Sunda Manda [COMPLETED]

由 yourlukey

3.6K 224 7

Joano dan Luna adalah dua remaja yang hidup berdampingan dengan luka dan trauma masa kecil. Mereka berusaha u... 更多

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50

Part 20

69 5 0
由 yourlukey

Joano meneguk setengah gelas jus mangga yang ada di sampingnya setelah menghabiskan waktunya untuk belajar selama kurang lebih dua jam, ia lantas merentangkan tangannya untuk menghilangkan rasa kaku di badannya.

We're only gettin' older, Baby
And I've been thinkin' about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?

Lantun Joano sambil menaruh punggungnya di sandaran kursi, ia lalu memutar tempat duduknya seratus delapan puluh derajat seraya mengetuk pegangan kursi menggunakan jari telunjuknya beberapa kali, mengikuti irama lagu night changes - one direction yang ia nyanyikan.

Berhubungan dengan lirik demi lirik yang ia ucapkan, lelaki itu tiba-tiba teringat foto-foto yang ia unggah di akun media sosialnya. Dimana tempat itu menyimpan berbagai macam memori yang ia abadikan. Joano lantas menyambar ponselnya yang ada di atas meja dan membuka aplikasi tersebut, ia mengarahkan jarinya ke laman profil dan menampilkan berbagai macam gambar dirinya dan orang-orang terdekatnya.

Bibir Joano mengukir senyum kala melihat postingannya dua tahun yang lalu, saat itu dirinya dan Luna masih menjalani masa orientasi siswa baru dan seperti tradisi sekolah lainnya yang mengadakan kegiatan MOS untuk peserta didik baru, SMA tempat mereka menimba ilmu juga melakukan hal yang sama, menyuruh para siswa membawa dan mengenakan barang aneh dan lucu.

Begitu pula Joano dan Luna yang antusias mengikuti kegiatan tersebut, mereka pun membawa dan mengenakan barang aneh ke sekolah, dan bukan Joano namanya kalau ia tidak melewatkan kesempatan itu untuk menjahili Luna, ia diam-diam memotret Luna saat gadis itu tengah naik ke atas pohon untuk mengambil salah satu assesoris yang tersangkut di atas sana akibat ulah para senior.

Dengan iseng Joano mengunggah gambar itu ke media sosialnya dengan caption:

Tidak untuk dilelang dan dijual, makhluk asing ini koleksi langka Joano Putra.

Kontan postingan dan caption yang Joano tulis mengundang amarah sang empunya, gadis itu lalu menulis komentar kesal di unggahan tersebut,

AKUN DAJAL

Joano tertawa geli melihat komentar Luna di unggahannya. Tiba-tiba lelaki itu baru menyadari jika ternyata lebih dari lima puluh persen foto yang ia posting di akun media sosialnya adalah foto saat ia mengusili Luna, beberapa persen lagi foto 'normalnya' bersama Luna dan teman-temannya juga sang Mama tersayang dan hanya beberapa jepret saja baru mengenai dirinya sendiri. Jujur, Joano sendiri bahkan tidak menyangka jika unggahannya dipenuhi oleh gambar sahabatnya.

Memikirkan tentang menjahili Luna, Joano tiba-tiba ingin bertemu dengan gadis itu, ia ingin melihat wajahnya, menjahilinya atau berbicara dengannya tentang tema apapun asalkan bersama Luna. Buru-buru Joano menutup laman media sosialnya lalu berpindah pada kolom kontak di ponselnya, mencari nama Luna lalu menekan tombol call pada layarnya.

Setelah beberapa detik menunggu jawaban akhirnya Joano mendengar sahutan dari seberang sana.

"Iya, kenapa?" Seperti biasa Luna menjawab telepon Joano tanpa salam sapa, ia langsung bertanya alasan mengapa lelaki itu meneleponnya.

"Assalamualaikum dulu kenapa? Minimal halo, gitu." Ralat Joano.

"Gue tutup."

"Woi... woi... woi... " Tahan Joano sebelum Luna menutup panggilannya. "Bener-bener ya ini anak nggak bisa diajak basa-basi."

"Basa-basinya hanya untuk orang pilihan." Balas Luna ketus.

Joano mendengus. "Trus gue nggak dipilih, gitu? Jahat."

"Ck, cepetan! apaan?"

"Lo lagi ngapain?"

"Tidur."

Dahi Joano berkerut. "Bisa-bisanya lo tidur jam segini, ayo keluar."

"Tidur siang lah. Ngapain?"

"Ini udah jam empat sore, Luna. Udah kaya Baby baru brojol aja lu pake tidur siang segala."

"Lo nggak tahu betapa berharganya tidur siang buat orang yang udah gede? Nggak semua orang gede dapet privilege tidur siang, ya."

Joano mendecak mendengar omelan Luna, baiklah ia mengaku kalah karena faktanya memang begitu. Tidur siang untuk orang yang udah dewasa memang sebuah keunggulan yang tidak semua orang dapatkan, lebih tepatnya tidak sempat.

"Mau kemana?" Lanjut Luna.

"Kemana ajalah. Ayo, gue tungguin di bawah. Sekarang!"

Tanpa menunggu persetujuan Luna, Joano langsung menutup teleponnya sepihak. Ia lantas berdiri dari tempatnya dan segera mempersiapkan diri untuk pergi keluar.

