Gagal Move On •IDR•

By debubaygon

59.2K 5.3K 534

'Ketika hati menginginkanmu kembali' Iqbaal tiba-tiba saja berubah. Sifatnya menjadi jungkir balik setelah se... More

BAB 1. -Awal-
BAB 2 -Pindahan-
BAB 3 -Tetangga-
BAB 4 -Lagi-
BAB 5 -Aneh-
BAB 6 -Curhat-
BAB 8 -Konyol-
Fact About (nama kamu)
BAB 9 -Cabe Cabean-
BAB 10 -Memberi Jarak-
Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan
BAB 11 -Mantan vs Gebetan-
BAB 12 -Taruhan-
BAB 13 -Hal Sederhana-
BAB 14 -Mengenang Ayah-
Fact About Iqbaal
BAB 15 -Mantan vs Gebetan (2)-
BAB 16 -Kue Cubit-
Bagian Cerita Tak Berjudul

BAB 7 -Tips-

3.4K 354 39
By debubaygon

Sejak tiga puluh menit yang lalu, bel berdering menandakan seluruh siswa harus mengikuti jam pelajaran pertama. Namun, setelah ditunggu-tunggu tidak ada tanda-tanda seorang guru akan mengajar di kelas XII-IPA-2. Itu cukup membuat kelas riuh seperti pasar. Mengobrolkan hal-hal seru, bermain smartphone milik mereka untuk mengetahui berita di sosial media yang tengah booming belakangan ini, atau mengerjakan tugas--untuk anak rajin.

Mungkin dulu Iqbaal adalah salah satu murid rajin di kelas ini untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Tapi tidak untuk sekarang. Pria itu justru sibuk memerhatikan gadis di sampingnya. Menatap gadisnya yang tidak seperti biasanya mengurai rambut panjangnya.

Aktifitas Iqbaal memandangi gadis itu, (nama kamu), membuat (nama kamu) sedikit salah tingkah. Dari tadi gadis itu hanya memandang ke sembarang arah dengan tangan yang tak henti-hentinya meremas rok seragam abunya. Ia meneguk ludahnya susah payah. Sedikit heran juga gugup yang membumbuinya.

Bagaimana tidak gugup? Iqbaal memandangi (nama kamu) dengan jarak sedekat itu. Tidak membiarkan sedikitpun pandangannya menoleh ke arah lain. Tangannya menangkup sebelah pipinya untuk menahan pada meja. Sedangkan tangan yang lainnya sibuk mengetuk-ngetukan jari telunjuknya pada meja.

Matanya tak sedetik pun melewatkan setiap inci wajah (nama kamu). Gadis dengan bibir tipis berwarna pink, mata bulat dengan iris mata berwarna coklat caramel, serta pipi tembem yang menggemaskan. Hidungnya yang tidak terlalu mancung menambah kesan cantik pada wajah gadis itu. Semakin lama semakin menarik. Tidak membuat Iqbaal jenuh. Bahkan jika tidak perih, mungkin Iqbaal tidak akan mengedipkan matanya satu kalipun.

Mengapa ia bisa menyia-nyiakan gadis semenarik (nama kamu)? Diluar tingkah abnormalnya yang sulit bercakap dengan lawan jenis seumurannya dengan baik, gadis itu memiliki sejuta pesona yang lain. Tingkahnya yang lucu, namun kadang sedikit bodoh jika diingat kembali oleh Iqbaal. Hal-hal yang dilakukan (nama kamu) untuknya dulu serasa terputar kembali. Dan itu sukses membuat bibirnya tak henti-henti menyunggingkan sebuah senyuman maut miliknya yang belakangan ini selalu ia perlihatkan.

"Baal! Ada tugas loh dari guru piket. Lo gak ngerjain?"

Iqbaal menghiraukan panggilan Bastian. Ia masih fokus pada objek yang membuatnya tidak bosan sejak tadi. Meskipun Iqbaal mendengarnya, ijinkan kali ini dia tuli sebentar, lalu menjadi pemalas seperti siswa biasanya.

