JOMBLO!

Por pastavocado

178K 8.7K 297

Kriteria pacar idaman Jevin: 1. Warna rambut hitam alami 2. Jago masak 3. Feminim tapi ga centil 4. Minimal 3... Más

Prolog
J chapter 1 - cup
J chapter 2 - cocoknya pake miniset
J chapter 3 - pacaran sepihak
J chapter 4 - pantesan disebut playboy
J chapter 5 - gengsi jadi dusta
J chapter 6 - my one one two
J chapter 8 - gio oh gio
J chapter 9 - kangen sepihak
J chapter 10 - cendol? Eh chanyeol?
J chapter 11 - edelweiss
J chapter 12 - team je vs team gio
J chapter 13 - kecap dan mentega
J chapter 14 - truth or die
J chapter 15 - alena
J chapter 16 - zzz
J chapter 17 - kencan?
J chapter 18 - ruang sendiri
J chapter 19 - pacaran
J chapter 20 - intuisi
J chapter 21 - tercyduk
J chapter 22 - tunangan
J chapter 23 - sakit
J chapter 24 - demi gisca
J chapter 25 - sutup
J chapter 26 - i need you
Epilog

J chapter 7 - homo?

6.1K 324 7
Por pastavocado

"Ca, lo begadang? Kantong mata lo kayak kantong emaknya kangguru. Gede banget" je dan gisca sedang berjalan bersisian di koridor kampus setelah kuliah usai. Hari ini gisca meminta je untuk mengantarkannya ke rumah sakit lagi, tidak ke rumah.

"Masa sih segede kantongnya kangguru? Perasaan cuma segede kantong saku seragam anak SD" Gisca melihat matanya melalui kamera depan di hpnya.

"Ya intinya mata lo berkantong"

"Kayanya gara-gara gue susah tidur. Kemaren kan gue nungguin papah di rumah sakit, terus malem-malem kebangun, terus susah tidurnya"

"Oooh-" je jadi merasa tidak enak karena sudah meledek gisca "-gimana keadaan bokap lo?"

"Tadi pagi udah keluar dari ICU, sekarang udah di ruang rawat inap"

"Semoga bokap lo cepet sembuh ca"

"Aamiin"

'Kira-kira gisca udah makan apa belom? Kalo keadaan kayak gini harus bulak-balik ke rumah sakit pasti lupa sama makan. Gue khawatir gisca malah sakit. Gimana cara gue taunya ya dia udah makan apa belom, apa gue ingetin langsung? Eh, jangan nanti malah dikira perhatian'

Je dan gisca sudah berada diparkiran.

Akhirnya je mempunyai akal untuk mengangkat tema makan pada gisca "Ca, gue laper" je harap-harap cemas menunggu jawaban yang keluar dari mulut gisca. Saat ini je sedang memancing gisca untuk mengetahui keadaan gisca sudah makan atau belom.

"Lo mau makan?"

Je mengangguk.

"Sekarang?"

Je mengangguk lagi seperti anak kecil yang sungguh-sungguh menginginkan mainan mobil-mobilan.

"Yaudah. Makan dulu" gisca mengambil helm dan memakainya "gue juga belom makan"

Mendengar perkataan gisca je merasa lega, selega orang yang baru buang air kencing setelah lama menahannya untuk dikeluarkan di rest area berikutnya karena sedang berada di jalan tol cipularang.

"Oke. Mau makan dimana?" Dengan semangat je bertanya pada gisca.

"Di rumah makan padang aja gimana? Lagi pengen sambel ijonya" je agak terkejut, ia kira gisca akan mengajaknya makan di kafe atau mall. Ternyata rumah makan padang.

"Boleh tuh" je setuju dengan ide gisca.

Gisca menguap sehingga mulutnya menganga sangat besar, melihat gisca seperti itu je langsung menutup mulut gisca dengan punggung tangannya.

"Tutup. Ntar tikus masuk situ loh"

Gisca bengong melihat je.

"Kenapa? Gue ganggu kegiatan nguap lo?" Je bertanya cuek, cuek sekali sambil mengambil tangannya dari mulut gica mengalihkannya pada helm kemudian memakainya.

"Ga. Gapapa" gisca memalingkan wajahnya ke arah lain. Perlakuan je lah yang membuatnya terbengong-bengong. Entah kenapa gisca merasa sedikit salah tingkah setelah je menutup mulutnya saat menguap tadi.

×××××

Je dan gisca sudah sampai di rumah makan padang, kini gisca sedang menyendokkan nasi dan sayur nangka ke mulutnya. Tiba-tiba hpnya je berdering menandakan ada panggilan masuk.

"Hallo"

"Hallo je, si berli udah kelar, mau diambil kapan?" Je langsung melirik gisca, yang menelpon je adalah orang bengkel langganan yang dipercaya untuk memperbaiki motornya yang rusak tempo hari.

"Kapan ya, nanti deh gue hubungi lo lagi"

"Tumben, biasanya lo ga bisa lama-lama jauh-jauhan sama si berli. Lo lagi ga punya duit?" Orang yang menelpon je meledek je, pasalnya ga ada uang ga ada barang. Kalo je tidak punya uang, otomatis motor vespa kesayangannya tidak bisa diambil.

"Enak aja, punyalah. Nanti aja dah"

"Jangan-jangan lo udah punya yang baru? Beli motor lagi lo?" Orang disebrang telpon tetap masih penasaran dengan alasan je. Je dengannya memang sudah akrab dan mengenal begitu lama karena urusan vespa.

