✔️ My King : Flower of Arahas...

_LucyAn_

710K 45.2K 6.5K

( TAMAT ) ~ Judul "My King : Beginning for the Doll" telah di ganti dengan "My King : Flower of Arahasis" ~ B... Еще

BAB I : Bagian I
BAB I : Bagian II
BAB I : Bagian III
BAB II : Bagian I
BAB II : Bagian II
BAB II : Bagian III
BAB II : Bagian IV
BAB II : Bagian V
BAB II : Bagian VI
BAB III : Bagian I
BAB III : Bagian II
BAB III : Bagian III
BAB III : Bagian IV
BAB III : Bagian V
BAB IV : Bagian I
BAB IV : Bagian II
BAB IV : Bagian IV
BAB V : Bagian I
BAB V : Bagian II
BAB V : Bagian III
BAB V : Bagian IV
BAB V : Bagian V
BAB VI : Bagian I
BAB VI : Bagian II
BAB VI : Bagian III
BAB VI : Bagian IV
BAB VI : Bagian V
Questia Scana I
BAB VII : Bagian I
BAB VII : Bagian II
BAB VII : Bagian III
Questia Scana Part II
Crossover I : Strange Incident
Crossover II : Apa Kau Mengenalinya?
BAB VII : Bagian IV
Bab VII Bagian V
BAB VIII : BAGIAN I
BAB VIII : Bagian II
BAB VIII : Bagian III
BAB VIII : Bagian IV
BAB IX : Bagian I
BAB IX : Bagian II
BAB IX : Bagian III
BAB IX : Bagian IV
BAB IX : Bagian V
BAB X : Bagian I
BAB X : Bagian II
BAB X : Bagian II
BAB X : Bagian III
BAB X : Bagian III
BAB X : Bagian IV [END]
EKSTRA CHAPTER : Little Ea and Alice
QUESTIA SCANA [FINALE]
Halo! Lama Tidak Berjumpa!
~GIVE-AWAY~
Pemenang Giveaway

BAB IV : Bagian III

15.4K 1.1K 236
_LucyAn_

***

Eral mendesah pelan. Cinta tak sampai, pusing karena pekerjaan, galau saat melihat Ningyou, ditambah bibir sialan Ou yang merenggut kesucian bibirnya membuatnya semakin ingin meledak.

Hidup yang sungguh sial. Eral memegang pena, mulai mengerjakan dokumen yang sudah menggunung karena berhari-hari dia tidak masuk tanpa alasan.

"Ketua kau terlihat lelah. Apa kau baik-baik saja?" Emil bertanya sembari membawa teh hangat untuk Eral. Eral menggeleng, tak berdaya dengan kondisinya sekarang.

"Entah." Eral meletakkan pena, mengambil cangkir teh yang ada di depannya.

Satu teguk, dua teguk, kepalanya malah terasa semakin pening. Ia pun menghentikan acara minum tehnya dan menatap Emil dengan pandangan yang semakin buram.

"Emil, teh ini rasanya sedikit aneh. Kau membuat teh merah seperti biasa, kan?"

Emil mengernyit sebelum mengangguk pelan. "Iya, aku membuatnya seperti bia...."

Tiba-tiba pintu ruang Eral diketuk dan muncul pemuda berambut putih dengan beberapa dokumen di tangannya.

"Ah, Emil. Sepertinya tadi aku pesan teh spicea, kenapa kau memberiku teh merah biasa?" Shion berkata santai.

Dengan keringat yang menetes di kening, Emil menoleh ke arah Eral yang telah kehilangan separuh kesadaran.

"Ke-Ketua Eral?" Emil semakin memucat ketika melihat Eral tak berdaya.

Bruuukk!

Eral jatuh tak sadarkan diri, wajahnya memerah dan suhu tubuhnya meningkat. Sontak Emil dan Shion membelalak panik.

"Apa yang kau lakukan pada Ketua Eral? Apa yang terjadi padanya?" Shion melotot ke arah Emil.

"Teh merah Ketua dan teh spicea-mu tertukar."

Emil berkata gugup. Shion membelalak kaget. Bisa-bisanya Emil melakukan kesalahan fatal! Masalahnya, teh spicea adalah minuman paling beralkohol di Urca. Dan sialnya lagi, Emil tidak sengaja memberi Eral teh spicea itu. Padahal, Eral tidak tahan dengan minuman beralkohol, pernah dia tidak sengaja meminum wine, dan setelah itu Eral demam dan tidak sadar selama tiga hari. Bagaimana jadinya kalau Eral meminum spicea hampir setengah cangkir?