"(Nama kamu)! Jadi kan ntar pulang sekolah?" Salsha bertanya di depan meja (nama kamu). Membuat gadis itu sedikit berjengit kaget saat mendapati Salsha di depan wajahnya.

Iqbaal yang melihat itu sedikit terkekeh pelan. Lucu sekali melihat gadis itu terkejut dengan mata bulatnya. Membuat Iqbaal semakin gemas. Sungguh.

"Ng… gak tahu," jawab (nama kamu) sedikit gugup. Mungkin salah tingkah oleh pandangan Iqbaal yang terus memerhatikannya.

"Kemana?" tanya Iqbaal menatap Salsha yang mulai mendelikan matanya saat Iqbaal memandangnya.

"Kepo!" Salsha mendelik. Lalu menatap (nama kamu) yang masih diam seperti biasa.

"Jadi dongggg… gue ud-"

"Heh Salsha! Sini deh gua bikinin lo lagu spesial loh… khusus buat lo!" Bastian berteriak saat dirinya telah menangkap kode sinyal dari Iqbaal.
Kelas menjadi riuh. Bersorak 'cie-cie' setelah Bastian berteriak telah membuatkan lagu spesial untuk musuh bebuyutannya tersebut. Entah apa yang terjadi diantara mereka, namun kebencian keduanya begitu terlihat karna tak pernah sekalipun akur.

"Apaan?" Salsha bertanya dengan ketus. Tangannya dilipat di dada lalu menyunggingkan senyum miring.

"Bentar-bentar..." Bastian mengambil gitar. Memetiknya perlahan lalu berdehem pelan

"Aku punya anjing kecil...
Ku beri nama Salsha..."

Salsha membulatkan matanya. Ia menatap Bastian nyalang lalu dengan emosi penuh ia menghampiri Bastian.

"Salsha guk guk guk...
Kemari guk guk guk...
Ayo cium siniiii…"

Salsha semakin emosi. Dan seperti yang kalian sering lihat, mereka saling kejar dengan Bastian yang terus bernyanyi lagu tersebut.

(Nama kamu) terkekeh. Melihat tingkah ke dua temannya yang seperti kucing dan anjing. Berlarian seolah balap maraton. Cukup kekanakan.

"Gue juga bikin lagu buat lo." Iqbaal tersenyum manis pada (nama kamu) yang langsung meliriknya.

(Nama kamu) mengingat satu artikel yang ia baca semalam. Artikel mengenai cara menunjukan bahwa dirinya sudah move on dari mantan. Cukup menarik hingga ia harus mempraktekannya sekarang.

Pertama: bersikaplah biasa. Seolah tidak pernah terjadi apapun diantara kamu dan mantan mu.

Kata itu serasa terngiang dikepalanya. Ia menarik nafas pelan. Mencoba menghentikan degupan jantungnya yang tengah berdangdut ria. Ia menghela nafas.

"Oya? Tapi bukan lagu ngatain gue anjing kan?"

Iqbaal terkekeh. Merasa senang dengan respon (nama kamu) yang seperti baik-baik saja padanya. Itu cukup bagus untuk peluangnya mendekati (nama kamu) kembali.

"Bukanlah… lo manis, masa disamain sama anjing." Iqbaal menjawab dengan cengiran khasnya yang biasanya jarang--tidak pernah ia perlihatkan.

"Bener ya? Boleh request kan?" (nama kamu) nyengir.

"Bolehlah. Apa sih yang nggak buat bidadari ownernya hati Iqbaal..."

(Nama kamu) mendelik. Mencoba menyembunyikan wajahnya yang memerah. Juga detak jantungnya yang lebih heboh dari biasanya. Ia menghela nafas.

