REALLY?

By Rosidahdivyanka

159K 7.6K 1.5K

Cuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. ... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
Chapter 4
chapter 5
PEMERAN
Chapter 6
Aura & Dito
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
TheRempong
Chapter 11
Chapter 12
chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
DI FOLLOW YA ^^
Chapter 16 (A)
Chapter 16 (B)
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
INFO
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44

Chapter 10

3K 191 26
By Rosidahdivyanka

Dito sedikit bingung melihat keanehan tingkah laku Aura. Sebelum akhirnya Aura berjalan lebih jauh darinya, Dito memutuskan untuk mengejarnya.

"Oke guys, gue balik duluan ya," Dito berpamitan pada ketiga cewek itu.

"Cepet banget Dit," Protes salah satu dari mereka.

"Iya, soalnya gue masih ada urusan." Jawab Dito singkat kemudian berlalu meninggalkan mereka.

"See you ganteng." Teriak cewek yang mengenakan baju berwarna coklat itu.

Dito tidak menjawabnya. Ia berlari mengejar Aura yang kini sudah berada jauh darinya.

"Ra, tunggu!" Dito berusaha. Menghentikan langkah Aura, tapi ia tidak memperdulikannya. Ia justru terus berjalan dan berpura-pura tidak mendengarkan panggilan Dito.

"Raaa!" Dito kembali berteriak. Namun sekali lagi, Aura tidak menghiraukannya.

"Dia kenapa sih? Kenapa tiba-tiba dingin gitu? Gue salah apa?" Tanya Dito pada dirinya sendiri. Seraya terus berlari mengejar Aura yang kini sudah berada tak jauh darinya.

"Ra, tunggu gue dong." Untuk kesekian kalinya Dito berteriak berusaha menghentikan langkah Aura.

"Tu anak berisik banget sih! Ga bisa apa kalo nggak teriak." Gerutu Aura kemudian menghentikan langkahnya.

Menyadari langkah Aura yang berhenti, Dito mempercepat langkahnya.

"Lo kenapa sih, Ra? Gue panggil dari tadi nggak nengok." Tanya Dito penasaran.

"Gapapa kok. Aku nggak enak badan aja. Kita pulang sekarang ya." Pinta Aura pada Dito.

"Pulang? Nggak makan dulu?"

"Nggak Dit. Kapan-kapan aja ya. Gapapa kan?" Tanya Aura.

"Iya gapapa. Tapi kita kedokter dulu ya." Ajak Dito.

"Ga usah Dit," Aura menolak.

"Kenapa?" Dito memasang raut wajah bingung.

"Biar mama aja yang meriksa keadaan aku, dia juga punya beberapa jenis obatnya kok. Jadi kita ga perlu kedokter." Jelas Aura.

"Tapi tante Dian kan dokter gigi, bukan dokter umum." Kata Dito.

"Iya aku tau, tapi mama ngerti kok. Jadi, kamu tenang aja." Aura berusaha meyakinkan Dito.

"Yaudah kalo itu mau kamu. Kita pulang sekarang." Dito kemudian berlalu membuka pintu mobil.

-------------

Ditengah perjalanan pulang.

Baik Dito maupun Aura, keduanya sama-sama diam. Sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Hanya keheningan itu yang berhasil menguasai keduanya. Keheningan yang memang sengaja dibuat mereka. Aura sibuk dengan ponselnya, sedangkan Dito fokus memperhatikan jalan.

Sesekali Dito melirik kearah Aura yang sibuk memainkan ponselnya.

Sementara Aura tidak memperdulikan keberadaan Dito yang kini berada disampingnya. Hatinya masih sedikit kesal dengan kejadian tadi. Bukannya menjauhi ketiga cewek itu, Dito justru meladeninya. Sedangkan ia hanya memperhatikan canda tawa mereka dari kejauhan.

"Raa," Dito mencoba untuk mengajak Aura berbicara. Karna sejak tadi, mereka hanya saling diam tanpa bicara apapun.

"Iya," Aura menjawab tapi perhatiannya tetap fokus pada ponsel yang dipegangnya.

"Lo kenapa? Nggak biasanya lo diem aja." Dito menyadari sikap aneh yang diberikan Aura untuknya.