"Jika sesuatu terjadi pada Ketua, kau tidak akan kuampuni!"

Shion menggeram marah sembari memapah tubuh Eral yang lemas, membawanya ke Balai Tabib. Emil hanya diam, mengikuti dari belakang dengan wajah pucat.

***

"Kael, aku sudah menyelesaikan yang ini, bisa kau cek?" Ou meyodorkan beberapa laporan. Namun di luar dugaan, Kael malah mundur saat ia tahu Ou mendekatinya.

"Ou, taruh saja di meja, nanti aku akan mengambilnya sendiri, oke? Dan tolong jangan dekat-dekat," kata Kael, panik.

Ou yang mengerti maksud Kael pun mendengus kasar. "Astaga, sudah aku bilang aku bukan pecinta sejenis, waktu itu aku mencium Eral karena...."

"Tuan Ou mencium Tuan Eral?"

Suara lembut mengalun bagaikan melodi indah, namun tidak untuk Ou yang mendengarnya bagai petir yang menyambar. Ia dan Kael menoleh, mendapati Ningyou berdiri di ujung pintu dengan wajah tak terbaca. Ou segera menggeleng cepat dengan wajah panik.

"Tidak! Ningyou itu hanya...."

"Ah, saya ke sini hanya untuk mengabari bahwa Ratu Annia dan Jenderal Gamalegio telah sampai di Knightalia. Mereka mengirim pesan kepada Tuan."

Ningyou tersenyum manis, tapi entah apa yang ada dibalik senyuman itu.
Ou membeku, menatap Ningyou dengan canggung.

"Aku mengerti. Terima kasih atas informasinya." Ou berkata pelan.

"Oh, dan Tuan Eral jatuh sakit. Apa Anda dan Tuan Kael akan menjenguknya?"

Ningyou kembali tersenyum namun itu malah membuat Ou semakin canggung.

"Kami akan ke sana setelah pekerjaan Ou selesai. Tolong sampaikan pada Eral." Kael menjawab sopan.

Ningyou pun mengangguk paham dan membungkuk memberi salam sebelum beranjak keluar. Di perjalanannya ke Balai Tabib untuk menjenguk Eral, Ningyou berpikir keras.

Apa Tuan Ou juka suka yang seperti Tuan Eral?

***

Eral baru saja terbangun dan melihat seseorang berdiri di sebelah tempat tidur. Ia menoleh, melihat surai perak yang indah.

"Nona Ningyou?" Eral berbisik pelan, namun cukup bisa didengar oleh Ningyou yang sedang menata bunga di vas.

Gadis itu menoleh, mendapati Eral yang sudah terduduk di tempat tidur. Kepala Eral masih pusing, namun tidak seperti pertama ia meminum spicea. Minuman terkutuk baginya.

"Tuan Eral, bagaimana keadaan Anda?" Ningyou tersenyum sembari duduk di kursi sebelah tempat tidur. Eral mengangguk pelan, menyembunyikan hatinya yang berdebar tak karuan.

"Tuan Ou dan Tuan Kael akan kemari setelah pekerjaan mereka selesai." Ningyou menjelaskan sembari mengambil air putih juga obat di meja, memberikannya pada Eral. "Kata tabib, Anda harus meminum obat ini setelah Anda siuman."

Eral mengambil obat itu dari tangan Ningyou. Tak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan lembut Ningyou. Ia langsung menarik tangannya, membuat Ningyou heran. Eral cepat-cepat meminum obat itu. Ningyou masih saja diam dan mengamatinya. Membuat Eral gugup setengah mati.

"A-ada apa, Nona Ningyou?" Ia memberanikan diri bertanya mengapa Ningyou seakan menelisik semua yang ada pada dirinya.

Ningyou menggeleng pelan lalu tersenyum. "Tidak, tidak apa-apa."

Eral mengangguk, tiba-tiba mulutnya melontarkan pertanyaan yang tidak pernah terpikir untuk ia lontarkan, "Nona, apa Nona benar-benar mencintai Ou?"

Ningyou membeku, wajahnya memerah. Eral tidak perlu penjelasan, ia sudah tahu itu dari awal. Dan betapa sesak dadanya ketika ia mencoba untuk menerima semua itu.

"Begitu ya." Eral berbisik pelan.

"Sebenarnya itu memang tidak salah, saya memang mencintai Tuan Ou. Tapi ... saya tidak berani mengharap balasan dari Tuan Ou."

Eral menatap dengan alis berkerut. "Kenapa? Bukankah kalian dekat? Apa Ou sering menyakitimu?"