"Kepo banget sih lo kayak emak-emak komplek lagi belanja sayur pagi-pagi. Ntar gue telp lagi, gue lagi jilatin paha nih. Semok bener"

"Halah paling paha ayam, mana ada seorang je jilatin paha cewek hahaha" lagi-lagi je diledek olehnya.

"Awas aja lo, ga gue bayar" je menutup hpnya. Gisca yang sedang mengunyah memberhentikan kegiatannya. Ia cukup penasaran dengan siapa tadi je berbicara.

"Tadi siapa je?" Karena sifat gisca yang spontan dan ceplas-ceplos ia otomatis langsung bertanya pada je.

Je terdiam, ia bingung akan menjawab apa. Sesungguhnya tadi ia di telpon oleh orang bengkel yang mengatakan bahwa berli sudah selesai diperbaiki. Tapi entah mengapa je tidak ingin buru-buru mengambil motornya karena ia sedang menikmati momen pergi bersama gisca saat ini. 'Eh apa? Menikmati momen bersama gisca??'

"Dari temen, gue mau beli barang" lagi-lagi je berdusta. Ia tidak tau harus memberikan alasan masuk akal apalagi untuk agar ia bisa tetap dalam kondisi seperti saat ini. Je tidak ingin kegiatan mengantar jemput gisca cepat berakhir. 'Eh? Apa? Ga pengen cepet berakhir??' Je mencoba mengaburkan pikiran-pikiran anehnya.

Untungnya jawaban je bisa membuat gisca langsung percaya, je bisa melanjutkan makannya dengan tenang.

Setelah perut mereka berdua penuh, je dan gisca menuju kasir. Tak lupa gisca membelikan makanan untuk mamahnya yang sedang berjaga di rumah sakit.

Saat je membuka dompetnya, ternyata uangnya tidak cukup untuk membayar makanannya tadi.

"Ca-" je cengar-cengir tidak jelas "-duit gue kurang goceng, tombokin dong"

"Hih dasar, nih nih" gisca memberikan selembar uang lima ribu pada je.

"Ini minjemin atau ngasih?" Je bertanya untuk memastikan. Lebih tepatnya memohon agar uang 5000 ini diberikan saja secara cuma-cuma, sekarang muka je pura-pura memelas.

"Hhh" gisca menghela nafas "yaudah, gue ngasih. Tampang lo ga usah melas gitu. Ga cocok"

"Kegantengan gue nurun ya?" Je berkaca pada kaca transparan pada restoran rumah makan padang yang masih bisa memantulkan sedikit bayangannya.

"Lo ngomong kayak gitu seolah-olah lo ganteng" gisca memasukkan uang kembalian pada dompetnya.

"Emang ganteng kali, 11 12 sama reza rahardian" je masih betah bercermin memandangi pantulan samar dirinya.

"11 12000? Oh iya itu sih jelas" gisca memperhatikan je yang sedang fokus bercermin "centil banget, apaan sih yang lo liat? Kacanya bening gitu, lo lagi godain mas mas yang lagi bungkusin nasi ya?" gisca menunjuk mas mas salah satu karyawan rumah makan padang yang sedang membungkus nasi dengan kertas nasi.

"Oh jadi selera lo cowok, kalo itu iya 11 12 sama reza rahardian. Rumornya kan doi hombreng" gisca berbisik serius pada je.

"Hombrang hombreng dasar tukang gosip. Gue cowok normal" je membela diri. Sekarang je dan gisca berjalan keluar dari rumah makan padang.

"Tapi faktanya mendukung loh je, cowok ganteng, terkenal, duit banyak tapi ga pernah deket atau tertarik sama cewek. Apalagi coba kalau bukan homo. Selama ini kan doi selalu menjomblo" gisca mengambil kesimpulan.

"Emang semua cowok yang jomblo pasti homo?"

"Enggak sih, teorinya itu ada dua. Cowok kalo ga brengsek ya homo. Berarti lo termasuk......"

"Apa lo? Lo ngatain gue homo?" Je memepetkan wajahnya pada wajah gisca, je berniat menjahili gisca.

"Lo kelamaan jomblo kayak gini, apalagi alesannya kalo bukan...."

"Bukan apa?" Muka je semakin mendekat dengan muka gisca. Tangan kanan je sudah memegang bahu kiri gisca.

"Bukan....emmm....satu....dua....lari!!" Gisca langsung berlari menghindari tatapannya je yang yang seperti akan menelannya hidup-hidup.

*******

Pengennya update dua hari sekali, tapi apalah daya sering kepentok sama ide 😂

19 NOV 2017

Seguir leyendo

También te gustarán

22.7K 1.7K 43
"Gue bakal bikin lo suka sama gue setengah mati!" ucap Audrina. "Astaga cewek aneh binti ajaib namanya Nana bikin gue sakit kepala. Dia sempet nyebar...
33.1K 1.4K 32
Reza, nama yang hampir tujuh tahun ini tidak pernah dilupakannya. Nama yang sudah terlalu dalam terpahat dalam hatinya. Sebuah nama yang selalu membu...
4.2K 1K 41
[Romance - Comedy] Heera Diatmika dan Darrel Aileen tengah bersaing, Heera memiliki kafe Boba, sementara Darrel memiliki restoran seblak. Mereka sela...
39.4K 3.2K 62
Seorang aktor bernama Raditya jatuh cinta dengan seorang penulis bernama Rembulan. Cerita tentang cinta tidak akan pernah ada habisnya.