Baru saja mulutnya hendak membalas perkataan Iqbaal, namun pergerakannya terhenti ketika semua murid di kelasnya berhambur kembali ke tempat duduk masing-masing. Termasuk Bastian dan Salsha.

(Nama kamu) menatap ke depan. Benar ternyata, kini ada seorang guru memasuki kelasnya.

"Ibu ingin ngasih pengumuman mengenai acara ulang tahun sekolah yang tinggal sebulan lagi. Sekolah akan menyelenggarakan pensi seperti biasa," ucap Bu Wida yang tersenyum simpul.

"Pensi? Berarti bakalan ada pertujukan yang harus ditampilin setiap kelas dong?" seorang menceletuk.

Iqbaal yang mendengar itu segera memutar otak. Ide yang baru saja melintas di pikirannya cukup membuat ia mengembangkan senyumnya.

"Yaudah kita pentas drama aja. Ceritanya tentang snow white... Gue yang jadi pangeran terus (nama kamu) putrinya. Kan pas endingnya lumayan..." pria itu mengusulkan idenya. Cukup gila saat mendengar perkataan terakhirnya. Adegan terakhir adalah adegan dimana Sang pangeran yang mencium sang putri. Itu artinya...

"Drama... Drama pala lu. Urusin aja tuh idup lu yang penuh drama!" protes Salsha membuat seisi kelas terkekeh.

"Sirik aja lu! Bilang aja mau ikutan. Oke lu gue ajak, lu jadi emak-emak yang ngasih apel kan cocok!" Iqbaal terkekeh diikuti kekehan yang lain dan sikutan lengan (nama kamu) yang juga ikut terkekeh.

"Sudah-sudah. Lagipula ibu yang akan memutuskan apa yang layak ditampilkan." Bu Wida menengahi. Sempat tersenyum saat melihat perubah Iqbaal yang cukup signifikan.

"Karna hal ini guru-guru akan rapat, dan kalian dipulangkan lebih awal," tutupnya pada pengumuman kali ini membuat sorak 'yes' 'hore' 'asik' atau apapaun penggambaran bahagianya. Yang jelas, setelah Bu Wida keluar kelas, seluruh murid segera memutuskan akan pergi kemana setelahnya.

(Nama kamu) yang akan menggendong tasnya segera terhenti ketika Salsha sudah berdiri di depannya.

"Ayo!" Salsha bersemangat. Menunjukan jajaran gigi putihnya.

(Nama kamu) sedikit meringis. Sebenarnya, ia tidak mau. TAPI karna sudah terlanjur bercerita pada Salsha si rempong dan penasaran pada sosok Aldi yang seperti pernah bertemu dengannya, ia jadi mengangguk.

"Tunggu!" baru saja selangkah, kedua gadis itu segera berbalik.

"(Nama kamu) harus belajar bareng gue!" tegas Iqbaal saat mencurigai tingkah Salsha yang akan membawa (nama kamu)nya pergi (?)

"Apaan sih lo modus amat!" Salsha berdesis. Mendelik ke arah Iqbaal dengan wajah sebalnya.

"Kita emang mesti belajar bareng kan (nama kamu)?" Iqbaal tidak menghiraukan Salsha. memasang tampang meyakinkan pada (nama kamu) yang tampak bingung.

"(Nama kamu)... Lo udah buat janji kan sama dia?" Salsha mendekati (nama kamu)

(Nama kamu) semakin gamang. Ingin sekali ia menjambak rambutnya sendiri lalu berteriak pada dua orang di sampingnya itu. Ia seperti seorang manusia yang tengah mendapat bisikan dari setan dan malaikat. Ia harus memilih yang mana?

(Nama kamu) menarik nafas pelan. "Sori, Baal. Gue ada urusan." (nama kamu) menolak Iqbaal yang itu artinya memihak pada Salsha.

"Tapi besok Bu Wida masuk kelas. Dan dia pasti nanyain itu... Gue yang harus tanggung jawab." Iqbaal menegaskan. Berusaha untuk mencegah (nama kamu) yang akan pergi dari sisinya--entah kemana.

