Stay (Away)

By hazelaice

198K 21.5K 3.5K

⚠️Cerita Mengandung Bawang⚠️ "Lo maunya apa sih?!" Prilly mengeluarkan seringai menggodanya. Tangannya terulu... More

1. Kemelekatan Terhadap Ali
2. Kekacauan Yang Tercipta
3. Peluang Yang Menipis
4. Tamu Yang Terlupakan
5. Kesalahan Pembawa Kebahagiaan
6. Perjuangan, Bukan Ekspetasi
7. Terluka, Selalu.
8. Kado Yang Tertukar
SPECIAL PART : VALENTINE'S DAY
9. Bertabrakan Dengan Hati
10. Pahitnya Terasingkan
11. Realita Rasa Pahit
12. Permohonan Yang Tidak Akan Terkabul
13. Obsesi Yang Disalah-Artikan
14. Perbedaan Rasa Yang Kontras
15. Rasa Yang Tidak Pernah Luntur
SPECIAL PART : GHINA'S BIRTHDAY
16. Kesepian Yang Merundung
17. Kebiasaan Akan Tersakiti
18. Kamu Adalah Patah Hati Terbaikku
19. Baik-Baik Saja
20. Korban Yang Saling Menyakiti
21. Kekhawatiran Tidak Berdasar
22. Waktu Bukanlah Jawaban
23. Pemeran Pendatang Baru
24. Perasaan Yang Cukup Tau Diri
25. Hal Baik Di Penghujung Hari
26. Sisi Yang Tidak Pernah Terlihat
27. Hubungan Sebatas Profesionalitas
28. Hidup Saling Berdampingan
29. Perasaan Tidak Berdaya
30. Kekeliruan Seorang Penjahat
31. Pencarian Jawaban Hati
32. I Need You
33. Perasaan, Logika, dan Cinta
34. Permulaan Untuk Kebahagiaan
35. Jurang Penuh Luka, Cinta Namanya
36. Keadaan Yang Terbalik
37. Seandainya Yang Tidak Berlaku Lagi
38. Penantian Yang Menyembilu
39. Waktu Untuk Berbahagia
40. Sebuah Jaminan Kepastian
41. Kepedulian Yang Tersirat
42. Do You Still Love Me?
43. Terlambat, Selalu.
44. Korban Yang Berjatuhan
45. Kehilangan Harapan
46. Keinginan Untuk Bahagia
47. Rasa Yang Tak Pernah Usai
48. De Javu
49. Tebusan Kebahagiaan
50. Officially Yours.
51. Kencan Pertama
52. Renjana Yang Amerta
53. Rumah Untuk Prilly
54. Euforia Yang Membuncah
55. Akhir Dari Segalanya?
56. I Will Stay With You
57. But Away From You
58. Bunga Terakhir
E P I L O G
EXTRA PART : PRILLY'S LAST MESSAGE
New Story: BUANA (AliandoPrilly)

P R O L O G

14.6K 784 62
By hazelaice

"Andai aku bisa, mengulang kembali."

Prilly tersenyum pahit mendengar sederet lirik yang sedang terputar di radio mobilnya. Matanya meredup, hatinya berkelana ke masa-masa sulit. Namun, lamunannya terhenti seiring dengan berhentinya deru mobil. Prilly merapikan rambutnya, kemudian ia berlalu turun setelah memberi senyuman kecil pada supir yang telah menemaninya selama ini.

Wajahnya yang murung mendadak ceria dan terbit sebuah senyuman tulus. Matanya menelisik ke arah koridor, ia mencari teman-temannya. Pencarian Prilly terhenti ketika irisnya menangkap salah seorang teman sekelasnya, Rassya.

"Woi, Sya! Tumben banget lo lewat gerbang sini? Bukannya mobil lo berhenti di gerbang Timur ya?" Tanya Prilly.

Rassya menaikkan alisnya, "Emangnya kenapa sih? Lagian sekolah juga punya bokap gue."

Prilly tertawa kecil, "Ya elah, Sya, sensi amet sih. Gue kan cuma nanya sama lo, sekalian kurang-kurangin, deh, halu lo!" Rassya hanya menganggukkan kepala singkat. Ia hendak pergi, sebelum tangannya ditahan oleh Prilly.

"Barengan aja ke kelasnya sama gue. Oh iya, gue enggak nerima penolakan," ujar Prilly memaksa. Memang sudah bukan rahasia negara lagi, karena apapun yang keluar dari mulut Prilly bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Prilly mengapit lengan sebelah kiri Rassya, sambil tersenyum lebar. "Enggak perlu ngegandeng gue juga kali, Pril," Rassya berusaha melepas rangkulan lengan Prilly di tangannya.

Prilly melotot ke arah Rassya sambil menggeleng, ia tetap kekeh untuk menggandeng Rassya. Bahkan tingkahnya semakin liar, ia menggelendotkan kepalanya di bahu Rassya.