Ningyou menggeleng. "Ada kalanya perasaan ini harus saya simpan. Cinta tidak harus memiliki bukan? Bagi saya, senyum Tuan Ou adalah segalanya, jika ada yang bertanya mana yang lebih penting antara cinta saya dan kebahagiaan Tuan Ou, saya akan menjawab, kebahagiaan Tuan Ou."

Ningyou tersenyum tulus. Eral tercekat, perasaan Ningyou begitu tulus dan suci. Ia tidak akan tega merusak perasaan sesuci itu hanya karena ia ingin memiliki Ningyou.

"Saya tahu Tuan Ou mungkin tidak akan bisa mengerti apa itu cinta, orang yang mempunyai masa lalu sekelam itu, pasti akan sangat sulit mengerti." Ningyou menghela napas pelan lalu tersenyum getir.

Eral merasa iba padanya, Ningyou wanita yang kuat. "Nona Ningyou...."

Mereka berdua terdiam sejenak. Namun tiba-tiba, Ningyou melontarkan pertanyaan yang tak kalah gilanya.

"Apa Tuan Eral mencintai Tuan Ou?"

"Tentu sa..."

Eral melotot panik ketika menyadari apa maksud pertanyaan Ningyou. Kini tatapannya beralih pada Ningyou yang terdiam dengan bibir ternganga.

"Pe-pertanyaan macam apa itu, Nona? Tentu saja tidak! aku masih normal!" Eral meninggikan intonasi bicaranya.

Ningyou memiringkan kepala, menatap polos. "Bukankah Anda dan Tuan Ou pernah berciuman?"

Astaga! dari mana Ningyou tahu? Wajah Eral memucat. Untuk menghindari kesalahpahaman yang berujung fatal, akhirnya ia menjelaskan yang sebenarnya pada Ningyou. Ketika Ningyou mengetahui semua itu ia malah terkekeh geli.

"Saya pikir Anda dan Tuan Ou, ehm, " Ningyou berdeham canggung.

Eral langsung menyahut, "Tidak, jangan pernah berpikiran seperti itu Nona. Aku masih normal. Nona tahu? Ciuman itu bagaikan kutukan untukku, nasibku selalu buruk setelah Ou menciumku." Eral terlihat sangat frustrasi.

Melihat ekspresi lucu Eral, Ningyou malah semakin terkekeh.

"Kalau begitu hilangkan saja kutukan itu. Saya pernah membaca buku, dan kebetulan cerita itu persis dengan apa yang Tuan Eral alami." Ningyou menyeru dengan semangat.

Eral hanya bisa mengernyitkan dahinya, tidak mengerti apa yang Ningyou maksud.

"Bagaimana caranya?"

Ningyou diam, lalu menjentikkan jari. "Tutup mata."

Eral yang tidak tahu maksud Ningyou hanya menurut. Eral diam, menunggu apa yang terjadi. Dan betapa terkejutnya dia ketika sesuatu yang lembut menyapu bibirnya, Eral membuka mata dan membelalak. Ningyou menciumnya!

Astaga, Dewi Malvheeta! Apa ini nyata?
Bibirnya terasa sangat lembut dan hangat. Eral yang terbuai, kembali menutup matanya, namun ia tidak membalas ciuman itu. Itu bukan bagiannya. Setelah beberapa lama, Ningyou pun melepaskan Eral dan tersenyum simpul. Membuat jantung Eral berdegup kencang.

"Dengan begitu, ciuman Tuan Ou akan berakhir pada saya. Anda tidak perlu khawatir lagi." Ningyou menepuk bahu Eral.

Astaga! Gadis itu seakan tidak peduli dengan apa yang baru saja ia lakukan. Semoga Dewi Malvheeta memberkati siapa pun orang yang membuat dongeng itu. Eral mendoakan dalam hati.

"Ah, ini sudah larut, saya harus pulang ke kamar sebelum Tuan Ou pulang."

Ningyou langsung berdiri dan membungkuk hormat. "Saya permisi Tuan Eral. Semoga Anda lekas sembuh."

Ningyou pergi meninggalkan Eral yang masih membeku. Namun setelah itu, Eral tersenyum simpul. Eral tahu, ia tidak akan menang melawan Ou jika itu masalah Ningyou. Tapi ia akan terus mempertahankan perasaanya. Cinta yang tidak menuntut balas, ya?

Terdengar bijak. Ternyata ciuman Ou tidak hanya mendatangkan kesialan. Buktinya ia mendapat kecupan dari Ningyou. Tiba-tiba suara pintu dibuka kembali terdengar. Terlihat Ou dan Kael yang memasuki ruang Eral dengan santai.