"Aku? Gapapa kok. Cuma lagi nggak enak badan aja. Makanya aku cuma diem. Kenapa?" Aura meletakkan ponselnya Kemudian mengalihkan perhatiannya kearah Dito. Menatapnya penuh.

"Gapapa sih, gue cuma tanya aja." Jawab Dito singkat kemudian kembali meng-fokuskan pandangannya kearah jalan.

----------------

Sesampainya dirumah.

Aura segera berjalan menuju kamar. Tempat dimana ia selalu melakukan semua kegiatannya. Mulai dari ia terbangun dipagi hari, sampai ia tertidur dimalam hari.

Menurutnya, kamar bukan hanya sekedar tempat beristirahat. Tapi, kamar juga sebagai saksi ketika ia bahagia, ketika ia sedih, bahkan ketika ia menangis.

Kamar adalah tempat favorite keduanya setelah monukat ( Rumah pohon yang berada tak jauh dari rumahnya). Monukat biasa dikunjunginya bersama Roy ketika hari libur. Namun, semenjak kepergian Roy, Aura memilih untuk tidak mengunjunginya.

Aura membuka pintu kamar, kemudian ia segera berjalan menuju balkon rumahnya -yang terletak disamping kamarnya. Ia berniat untuk menenangkan pikirannya. Lalu, ia memilih untuk duduk dikursi mickey
mouse berwarna polkadot merah, hitam, dan putih.

Kursi itu terletak bersebelahan dengan guci yang berisi beberapa jenis bunga hias.

Mata Aura tertuju pada kegiatan orang-orang dibawah sana. Ada yang bermain bulu tangkis, bersepeda, jogging, dan sebagainya.

Matanya memang memperhatikan beberapa kegiatan itu, namun pikirannya masih memikirkan kejadian dibutik tadi. Ia masih tak habis pikir dengan sikap Dito pada keyiga cewek itu.

"Yaampunnn...kenapa sih aku masih mikirin itu? Padahal itu cuma sikap biasa, dan itu wajar. Tapi kenapa aku jadi lebay gini??" Gerutu Aura.

"Lagian kan terserah Dito mau ngapain aja, tapi kenapa aku jadi gini? Aku nggak suka sama dia, tapi kenapa kesannya aku cemburu ngeliat dia sama cewek lain??" Tanya Aura pada dirinya sendiri.

"Apa aku udah mulai suka sama dia?? Tapi itu nggak mungkin. Aku aja belum bisa moveon dari kak Roy, jadi nggak mungkin aku suka sama dia." Aura berusaha menjelaskan pada dirinya sendiri.

"Tapi kalo aku nggak suka sama dia, terus kenapa aku ngerasa kalo aku cemburu sama tiga cewek yang deketin Dito tadi???" Aura mulai merasa bingung dengan perasaannya.

"Raa," Panggilan mama mengagetkan Aura dari lamunannya.

Ia segera menoleh mendengar seseorang memanggil namanya. Mama berdiri tepat disampingnya. Memperhatikan putrinya dengan saksama.

"Iya ma, kenapa?" Tanya Aura.

"Kamu kenapa ngelamun? Dito?" Tebak mama yang memperhatikan keanehan dari putrinya.

"Gapapa kok ma. Ara cuma ngelamun ngeliatin orang-orang dibawah sana." Katanya berbohong.

"Bener?" Tanya mama sekali lagi.

"Iya ma,"

"Yaudah kalo gitu kamu makan dulu sana!, dari tadi kamu kan belum makan." Perintah mama.

"Iya ma.... Ma, baju pesenan mama ada ditas Ara." Aura menunjuk letak tasnya.

"Baju dari tante Vira?"

"Iya ma. Tante Vira juga nitip salam buat mama." Kata Aura menyampaikan pesan tante Vira.

"Ooiyaa. Udah. Sekarang kamu makan dulu." Kata mama kemudian berlalu pergi meninggalkan Aura sendirian.

-----------------

"La vidiocall yok." Ajak Dito.

"Vidiocall? Sama lo?? Ogah." Tolak Ola mentah-mentah.

