REALLY?

By Rosidahdivyanka

159K 7.6K 1.5K

Cuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. ... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
Chapter 4
chapter 5
PEMERAN
Chapter 6
Aura & Dito
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
TheRempong
Chapter 11
Chapter 12
chapter 13
Chapter 15
DI FOLLOW YA ^^
Chapter 16 (A)
Chapter 16 (B)
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
INFO
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44

Chapter 14

3.1K 175 51
By Rosidahdivyanka


Pukul 05.30 pagi, alarm Aura berdering keras membangunkan tidur nyenyaknya. Matanya membuka perlahan menatap malas alarm yang sejak tadi berdering mengganggu tidurnya.

"Ishh...berisik bangett sihh!! Ganggu orang tidur aja." Kesal Aura kemudian meraih benda itu dan mematikannya.

"Yaampunnn...males banget sih mau sekolah, andai ini hari libur." Gerutu Aura kemudian beranjak dari tidurnya.

Jika saja ini hari libur, tentu Aura akan melanjutkan tidurnya. Tapi apa daya jika ini bukan hari libur, mau tak mau ia harus segera bersiap untuk sekolah.

🍁🍁🍁

Sambil memegang sepotong roti ditangan kanannya, Aura berjalan menuruni anak tangga. Matanya tak pernah lepas menatap arloji yang melingkar ditangannya - yang kini sudah menunjukkan pukul 06.45 yang berarti 15 menit lagi pelajaran pertama akan dimulai.

"Duhhh...15 menit lagi. Semoga aja gak telat." Pinta Aura seraya mempercepat langkah kakinya.

Kreeekkk....

Pintu dibuka.
Betapa terkejutnya Aura ketika melihat seorang pria bertubuh tinggi sedang tertidur pulas dikursi terasnya dengan posisi tubuh yang terlentang.

"Dito??" Kata Aura syok.

Aura menatapnya dengan penuh tanda tanya. Sebelum akhirnya memutuskan untuk menghampirinya.

Dari raut wajahnya, tampak begitu jelas bahwa ia sedang merasakan kedinginan yang luar biasa - wajar saja, tadi malam hujan sangat deras, membuat siapa saja enggan berlama-lama berada diluar rumah. Tapi Dito??

"Ish, tu anak ngapain sih tidur disini? Kurang kerjaan tau gak !!" Kesal Aura.

"DITTTT...BANGUNNN...BANGUNNN.....ISHHH...CEPETTT..BANGUNNN...UDAH SIANG..." Teriak Aura ditelinga Dito.

Teriakan Aura yang begitu keras seketika membuat Dito terbangun. Menyadari Aura kini berada tepat disampingnya, Dito segera beranjak meskipun dalam keadaan setengah sadar dengan mata yang masih sayup-sayup.

"Ra," Katanya terkejut dengan nada khas bangun tidur.

"Sejak kapan kamu tidur disini?? Dari tadi malem?" Tanya Aura sinis.

"Iya." Jawab Dito singkat.

"Ngapain sih kamu tidur disini? Kurang kerjaan tau gak!!" Kata Aura marah.

"Gapapa, gue cuma takut lo kenapa napa." Jelas Dito.

"Hah?! Maksudnya?" Tanya Aura tidak mengerti.

"Gapapa, gue cuma khawatir aja sama lo."

"Khawatir? Khawatir kenapa?" Aura semakin tidak mengerti.

"Khawatir lo kenapa napa. Lo kan dirumah sendirian." Jelas Dito pelan.

"Kamu tau aku dirumah sendirian?" Tanya Aura lagi.

Dito menganggukkan kepala mantap.

"Dari siapa?" Tanya Aura makin penasaran.

"Riri." Jawabnya singkat, padat, dan jelas.

"Tapi kan, walaupun kamu khawatir, gak harus tidur disini juga kali." Ketus Aura.

"Terus dimana? Didalem rumah lo?nggak mungkin kan." Kata Dito seolah mengerti maksud Aura.

Aura diam tidak menjawab kata-kata Dito, karna itu memang benar, ia tidak mungkin meminta Dito untuk tidur didalam rumahnya terlebih jika hanya mereka berdua.

"Ya kamu nggak perlu nemenin akulah. Aku juga gak minta. Lagian aku juga gapapa kan? Tapi kamu? Liat muka kamu sekarang. Pucet." Aura mengomel panjang lebar -Tapi tidak diperdulikan oleh Dito.

