/18) Alan... More

A/N
00 - Awal
01 - Bertemu
02 - Siapa Alan?
03 - You're Mine
04 - Maksa
05 - Mall
06 - Posesif
07 - Berangkat Bareng
08 - Kejar-Kejaran
10 - Sial
-BACA, INI PENTING!-
11 - Curhat
12 - Basah Kuyup
13 - Sakit
14 - Sakit (2)
15 - Ponsel
16 - Cemburu
17 - Hajar
18 - Alvaro
19 - Pecel Lele
20 - Hari Pertama
21 - Soda
22 - Kesepian
23 - Peluk
24 - Pengakuan
25 - Sedih
26 - Kejutan
27 - Kita Sama
28 - Pintu
29 - Tangis
30 - Bingung
31 - New?
32 - Patah
-CAST-
E-BOOK
33 - Kelahi
34 - Dipanggil
35 - Papa
36 - Nasi Goreng
37 - Pantai
38 - Penjelasan
39 - Kaget
-ROLEPLAY-
40 - Ternyata
41 - Rahasia
42 - Aneh
43 - Baikan
44 - Sebenarnya
-FUN FACT-
-NEW STORY-

09 - Mac & Cheese

75.1K 4K 77
By giantpasta

"WHAT THE FUCK?! SHAWN MENDES LAGI DEKET SAMA HAILEY BALDWIN?!" pekik Okta seraya membulatkan matanya lebar-lebar. Tatapanny fokus pada layar ponselnya yang menampilkan sebuah foto dua orang artis yang dikabarkan sedang dekat satu sama lain.

Sudah dua minggu lebih setelah hari itu, sekarang hari Sabtu. Jadi seluruh siswa di SMA Cinta Bangsa diliburkan. Okta dan Jean memutuskan untuk main ke rumah Vella, sebab gadis itu sendiri yang meminta kedua temannya agar menemaninya di rumah. Vella sendirian, karena Hana kerja di kantor dan sebenarnya Vella memang selalu sendirian disaat ibunya pergi kerja.

Jean melotot, lalu merebut ponsel Okta. "YA ALLAH! BERITA MACAM APA INI?!"

Vella mengernyit, lalu merebut ponsel Okta dari tangan Jean. Ia memandangi foto itu dengan tatapan kesal, lalu mengembalikan ponsel itu ke pemiliknya.

"Ah, pengen gue cabik-cabik si Hailey. Apa-apaan deket-deket cowok gue?!" kesal Vella. Mood-nya berubah 180 derajat ketika melihat foto itu.

Mereka bertiga memang mengidolakan Magcon, terutama salah satunya yang bernama Shawn Mendes. Apalagi, sekarang Shawn sedang naik daun dan mempunyai banyak fans. Jean, Okta, serta Vella terus berharap agar bisa bertemu dengan Shawn. Yah, walaupun mereka juga tahu bahwa mereka tak bisa menggantikan posisi cewek yang bernama Hailey Baldwin itu.

Sedetik kemudian, Vella beranjak dari kasur dan meraih sebuah laptop bermerk buahnya. Cewek itu menekan tombol power terlebih dahulu, sebelum akhirnya tengkurap di kasur seraya memainkan laptopnya.

"Lah, cowok lu bukannya si Alan, Vel?" tanya Jean.

Vella diam. Okta pun tertawa mendengar ucapan Jean yang sebenarnya memang kenyataan. Jean yang tadinya duduk bersila di sisi kasur Vella, kini mengubah posisi duduknya menjadi tiduran. Mereka berdua memang sudah sering sekali main ke rumah Vella, bahkan menginap.

"Tapi, gue bingung deh," ucap Jean seraya menatap langit-langit kamar Vella. "Kok bisa sih, Alan suka sama lo?"

Okta terkekeh, kemudian ikut berbaring di sebelah Jean. "Bisa lah. Lo liat Vella deh, udah cantik, body goals, baik, pokonya perfect deh!"

Yang diomongi pun hanya diam. Tatapannya fokus pada layar laptop di depannya. Jari-jarinya sibuk mengetik sesuatu di laptop itu. Vella tampak berantakan pagi ini. Rambutnya dicepol asal, wajahnya masih terlihat sangat mengantuk, dan bahkan ia hanya mengenakan kaos putih polos kebesaran serta bawahan celana pendek sepaha. Mandi pun belum. Cewek itu merasa sangat mager hari ini.