"La, lo nggak kangen gue?" Tanya Dito yang sedang menelpon.

"Hah?? Kangen? Ya nggak lah. Ya kali gue kangen sama lo. Kek ga ada orang lain aja yang bisa gue kangenin." Terdengar suara cewek disebrang sana.

"Njirrrr...sombong lo ya sekarang."

"Bodo. Yang sombong juga gue, kenapa lo yang sewot."

"La, la, ga berubah lo yaa. Dari dulu masih aja gitu." Kata Dito.

"Suka-suka gue dong."

"Udah ah bosen gue ngomong sama lo. Ngabisin waktu gue aja, Ga bakal nemu ujungnya. Oke bye." Dito memutuskan telponnya kemudian membaringkan tubuhnya diranjang.

"La, La, lo tu nggak berubah ya. Tetep ngeselin. Tapi sumpah! Gue kangen banget sama lo." Kata Dito seraya tersenyum kecil.

Ada yang penasaran Ola itu siapa?
Baca terus yaa...aku akan kasih tau nanti di beberapa chapter selanjutnya.... Hihi...

Saat Dito tengah memikirkan Ola, tiba-tiba ia teringat akan Aura.

"Auraku udah minum obat belum ya?" Tanya Dito pada dirinya sendiri, kemudian berniat mencari tau bagaimana keadaannya sekarang.

Ia kembali mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan WhatsApp ke Aura.

[ WhatsApp]

Dito: Raa

Aura: Iya Dit, kenapa?

Dito: Lo udah minum obat?

(Duhhh...harus Jawab apa nih? Kan aku nggak sakit apa-apa.)

Aura: Udah Dit.

Dito: Lo lagi apa?

Aura: Tiduran. Kamu?

Dito: Ciee...sama. Jangan-jangan kita joo.......
°
°
°
°
°
°
doh.

Aura: Apaan sih? Nggak jelas.

Dito: Emang lo nggak mau??

Aura: Tau ah.

Dito: Ra, jujur ya. Lo masih belum bisa ya suka sama gue? Lo masih belum bisa ya ngasih hati lo buat gue sepenuhnya??

Send. Pesan terkirim.
Aura membaca pesan dari Dito, namun ia tidak menjawabnya.

Dito: Raa??

(Yaampunn...aku harus jawab apa?aku aja nggak tau sebenernya aku tu suka nggak sama dia.)

Aura: Aku belum bisa jawab sekarang Dit. Sory yaa.

Dito: Iyaa Ra. Gapapa. Gue akan selalu nunggu lo kok. Gue mah orangnya sabar. Makanya nambah ganteng.

Aura: Terserah.

Dito: Cuma gitu responnya?

Aura: Emang maunya gimana?

Dito: Oke abaikan. Ganti topik. Gimana lo udah enakan?

Aura: Lumayan. Kamu nggak mau jenguk aku gitu?

(Tumben basa-basi. *Dito*)

Dito: Lebay. Baru juga tadi ketemu.

Aura: Heheee.

Dito: Lo udah mandi?

Aura: Belumssss :)

Dito: Mandi sana! Baunya sampe sini. Nanti kita lanjut lagi chat nya.

Aura: Iya. Oke daa✋

Dito:❤

Aura segera meletakkan ponselnya, kemudian bergegas menuju kamar mandi.

"Kok tiba-tiba ngerasa aneh gitu ya waktu chat sama Dito? Seneng aja gitu dia perhatian- nyuruh minum obat." Guman Aura sebelum akhirnya masuk kekamar mandi.

-------

JANGAN LUPA VOTE&KOMEN NYA YAA SYG2KUUUHHH❤❤

SALAMSAYANG,
OCHI🐮🐮🐮

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 94.3K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
257K 10.2K 43
Andai aku bisa meminta satu permintaan maka aku akan meminta supaya waktu berhenti ketika kita bersama ~Salsa Khairana Al-Bar Kamu adalah perempuan y...
3.9M 231K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
7.5K 168 13
Cinta adalah pengorbanan namun bagaimana ketika pengorbanan mu tak di hargai? Cinta adalah perjuangan namun bagaimana ketika perjuangan mu di balas d...