"Ya ampun, Prilly, gue udah punya pacar kali. Entar kalo keliatan sama pacar gue, bisa-bisa dia ngambek tujuh hari tujuh malem lagi sama gue." Wajah Rassya terlihat frustasi, namun hal itu malah menjadi hiburan tersendiri untuk Prilly.

"Ya elah, sensian amet sih pacar lo. Situ emangnya anjing apa? Diiket mulu, perasaan. Kalo gitu mending lo putusin aja pacar lo, terus jadian deh sama gue." Wajah tak berdosa yang ditunjukkan Prilly malah membuat Rassya ingin mencakarnya. Seakan-akan mengakhiri hubungan adalah perkara yang mudah.

Rassya melotot garang, "Sembarangan banget sih, mulut lo! Udah masuk ke kelas gih, jangan godain gue lagi."

Prilly berdecih dengan sebal sambil melepaskan rangkulannya kepada Rassya, "Emang kenyataan kali, Sya! Awas aja kalo sampe gue denger rumor bilang kalo lo jatuh cinta sama gue!"

Rassya menepuk dahinya, "Amit-amit gue suka sama cerobong asap kayak lo."

Prilly memajukan bibirnya sambil menghentak-hentakkan kakinya. "Yeee... Dasar tutupan kecap lo! Cerobong asap kaya gini menggoda iman keleus! Entar malem gue santet online, tau rasa!"

Rassya tertawa kencang hingga sudut matanya mengeluarkan air. "Tega bener, ya ampun. Cogan modelan Shawn Mendes begini, mau lo santet?" Prilly menjulurkan lidahnya ke arah Rassya, kemudian ia melambai pelan.

Ia kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas seorang diri, mengubah raut wajahnya menjadi ceria kembali. Sangat gampang baginya untuk terlihat bahagia.

Sesampainya di kelas, ia berkacak pinggang melihat kedua sahabatnya yang asyik menggibah tanpa menunggu kehadirannya.

"Kampret banget punya temen modelan begini. Gibahnya dimulai duluan tanpa gue, sepenting apa sih sampe enggak bisa nungguin gue?" Ghina dan Gritte hanya bisa terkekeh pelan.

"Lagian pada bahas apaan sih?" Tanya Prilly kepo.

Ghina tersenyum cengengesan, "Lagi bahas ketua kelas kita, Pril. Makin bening aja tuh bocah," Prilly berdecak sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Jelaslah, pacar siapa dulu dong? Prilly gitu loh!"

"Geli banget, ya Tuhan. Lagian lo itu pacar yang gak dianggap sama Ali kali," celetuk Ghina santai.

"Kok sirik sih, Ghin? Gapapa kali, palingan bentar lagi juga dia bakal ngemis-ngemis cinta ke gue," ujar Prilly percaya diri.

"Eh, doi nongol tuh." Gritte menunjuk Ali dengan lirikan matanya. Tanpa memberi aba-aba, Prilly melesat ke arah Ali dengan senyuman terbaiknya.

"Pagi ketua kelas kesayangan Prilly, Bapak Aliando Syarief," seru Prilly sambil mengedip-ngedipkan matanya berusaha terlihat semenggoda mungkin, meskipun jatuhnya seperti orang yang sakit mata.

"Pagi juga. Kenapa tuh mata?" Prilly menggeleng sambil tersenyum mesem-mesem, "Nyapa cowok ganteng itu harus punya alasan, ya?"

Ali tertawa kecil hingga matanya menyipit, "Lo ganteng kalo lagi ketawa, mau gak jadi calon suami gue? Gue gak butuh calon suami yang ganteng, pinter, atau tajir kok. Gue cuma butuh lo," ia tertawa lagi dengan kadar suara yang lebih keras.

"Kok lo ketawa sih? Ada yang lucu, ya? Gue lagi serius juga!" Prilly memajukan bibirnya, dahinya berkerut, kedua alisnya menukik tajam.

"Masih kecil kali, Pril. Belajar yang bener dulu sana." Jawaban Ali klasik sekali rupanya. Ia melangkah menuju tempat duduknya. Prilly yang tidak puas dengan jawaban Ali, memutuskan untuk mengekori Ali dengan celotehan panjang lebar.

"Kok lo malah perhatian sama cara belajar gue sih? Malah kalo lo jadi suami gue, gue gak perlu belajar lagi tuh. Kan ada lo yang bisa bekerja keras demi kelangsungan keluarga kecil kita kelak." Jawaban Prilly cukup imajinatif.

"Perjalanan hidup lo masih panjang kali, lo juga bisa nyari cowok yang lebih baik dari gue. Lagian gue juga gak berminat jadi suami lo," balas Ali santai.

"Kan gue cintanya cuma sama lo, pokoknya gue cuma mau nikah kalo sama lo. Titik, enggak pake koma." Ujar Prilly mutlak.

"Udahan ah, becandanya. Entar anak-anak malah salah paham lagi," Prilly menggelengkan kepalanya keras, "Becanda apaan? Gue lagi serius, Ali."

