Jerk Man In Suits

By echafardhia

2.3M 111K 1.2K

Semenjak Christian bertemu dengan Katerine Hill di Mansion keluarga Hill karena suruhan dari Fandrick untuk m... More

PROLOG
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 6
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
BAB 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
32
33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
PROMOSI (Still Here)
BANTU MILIH COVER BARU, YUK
Extra Part 1 : Mr.Dalvin Nelson
Extra Part 2 : Zoo
Extra Part 3 : Bad Day
Extra part 4 : Normaly
Extra Part 5 : Happy Family (END)
INSTAGRAM

Bab 5

60.4K 3.3K 21
By echafardhia

Aku menatap heran kearah Christian yang langsung masuk kedalam kamarnya dengan raut wajah yang tak bersahabat. Ada apa dengannya ?

Mengabaikan Christian, aku langsung mematikan Tv kemudian berjalan menaiki beberapa anak tangga, kemudian masuk kedalam kamar.

Pikiranku melaju kearah Christian. Aku masih bingung dengan tingkahnya yang aneh akhir-akhir ini. Ia lebih mudah marah.

Aku menggulingkan tubuhku ke kanan, masih sama. Pikiranku masih berkutat pada Christian. Karena tidak tenang. Aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan menuruni beberapa anak tangga. Namun, saat langkahku di anak tangga tengah. Aku melihat Chritian yang tengah berjalan menuju kepintu utama. Apa dia akan pergi ? Kemana ?

Aku mengejarnya, kemudian ia menoleh kebelakang. Aku cukup terkejut. Sialan dia.

"Apa kau sedang memerani hobimu sebagai wanita penasaran ?" Apa dia bilang ? Wanita penasaran ? Yang benar saja !

"Aku hanya ingin bertanya.." Jawabku kesal, kemudian ia menaikkan satu alisnya keatas, seakan sedang bertanya apa ?

"Kau mau kemana ?" Tanyaku dan ia maju satu langkah mendekatiku.

"Apa itu penting untukmu, Ms.Hill ?" Oh, benar. Itu tidak penting untukku, langsung saja aku menggelengkan kepalaku. Ia tersenyum sekilas, kemudian berlalu meninggalkanku. Bahkan ia mau pergi sampai pagi pun aku tidak akan peduli.

Aku memutar tubuhku dan kemudian berjalan kearah dapur untuk mengambil beberapa camilan. Well, aku tidak seperti wanita lain yang memikirkan tubuh yang proposional, jika malam hari mereka akan menghindari makanan yang manis dan mengandung lemak, berbeda denganku. Aku adalah pecinta manis. Jadi tidak ada halangan untukku memakan semua makanan yang ada di lemari es. Lagi pula aku yang membelinya, jadi semua orang yang ada di mansion ini tidak boleh melarangku. Ya, mungkin kalau disini ada Ibuku. Pasti dia akan menceramahiku seribu kata. Tapi itu percuma saja, aku selalu mengabaikannya.

Aku menaruh semua makananku, seperti dua cup es krim, cake, anggur, jeruk, apel, dll diatas keranjang kecil. Aku membawanya menuju ke ruang keluarga. Menyalakan Tv kemudian melahap es krim cokelatku.

Aku mengerutkan dahiku saat sofa yang ku duduki sedikit bergerak. Aku menoleh dan disampingku ku dapati Christian yang tengah memejamkan matanya dengan kepalanya menunduk kebawah.

"Ada apa denganmu ?" Ia mendongak sambil menatapku, selang beberapa detik ia menggelengkan kepalanya.

"Kau memang manusia aneh." Ia mengerutkan dahinya pertanda tidak setuju dengan ucapanku. Well, ia memang aneh. Baru beberapa menit ia pergi, sekarang kembali lagi. Dasar tidak jelas.

"Kau yang tidak tahu dengan urasanku dan lebih baik kau diam." Ucapnya kesal. Oke, baiklah. Aku diam. Tapi saat aku menatap kearah kerajangku. Es krimku sudah tidak ada lagi. Aku menoleh ke arah Christian yang tengah memunggungiku.

"Kau melihat es krimku ?" Ia menggeleng tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Mencurigakan.