(Nama kamu) menggigit bibir bawahnya. Ia frustasi. Ingin memprotes tapi mulutnya serasa berhenti bekerja. Dan akhirnya… (Nama kamu)… menangis.

Iqbaal panik. Begitu juga Salsha. Ia terus menyalahkan Iqbaal karna (nama kamu) menangis. Sejak kapan gadis itu cengeng? Sejak dulu. Jika tertekan, ia akan menangis. Jika bingung, ia juga akan menangis. Jika merasa bersalah, ia akan menangis. Jika menonton drama Korea atau film India, ia pun akan menangis. Tapi sungguh, Iqbaal tidak tahu akan hal itu.

"(Nama kamu)… hei… sori-sori tadi gue bentak lo… hei… cup cup cup… sini-sini… peyuk..." Iqbaal hendak merangkul namun segera ditepis Salsha.

"Modus lu tai!" Salsha kesal bukan main pada Iqbaal. Entah sejak kapan ia benci melihat wajah tampan Iqbaal. Entah sejak kapan Salsha memasukan Iqbaal kedalam manusia yang paling ia benci setelah Bastian. Yang jelas, gadis itu ingin sekali mencakar wajah Iqbaal agar tidak terlalu tampan lalu membuat (nama kamu) susah move on. Oke, itu berlebihan.

"Yaudah... Lo sama gue aja ya? Pulang bareng, terus belajar. Itu lebih baik… kita kan bakalan ujian… jangan dengerin setan kayak emak-emak rempong sebelah kamu, oke?"

"Apa lo bilang?!" Salsha berteriak. Dengan segera Iqbaal menarik lengan (nama kamu) untuk menajuh dari Salsha. Atau jika tidak, mungkin Iqbaal akan pulang tinggal nama.

(Nama kamu) dan Iqbaal berjalan bersama. Menuju tempat parkir dengan terburu. Iqbaal segera menstarter motornya. Lalu menunggu (nama kamu) untuk naik.

Tanpa pikir panjang, karna sudah terlalu lelah untuk berfikir, akhirnya (nama kamu) segera naik. Ia memang harus mengikuti Iqbaal kali ini. Mengingat besok Bu Wida akan menanyakan perkembangannya dalam belajar.

"Kenapa lo nangis?" tanya Iqbaal saat mereka sudah terbebas dari area sekolah dan tengah berjalan diantara jejeran kendaraan yang lain.

(Nama kamu) diam. Sikap abnormalnya kambuh lagi. Rasanya sulit untuk menjawab pertanyaan Iqbaal, mengingat dia adalah seorang pria *yaiyalah* dan terlebih dia adalah mantan kekasihnya. Tapi tunggu, bukankah dulu ia yang selalu berbicara banyak pada Iqbaal?

Tips kedua: Kalau mantan kamu ngajak ngomong atau nanya, jawab dengan ramah. Jangan cuek apalagi jutek. Itu ngeliatin banget kalau kamu belum move on. Jadi, bersikap kayak sahabat dekat aja di hadapannya. Seolah tidak terjadi apapun di hari lalu.
Tiba-tiba suara itu serasa berbisik di telinga (nama kamu). Membuat gadis itu kembali menenggelamkan pikirannya ke dalam lamunan.

"(Nama kamu)?" Iqbaal berseru sambil melirik ke arah kaca spion hingga matanya dapat menangkap bayangan wajah (nama kamu) di cermin tersebut.

"Ah, ya?" (nama kamu) menyadarkan diri. Berusaha menyeret dirinya sendiri pada kenyataan bahwa Iqbaal tengah berada di hadapannya.

"Tadi… lo kenapa nangis?" Iqbaal mengulang pertanyaan. Melihat (nama kamu) yang menggigit bibir bawahnya membuat ia tersenyum kecil.

