VaNa(ON GOING)

By Heldainaa

57.1K 2.7K 1K

"Capek boleh, nyerah jangan. Cobalah istirahat sejenak, terkadang berjuang juga butuh tenaga". Itulah prinsip... More

1. Pertemuan Pertama
2. EVAN SAPUTRA
3. Pendekatan
4. Maju terus
5. Kesempatan
6. Berkunjung
7. Definisi Jodoh datang sendiri
8. Peningkatan?
9. Bad day and Good day
10. Sakit
11. pendekatan Nafi
12. Membujuk
13. Sleep Call
14. Undangan Hari minggu
15. Restu dari mama
16. Membingungkan
17. Ada yang Salah
18. Mengungkapkan
19. Sulit dimengerti
20. Waktunya untuk Berhenti
21. Cukup Paham
22. Asing
23. Camping
24. Nyusahin
25. Tanda tanya
26. Mimpi Buruk
27. Stuck
28. Baik
29. Apa lagi
30. Biasa, manusia
31. Gosip lagi
32. 1/2 kebenaran?
33. Alasan
34. Bohong tapi jujur
35. Berulah
36. Speechless
37. Diluar Ekspektasi
38. Hampir
39. H-1
40. Penjelasan Billa
41. Sudah Tau
42. Silent But Care
43. Hari H
44. Gengsi vs GR
46. Titik terendah
47. Tempat Ternyaman
48. Evan Buaya
49. Ina kenapa
50. Ungkapan Dari Hati
51. Kita bikin Romantis
52. orang bilang
53. Terlupakan
54. Tanpa effort
55. Sakit
56. Tentang Ina
57. Kehilangan?
58. Sama Tapi Beda

45. Ina Joules

748 43 11
By Heldainaa

Sumber dari segala kisah
adalah kasih

*

*

*

*

*

________________________


Semua siswa telah berkumpul didepan pentas acara. Mereka duduk memperhatikan MC yang sedang menyampaikan pembukaan acara yang menyatakan acara resmi dimulai.

"Baiklah semua, sebelum kita menikmati acara ini mari kita simak kata sambutan dari ketua pelaksana acara pelepasan Anggota Osis preode 2022-2023, sekaligus peresmian Anggota Osis priode 2023-2024".

"Selamat siang semua, perkenalkan saya Evan Saputra perwakilan dari salah satu anggota osis preode 2023-2024, selaku Ketua pelaksanaan acara ini".

Suasana yang tadinya hening menjadi heboh saat Evan berdiri diatas panggung. Ina yang duduk di kursi paling belakang, memutar mata malas, melihat ciwi-ciwi yang sangat histeris melihat sosok yang berada diatas panggung tersebut.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf terlebih dahulu kepada para siswa, karna perubahan rundown dadakan yang dilakukan para panitia akibat cuaca yang tidak bisa kita prediksi, terima kasih juga kepada kalian semua yang begitu antusias menantikan acar ini".

Ina tersenyum bangga mendengar kata sambutan yang ia buat untuk evan disampaikan semua tanpa kurang maupun lebih, ternyata Evan bisa menghargai juga fikirnya.

"Terdapat banyak tenda stand dengan berbagai jenis bazar yang telah didirikan oleh siswa siswi kelas 10, dan masing-masing kelas tersebut sudah menyiapkan apa saja yang ingin mereka jual di stand tersebut untuk menarik perhatian para pembeli".

"Acara bazar ini akan berlangsung selama 3 jam, dan terdapat hiburan yang lainnya selama acara berlangsung".

"Setelah acara bazar selesai, akan ada pengumuman untuk informasi acara peresmian Anggota Osis, yang akan dilakukan malam nanti".

"Sekian kata sambutan dan penyampaian jadwal acara dari saya, saya harap semoga kita sama-sama bisa menikmati acara ini dengan hikmat, mari kita semua ramaikan acara ini! ". Setelah mengatakan kalimat terakhirnya, semua orang langsung bertepuk tangan heboh.

"Baiklah terimakasih kepada ketua pelaksana acara atas kata sambutannya, setelah pembukaan acara ini selesai, semua siswa dipersilahkan menikmati acara".

Setelah kata penutup yang diucapkan MC, seluruh siswa langsung berhamburan kearah yang berbeda-beda. Berbeda dengan Ina yang masih setia dengan posisinya.
Ina fokus menatap kearah Evan yang tengah fokus berbincang dengan anggota osis lainnya.

"Woi cill, dicariin kemana-mana juga". Wawa menepuk pundak Ina pelan, membuat Ina langsung menoleh kearah mereka berdua.

"Na dari pada lu planga-plongo disini, mending lu bantuin kelas kita bazar aja". Kata Fani menatap arah pandang Ina.

"Kelas kita ikut bazar?". Tanya Ina heran, pasalnya ia tidak tau jika kelasnya ikut berpartisipasi dalam acara ini.

