26 Days : Koi of Love [COMPLE...

由 MRX-CLAY

88.2K 4.8K 306

Demi perasaan cintanya, ia mencoba peruntungan selama 26 hari. Sebuah mitos yang belum tentu ketepatannya, ta... 更多

1st Day : Abadi
2nd Day : Bebas
3nd Day : Cahaya
4th Day : Demam
5th Day : Embun
6th Day : Firasat
7th Day : Gunung
8th Day : Hinata
9th Day : Ingatan
10th Day : Jujur
11th Day : Kalah
12th Day : Lahir
13th Day : Magatama
14th Day : Naruto
15th Day : Obat
16th Day : Pacar
17th Day : Queen
18th Day : Rival
19th Day : Surat
20th Day : Tragedi
21th Day : Usai
22th Day : Vas
23th Day : Warna
24th Day : Xenophobia
25th Day : Yakin
26th Day : Zaman
Cerita Baru

Prolog

13.1K 407 10
由 MRX-CLAY

"Ada mitos yang mengatakan, 'Kalau kita berada di kolam ikan sekolah ini dan memberikan ikan itu makan. Serta melihat sepasang koi didalam kolam itu bersamaan, maka selama dua puluh enam hari cintamu akan terbalas'. Ini adalah mitos yang kuketahui belum lama ini." sambil memakan sebatang pocky rasa coklat yang baru dibelinya di kantin, ia mendengar Ino menceritakan sesuatu yang mungkin membuatnya sedikit tertarik.

"Tahu dari mana?" tanya gadis itu tidak percaya. Dirinya, Hinata Hyuuga. Adalah seorang gadis yang tidak akan mempercayai satu hal kalau tidak ada kepastiannya. Tapi kalau itu adalah hal yang menarik, tanpa kepastian pun, ia pasti akan langsung mempercayainya.

"Yah, Nenekku yang mengatakannya. Zaman sekarang sudah tidak ada orang yang percaya lagi hal semacam itu. Tapi aku tertarik." jelas Ino lagi.

Keberadaan mereka sebenarnya sedang berada di atap sekolah. Mereka sedang istirahat, dan sudah cukup lama mereka berada disana. Hinata melihat Ino yang sedang mengecekmakanannya yang telah habis, "Kenapa tidak dicoba?" tanyanya kemudian. Kalau tertarik, kenapa tidak dicoba saja? Kalau itu memang terjadi, pasti menyenangkan sekali. Cinta yang terbalas itu, akan membuat orang bahagia.

"Cintaku kan sudah terbalas!" seruan ini membuat Hinata lesu seketika. Ia lupa kalau Ino sudah memiliki pacar. "Iya ya," ucapnya kemudian.

Seringaian Ino keluar, "Kalau gitu, Hinata coba dong." ucapnya dengan riang. "Eh?" merasa kalau Hinata tidak mengerti, ia menarik Hinata untuk melihat lapangan yang ada dibawah.

"Lihat bocah pirang yang sedang bermain disana. Kamu teman semasa kecilnya, kamu pasti menyukainya." mendengar itu, semburat merah keluar dari pipinya. Ino puas melihat temannya ini malu karenanya.

"Yah. Kamu sudah tahu itu," balas Hinata tidak dapat berkata-kata lagi. Ino memang sering menggodanya, apalagi jika berada dekat dengan bocah pirang itu. Di dorongnya lah Hinata,sampai-sampai jatuh didepan bocah pirang iru. Bukannya jatuh di pelukannya, malahan jatuh tersungkur di lantai. Sejak saat itu, Hinata jadi tambah malu jika berada dekat dengannya.

"Coba saja lakukan selama dua puluh enam hari, buktikan apakah mitos itu memang benar atau tidak. Kamu mau mendapatkan cintanya Naruto, kan?" berpikir sejenak, menetralisir pertanyaan Ino yang tadi. Hinata memandang bocah pirang yang bernama Naruto itu dengan tatapan sendu.

"Dua puluh enam hari ya?" guraunya sambil terus-terusan memandang Naruto yang bermain itu. Ino memandang Hinata kembali, "Iya. Jadi bagaimana?" tanya Ino sekali lagi.

Sungguh, Ino menginginkan cinta sahabatnya ini terbalas. Mendengar semua cerita yang diceritakan oleh Hinata, ia jadi sangat ingin membantunya. Dari cerita itu, menunjukkan bahwa Hinata benar-benar menyukai Naruto.