Aku menepuk pundaknya dan ia tidak menoleh sama sekali "Ada apa ?" Tanyanya.

"Kau sedang apa ?" Tanyaku.

"Menulis pesan.." Oh, baiklah aku mengangguk. Mengabaikannya, aku langsung mengambil cake ku dan melahapnya.

Saat itu juga aku melihat Christian menaruh cup es krimku diatas meja. Aku menoleh kearahnya cepat. "Kau mencuri es krimku ?" Tanyaku menyelidik dan ia menggeleng.

"Aku meminta." Apa ?

"Kau tidak meminta, tapi mencuri !" Balasku kesal. Ia menaikkan satu alisnya keatas kemudian tersenyum penuh kemenangan karena sudah membuatku jengkel. Yang benar saja ! Pria ini memang menyebalkan.

"Kau harus mengganti es krimku !" Pekikku tajam, namun bukannya takut. Ia hanya menaikkan satu alisnya keatas. Dasar.

"Hanya es krim, bukan ? Kenapa kau seheboh ini ?" Tanyanya. Hey ! Ayolah, itu adalah es krim favoritku.

"Kau harus menggantinya.." Ia tersenyum, kemudian beranjak dari duduknya dan menatapku sambil terkekeh. Ada apa ?

"Aku akan membelikanmu ribuan es krim.. Tenang saja." Oh, pria gila harta ini benar-benar sombong. Aku merutukinya dalam hati. Ia berjalan menuju ke kamarnya kemudian hilang ditelan pintu.

___________________

Aku membuka mataku, kemudian bangun dan menguap. Aku menatap jam dinding, masih pukul 5 pagi dan aku sudah terbangun karena mendengar suara pria yang sedang marah-marah dilantai dasar.

Langsung saja aku turun dari ranjangku, kemudian keluar dari kamar. Karena malas menuruni beberapa anak tangga. Aku memilih menaiki lift pribadi.

Sesampainya dilantai dasar, aku melihat Christian yang sedang marah-marah dengan ponselnya. Tidak lama kemudian ia mematikan ponselnya dan memutar tubuh. Ia terkejut melihatku. Seakan-akan aku adalah hantu dipagi hari.

"Mengapa kau terkejut ?" Ia berjalan menghampiriku, kemudian mengambil beberapa helai rambutku dan bisa ku lihat tatapan jijiknya mengarah pada rambutku.

"Rambut singa." Mataku membulat, apa dia bilang ? Rambut singa ?!

"Hey !" Teriakku dan ia malah tertawa terbahak-bahak. Lebih tepatnya sedang menertawai rambutku.

Ada apa dengan pria ini ? Aku menetapnya sengit, tapi ia malah semakin menertawaiku. Seakan-akan aku adalah badut yang sangat cocok untuk dijadikan ajang leluconnya.

"Rapikan rambutmu, Ms.Hill.. Kau tampak mengerikan dengan model rambut yang seperti itu." Oh. Baiklah. Aku malah semakin dibuat jengkel olehnya. Walaupun ia tidak menertawaiku lagi. Tapi bisa ku lihat kalau dari tatapannya ia sedang mengejekku.

"Terserah." Aku berlalu meninggalkannya dan keluar dari mansion. Pantas saja masih gelap. Ini masih pukul 5 pagi. Mungkin nanti saat pukul 6 aku akan pergi untuk lari pagi.

Aku memutar tubuhku kemudian berjalan menuju ke kamarku, lalu mengganti pakaianku menjadi pakaian olah raga. Mengesankan, Kate si pemalas menjadi wanita kuat yang akan siap siaga mengalahkan pria hidung belang, dengan setiap hari berolahraga secara rutin.

Tepat pukul 6 pagi, aku langsung keluar dari kamar dan menuju ke lantai dasar. Tidak ada Christian. Sepertinya pria itu masih mendengkur dikamar atau mungkin sudah berangkat bekerja. Aku tidak peduli.

Berlari santai menuju ke taman kota. Setelah sampai disana, sudah banyak orang yang sedang berolahraga bersama dihari minggu yang cerah. Bahkan, aku tidak pernah melihat Christian berlari pagi di taman ini. Yang ada malah ia selalu berolahraga dihalaman belakang atau tempat yang lebih kerennya yaitu di tempat fitnes langganannya. Aku tahu sekarang, ia tidak suka keramaian.