"Ngetik apaan sih, Vel?" tanya Jean, seraya melihat ke layar laptop Vella. Namun, Vella tidak menjawab dan malah melanjutkan pekerjaannya. Jean yang merasa dikacangi itu mendengus kesal dan kembali berbaring.

"Nulis apaan dia, Jean?" tanya Okta.

"Itu, cerita wattpad-nya." Jean menjawab.

Mengabaikan kedua temannya, Vella masih fokus dengan tulisan-tulisan yang ia ketik di aplikasi bernama wattpad. Otaknya berpikir keras, mencari sebuah ide untuk cerita yang ditulisnya. Dan beberapa detik kemudian, tiba-tiba ia teringat tentang curhatan pembacanya kemarin. Lalu Vella memutuskan untuk mengambil sedikit dari curhatan pembacanya untuk cerita baru yang ia tulis.

Ya, pembaca cerita Vella memang suka curhat lewat dm instagram. Vella dengan senang hati membaca curhatan-curhatan itu, lalu memberikan saran untuk mereka semua. Para pembacanya pun semakin menyukai Vella karena cewek itu sangat ramah.

"Vel, udahan napa. Gue laper nih." Okta mengeluh seraya mengelus perutnya yang rata.

Vella menoleh sekilas, lalu kembali menatap layar laptopnya. "Kalo laper turun aja ke bawah, ada mi instan, ribet amat lo."

"Tapi gue gak mau makan sendirian."

Vella mendengus. "Kan ada Jean."

Sedetik kemudian, terdengar suara dengkuran halus Jean. Vella yang mendengar itu berdecak, Jean memang gampang tidur. Bahkan ia bisa tidur di mana-mana.

Tiba-tiba, ponsel Vella bergetar. Pemilik ponsel itu mengalihkan pandanganya dari laptop ke ponsel, dan kini ia mengecek notifikasi tersebut. Dan ternyata Alan mengiriminya pesan melalui LINE.

Alan: bukain pintu, tangan aku sakit dari tadi ngetok-ngetok pintu tapi gak dibukain :v

Membaca pesan itu, Vella terbelalak. Ia pun segera beranjak dari kasur dan menuruni tangga, diikuti dengan Okta di belakangnya. Cewek itu menghampiri pintu kayunya, lalu memutar kunci dan membukanya. Tampaklah seorang cowok yang mengenakan kaos tumblr hitam yang terdapat gambar bunga mawar di sisi kirinya, serta ripped jeans sebagai bawahannya. Tangannya menggenggam kantung plastik yang entah isinya apa. Senyum lebar terukir di wajah tampannya.

"Aku tau, pasti kamu belum makan, jadi aku bawain kamu makanan," ucap Alan tersenyum.

Mata Okta tertuju pada kantung plastik yang dipegang Alan. Matanya berbinar menatap plastik itu. Mulutnya terbuka lebar. "Alan! Lo tau aja sih gue lagi laper! Pacar lo gak kasih gue makan nih, sampe gue hampir mati kelaperan. Ayo, Lan, masuk!" Okta menggeser tubuhnya sedikit, mempersilahkan Alan masuk ke dalam.

Vella mengajak Alan masuk, lalu duduk di meja makan. Cewek itu menyiapkan beberapa piring, serta sendok dan juga garpu. Dibantu dengan Okta yang mengelap meja makan agar bersih.

"Nih, makanan kesukaan kamu." Alan mengeluarkan sebuah kotak makan dari dalam kantung plastik yang dibawanya. Kemudian, Alan membuka tutup kotak makan itu. Aroma keju langsung tercium di ruang makan.

Mata Vella terbelalak. "Kamu tau dari mana kalo aku suka mac and cheese?!"

Alan terkekeh. "Kan, aku udah bilang, aku tau semuanya tentang kamu."

Okta mengambil sebuah piring dan sebuah sendok. Wajahnya tampak semakin ceria melihat makanan yang dibawa Alan. Perutnya sudah ngomel sejak tadi. "Bawa ke sini dong, gue udah gak tahan nih."

Melihat tangan Okta yang mulai mendekati kotak makan itu, Alan menarik kotak makan itu dan menjauhkannya. Okta dan Vella yang melihat itu membulatkan matanya.

"Siapa yang bilang kalo makanan ini buat lo? Orang gue bawain buat Vella!" kesal Alan seraya menatap tajam Okta.