"Akan kucoba," Ino tersenyum, ia menepuk pundak Hinata dengan pelan. "Begitu dong! Itu baru namanya temanku!" serunya semangat. Setidaknya, ia dapat memberikan dorongan untuk Hinata agar mau berusaha. Masalah ketepatan dan kebenaran mitos tersebut, itu urusan nanti.

"Mau menengok kondisi mereka?" tawar Ino. Hinata yang tidak mengerti dengan maksud 'mereka' yang diutarakan oleh Ino itupun bertanya.

Ino menghela nafasnya, "Sepasang ikan itu," dengan cepat Hinata mengangguk. "Aku mau melihatnya, mungkin hari ini sehabis pulang sekolah aku akan membeli makanan ikan." ucap Hinata dengan semangatnya.

"Kalau begitu ayo,"

Mereka sekarang menuju taman yang ada kolam ikannya itu. Tapi ternyata, ada informasi lagi yang belum diberitahukannya pada Hinata. "Ikannya hanya keluar satu ekor," ungkap Hinata saat melihatnya. Ya. Ikan yang keluar hanyalah satu ekor. Padahal biar cinta kita terbalas, diperlukan melihat sepasang ikan. Tapi ini yang keluar hanya satu? Apanya yang sepasang?

Ino menepuk jidatnya, "Aku lupa. Koi ini tidak pernah menampakkan dirinya secara bersamaan. Koi hitam muncul saat malam hari, dan koi putih muncul saat siang hari. Jadi, susah melihat mereka yang muncul bersama." mendengar itu, Hinata langsung terduduk. Benarkah itu? Mitos yang berhubungan untuk mendapatkan kebahagiaan, memang susah.

"Pantesan yang keluar hanya koi putih ini," ucapnya kecewa. Bagaimana caranya keluar bersamaan? Padahal mereka keluar disaat waktu yang berbeda.

"Mungkin urungkan saja niatmu," itu tidak mungkin, dan sangat tidak mungkin. Mitos yang seperti ini, tidak akan pernah terselesaikan. Bagaimana cara agar mereka bisa bersama? Bagaimana cara agar siang dan malam dapat terjadi pada saat yang sama? Tidak mungkin.

"Tidak, aku akan mencobanya." tapi Hinata tidak akan pernah tahu hasil akhirnya kalau ia tidak mencobanya. Ia akan berusaha terlebih dahulu, walaupun hasilnya mungkin tidak sesuaidengan keinginannya nanti.

Ino menatap Hinata khawatir, "Tapi kita tidak tahu kapan mereka akan muncul bersamaan." dirinya jadi merasa bersalah karena memberitahukan mitos ini pada Hinata.

"Selama dua puluh enam hari aku akan mencobanya. Selama sepuluh tahun, kupendam perasaan ini. Mungkin kalau memang aku datang ke sini terus dan memberi mereka makan.Cintaku akan benar-benar terbalas. Sampai hari ke-26, mungkin mereka akan keluar bersama." kepercayaan diri Hinata sudah memuncak. Ia akan mencobanya, ia tidak mau menyerah sebelum mencoba.

"Maaf ya, tapi aku tidak dapat menemanimu." mengingat suasana dan kondisi, Ino yang tidak dapat pulang malam ini jadi tidak dapat menemani Hinata. Ia jadi agak takut karena pasti Hinata akan pulang malam. Siapa yang akan menjaga Hinata saat pulang nanti?

Terlintas Naruto didalam benaknya. Ini dia! Mana mungkin Naruto membiarkan Hinata pulang sendirian saat malam hari. Naruto memang bisa diandalkan dalam hal seperti ini. Mungkinakan Ino kasih tahu nanti.

"Tidak apa, mulai besok aku akan memulainya. Aku akan membeli makanan ikan." Hinata sudah membulatkan tekadnya. Inilah jalan hidup yang akan dilaluinya selama dua puluh enamhari. "Tapi jangan kasih tahu Naruto ya," peringatan Hinata telah membuat niat Ino hilang.

"Kenapa?" tanya Ino dengan nada tidak percaya. Padahal Naruto dapat diandalkan, tapi kenapa tidak digunakan? Kau tahu Hinata? Malam hari itu adalah sarang musuh bagi seorang gadis yang berjalan sendirian!