"Ah, udahlah. Yang lalu biar berlalu. Toh, gue baik-baik aja kan. Mending sekarang lo ikut gue." Usul Dito menghentikan omelan Aura.

"Ikut kamu? Kemana? Gak ah, Aku mau berangkat sekolah." Kata Aura menolak.

"Udah, gak usah banyak tanya, ikut gue ke rumah bentar, gue mau ganti baju dulu. Ntar gue anterin lo ke sekolah kok. Janji gak bakal telat." Dito berusaha meyakinkan Aura.

"Gak mau ah, 10 menit lagi bel. Aku gak mau telat." Kata Aura menolak keras.

"Gak, gak. Gue janji lo gak bakal telat." Dito masih berusaha meyakinkan Aura untuk menyetujui ajakannya.

Aura memutar bola matanya malas. Ia sangat mengenal Dito, perdebatan meraka tidak akan berhenti, sebelum Aura menjawab 'IYA'. Satu kata yang menjelma sebagai rem untuk Dito.

Setelah berhasil membujuk Aura -
Meskipun dengan sedikit paksaan dan perdebatan, akhirnya Aura menyetujui ajakannya itu.

Dito berjalan menuju mobil yang kemudian diikuti Aura.

Tapi.......
Baru beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba......

"Ditooo.....!!!" Teriak Aura spontan ketika melihat Dito yang tiba-tiba saja terjatuh pinsan. Beruntung, Aura berjalan tak jauh darinya. Jadi, saat Dito tiba-tiba jatuh tadi, aura bisa dengan cepat menahan tubuhnya agar tidak tersungkur ketanah.

Tubuhnya terkapar lemas dipangkuan Aura.

"Dit..dit, kamu kenapa?" Kata Aura panik seraya menggoyang-goyangkan tubuh Dito barang kali ia akan segera sadar.

Tak ada jawaban dari Dito. Ia masih tidak sadarkan diri. Membuat Aura semakin panik dibuatnya.

"Dit, kamu kenapa? Sadar dong! Jangan buat aku takut! Dit !!!" Aura masih berusaha menyadarkan Dito.

Berulang kali Aura berusaha menyadarkannya, tapi usahanya itu sia-sia. Dito tak kunjung sadar juga. Hingga membuat Aura memutuskan untuk membawa Dito ke Rumah Sakit.

🍁🍁🍁

Setelah berusaha sekuat tenaga, akhirnya Aura berhasil membawa masuk Dito kedalam mobil - sungguh ini adalah perjuangan yang sangat melelahkan.

Tanpa membuang waktu, Aura segera menghidupkan mesin mobil kemudian melanjukannya ditengah kepadatan lalu lintas.

Tidak ada yang dipikirkan Aura saat ini kecuali mereka segera sampai di Rumah Sakit, bahkan ia melupakan sekolahnya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Aura sudah sampai di Rumah Sakit. Beruntungnya, pagi ini tidak terjadi kemacetan. Hingga mempermudah Aura untuk segera sampai di Rumah Sakit.

Dengan bantuan salah satu satpam yang bertugas di Rumah Sakit ini, aura membawa Dito keruang rawat.

Selang beberapa menit, dokter datang bersama seorang perawat. Mereka segera memeriksa keadaan Dito. Sehingga mengharuskan Aura untuk menunggu diluar ruangan.

Aura duduk dikursi tunggu yang berada diluar kamar Dito. Perasaan khawatir menyelimuti pikirannya.

"Dit, kamu kenapa sih? Tadi baik-baik aja, terus kenapa tiba-tiba pinsan" Batinnya panik.

Entah apa yang terjadi padanya, hingga membuatny tiba-tiba saja pinsan. Aura terus memandangi pintu kamar Dito, berharap dokter segera keluar dengan membawa kabar baik.

Tapi, sudah beberapa menit Aura menunggu, dokter tak kunjung muncul juga. Membuat perasaan Aura semakin tak karuan.

Separah apakah kondisi Dito saat ini? Hingga dokter tak juga keluar.

Pertanyaan itu sempat terlintas dipikiran Aura.

