VaNa(ON GOING)

By Heldainaa

59.9K 2.8K 1K

"Capek boleh, nyerah jangan. Cobalah istirahat sejenak, terkadang berjuang juga butuh tenaga". Itulah prinsip... More

1. Pertemuan Pertama
2. EVAN SAPUTRA
3. Pendekatan
4. Maju terus
5. Kesempatan
6. Berkunjung
7. Definisi Jodoh datang sendiri
8. Peningkatan?
9. Bad day and Good day
10. Sakit
11. pendekatan Nafi
12. Membujuk
13. Sleep Call
14. Undangan Hari minggu
15. Restu dari mama
16. Membingungkan
17. Ada yang Salah
19. Sulit dimengerti
20. Waktunya untuk Berhenti
21. Cukup Paham
22. Asing
23. Camping
24. Nyusahin
25. Tanda tanya
26. Mimpi Buruk
27. Stuck
28. Baik
29. Apa lagi
30. Biasa, manusia
31. Gosip lagi
32. 1/2 kebenaran?
33. Alasan
34. Bohong tapi jujur
35. Berulah
36. Speechless
37. Diluar Ekspektasi
38. Hampir
39. H-1
40. Penjelasan Billa
41. Sudah Tau
42. Silent But Care
43. Hari H
44. Gengsi vs GR
45. Ina Joules
46. Titik terendah
47. Tempat Ternyaman
48. Evan Buaya
49. Ina kenapa
50. Ungkapan Dari Hati
51. Kita bikin Romantis
52. orang bilang
53. Terlupakan
54. Tanpa effort
55. Sakit
56. Tentang Ina
57. Kehilangan?
58. Sama Tapi Beda

18. Mengungkapkan

769 36 1
By Heldainaa

Jatuh cinta itu ada dua
Kemungkinan,
Yang pertama mendapat
cintanya
Lalu yang kedua mendapat
Jatuhnya.
Sialnya aku mendapatkan kemungkinan yang kedua.

*~Heldaina Putri Arkia~*

*

*

*

*

*

Setelah bell pulang ina langsung menghampiri meja evan.

"Van aku tungguin kamu dekat kafe rumah kamu ya, kalau ketemu nya dekat rumah aku, nanti kejahuan untuk kamu nya hehe". Kata ina mencoba mengerti evan.

"Aku tungguin loh ya van, sampai kamu datang pokoknya". Lanjutnya karna tidak ditanggapi sama evan.

"serah". Jawab evan seadanya.

Mendengar itu ina menghembuskan nafasnya.

"Yaudah, intinya aku bakal nungguin kamu sampai kamu datang". Ucap ina sedikit drama, lalu berlalu meninggalkan evan.

"Na, pulang sama gue yuk, gue bawa motor nih". Tawar fani merangkul ina.

"Mmm, boleh boleh, tapi kamu bawa motornya pelan pelan ya, soalnya aku gampang masuk angin". Ucap ina, sepertinya ia sedikit trauma karna kejadian kemaren.

"Oh itu mah aman, yuk lah".

Selama perjalanan ina termenung, ada yang aneh yang begitu menyesakan baginya. Ia merasa kasian dengan dirinya sendiri.

"Na jangan bengong aja, kalau ada apa apa tu cerita, ada gue sama wawa,kami siap jadi tameng buat lu".

"Fani, aku tuh suka sama ev—".

"Evan ya?". Tebak fani.

"Hmm, tapi evan nya stay cool banget, ada peluang gak yah". Ucap ina lesu.

"Ada, percaya sama gue, lu sama evan itu saling melengkapi, evan butuh orang kayak lu". Jawab fani lugas

"Fan, kata kata kamu sama kayak billa".

"hah billa?".

"iya billa".

"Oh billa, ngomong ngomong soal billa, sebenarnya ada yang mau gue kasi tau ke lu".

"Apa fan?". Tanya ina yang tidak mendengar perkataan fani.

"Billa itu pernah satu smp sama evan".

"Hah!!". Ina mencondongkan kepalanya kedepan, ia tidak mendengar suara fani.

"udahlah na, nanti aja".

"Lu habis ini mau ketemu sama evan kan, mau gue sama wawa temanin gak?". Tanya fani berusaha ada untuk ina.

"Gak usah fan, kamu istirahat aja dirumah".

"Oh yaudah, kalau gitu gue pulang dulu ya, kalau ada apa apa kabarin ya". Ucap fani meninggalkan pekarangan rumah ina.