"Aku tidak mau menyusahkannya," mendengar itu, Ino mengerti. Tapi mana mungkin tidak dikasih tahu? Tapi kalau itu keinginan Hinata, ia akan memenuhinya. Pasti tanpa dikasih tahu juga, dengan sendirinya Naruto akan melindungi anak ini

Ino duduk disebelah Hinata, ia ikut-ikutan melihat koi putih itu berenang kemana-mama. "Hei. Kamu tahu sosok ikan koi yang sedang tertidur ini? Sosok yang satunya lagi?" tanya Ino.Agar semuanya jelas, Ino akan menceritakan semuanya pada Hinata. Semua hal yang diceritakan oleh neneknya, akan ia tumpahkan semuanya.

Hinata menggeleng, Ino yang siap-siap berceritapun menyiapkan posisi yang enak.

"Mereka ini adalah ikan koi berwarna hitam dan putih. Koi hitam yang sedang tertidur itu perempuan, dan satu lagi, koi berwarna putih yang sedang berenang ini, dia laki-laki. Selain yang kudengar tentang mitos, katanya ikan ini juga melindungi sekolah kita. Sosoknya seperti Yin dan Yang yang terdapat dalam filosofi rakyat Cina." mendengar itu, pengetahuan Hinata jadi sedikit bertambah. Mitos yang satu ini memang menarik.

"Sepasang koi ini bagaikan matahari yang melindungi sekolah ini. Dua kepribadian yang saling bertolak belakang, tapi dapat hidup berdampingan. Aku begitu menyukainya, seperti aku dan Sai. Tapi kamu dan Naruto bisa juga sih, haha." selesai bercerita, Ino malah tertawa mengingat kepribadian dirinya dan Sai yang begitu bertolak belakang.

Hinata malah kepikiran. Walaupun Sai dan Ino itu bertolak belakang, tapi dapat bersama seperti itu. Tapi bagaimana dirinya dengan Naruto? Apakah akan berakhir bahagia seperti mereka? Kisah semua orang belum tentu sama.

Setelah itu, bel selesai istirahat pun berbunyi. Ino hanya bisa memberikan semangat pada Hinata, ia tidak bisa membantu lebih dari ini. Sisanya tergantung pada semangat Hinata.

◐ 26 Days : Koi of Love ◐

"Hi-Na-Ta~" panggilan Naruto membuyarkan lamunan Hinata. Begitu kagetnya saat ia melihat kelasnya yang sudah kosong.

"Kemana semuanya?" tanya Hinata tidak percaya. Padahal belum lama ini, masih banyak orang didalam kelas. Tapi kenapa sekarang sudah sekosong ini?

"Selama satu jam lima belas menit dua puluh lima detik dirimu bengong, Hinata." ucapan Naruto membuat Hinata tambah tidak percaya. Dirinya bengong selama itu?! Memikirkan apa dirinya? Ia melihat Naruto yang menghentikan stopwatch, dan dimaksudkannya stopwatch itu didalam kantung celananya.

Kenapa Naruto membawa stopwatch? Ia selalu membawa benda itu karena ia pelatih atletik sekolah ini. Naruto memiliki rekor yang hebat dalam hal berlari, dan dialah orang tercepat disekolah. Walaupun Naruto juga murid, tapi ia jadi guru juga. Karena itulah ia selalu membawa stopwatch, padahal tidak setiap hari ada ekskul atletik.

"Dihitung?" lagi dan lagi, Hinata selalu bosan dengan tingkah kekanakkan Naruto yang ini. Ngapain waktu saat bengong dihitung!?

"Ini rekor baru kamu bengong lho," Hinata jadi malu mendengarnya. Rekornya ini sudah keterlaluan, sampai-sampai Naruto melihat dan menghitungnya.

"Sudahlah, Ino mana?" sebenarnya Hinata tahu kalau Ino itu sudah pulang. Ia hanya mencari topik pembicaraan saja, sambil membereskan perlengkapannya yang belum dirapikan.

"Ini sudah pulang dari tadi."

"Lalu kenapa Naruto tidak pulang?" pertanyaan ini telah memunculkan senyuman Naruto. "Sekarang sudah gelap, dan aku harus mengantarmu sampai pada titik aman." inilah tugas Naruto, Naruto dipercayai oleh ayahnya Hinata untuk melindungi Hinata.

"Aku bukan anak kecil lagi," ucap Hinata sambil memakai tasnya.