"Kau kenapa, Eral?" Ou bertanya. Eral menoleh ke arah Ou dan Kael lalu tersenyum. Membuat Kael maupun Ou terheran. Eral? Tersenyum?

"Ou, aku berterimakasih padamu. " kata Eral.

Ou menaikkan alis, tak mengerti apa yang Eral bicarakan. "Untuk?"

"Ternyata ciumanmu tidak hanya memberiku kesialan, tapi juga keberuntungan."

Kael dan Ou membeku seketika. Jantung mereka serasa berhenti. Tatapan mereka masih terpaku pada Eral yang tersenyum manis. Ou buru-buru keluar dari ruangan Eral dengan jantung yang berdetak cepat dan wajah panik.

"Astaga, Ya Dewa! Jangan-jangan Eral itu...."

Ou menyentuh bibirnya sendiri dengan perasaan jijik. Oh, tidak! Ia telah berciuman dengan pecinta sejenis! Mengerikan!

"Ada apa dengannya?" Eral bertanya heran.

Kael hanya tersenyum getir. "A-aku ada urusan sebentar, jadi ... aku harus ... segera kembali ke ruanganku." Tanpa menunggu jawaban Eral, Kael mengambil langkah seribu.

Sesampainya diruangannya, Kael jatuh terduduk.

"Ya Dewi Malvheeta! Apa yang telah terjadi pada adikku?"

***

Yang Mulia memanggil kami kemari hanya untuk itu?" Emil mengerutkan dahi, sementara Shion hanya diam namun dalam hati ia pun bingung.

"Menurutku ini bukan hal sepele, masalah ini bisa menghambatku mengerjakan tugas-tugas."

Tentu saja, Ou bahkan menolak menemui Eral tanpa alasan yang jelas. Emil tersenyum kecut, bagaimana bisa Ou memikirkan hal tidak masuk akal seperti itu?

"Ehm, begini Yang Mulia, Anda tahu sendiri Ketua Eral itu orang yang sangat tertutup. Kami tidak tahu pasti tentang hal itu. Tapi, selama kami menjabat sebagai wakil ketua, kami tidak pernah mengalami hal-hal aneh. Ketua Eral tidak pernah bertingkah seperti ... ehm, pecinta sejenis."

Shion mengangguk, membenarkan pernyataan Emil. Tentu saja, jika Eral adalah pecinta sejenis, mereka pasti sudah habis dimangsa oleh Eral. Mengingat betapa mengerikannya Eral.
Shion menambahkan, "Walaupun sebelum Ketua Eral tidak masuk, ia memang bertingkah aneh."

Ou mengalihkan pandangan pada Shion. "Bertingkah aneh?"

Shion mengangguk. Ternyata Emil pun menyadari sesuatu. "Ah, iya. Kau benar, Shion. Ketua Eral menjadi sangat kacau. Bahkan, dokumen yang ia kerjakan hampir semua direvisi. "

Ou mengernyitkan dahi, Eral salah mengerjakan pekerjaan? Itu luar biasa mengejutkan. Eral makhluk paling teliti dan sangat perfeksionis dalam hal pekerjaan, membuat kesalahan begitu besar? Ou berpikir keras, berarti Eral sudah kacau sebelum insiden itu terjadi. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu?

"Tapi Yang Mulia, menurut saya, Ketua Eral itu normal. Maksud saya, beberapa hari ini saya melihat ia berjalan dengan gadis cantik. Itu seperti  anugerah bagi kami. Mengingat Ketua Eral itu anti-perempuan. Apa mungkin sikap ketua yang aneh disebabkan oleh gadis itu?" tanya Shion.

Emil segera menimpali, "Mungkin karena ini pertama kalinya Ketua Eral berhubungan dekat dengan seorang gadis, ketua menjadi grogi dan terbawa suasana. Mungkin seperti itu."

Ou semakin tidak mengerti. Gadis? Gadis yang mana?

"Aku tidak pernah melihatnya berjalan dengan seorang gadis. Gadis yang mana?" Ou bertanya heran.

Jika memang itu benar, ia akan sangat bersyukur karena dugaannya selama ini salah. Eral ternyata masih normal.

"Gadis cantik. Ya, sangat cantik, rambutnya perak mengilat dan kulitnya seperti salju, dia...."

"Apa?"

Ou membelalak, haruskah ia senang? Atau marah? Tidak usah diperjelas lagi, satu-satunya gadis berambut perak hanya Ningyou seorang. Tapi tetap saja pikirannya tentang Eral yang tidak normal masih bergentayangan. Ou tidak akan percaya sebelum ia mendapat bukti kuat.