🍁🍁🍁

Beberapa menit berlalu, dokter sudah selesai memeriksa keadaan Dito. Ia memberikan kabar baik tentang kondisi Dito sesuai harapan Aura. Dokter juga mengizinkan Aura untuk melihat keadaannya, yang kebetulan sudah sadarkan diri.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kondisi pasien. Dia baik-baik saja. Anda bisa menemuinya sekarang." Jelas dokter itu dengan santai. Membuat perasaan Aura sedikit lega mendengar nya.

"Allhamdullillah Dito gapapa." Batin Aura bersyukur. Meskipun ada satu hal yang masih mengganjal dipikirannya. Kenapa dito bisa pinsan??

" Makasih banyak dok, informasinya. Tapi, masih ada satu hal yang perlu saya tanyakan. Boleh dok?" Tanya Aura hati-hati.

"Tentu, silahkan" Jawabnya dengan senang hati.

"Apa yang menyebabkan Dito jatuh pinsan, dok? " Tanya Aura penasaran barangkali dokter bisa menjawab pertanyaan-nya itu.

"Kedinginan." Jawabnya singkat.

"Maksud dokter?" Tanya Aura tidak paham.

"Daya tahan tubuh pasien lemah terhadap keadaan dingin yang berlebih. Jika kondisi dingin dialami pasien dalam jangka waktu yang panjang, maka pasien bisa tidak sadarkan diri. Nah, itu yang sekarang sedang dialami pasien, mungkin anda yang lebih mengetahuinya." Jelas Dokter panjang lebar.

Aura tidak mengajukan pertanyaan satupun. Penjelasan dari Dokter sudah cukup membuatnya memahami penyebab Dito pinsan.

"Oo gitu ya Dok. Makasih atas waktu dan penjelasannya." Ucap Aura sopan.

"Iya sama-sama. Kalo gitu saya pamit dulu, selamat pagi." Pamitnya kemudian berlalu meninggalkan Aura.

"Pagi Dok,"

"Kedinginan? Dito bisa pinsan gara-gara itu? Hhh...aneh." Gumam Aura kemudian berniat menemui Dito, tapi niatnya itu diintrupsi dengan telpon yang tiba-tiba masuk. Dari Riri.

"Halo"

"Lo dimana? Belum nyampe? Macet?"

"Buatin surat izin ya."

"Surat izin? Lo nggak sekolah? Kenapa??"

"Dito pinsan Ri, sekarang aku lagi di Rumah Sakit. Makanya aku nggak sekolah."

"Hah?! Serius??!"

"Iya serius."

"Pinsan kenapa? Kok lo bisa tiba-tiba sama Dito?"

"Ntar deh aku ceritain kalo kita ketemu."

Hening sejenak.

Baik Aura maupun Riri keduanya sama-sama diam.

"Jangan lupa surat izin aku yaa. Ntar kalo ada tugas langsung share digrup"

"Iyaa. GWS ya buat Dito."

"Iyaa. Udah dulu ya Ri, soalnya aku mau nemuin Dito dulu, Daaaa....." Tanpa mendengarkan Jawaban Riri terlebih dulu, Aura segera mengakhiri panggilan itu sepihak.

Telpon ditutup, kemudian ia segera melangkahkan kaki masuk keruang rawat Dito.

🍁🍁🍁

"Dit, gimana udah mendingan?" Tanya Aura setelah duduk disamping Dito.

"Udah."

"Oh, syukur deh kalo gitu."

"Lo nggak sekolah?" Tanya Dito yang melihat Aura masih mengenakan baju seragam -putih abu-abu.

Aura menggelengkan kepala perlahan.

"Kenapa? Karna gue pinsan?" Tebak Dito.

Tak ada jawaban. Aura memilih untuk diam - takut salah bicara yang nantinya bisa membuat Dito tidak enak hati.

"Kok diem?" Tanya Dito membuat Aura semakin terpojok.

"E-enggak kok bukan karna itu, tadi itu ma--" Belum sempat Aura menyelesaikan ucapannya, Dito segera memotongnya.

"Udahlah, nggak usah bohong segala. Gue tau kok. Lo bohong kan?" Kata Dito menyadari kebohongan Aura.

Aura diam. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Walaupun ia mengarang 1001 kata, tetap saja Dito akan mengetahuinya.

"Ra, sory ya gue udah ngerepotin lo banget hari ini. Thanks udah bawa gue kesini, thanks juga lo udah mau nungguin gue." Katanya pelan.