Naruto menghela nafas, "Ini sudah tugasku. Sudah selesai? Ayo pulang," langsung saja Naruto menarik tangan Hinata menuju keluar kelas.

"Iya," Hinata hanya melihat tanganya yang dipegang Naruto. Padahal, dulu berpegangan merupakan hal yang biasa. Tapi sekarang, rasanya mau meledak saat tangan dipegang sepertiini.

Ditengah jalan, Hinata melihat ada toko hewan yang masih buka. Ia berhenti dan itu membuat Naruto heran. "Kenapa?" tanya Naruto dan melihat arah pandang Hinata. "Mau ke toko hewan?" tanyanya kemudian saat ia menangkap toko yang dilihat oleh Hinata.

"Aku mau membeli makanan ikan," tanpa banyak menunggu, Hinata masuk ke toko itu. Sedangkan Naruto menunggu diluar sambil melihat bintang-bintang yang mulai bermunculan.

Lima menit kemudian, Hinata keluar sambil membawa kantong plastik. Ternyata benaran dibeli, itu pikir Naruto. "Buat apa beli makanan ikan?" tanya Naruto setelah mereka kembaliberjalan. Seingat Naruto, Hinata tidak punya peliharaan apapun.

"Nanti juga tahu," sampai saat ini Hinata masih belum mau memberitahukan hal itu. Masih dirahasiakan olehnya, ia tidak mau dianggap orang aneh karena mempercayai mitos semacam itu.

"Tapi sebenarnya Naruto tidak usah menemaniku pulang saat malam hari. Aku bisa menjaga diriku sendiri kok,"

Naruto menggelengkan kepalanya, "Paman menyuruhku untuk menjagamu, jadi mana mungkin aku membiarkan seorang gadis sepertimu pulang sendirian di malam hari." pemikiran Naruto sama seperti Ino. Apalagi gadis manis seperti Hinata, pasti banyak bahaya yang mengancam.

"Tidak usah dijaga juga tidak apa. Aku 'kan punya jimat," mata Naruto menyernyit, "Jimat?" tanyanya tidak mengerti. Setahu Naruto, Hinata juga tidak memiliki jimat apapun.

"Batu magatama ini," Hinata mengeluarkan kalung yang dipakainya, batu magatama berwarna hitam.

"Setiap hari kau pakai?" tanya Naruto tidak percaya. Ternyata magatama itu, dirawatnya dengan baik. Padahal sudah cukup lama, saat batu itu ditemukan olehnya.

"Iya. Dijadikan kalung lebih praktis," karena itu adalah pemberian Naruto, kalau dipakai, seakan berada dekat dengannya. Walau jauh, tapi terasa dekat.

"Sampai sekarang masih kau rawat ya," Naruto tersenyum. Ia kira, batu itu sudah hilang entah kemana. Karena sudah lama sekali Naruto tidak melihatnya bersama dengan Hinata.

"Iya, ini 'kan benda pemberianmu," mana mungkin benda berharga dihilangkan begitu saja. Apalagi ini adalah benda dari orang yang disayangi dan dicintainya.

"Yah, Sudah enam tahun ya. Tidak sengaja kutemukan di bukit belakang sekolah. Warnanya tidak memudar," walaupun sambil berjalan, itu tidak menghambat pembicaraan mereka.

"Iya. Warnanya masih hitam menyala. Kalau punya Naruto sendiri?" mengingat kalau Naruto juga memiliki batu yang sama, Hinata jadi bertanya bagaimana keadaan batu yang satunya lagi.

"Masih putih bersih! Lihat!" Naruto menyodorkan ponselnya pada Hinata, Hinata melihat batu magatama itu menggantung. Batu magatama berwarna putih, tidak ada kotoran yang terlihat sama sekali.

"Dijadikan strap ya? Cocok~" ucap Hinata. Batu magatama itu, memang cocok dijadikan apa saja. Akan selalu terlihat indah.

"Kalau disatukan, akan menjadi lambang yang mirip dengan Yin dan Yang. Yin adalah sosok hitam dengan titik putih, dilambangkan sebagai perempuan. Yang sosok putih dengan titik hitam, dilambangkan sebagai laki-laki. Mereka itu bagaikan sosok yang menjaga keseimbangan walau bertolak belakang. Yin sepertimu, dan Yang sepertiku. Cocok, 'kan?!" sama seperti yang diceritakan Ino, ternyata Naruto juga mengetahui hal itu. Walau Naruto tidak tahu ada mitos di sekolahnya, yang berhubungan dengan sepasang koi yang melambangkan Yin dan Yang juga.