"Abis gue bingung. Lo sama Salsha udah kayak malaikat sama setan yang bisik-bisik di samping gue. Yaudah karna gue gak tau mau ngomong apa, gue nangis deh." (nama kamu) menjawab sembari memalingkan wajah ke samping. Jantungnya yang beritme tinggi membuat gadis itu semakin gugup.

Iqbaal terkekeh. Kembali melirik ke arah spion untuk mendapati wajah manis gadisnya itu.

"Oh berarti gue malaikat, Salsha setan ya?" Iqbaal lagi-lagi terkekeh. Melihat wajah (nama kamu) yang memerah setelah mendengar ucapannya tadi.

"Gak. Kalian berdua sama! Bikin gue bingung, jadi gue rasa kalian berdua setan"

"Masa ada setan seunyu gue sih (nam...)?" Iqbaal tersenyum pede.

"Pede amat sih." (nama kamu) berdesis pelan. Namun sukses membuat Iqbaal tertawa renyah karna respon baru dari (nama kamu) yang tak seperti biasanya.

"Penting banget ya urusannya sampe si emak ngotot gitu? Kalau emang penting yaudah gue anter lagi lo balik ke sekolah nemuin Salsha. Biar besok gue yang nyari alesan sama Bu Wida. Gak papa kok kalau gue ntar dihukum." Iqbaal bersuara lembut. Menatap ke arah spion dengan senyum tipis yang meyakinkan

(Nama kamu) meringis. Ini Iqbaal menyuruhnya atau memaksa secara lembut agar pergi dengannya sih? Ucapannya emang seolah memberikan izin untuk (nama kamu) tapi dari bahasa yang ia gunakan… itu sama saja membuat (nama kamu) merasa bersalah.

"Nggak, kok. Gak begitu penting. Gue emang mesti belajar kan?"

Iqbaal tersenyum lebar. Itu artinya (nama kamu) lebih memilih pergi bersamanya bukan?

Iqbaal jadi ingat satu tips modus yang semalam ia baca. 'Tips modus buat mantan'. Cukup menarik bagi Iqbaal karna itu sedang dialami olehnya.

Modus saat bonceng mantan: pura-pura mogok. Biar entar lo bisa jalan bareng dia berduaan lebih lama. Cuma resikonya bisa jadi doi ngambek terus ninggalin lo. Tapi ini juga bisa buat test apa dia mau diajak susah bareng apa kagak. Jadi apa salahnya mencoba?

Iqbaal menghentikan motornya secara mendadak. Membuat gadis di belakangnya meringis karna keningnya terbentur helm yang Iqbaal kenakan.

Iqbaal menarik nafas perlahan. "Kayaknya kita mesti jalan (nam...)! Motor gue mogok." Iqbaal sedikit meringis.

'Ini mah malu-maluin namanya. Terus kenapa gue nurutin coba?' batin Iqbaal menjerit. Merasa bodoh dengan tingkah konyolnya kali ini.

"Oh yaudah." (nama kamu) membalas.

"Lo gak papa?" tanya Iqbaal hati-hati.

"Santai, gue udah biasa kok jalan."

Iqbaal tersenyum sumringah. Itu artinya (nama kamu) menerima dalam kondisi seburuk apapun kan? Baguslah. Mantannya ini memang baik. Patut untuk diajak balikan *lah?*

Iqbaal senang bukan main. Dapat jalan berdua dengan (nama kamu) sambil mendorong motornya. Meskipun dari tadi tidak ada perbincangan, namun hal ini cukup membuat Iqbaal berkhayal bahwa dirinya dan (nama kamu) sepasang suami istri bahagia yang tengah berjalan-jalan ria (?) lalu sang motor yang Iqbaal dorong, ia khayalkan sebagai roda bayi yang terdapat tiga bayi kembar yang lucu. Oke, Iqbaal berkhayal terlalu jauh.

"Ini kita mau belajar dimana?" (nama kamu) bersuara. Menyadarkan Iqbaal dari rangkaian khayalan bodohnya. Membuat pria itu memekik kaget.