Satu jam telah berlalu tapi Luna masih diam seribu bahasa saat berada di boncengan motor Joano. Yang Luna lakukan hanyalah mencengkeram kedua sisi baju Joano dan meletakkan kepalanya di punggung lelaki itu.

"Mau ke coffee shop yang biasanya nggak?" Tawar Joano.

"Iya." Luna menjawab seadanya. Dari suaranya ia terdengar tidak semangat sama sekali.

"Okey."

Mengajak Luna pergi ke suatu tempat disaat suasana hatinya tidak baik-baik saja memang bukan pilihan terbaik tetapi bukan pilihan terburuk juga, makanya Joano lebih dulu membawa gadis itu jalan-jalan mengelilingi kota Jakarta tanpa tujuan. Dan, setelah ia rasa keadaan sudah cukup membaik Joano mulai mengusulkan tempat yang akan mereka tuju.

Berteman dengan Luna selama kurang lebih sepuluh tahun membuat Joano mengetahui kapan ia harus mengganggu dan menghibur gadis itu, jadi tak mengherankan jika Joano langsung tahu apa yang harus dilakukan kala melihat kemunculan gadis itu di depan rumah dengan mata sembab.

Menghadapi emosi Luna yang naik-turun tidak membuat Joano lelah atau terbebani, ia justru merasa lega karena bisa menjadi tempat bersandar gadis itu kapanpun dibutuhkan. Oleh karena itu, Joano tidak pernah marah atau kesal saat mendengar nada bicara Luna yang terkadang kurang enak untuk didengar.

Joano menghentikan motornya begitu lampu merah menyala.

"Biar lo nggak jatoh kalau ketiduran." Kata Joano sambil meraih tangan Luna kemudian melingkarkan ke pinggangnya.

Luna tak menjawab, ia kembali tenggelam dalam diam.

Begitu sampai di tempat tujuan, keduanya langsung memasuki bangunan coffee shop dengan nuansa retro minimalis. Untungnya, pengunjung kedai belum terlalu ramai jadi Luna tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk menghadapi hiruk pikuk manusia.

Namun, keinginan Luna untuk melepas penat dengan tenang harus ia pendam ketika melihat Bella datang dari arah yang berlawanan.

Gadis itu memasang senyum cerah melihat kedatangan Joano dan Luna. Ralat, mungkin Bella hanya semangat karena kedatangan sahabatnya, Joano.

"Kamu ke sini juga, Jo?" Tanya Bella basa-basi.

Joano membalas Bella dengan senyuman terbaiknya lalu berkata, "Iya Bel, udah dateng dari tadi?"

"Baru banget, baru kelar pesen. Oh ya, boleh nggak kalau aku gabung kalian? Aku sendirian soalnya." Tanyanya penuh harap, kedua bola mata Bella tiba-tiba mengarah pada Luna, seperti meminta persetujuan gadis itu.

Luna tersenyum kaku lantas mengangguk setuju. "Boleh lah, Bel. Nambah seru kalau rame-rame." Jawab Luna dusta.

"Makasih ya Luna. By the Way, kalian mau duduk di mana? Kalau di sana, gimana?" Bella menunjuk ke salah satu tempat dekat jendela sebagai tempat rekomendasinya.

"Boleh." Luna mengangguk, langsung mengiakan saran yang Bella berikan. Ia terlalu malas untuk memilih tempat yang lainnya.

"Kalau gitu gue pesen dulu, ya?"
Setelah mendapat anggukan dari dua orang di hadapannya, Joano lantas melenggang pergi.

Tak selang berapa lama duduk di tempatnya, kopi yang Bella pesan akhirnya datang. Seorang pelayan meletakkan pesanan gadis itu dengan hati-hati dan setelah selesai pelayan itu kemudian undur diri.

Sementara itu dari meja kasir tempat Joano berada, Luna melihat lelaki itu memberi isyarat padanya bahwa ia akan pergi sebentar.

Bella mengulum senyum melihat kedekatan yang terjalin antar keduanya, keinginannya untuk bisa berteman dekat dengan Joano pun semakin kuat. "Luna."

"Ya."

Bella sempat ragu dengan apa yang akan ia ucapankan sebelum akhirnya berkata, "Kamu sama Joano beneran cuma teman?"

***

繼續閱讀

You'll Also Like

38K 1.2K 22
[ONGOING 🔞] #8 insanity :- Wed, May 15, 2024. #2 yanderefanfic :- Sat, May 18, 2024. After y/n became an orphan, she had to do everything by herself...
137K 6.7K 47
ငယ်ငယ်ကတည်းက ရင့်ကျက်ပြီး အတန်းခေါင်းဆောင်အမြဲလုပ်ရတဲ့ ကောင်လေး ကျော်နေမင်း ခြူခြာလွန်းလို့ ကျော်နေမင်းက ပိုးဟပ်ဖြူလို့ နာမည်ပေးခံရတဲ့ ကောင်မလေး နေခြ...
1M 54.2K 34
Millie Ripley has only ever known one player next door. Luke Dawson. But with only a couple months left before he graduates and a blackmailer on th...
Someone New 由 debonair

青少年小說

159K 2.7K 48
just read