"Aku bilang Yin sepertimu. Kenapa? Selain kamu perempuan, Yin memiliki sifat yang lainnya juga. Salah satunya lembut, kamu begitu lembut Hinata. Ada juga lambat, walaupun kamu sedikit lambat, tapi kamu dapat berguna juga. Kamu juga feminim," mendengar itu, Hinata jadi mengerti. Mungkin itu alasan Naruto memberikan batu yang berwarna hitam.

"Kalau aku 'kan cepat, buktinya lariku cepat. Aku adalah orang tercepat di sekolah ini, sedikit pamer aku saat ini. Keras? Yah, Sifatku ada kerasnya juga sih. Nah! Agresif! Yang satu ini tidak ada salahnya." mendengar itu, Hinata langsung terhenti. Melihat itu, Naruto jadi salah tingkah.

"Lupakan yang tadi! Yang juga berhubungan dengan api, semangatku yang membara bagaikan api. Langit, warna mataku secerah langit, 'kan? Dan yang terakhir, matahari. Sifatku juga secerah matahari, 'kan?" Naruto tersenyum saat itu, dan memang benar. Naruto bagaikan matahari yang menerangi Hinata saat malam hari.

"Satu lagi, maskulin. Aku memang pria sejati," ucapnya dengan polos sambil memegang dagunya. Hinata tertawa, Naruto memang pria sejati menurutnya. Tapi kadang, Naruto juga mengeluarkan sifat bocahnya.

"Jangan tertawa seperti itu dong," melihat Hinata, Naruto jadi merasa malu. Begitu manis! Sampai-sampai ia menggaruk pipinya yang tidak gatal.

'Tapi Naruto memang seperti Yang,' memang mirip, dan Hinata menyukai hal itu.

"Memangnya buat apa sih makanan ikan itu?" kembali ke permasalahan awal, Naruto masih memendam rasa penasaran itu.

"Di taman sekolah ada kolam ikan," dengan singkat, ia menjelaskannya

"Lalu?"

"Aku akan memberikan mereka makan," mendengar itu, Naruto mengerti. Memang kasihan juga kalau sepasang koi jarang dirawat.

"Sepasang koi itu selalu bergantian menjaga sekolah kita. Koi hitam saat malam hari, dan koi putih saat siang hari. Jadi, aku akan memberikan mereka makan." Naruto tidak mengertidengan masuk menjaga sekolah, tapi kalau memberi makan sih oke-oke saja.

Tapi Naruto tidak terlalu memfokuskan pada yang saat malam hari itu. "Ada yang begitu ya disini?" tanya Naruto tidak percaya.

"Iya,"

'Aku mau membuktikannya. Selama dua puluh enam hari, dengan ikan koi cinta ini. Apakah dihari ke dua puluh enam mereka akan keluar bersama? Akankah cintaku akan terbalas?Atau, niatku ini hanya akan menjadi sia-sia? Aku begitu penasaran.' Semua pertanyaan itu, akan terjawab saat hari ke dua puluh enam itu tiba.

Dan, besok akan dimulailah hari pertama~

◐ To Be Continue ◐

Selesai! Prolog yang panjang ini pun berakhir dengan anehnya. Tapi sebelum itu, aku mau memberikan sebuah pertanyaan pada kalian para pembaca.Bagaimana menurut kalian dengan fic ini? Apakah masih ada yang aneh? Berikan pesan, saran, dan pendapat kalian di kotak review ya. Aku tunggu~Bertemu lagi di chapter pertama~




继续阅读

You'll Also Like

4.3K 592 13
[TAMAT] Welcome to my new story 救援人員 "Yu zeyu.... Liburan selesai, waktunya kembali bekerja" 救援人 [Jiùyuán rényuán] this story is a mere fiction inspi...
174K 9.3K 44
[𝑪𝑶𝑴𝑷𝑳𝑬𝑻𝑬𝑫]✔ ❝Highest rank : #1 Boruto [01/07/20] #1 Sarada [24/07/20] #2 borusara [16/08...
109K 5.1K 34
[ The end ] WARNING!!!!⚠️ [ Cerita ini masih dalam tahap Revisi ] kisah cinta borusara yang penuh dengan rintangan. Dan perjuangan boruto melindungi...
3.2M 175K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...