Saat ini sesuai janjinya, ina sudah berada di kafe dekat rumah evan. Ia duduk menunggu kehadiran laki laki itu. Sudah sekitaran setengah jam tapi evan tak kunjung datang.

"Evan mana ya". Gumam ina

"Evan kok belum datang ya, apa evan lupa". Gumamny lagi menopangkan kepalanya disatu tangannya.

Seorang pelayan datang kemeja ina, sudah lebih dari tiga kali pelayan tersebut mengantarkan kopi kepada ina.

Saat ini jam sudah menunjukan jam 17.55 yang menandakan sebentar lagi sang malam akan tiba.

"Evan datang kan". Ucap ina tidak yakin.

"Iya evan pasti datang kok ina, tenang aja". Ina terus menyemangati dirinya.

Lama lama dan lama, sudah tiga jam berlalu, tapi evan tak kunjung datang, langit diluar sudah menggelap, awan mendung yang membuat suasana menjadi suram pun semakin mengacak acak suasana hati ina.

"Bentar lagi hujan, kalau evan kehujanan gimana ya".

"Apa aku pulang aja, tapi kalau aku pulang terus nanti evan datang gimana ya, kan kasian evannya". Monolog ina sendiri.

"Aku tungguin lagi aja deh". Final ina. Ia ingin mengechat evan, tapi nomornya masih diblokir, lagian ia juga lupa membawa hp.

"Miris banget ina yang comel ini". Ucap ina tersenyum sendu memandang langit.

Ina yang asik memandangi hujan, tidak sadar bahwa orang yang ia tunggu sudah berada dihadapannya.

"khmm". Dehem evan bersedekap dada.

Ina tersentak, ia kaget menatap evan yang datang dengan baju basah. Kenapa evan tidak menggunakan mobil fikirnya.

"Evan, kamu datang, aduh aduh baju kamu basah banget ini, cepat buka ini pakai jaket aku aja". Ucap ina panik, ia mengelap wajah evan yang basah menggunakan tisu.

"ck, Gak usah basa basi, to the point aja". Sarkasnya menepis tangan ina kasar.

"aku khawatir tau, nanti kamu masuk angin gimana".

"Van kamu kenapa sih, dari kemaren kamu kok kayak gak mau liat aku".

"gue emang gak mau liat muka lu".

"Maksudnya apa sih van, aku ada salah apa".

"Gak ada lu gak ada salah, cuma gue nya aja yang baperan, gue terlalu percaya dengan sifat lugu lu, untung gue udah tau kebenarannya".

"Apanya? Kebenaran?, aku gak paham apa yang kamu bilang".

"Udah deh na, akhirin aja, gak usah ngejar ngejar gue lagi, murahan tau gak ".

"Kamu kok bilang gitu? Van kalau kamu nganggap aku cuma akting, kamu salah besar, aku tulus tau, lagian buat apa juga aku akting".

Evan jengah pembicaraan mereka hanya seputar itu saja. Ia menutup matanya menahan emosi.

"Van cerita van, tolong jelasin aku salah apa, kok kamu segitunya mau jauhin aku, pasti ada alasan ini".

"Kenapa sih van, perasaan kamu sebelumny baik baik aja kok". Ucap ina menuntut jawaban dari evan.

"KARNA GUE ITU BENCI SAMA LU".

"GUE MUAK LIAT MUKA MUNAFIK LU".

"GUE RISIH SAMA KELAKUAN LU".

"DAN GUE MAU, LU GAK USAH NGUSIK HIDUP GUE".

Evan menekan setiap kata yang ia ucapkan, ia muak dengan semuanya.

Mendengar itu ina tersenyum miris, ia menatap evan kosong. Hatinya begitu sesak, ina tidak marah, ina bahkan menyalahkan dirinya sendiri.

"Kamu benci sama aku?"

"iya"

"Kamu risih sama aku?"

"iya"

"Kamu mau aku pergi?"

Tanya ina, iya mengigit bibir bawahnya agar tidak menangis, waduh kan ina jadi meloww.

"iya".

"Tapi rasanya aku gak mau buat jauhin kamu, aku mau jadi orang yang bisa buat kamu nyaman, aku mau kok selalu ada buat kamu, aku siap dengarin keluh kesah kamu, tapi tenyata aku sendiri yang buat kamu tambah benci sama aku, aku salah ya van".

"Aku juga gak mau kayak gini tau".