"Iya, lu gak buka Grup klas ya?".

"Eh gak ada, dari kemaren aku gak ada buka Hp sih, sibuk soalnya". Ina langsung memeriksa ponselnya.

"Dih siap sipaling sibuk". Sahut Rara yang tiba-tiba ikut nimbrung.

"Eh nyahut aja lu, ngapain lu kesini!, jelas banget gak ada kawannya". Cerocos Wawa sensi.

"Enak aja, gue kesini disuruh Nafi buat manggil anggota beban kayak kalian, orang lain kerja kalian malah asik ngegosip disini". Ngegas Rara, lalu malah duduk mengambil tempat disebelah Ina.

"Itu bahas bazarnya digrup yang mana sih, kok gak ada ya ditempat aku". Ina menunjukan ruang chat grup kelas mereka.

"Bukan grup yang itu na, grup yang baru dibuat dua hari yang lalu itu na".

"Kok aku gak ada ya". Ina mengerutkan keningnya.

"Gak dimasukin kali". Kata Rara.

"Wah iya cill lu kagak dimasukin nih, parah ni adminnya siapa ya".

"Kalau gak salah si Billa". Kata Fani mengembalikan hp Ina yang berada ditangannya.

Ina dibuat tambah bingung, kenapa Billa tidak memasukkannya kedalam grup, sepertinya Billa lupa fikir Ina positif. Mereka yang sibuk dengan spekulasi masing-masing tidak menyadari jika Evan telah berada dihadapan mereka.

"Masih mau berlanjut gosipnya?". Tanya Evan datar. Atensi mereka berempat langsung mengarah kearah Evan.

"Apa tidak melihat stand bazar kalian lagi ramai-ramainya, apakah kalian tidak ada niatan  untuk membantu sama sekali". Sarkas Evan.

"Ntar dulu Van, kita lagi bahas rahasia negara". Kata Wawa mengabaikan ucapan Evan, lalu memberikan hp Ina kepada Evan.

"Untuk?". Tanya Evan mengangkat satu alisnya.

"Coba lu check, siapa tau Ina ada main belakang, kan lu sibuk terus tuh". Kata Wawa, yang membuat Rara dan Fani tertawa. Ina melebarkan matanya mendengar perkataan Wawa.

"Enak aja main belakang apanya, main hp aja jarang. Lagian aku orangnya setia tau, Evan is number one in my heart". Ngegas Ina merambat hpnya.

"Haha bercanda cill".

Evan memutar matanya jengah melihat tingkah gadis-gadis itu.

"Ini loh Van, si Ina kagak tau info kalau kelas kita ikut bazar hari ini, gak dimasukin dalam grup dianya". Jelas Fani melihat ekspresi Evan yang seperti tidak ingin bercanda.

"Iya, kenapa aku gak dimasukin ya". Tanya Ina kepada Evan.

"Adminnya siapa?".

"Mantan lu tuh". Sahut Rara, Evan menatap tajam ke sepupunya itu.

"Ok, kalian kembali ke stand bazar bantu yang lain, Ina ikut gue".

"Kenapa, kan aku juga mau ikut bazar" protes Ina.

"Lu gak tau apa-apa tentang bazarnya, dari pada lu ngerusuh mending ikut gue aja".

"Iya sih na, lagian stand bazar kita jualan makanan na, mending lu gak usah ikut, capek soalnya". Fani menarik tangan Wawa dan Rara agar berdiri.

"Bener sih cil, gue pun malas sebenarnya bantuin bazar ini". Keluh Wawa.

"Beneran nih aku gak papa gak ikut bantu, aku jadi gak enak loh".

"Ngapain gak enak, orang mereka aja gak ada masukin lu ke persiapan bazarnya, berarti lu gak masalah dong kalau gak bantuin, kalau gue jadi lu mending gue duduk terus main hp". Kata Rara lalu beranjak pergi dari sana dan berjalan kearah bazar mereka.

"Iya cill, mending lu ikut Evan aja, soal kenapa lu gak diikuti sertakan dipersiapan bazar ntar gue tanyain ke billa deh".

"Oke deh, kalau gitu aku susulin Evan ya". Kata Ina menyusul langkah Evan yang sudah meninggalkan mereka.

Ina menghentikan langkahnya mengamati keramaian disekitarnya. Ia kehilangan jejak Evan, pandangan Ina menatap kesegala arah, matanya menyipit Saat mendapati siluet seseorang yang ia cari, ternyata sedang berada disalah satu stand bazar.

"Evan". Panggil Ina saat sudah berada didekat Evan. Evan hanya menoleh sesaat setelah itu ia melanjutkan aktivitasnya. Ina terus mengekori Evan kemanapun Evan melangkah.

"Van tugas aku apa nih, masa ngikutin kamu doang sih". Keluh Ina.

"Itu kamu nyatat apa? Sini aku bantuin". Ina sedikit tersentak saat Evan tiba-tiba memberikan pena dan kertas kepadanya.