Lalu, Prilly pun berjalan menuju ke tengah kelas. Berteriak-teriak meminta perhatian, tidak butuh waktu lama semua perhatian langsung tertuju padanya.

"Annyeonghaseyo, sobat-sobat sekalian. Udah tau nama gue 'kan? Pasti tau dong, secara gue cewek tercantik seantero nusantara dunia ini. Nama gue Prilly Latuconsina, jadi gue mau konfirmasi tentang rumor yang beredar soal gue pacaran apa enggak sama Ali." Prilly berceloteh girang, sedangkan teman-temannya hanya bersorak.

Ali menutup separuh wajahnya, malu. Ia merasa tingkah Prilly kali ini sungguh berlebihan.

"Jadi, teman-teman sekalian, gue mau bilang kalo kabar burung itu benar adanya. Jadi ya, emang bener adanya kalo gue pacaran sama Ali, bahkan udah tahap suami-istri gitu loh. Jadi, bagi yang masih berharap sama my prince charming unyu-unyu Ali, tolong mundur teratur ya! Tau diri dikit dong, awas aja kalo kalian ketahuan berharap sama suami orang. Gue cakar, rawr...," tangannya seperti ingin mencakar.

"Gue tau kalian pasti bertanya-tanya kenapa cuma gue yang klarifikasi disini. Dan kenapa juga baru sekarang gue jujurnya, itu semua karena calon suami gue alias my baby honey Ali itu orangnya malu-malu komodo, jadi harap dimaklumi ya, kawan-kawan sekalian. Pokoknya gue sama my pretty sweety Ali itu saling mencintai. Teruntuk pria, wanita, atau waria diluar sana, yang masih berharap sama gue tentunya. Maaf gue enggak bisa nanggepin kalian lebih lagi. Silahkan kalian cari cem-ceman baru, karena gue itu orangnya anti selingkuh-selingkuh klub." Sungguh rekor, karena seorang gadis bermuka tebal itu sanggup berceloteh dengan satu kali tarikan nafas.

Ali yang merasa malu karena semua pasang mata menatap aneh kearahnya, hanya bisa menggeram dalam hati. Ia berjalan dengan langkah lebar untuk menghampiri Prilly, mencekal tangan Prilly, dan terakhir menariknya keluar dari kelas. Prilly yang terkejut karena tarikan kencang Ali, hanya bisa melempar ciuman jarak jauh kepada para audiens.

"Gue pergi dulu ya! My love-love cutiepie butuh asup—," belum sempat Prilly menyelesaikan ucapannya, ia sudah menghilang dari permukaan pintu.

Ali menghentikan langkahnya, sambil melepas cekalan tangannya. "Lo apa-apaan sih, Pril? Emangnya sejak kapan gue sama lo pacaran?" Nada Ali terdengar ketus.

Prilly hanya menanggapi dengan santai, "Ya elah, Li. Lagian kalo orang saling mencintai harusnya pacaran 'kan? Jangan munafik banget lah," Ali mendengus tak percaya.

"Gue enggak suka jokes lo yang begini. Lo ngerti 'kan? Lo harus tau batasan, mana yang perlu dijadiin guyonan sama enggak.  Dan satu lagi, gue itu sama sekali gak cinta sama lo. Jadi, gue harap lo jangan salah ngartiin perhatian atau respon gue ke lo selama ini. Semua itu cuma candaan dan angin lalu. Jangan kebaperan apalagi kecentilan. Gue gak suka."

"Lo kok malah ngegas sih? Ngapain juga bohongin diri lo sendiri? Kalo lo emang cinta sama gue, ya udah ngaku aja kali." Ali berdecak dengan frustasi.

"Gue udah jelasin sama lo bahwa gue itu gak cinta sama lo. Dan gue rasa, semuanya juga udah jelas. Gue rasa semua ini gak lucu. Jadi, gue harap sekarang lo umumin ke anak-anak kalo misalnya ucapan lo tadi itu cuma sekedar hoax dan bercandaan." Nada Ali mulai melunak dan itu membuat Prilly tersenyum miring.

"Aku enggak mau, Ali! Pokoknya mulai hari ini kita resmi pacaran!"


1 Desember 2019.

Continue Reading

You'll Also Like

33.4K 534 9
Kumpulan cerita Oneshoot 🔞 mingyu dan wonwoo ga cuma minwon aja tapi yang lain juga ada namun lebih banyak minwon so enjoy apa ya apa
128K 16.5K 34
[COMPLETED]✔ "Prince school 🆚 wings love" [Myungzy Area] @aprlmhrayone 201703--201705
1.6M 93.2K 39
Menjadi Psikolog merupakan impian gadis chubby ini, tetapi hal ini membuat dia terjebak kepada sebuah permasalahan dan kehidupan bebas diluar sana. P...
195K 16.6K 36
Semua orang tahu bahwa Ali dan Prilly berstatus sebagai tunangan. Namun, tak ada yang tahu seperti apa kehidupan Ali dan Prilly. Ali baik dan romant...