Sudah 30 menit berlalu aku berlari mengintari taman, akhirnya aku pun memutuskan untuk duduk dan memandangi bunga-bunga yang bermekaran dipagi hari. Sangat indah batinku. Aku tersenyum saat memandangi bunga mawar berwarna putih, aku jadi teringat sesuatu kejadian yang indah tiba tiba saja melintas dipikiranku dan tepat dihadapanku kini juga ada anak kecil yang sedang asyik bermain. Aku teringat betul kejadian masa kecilku dulu, dua anak kecil yang sangat bahagia.

"Katty.. Lempar bolanya kemari." Aku mendengus kesal saat ia memanggilku dengan nama Katty.

"Berhenti memanggilku Katty, Dolan !" Pekikku dengan kesal yang hanya dibalas kekehan oleh Dolan.

"Biarkan saja. Cepat lempar bolanya, Kate." Ucap Dolan. Akan langsung melempar bola itu dengan kesal hingga mengenai kepala Dolan. Dolan pun langsung mengerang kesakitan yang membuatku berlari menghampirinya.

"Kau baik-baik saja ? Maafkan aku, Dolan." Kataku sambil menangis.

"Aku baik-baik saja. Kau memang sangat nakal, Katty" Ucap Dolan. Aku pun langsung mendengus kesal karena Dolan yang selalu memanggilku dengan sebutan Katty.

"Jangan panggil aku dengan nama itu. Aku tidak suka." Balasku sambil memukul lengannya.

"Aku menyukai nama 'Katty'. Bukankah itu imut ? " Tanya Dolan sambil tersenyum.

"Kau menyebalkan sekali !" Jawabku kesal dan Dolan pun langsung memelukku erat.

"Jangan marah, kau terlihat jelek. Bukankah gadis cantik harus tersenyum ?" Tanyanya menghiburku dan lalu aku langsung tersenyum kemudian memeluknya. Ia tertawa.

Semua itu teringat jelas tanpa disengaja olehku. Tak terasa air mata ini pun mengalir tanpa ku sadari. Bahkan aku sampai sekarang pun belum pernah bertemu dengan sahabat kecilku yang menyebalkan itu, semenjak Dolaan pindah Seattle. Bahkan di Seattle aku belum juga bertemu dengan Dolan.

"Kenapa kau menagis ?" Pertanyaan seseorang itu membuatku langsung memdongak menatap orang yang ada dihadapanku yang sedang duduk disampingku. Berbeda denganku, aku langsung berdiri dan mulai pergi, namun sayangnya, tanganku langsung dicekal oleh seseorang itu. Lucas.

"Lepaskan aku, brengsek !" Pekikku tajam, ia tersenyum miring.

"Kenapa kau selalu menghindar ? Apa aku menakutkan ?"Tanya Lucas heran.

"Apa kau kau tuli ?! Lepaskan aku, Lucas." Aku berusaha melepaskan tangannya dari tanganku.

"Aku tak akan melepaskanmu untuk kedua kalinya." Ucap Lucas. Aku menatapnya takut, ia begitu menakutkan dengan tatapan itu. Tatapan yang ku benci dan seringai yang ku benci.

"Aku membencimu !" Bentakku sambil meringis kesakitan karena cekalan yang dilakukan oleh Lucas sangatlah kencang.

"Atas dasar apa kau membenciku, Kate ?" Tanya Lucas sambil berdiri.

"Semua sudah jelas, Lucas. Dan kau pasti tahu.. Apa alasanku membencimu.. Jadi lepaskan tanganku." Aku menangis kesakitan.

"Bahkan kau tidak mau mendengarkan penjelaskanku yang kedua kalinya." Ucap Lucas lembut sambil menatapku intens.

"Kau tidak perlu menjelaskan apa pun." Sergahku.

"Aku tidak jadi menikah dengan jalang itu.. Dan aku juga masih menunggumu.." Ucapan Lucas bagaikan sambaran petir untukku. Ia menungguku ? Untuk apa ? Aku menatapnya, bisa ku lihat dari tatapannya, ia begitu kecewa, sedih dan berharap. Tapi benarkah ia menungguku ? Tidak ! Ia pasti sedang mengibuliku.