Aura yang semula melamun, segera terhenyak kemudian mengalihkan pandangannya kearah Dito.

"Nyusahin aku? Nyusahin apa? Nggak kok." Aura mengajukan pertanyaan ke Dito tapi dijawabnya sendiri.

"Kan gara-gara gue lo jadi nggak sekolah. Lo juga pasti tadi ribet banget bawa gue kesini. Ya kan? Walaupun gue nggak tau, intinya gue udah nyusahin lo. Dan gue cuma bisa bilang makasih buat semuanya." Ucap Dito panjang lebar dengan menatap Aura penuh.

Aura diam menatap Dito dengan penuh ketidak percayaan.

Ini beneran Dito apa bukan sih? Kok jadi baper ya? Nggak,nggak, ini pasti bukan Dito. Nggak mungkin banget kan Dito bilang kayak gini, biasanya dia selalu ngeledekin aku kalo ketemu. Tapi, kenapa hari ini dia beda ya? Dito pliss, jangan buat aku baper. Dan jangan buat aku bisa dengan mudah ngasih hati aku ke kamu. Pliss...jangan lakuin itu. Batin Aura tidak percaya.

Hening beberapa detik.

"Udah, lupain aja. Lagian aku nggak ngerasa direpotin kok. Ngeliat kamu baikkan aja aku bersyukur." Kata Aura tulus.

"Seriusss??! Lo bersyukur? Berarti lo khawatir dong kalo gue kenapa-napa.
Apa itu tandanya lo udah suka sama gue?" Kata Dito histeris.

"Dihh,, nggak usah ge-er ya, aku emang khawatir, tapi cuma khawatir biasa aja. Nggak berlebih. Aku syok aja ngeliat kamu tiba-tiba pinsan. Cuma sebatas itu, nggak lebih. Jadi, tolong pahami kata-kata itu dan jangan ke-ge-er-an." Ketus Aura memperjelas.

Meskipun didalam hatinya terdapat penyesalan atas kata-katanya barusan yang mungkin saja menyakiti perasaan Dito.

BODOH...BODOH...BODOH... DASAR AURA BODOHHH....SAMPAI KAPAN KAMU MAU BOHONGIN PERASAAN KAMU SENDIRI RAA? SAMPAI KAPAN? KAMU NGGAK KASIAN SAMA DITO? DIA UDAH SABAR NUNGGUIN KAMU UNTUK NYATAIN CINTA KE DIA, DAN DISAAT DIA LAGI BAHAGIA DENGAN KE-KHAWATIRAN KAMU YANG DIA BERHARAP ADA HAL LAIN YANG NGEBUAT KAMU KHAWATIR YAITU CINTA, TAPI APA YANG KAMU LAKUIN? SEKALI LAGI KAMU NGEHANCURIN HARAPANNYA ITU. KATA-KATA KAMU TADI ITU NYAKITIN DIA RA. SAKIT BANGETT. TAPI DIA TETEP PURA-PURA SOK KUAT. PADAHAL DIA SAKIT RA. KAMU JAHAT RA, KAMU EGOIS.

Aura memaki dirinya sendiri. Kini perasaannya bercampur aduk tak karuan. Dan sekali lagi hanya satu yang bisa dilakukannya saat ini, yaitu DIAM - yang menurutnya adalah cara terbaik.

"Terserah lo aja deh. Gue cape' debat terus sama lo. Satu hal yang lo harus tau, gue sayang banget sama lo, dan gue harap lo juga ngerasain hal yang sama ke gue. Walaupun entah kapan, tapi gapapa, gue akan tetep nunggu lo untuk bilang ke gue kalo lo sayang sama gue. Inget!! gue nunggu itu. Dan gue harap rasa itu akan segera ada di hati lo. Tanpa gue harus maksa lo untuk bilang itu. Karna gue orangnya nggak suka maksa." Dito mengehela nafas sebentar. Aura masih setia mendengarkan setiap kata Yang diucapkan Dito meskipun ia tidak menatap Dito sama sekali.

"Dan untuk hari ini, satu hal yang pasti lagi gue rasain. Gue seneng lo khawatir sama keadaan gue, itu tandanya lo udah ada rasa sayang sama gue. Yahh, walaupun lo nggak mau ngakuin itu." Kata Dito panjang lebar yang hanya dibalas Aura dengan lirikan sekilas dengan tatapan sinis.