"Catat poin yang gue sebut". Jawab Evan, lalu melangkah ke stand lainnya.

"Nah gitu kek". Ina melakukan apa yang Evan perintahkan.

"Van ini point buat apa?".  Tanya Ina disela langkah mereka.

"Nilai".

"Nilai untuk?".

"Bazar".

"Ooo Jadi bazarnya ada penilaian juga ya, aku kira cuma buat hiburan aja". Kata Ina yang baru mengerti maksud yang ia tulis dari tadi.

"Kalau aku tau kelas kita ikut bazar, aku pengen saranin kelas kita jual kue".

Evan menghentikan langkahnya sejenak, kemudian menatap kearah Ina.

"Kenapa?". Tanya Evan.

"Ya pengen aja, kan aku bisa buat kue hehe". Nyengir Ina menggaruk keningnya yang tak gatal.

"Emang bisa?". Ledek Evan melanjutkan langkahnya, hingga mereka sampai ke stand terakhir, stand kelas mereka sendiri.

"Bisa dong, anaknya Buna Liya nih". Protes ina. Ina terdiam sejenak setelah mengatakan kalimat terakhirnya, kemudian melanjutkan langkah menyusul Evan

"Ngapain bengong". Tanya Evan menyadari perubahan sikap ina.
"Udah dicatat nilainya?".

"Hah, maaf berapa tadi nilainya Van?".

"Fokus na, jangan fikirin yang lain".

"Iya". Jawab Ina tak bersemangat seperti sebelumnya.

"Ina". Panggil Billa, membuat Ina menatap kearahnya.

"Na sorry gue lupa masukin lu ke grupnya, sorry ya gara-gara gue lu jadi gak tau info". Billa mendekat kearah Ina.

"Oh ok". Jawab Ina singkat.

"Lain kali yang teliti dalam bekerja". Kata Evan. Pasalnya Evan lah yang telah menunjuk  Billa sebagai pengurus bazar untuk kelas mereka.

"Iya Van, maaf atas keteledoran gue, padahal lu udah percayain bazar kelas kita sama gue".

Ina hanya menjadi pendengar, tidak ingin banyak bicara. Ia menyermati setiap ucapan mereka berdua.

Evan tidak membalas ucapan Billa, ia menarik tangan Ina untuk pergi dari stand-stand bazar menuju kearea taman sekolah mereka.

"Kenapa disini". Tanya Ina melihat Evan yang malah mengambil tempat duduk.

"Malas, disana ramai, lagian gue mau nginput nilainya".

"Oo, jadi yang jadi juri bazarnya kamu ya?".

"Hmm, salah satu juri".

"Oo, terus juri yang lain siapa? Gigi ya?".

"Para guru".

Ina mangut-mangut, kemudian mengambil tempat disamping Evan.
"Alasan jadiin Billa pengurus bazar kelas kita apa?". Tanya Ina penasaran.

Evan menghentikan aktivitasnya, lalu menatap kearah Ina.

"Dia bisa masak, lagian dia pernah jadi ketua bazar di acar sekolah kami dulu, bisa dibilang dia ahli dalam berwirausaha". Ina hanya membalas ucapan Evan dengan deheman, kemudian mengambil kertas dan pena lalu menggambar abstrak diatas kertas itu.

"Beh tau banget yah tentang mantannya".

"Memang benar". Kata Evan tidak menyangkal.

"Aku juga jago masak, aku juga bisa jualan tuh". Kata Ina dengan nada sedikit joules.

"Tau". Kata Evan singkat lalu melanjutkan aktivitasnya.

"Terus kenapa bukan aku gitu, ya walaupun aku gak berharap juga sih".

"Lu udah sibuk Ina, gue gak mau nambah kesibukan lu".

"Ah yang bener". Julid Ina, semakin mencoret-coret kertasnya.

"Cemburu?".

"Dih Geer banget".

"Yaudah".

Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Evan asik menginput nilai, sedang Ina asik dengan dunianya sendiri.


________________________

Tbc.

Maaf episode akhir-akhir ini terlalu banyak basa-basinya hehe. Nikmati aja dulu karena, beberapa episode lagi akan ada konflik yah.

Sekedar mengingatkan gender cerita VaNa adalah roman picisan, dan konflik ringan. Terimakasih buat yang selalu nungguin cerita ini🤗.

Continue Reading

You'll Also Like

4.1K 777 28
FOLOW DONG SEBELUM BACA :) Alexa Alzenara Viktory perempuan yang memiliki sifat yang sulit untuk di tebak, hidupnya hancur saat kedua orang tuanya me...
1.8K 952 31
Ketemu sama masa lalu eh malahan ngaku-ngaku jadi istri orang? Kejebak oleh masa lalu membuat gadis ini rela mati-matian buat move on, sewaktu waktu...
527K 19.8K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
860K 64.8K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...