Sementara Shion dan Emil saling menatap dengan dahi berkerut heran.

"Kalian boleh keluar."

***

Ou berjalan menelusuri lorong dengan pikiran yang kacau. Ia harus memastikan sendiri apakah Eral pecinta sejenis atau bukan. Padahal kasus pembunuhan Danna belum ia tangani, tapi sekarang pikirannya malah kacau gara-gara Eral. Mau tak mau ia harus bertatap muka dan bertanya langsung pada pria bersurai kelam itu.

Ou mendengus kesal. Sesampainya di depan pintu ruang kerja Eral, tangannya bergetar saat memegang daun pintu. Menelan ludah, berusaha tenang.

"Tenang Ou, tenang! Eral tidak akan menerkammu! Tenangkan pikiranmu!" Ou menggumam pelan, mengatur jantung dan napas. Padahal saat berhadapan dengan musuh yang mematikan ia tidak sampai segugup itu.

Tapi kenapa saat memikirkan Eral adalah pecinta sejenis, ia sampai merinding ketakutan? Ou pun mengambil napas. Namun tiba-tiba, ia mendengar suara familiar dari dalam ruangan.

"Tuan Eral!"

Ou membelalak, mengurungkan niat untuk membuka pintu kokoh di depannya. Itu suara Ningyou. Sedang apa dia ruangan Eral? Bukankah Ou melarangnya keluar kamar? Ou berdiri mematung di depan pintu dengan pikiran berkecamuk. Belum sempat ia memikirkan kenapa Ningyou bisa ada di ruangan Eral, ia mendengar suara lagi dari dalam.

"Sshh, Nona jangan menjerit terlalu keras. Kalau ketahuan, kita berdua pasti habis."

Ou lagi-lagi membelalak, itu suara Eral! Apa yang mereka bicarakan? Ou menempelkan telinganya di pintu ruang kerja Eral. Menguping pembicaraan mereka berdua.

"Tuan Eral, Anda ... terlalu kasar...."

"Maaf, Nona. Aku tidak bisa mengandalikan diri lagi."

Ou melotot tajam, apanya yang kasar? Tidak bisa mengendalikan diri? Terdengar isakan Ningyou dan itu membuat Ou semakin melotot tajam.

"Tuan Eral saya tidak tahan lagi!"

"Nona bertahanlah. "

Ou membeku seketika, ia menelan ludah dengan keringat yang membasahi keningnya. Tidak tahan? Apanya yang tidak tahan? Otak mesum Ou pun berimajinasi liar, membayangkan Ningyou dan Eral....

"Ah! Saya tidak tahan, hentikan! Saya mohon hentikan!" Ningyou terisak dalam keheningan.

"Nona, kita sudah sejauh ini. Aku tidak bisa menghentikannya!"

"Saya mohon, Tuan Eral!"

"Sebentar Nona ... sedikit lagi ... keluar...."

Ou semakin mendidih, apa yang sebenarnya mereka lakukan di dalam?
Jika mereka ketahuan berbuat sesuatu, Ou tidak akan segan menyiksa mereka berdua! Pengkhianatan adalah dosa yang tidak bisa diampuni!

Ou mengetatkan rahang, menatap pintu dengan nanar. Apa yang Eral lakukan pada Ningyou sampai ia menjerit seperti itu? Apa Eral begitu kasar dan beringas melebihi dirinya? Kali ini Ou percaya bahwa Eral bukanlah pecinta sejenis, dia sejenis dengan Ou!

Ou langsung mendobrak pintu itu kasar dan berteriak menggelegar, "Apa yang kalian lakukan?!"

Namun, bukan pemandangan di dalam benaknya yang ia lihat. Tapi Ningyou yang jatuh terduduk dengan mata berkaca-kaca dan Eral yang membungkuk di depan Ningyou, mengobati seekor kucing yang terluka. Ou langsung membeku.

"Tuan Ou?"

***

Продолжить чтение

Вам также понравится

The Amazonia A-dels

Приключения

509 285 24
Joy tersesat di dalam Hutan Amazon ketika mencari tanaman obat untuk virus rekayasa yang ada dalam tubuh Jelena. Karena sebuah masalah, dia tidak bis...
40K 2.8K 30
15+ [Fantasy~Romance] Seorang Pangeran dari kerajaan langit yang dijatuhkan ke dalam dunia manusia. Sehingga ia harus kembali ke kerajaan,tetapi saat...
128K 6.2K 8
Selina Brata adalah seorang gadis cantik dan manja. Seorang princess dalam keluarganya. Apapun keinginannya akan selalu dipenuhi. Dia juga akan melak...
194K 12.4K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...