"Jangan bercanda ! Lepaskan aku ! Ini sakit.."

"Aku tidak akan—" Belum selesai Lucas berbicara. Satu tonjokan melayang tepat ditepi bibir Lucas yang membuat bibirnya mengeluarkan darah. Aku terkejut bukan main. Ia berdarah.

"Christian." Ucapku lirih sambil memeluk Christian. Dia disini, menolongku.

"Jangan pernah berani menyentuh kekasihku. Atau kau akan tau akibatnya." Ancam Christian sambil menatap geram ke arah Lucas. Well, tunggu ! Kekasih ?

Christian pun langsung menarik lenganku dengan kasar untuk meninggalkan Lucas sendiri yang tengah kesakitan karena pukulan keras yang dihadiahinya untuk si brengsek Lucas.

Sesampainya kami didalam mobil, tanpa basa basi ia menoleh padaku, kemudian langsung menyambarku dengan pertanyaan.

"Kenapa kau bisa dengannya ?" Tanya Christian dengan nada dinginnya. Aku benci tatapannya.

"Aku tidak bersamanya." Jawabku yang tengah menundukkan kepala, aku benar-benar takut dengan tatapannya yang penuh dengan keintimidasian.

"Lalu ?"

Aku mendongak menatapnya "Dia menghampiriku dan saat aku ingin pergi.. Lucas langsung mencekal tanganku."

"Kenapa kau tidak memukulnya ?" Tanya Christian.

"Aku tidak bisa memukulnya.. Dia mencekal tanganku terlalu erat.. Membuat tanganku sakit.. Aku tidak bisa apa-apa." Jawabku yang terlanjur jujur.

"Aku tidak ingin kau bersama dengannya." Ucap Christian sambil menyalakan mesin mobilnya, kemudiam melaju meninggalkan taman kota.

"Mengapa ?" Ia menoleh sekilas kearahku, kemudian memalingkan wajahnya kembali untuk fokus menyetir.

Aku menunggunya untuk menjawab pertanyaanku, tapi Christian tidak menjawab pertanyaanku sama sekali. Christian menepikan mobilnya ditepi jalan. Setelah itu tanpa meminta persetujuanku, Christian langsung menatapku sekilas kemudian menciumku dengan lembut yang membuatku benar-benar kaget. Bagaimana tidak ? Ini kedua kalinya Christian menciumku. Si sombong ini menciumku.

Setelah itu ia menatapku kembali "Kau jangan pernah bersama Lucas. Aku akan menjagamu dan memantaumu. Tidak akan ku biarkan si brengsek itu melukaimu." Ucap Christian tegas sambil menjalankan mobilnya kembali.

"Kau terlalu berlebihan, Christian." Timpalku.

"Tidak ada yang berlebihan.. Aku hanya tidak ingin kau terluka." Ucap Christian.

"Aku mengerti." Balasku yang langsung memalingkan wajahku menatap jendela mobil. Apa Christian menyukaiku ? Bukan, maksudku. Ia terlalu mengkhawatirkanku, terlihat jelas dari cara bicaranya tadi. Tapikan ya sudahlah, aku juga tidak ingin tahu.

________________

Komentar yang banyak jangan lupa.. Juga vote yang banyak.

Ikut komentar untuk pemilihan cover baru yuk.. Biar rame.. Biar author punya teman baru..

Happy reading😊

Continue Reading

You'll Also Like

612K 18.3K 81
Series book SWMP ( alexander ) : 1. SWMP|| Edward lovers story kehidupan Lea elizabeth christoper berubah 100% ketika menikah dengan seorang CEO be...
492K 25.7K 59
Daniel Millard adalah seorang CEO Perusahaan Millard Corporation, mempunyai segalanya yang laki-laki lain inginkan, Ketampanan, Kekayaan, Kedudukan m...
435K 20.2K 48
Pemilik perusahaan real estate terbesar di New York, itulah Joyz Loyard. Pria sempurna yang berumur 20 tahun dengan segala kepamorannya yang dikenal...
3.5M 27.2K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...