Jahat kah aku?

"Satu lagi,"

"Yaampun apalagi sih? Sekalian aja deh kamu pidato tuh di bagian recepcionis biar semua orang bisa denger. Dari tadi pidato nggak kelar-kelar." Gerutu Aura.

"Hhh...ternyata lo bisa ngelawak juga ya. Makin sayang deh gue sama lo." Kata-kata Dito berhasil membuat pipi Aura memerah.

"Apaan sih? Nggak ada yang lagi ngelawak." Aura semakin sewot.

"Tuh kan ngambek lagi. Lagi PMS ya mba? Dari tadi ngambek mulu. Udah dong ngambeknya." Dito berusaha meledek Aura tapi tidak mendapat respon.

"Lo harus tau, gue sayang banget sama lo. Dan gue harap lo juga gitu." Katanya seraya mencubit pipi Aura.

"Pliss deh nggak usah nge- DRAMA. Perasaan tadi udah diomongin. Jadi nggak perlu diomongin lagi, sekali aja udah cukup. Bosen tau yang dengernya." Kesal Aura.

"Yah ketauan." Kata Dito semangat. Hingga membuat Aura angkat bicara.

"Ketauan apa?" Tanya Aura penasaran.

"Ketauan kalo lo tadi diem-diem nge-dengerin omongan gue...haha...ketauan....covernya cuek....sok-sok nggak mau dengerin....padahal...diem-diem nyimak." Ejek Dito.

Aura menatapnya beberapa detik, sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Udah yuk, bosen gue disini, apalagi liat lo diem aja. Nambah bosen deh gue. Mending lo ikut gue, biar nggak bosen. Mau nggak?" Tanya Dito formalitas.

"Tumbem dia nanya pendapat aku. Biasanya maksa" Batin Aura heran.

Tanpa mendengarkan Jawaban dari Aura terlebih dahulu, Dito dengan cepat menarik tangan Aura memintanya untuk keluar ruangan. Hingga membuat Aura mau tidak mau harus mengikuti langkahnya.

"Ditt, mau kemana?" Tanya Aura khawatir.

"Udah, tenang aja, gue nggak akan jual lo kok. Kan sayang kalo lo dijual. Mending buat gue aja." Ledek Dito.

"Dit, aku lagi nggak becanda. Serius dikit ngapa?" Kesal Aura akan sikap Dito yang memaksa.

"Udah, lo diem aja. Aman-aman. Ratu kesayangan gue akan selalu aman kok. Percaya deh. Lagian kenapa sih nggak percaya banget sama gue?" Tanya Dito heran.

"Karna orang kayak kamu itu tampang-tampang penculik." Kini Aura yang meledek Dito.

"Dihh enak aja. Sayang kali gue nyulik lo. Apalagi kalo sampai jual lo. Tenang aja, gue nggak akan ngapa-apain lo kok. Gue cuma mau ngajak lo ke suatu tempat." Jelas Dito agar Aura segera diam.

"Kesuatu tempat? Kemana?" Tanya Aura semakin penasaran.

"Tuh kan tanya lagi. Udah deh diem aja. Ntar juga lo tau." Jelas Dito

Aura diam. Kini ia pasrah dengan ajakan Dito. Percuma menolak, Dito tidak akan mendengarkan kata-katanya- hanya membuang tenaga.

----------------

Sekian, terima kasih :')
Haha baku amad ya. Jangan lupa VOTE DAN KOMEN.

SALAMSAYANG,
OCHI🐮🐮🐮










Continue Reading

You'll Also Like

13.8K 3.6K 108
[END, PROSES REVISI] Love, sad, humor, dan konspirasi berkumpul di sini. Pertemuan singkat nan konyol yang dialami oleh lelaki dingin dan gadis meny...
3.9M 231K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
18.2K 613 22
Sekolah baru tentunya kegembiaraan yang baru,tapi tidak dengan perempuan bernama Rachel Arafa ini.Ia dipertemukan dengan cowo tengil yang AKAN mengga...
257K 10.2K 43
Andai aku bisa meminta satu permintaan maka aku akan meminta supaya waktu berhenti ketika kita bersama ~Salsa Khairana Al-Bar Kamu adalah perempuan y...