"Gue rasa… di rumah gue aja. Ntar bunda yang nyiapin resepsi--maksud gue buku pelajarannya." Iqbaal menggaruk tengkuknya.

'Ini kok gue kayak orang bego ya? Dorong motor cape-cape padahal nih motor masih bisa diidupin. Mana ngayal jadi suami (nama kamu) lagi.'

Iqbaal lagi-lagi meringis. Tingkahnya kali ini benar-benar konyol. Ini adalah kali pertama ia melakukan hal bodoh untuk seorang gadis. Benar-benar pertama kali.

'Krukkk'

Spontan Iqbaal dan (nama kamu) berhenti. Menatap satu sama lain lalu terbahak.

"Gue rasa cacing kita lagi duet (nama kamu)." mereka lagi-lagi terkekeh. Perut yang berbunyi menandakan ingin segera diisi membuat Iqbaal melirik ke sekeliling untuk mendapatkan jajanan murah.

"Nah, tuh! Makan ketoprak disana aja yok." Iqbaal menunjuk satu warung. Segera berjalan cepat sambil menggandeng motor dan pastinya (nama kamu) yang mengekor di belakang.

***

Iqbaal dan (nama kamu) sudah memesan dua piring ketoprak. Dengan segera mereka melahap makanan tersebut.

"Kita belajar disini ajalah." (nama kamu) mengusulkan.

"Serius?" tanya Iqbaal yang hanya mendapat anggukan pelan dari (nama kamu).

"Halo adik-adik yang lagi pacaran. Saya akan bawain lagu untuk kalian yang pastinya sangat istimewa. Silahkan didengarkan~" seorang berseru dari arah samping. Seorang pengamen dengan uku lele yang akan ia petik.

'Gak jaman gak jaman balikan sama mantan'

Iqbaal tersedak. Ini pengamen maksudnya apa sih? Iqbaal segera mengambil minum lalu merogoh saku seragamnya.

"Nih gopek. Suara lu fals." Iqbaal berdesis sebal. (Nama kamu) terkekeh pelan sambil menggeleng samar.

"Masa cuma gopek dek?" pengamen itu memprotes.

"Suara Abang fals. Kalau suara Abang udah kayak Afgan ntar gue kasih goceng."

"Lah? Kalau saya suaranya kayak Afgan, kagak bakal ngamen dek. Saya udah jadi artis kali sekarang."

(Nama kamu) menggeleng. Merogoh saku seragamnya lalu menyerahkan selembar lima ribuan. "Nih Bang. Maafin temen saya yah." (nama kamu) tersenyum tipis.

"Neng cantik, baik lagi. Gak kayak pacarnya. Ganteng-ganteng pelit!"

Iqbaal melirik. Mengangkat sebelah alisnya dengan santai.

"Yang penting ganteng!"

Bersambung

Krikk krik krikkkkkkk~

Vomment ders 😂😘 gue berasa alay banget tiap nulis author note :'v

Awalnya gak akan apdet karna gak ada kuota. Tapi tadi dapet kuota gratis, alhamdulillah :'v *gue pengiritan banget*. Oh iya, maap yang komen di chapter sebelum ini gak gue balesin. Hape gue eror mulu :'v da aku mah apa atuh~ tiap kali baca komen *meski sedikit* tapi itu bikin semangat naik 💪 tengkyu yang udah mengapresiasi dengan vote dan komen :D

Oke ini kepanjangan :v gue berasa jadi emak-emak bawel :'v

Sekian...

Wassalam...

Continue Reading

You'll Also Like

48.8K 4.7K 63
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
203K 22K 25
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
160K 27.2K 30
Semua orang pasti memiliki idola di hidup mereka, sama halnya dengan Lalisa yang begitu mengidolakan penyanyi asal Korea Selatan bernama Jennie. Sepe...
224K 2.8K 71
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...