"Aku benci diri aku yang ngemis ngemis kayak gini tau, benci sama diri aku yang lemah kayak gini, aku gak suka".

"Tapi, tapi aku gak bisa"

"Aku itu suka sama kamu"

"AKU sayang tau"

"AKU pengan kamunya bahagia, kalau bisa sama aku"

"Tapi kayaknya gak bisa ya van?".

Evan hanya menatap ina datar. Ia membiarkan gadis itu menguluarkan unek uneknya.

"Aku salah apa van, tolong jelasin sama aku, aku capek ini, aku mau nyerah, tapi aku gak bisa, dan aku benci itu".

"Salah lu cuma satu, hadir di hidup gue, dan sayangnya gue gak peduli sama perasaan gak berguna lu itu". Jawab evan santai.

"Sekarang lu akhirin aja, lu sama gue, anggap aja kita gak pernah kenal".

"Anggap aja kita orang asing".

"Gak gampang bagi aku van". Ina menatap evan sendu.

"Lu cuma penasaran sama gue, gue yakin setelah ini lu pasti bisa lupain gue, dan gue harap hilangin sifat licik lu". Ucap evan santai.

"Kalau aku gak ada gimana ya van". Tanya ina kosong menatap langit yang terus meneteskan air.

"kalau lu gak ada, mungkin hidup gue akan tenang". Ucap evan yang terus menatap wajah ina dalam, tatapan gadis itu kosong.

"Benar". Kata ina membenarkan.

"Van,". Panggil ina pelan.

"hmm". Dehem evan yang terus menatap ina

"Aku sayang banget sama kamu". Ucap ina merentangkan tangan nya.

Evan hanya diam tidak berniat menjawab. Gadis itu sepertinya tak ingin menatapnya.

"Bahagia terus ya van, jangan sakit sakit, jangan telat makan, jaga kesehatan, bawa motornya pelan pelan aja, gak usah kebut kebutan, apa lagi kalau boncengin bunda eva, salam sama bunda sama ayah, sama adik kamu juga". Pesan ina panjang lebar yang arah pandangannya berubah menatap manik mata evan dalam.

"hehe, maaf ya aku terlalu banyak omong".

"Udah?". Tanya evan, yang di balas anggukan oleh ina.

"Ya udah, gue pulang dulu". Ucap evan beranjak pergi. Manik mata ina terus memperhatikan pergerakan evan.

"Lu pulang sama siapa?". Tanya evan

Ina menggeleng tidak tau.

"ck.. Lu bego banget sih, udah tau gak bisa bawa kendaraan, udah cepat berdiri, gue anterin pulang". Kata evan yang masih punya hati untuk tidak meninggalkan ina sendirian.

"Gak usah van, aku minta jemput kak kia aja, lagian hujan nanti kamu masuk angin".

Tanpa basa basi evan langsung meninggalkan ina sendiri. Setelah evan pergi ina langsung menelungkupkan kepalanya diatas meja, ina menangis.

Setelah menangis berjam jam, ina meninggalkan tempat itu, karna pelayan mengatakan tempat tersebut akan segera tutup.

Saat ini ina tengah berdiri didepan kafe, ina menatap langit yang sepertinya tak ingin berhenti menangis. Ina hanya menunggu keajabian, siapa tau kia benaran datang menjemputnya.

"Ayolah, keajabian datang lah keajabian~". Ina bersandung randome.

Tin

Tin

Tin

Suara klakson mobil yang tiba tiba berada didepannya. Ketika mobil itu membuka kacanya, ina tersentak kaget melihat orang yang berada didalam mobil tersebut.

"Naik".

Ina melangkah ragu, tapi untuk saat ini iya tidak mungkin menolak.

"Nyusahin". Ketusnya.

"Aku gak minta kamu antarin pulang kok van". Kata ina menatap pemandangan jalan dari dalam tidak ingin menatap evan. Evan sudah berganti baju.

"ck, Lu pikir gue sejahat itu ninggalin cewek yang gak bisa apa apa sendirian".

"Hahaha, habisnya aku kira kamu gak punya hati, kan kamu batu".

"Gila". Satu kata dari evan, membuat ina diam.

________________________

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 132K 29
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
1.8M 194K 52
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
1.2M 90K 60
BOOK 1 > Remake. 𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘱𝘢𝘬⚠️ ⚠️𝘥𝘪𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘰𝘮𝘰𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘤 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵...
394K 27.9K 26
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...