Okta mengerucutkan bibirnya. "Elah, masa cicip dikit aja gak boleh?"

"Gak boleh! Gue bawain buat Vella, bukan buat lo!"

Vella terkekeh melihat kedua makhluk di dekatnya yang berdebat hanya karena makanan. "Udah, Lan, kasih aja. Aku gak laper-laper banget kok."

"Ih, enak aja! Ini bukan mac and cheese biasa, sayang! Ini spesial!"

Vella mengernyit. "Spesial?"

"Iya! Aku udah cape-cape masak sampe ngerelain waktu main game aku kebuang!" seru Alan.

Mendengar itu, Vella membulatkan matanya. "Kamu bisa masak?!"

"Sedikit."

Vella terkekeh. Ia pun mengambil sendok dan menarik pelan kotak makan itu. "Aku cobain ya."

Perlahan Vella memasukkan sesendok mac and cheese ke mulutnya. Giginya mengunyah pelan makanan yang dibuat sendiri oleh Alan. Tak lama, kerutan di dahinya muncul.

"Kenapa, Vel? Gak enak ya?"

Vella memejamkan matanya. Sial, mac and cheese buatan Alan malah terasa manis, bukan asin. Rasanya sangat aneh untuk makanan berkeju itu. Tetapi, Vella berusaha untuk menelannya agar tidak mengecewakan Alan yang sudah capek-capek membuatkannya.

Alan panik. "Vel, gak enak ya? Rasanya pasti aneh ya? Keasinan ya?"

Kemanisan anjir, bukan keasinan, batin Vella kesal.

Vella nyengir. "Hehe, enak kok."

Alan tersenyum lebar. "Hah? Serius? Yaudah, kamu abisin ya!"

Vella terdiam. Oh tidak, bagaimana cara menghabiskannya? Bahkan, memakan sesuap saja Vella sudah mual. Bisa-bisa ia muntah pada suapan ketiga.

"Aku suka masakan kamu sih, Lan. Tapi maaf ya, aku lagi kenyang, kalo dipaksain nanti malah muntah. Aku kasih ke Okta aja, ya?"

Mendengar itu, Okta tersenyum lebar. "Iya tuh, bener banget!"

Alan menghela napas. "Yaudah deh, gak apa-apa, dari pada kamu muntah."

Dengan senang hati Okta mengambil kotak makan itu, lalu mulai memakannya dengan cepat. Saking cepatnya ia makan, ia jadi tak peduli dengan rasanya. Akhirnya, pada suapan kelima, Okta berhenti. Ia menelan makanan itu perlahan, ekspresinya tak bisa di jelaskan.

"ANJIR! MAC AND CHEESE MACEM APA INI?!" Okta berlari menuju dispenser, lalu mengisi segelas air mineral. Setelah itu, ia meneguk air yang dituangnya hingga habis tak tersisa.

Sementara Vella sudah terbahak-bahak menyaksikan temannya tersiksa karena memakan masakan Alan. Alan yang bingung itu mengerutkan dahinya.

Sedetik kemudian, Okta berteriak nyaring, membuat Alan maupun Vella nyaris budek.

"ALAAANNN!!! LO MAU BUNUH GUE YA?! NGAPAIN LO KASIH GULA, OON?!"

●●●

A/N:

Jangan lupa kalo kalian suka ceritanya, ajak teman2 kalian buat baca juga. Thank you.

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
72K 7.3K 50
Sebuah dare dari teman-temannya membuat Angkasa, cowok tempramen dengan segala sifat galak dan sensiannya itu dibuat terluka karna fakta jika cewek y...
6.9K 705 47
𝔇𝔦𝔯𝔤𝔞 𝔞𝔫𝔡 𝔗𝔞𝔯𝔞 menceritakan kisah 2 orang yang dipertemukan tak sengaja oleh takdir. 𝔻𝕚𝕣𝕘𝕒 𝕄𝕖𝕘𝕒𝕟 𝔾𝕦𝕤𝕥𝕒𝕞𝕒 ℙ𝕦𝕥𝕣𝕒 ada...
12.3K 1.9K 200
(lanjutan Chapter 70++) by MTLNovel (Bacaan pribadi up selama di baca.) VOTE & FOLLOW SEBAGAI HADIAH KERJA KERAS INI. Exploring the World of Live Bro...