Sunda Manda [COMPLETED]

By yourlukey

3.6K 224 7

Joano dan Luna adalah dua remaja yang hidup berdampingan dengan luka dan trauma masa kecil. Mereka berusaha u... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50

Part 7

86 4 0
By yourlukey

Helen dan Vania kembali mendatangi Kepas keesokan harinya, Keduanya memasuki kafe itu lalu duduk di dekat jendela. Setelah Vania memesan, wanita yang sebaya dengan Helen itu lantas melangkahkan kakinya ke keluar ruangan melalui pintu samping dan melihat berbagai macam ikan hias yang terpampang rapi beserta kolamnya di sana. Sementara itu, Helen masih sibuk dengan laptop di tempatnya.

Setelah beberapa saat, Vania kembali masuk ke dalam kafe itu lalu duduk di bangkunya, berseberangan dengan Helen.

"Sebenernya gue males, sih, dateng kesini lagi, tapi ya gimana? Kopi dan suasananya enak." Bisik Vania sambil menopang dagunya.

"Hush, gimana kalo dia denger." Kata Helen memberi peringatan.

"Makanya gue bisik-bisik." Vania semakin menurunkan nada bicaranya agar tidak ada yang mendengar ucapannya. "Bosnya rada-rada."

Helen hanya tertawa menanggapi perkataan Vania.

"Hel, masalah kemarin gimana?"

Kedua alis Helen tertaut mendengar pertanyaan Vania. Saat itu juga pelayan datang membawa pesanan mereka, satu Caramel Macciato, satu caffe mocha dan satu slice cake varian Black Forest.

Setelah pelayan itu pergi, Helen justru balik bertanya apa maksud perkataan Vania. "Masalah apa?"

"Laki-laki yang mau gue jodohin. Nanti pas kita balik ke Jakarta..."
Belum sempat Vania melanjutkan perkataannya Helen sudah memotong kalimat wanita itu.

"Gue nggak mau mikirin laki-laki. Sebaliknya, gue pengen adopsi anak."
Helen tersenyum tipis di akhir kalimatnya.

"Hah! Yakin, Lo."

Helen menganggukkan kepalanya, terlihat sangat mantap akan pilihan yang akan ia ambil.

"Gedein anak tanpa seorang ayah itu susah, Hel."

"Lo bener. Emang susah. Tapi..." Helen menghentikan ucapannya saat melihat sosok familiar dari luar jendela sana. Ia terpaku menyaksikan sesuatu yang menurutnya tidak seharusnya terjadi. Helen terperanjat tak percaya dengan apa yang ia lihat kini. Wanita itu kontan berdiri dari tempat duduknya lalu beranjak pergi menghampiri objek yang menjadi perhatiannya.

Vania hanya menatap bingung melihat tingkah aneh Helen. "Ada apa? Kenapa?"

***

"Hari ini kamu udah bisa main sunda manda?"

Pertanyaan Luna sontak membuat Joano menggerakkan kakinya, menggoyangkannya, apakah ia masih merasakan ngilu atau tidak. "Kayaknya aku udah bisa main."

Luna menyungging senyum, akhirnya ia mempunyai teman bermain sunda manda. Gadis kecil itu lantas mengulurkan tangannya, memberikan koin kepada Joano untuk digunakan bermain.

"Mau nggak buat peraturan?" Usul Joano.

"Peraturan?"

"Iya, kalau yang kalah harus memenuhi permintaan pemenangnya."

"Berarti kalau aku yang menang bisa minta es krim?"

Joano menganggukkan kepalanya, ternyata Luna sangat mudah mencerna apa yang ia maksud. "Iya. Kalau aku yang menang kamu juga harus memenuhi permintaanku."

Luna mengangguk antusias. "Kalau kamu yang menang, kamu minta apa?"

"Aku minta kamu menjadi teman aku."

Luna termenung sejenak mendengar permintaan Joano, padahal tanpa harus meminta atau memenangkan permainan itu Luna akan tetap menjadi teman Joano. "Kan kita sudah berteman sejak hari pertama. Aku udah jadi teman kamu. Katakan yang lain, kamu minta apa?"

Joano senang mendengar perkataan Luna. Ternyata gadis kecil itu bersungguh-sungguh ingin menjadi temannya.

"Ayo katakan, kamu minta apa?" Ulang Luna.

Joano berpikir sejenak. "Emmmm... aku juga ingin bermain dengan Wuri."

"Itu juga boleh, kamu harus minta yang lain."

"Baiklah, aku akan memikirkannya nanti." Tukas Joano. Meski ia yang mengusulkan peraturan ini, Joano justru bingung sendiri saat ditanya apa keinginannya setelah menang permainan.

"Kamu harus mengatakan hari ini, soalnya besok aku harus kembali ke Jakarta."

Raut wajah Joano muram seketika mendengar apa yang Luna katakan padanya. "Kenapa?"

"Besok Mama, Papa harus bekerja. Jadi, kami harus kembali ke Jakarta." Jelas Luna.

"Jadi kamu nggak kesini lagi?"

"Kalau libur panjang, kami liburan kesini."

Joano kembali menyungging senyum setelah Luna mengatakan kalau ia akan kembali lagi. "Tapi, libur panjang itu kapan?"

Luna menggelengkan kepalanya, ia menunduk. "Aku tidak tahu."

"Kalau begitu aku akan menunggumu sampai libur panjang tiba."

Luna kembali mendongakkan kepalanya dan melihat Joano tersenyum tipis kepadanya. "Iya, nanti kalau libur panjang kita main sunda manda lagi."

Setelah membuat janji keduanya lantas mulai bermain sunda manda. Melompat di udara dan menginjakkan kaki ke tanah dengan riang dan penuh suka cita. Untuk sejenak, Joano dan Luna melupakan bahwa mereka adalah korban keegoisan orang dewasa, mereka melupakan sakit dan luka yang tidak bisa diungkapkan.

"Woiiii!!! Lo ngapain di sini?!"

Suara teriakan yang menggelegar itu terdengar sangat jelas di kuping Joano. Bocah itu seketika mematung di tempatnya, menoleh ke belakang dan menemukan sosok Tio di ujung sana. Laki-laki paruh baya itu berjalan dengan sangar dengan sorot mata tajam yang berapi-api.

Joano menelan ludah dengan susah payah, raut wajah yang sedari tadi ceria dan berbinar-binar itu mendadak pucat pasi. Tangannya juga gemetar dan keringat dingin mengguyur tubuhnya seketika. Untuk pertama kalinya Joano tertangkap basah sedang bersenang-senang dan untuk pertama kalinya pula ia melihat Tio menampilkan wajah semenyeramkan itu.

Luna yang menyadari ada sesuatu yang tidak baik-baik saja itu langsung meraih tangan Joano dan menggengamnya erat.

Plak Plakk

Bukan sekali, tapi dua kali Joano mendapat menampar di wajahnya hingga membuat tubuh kecilnya terbanting dan tersungkur ke tanah.

"Berani-beraninya lo main disini! Lo mau gue dapet masalah? Huh! Siapa suruh main disini?!" Tio hendak memukul Joano lagi, namun, Luna dengan cepat berlari dan merangkul tubuh Joano, mencoba menghalangi Tio untuk tidak memukul Joano lagi.

Joano mulai terisak dan merintih kesakitan, dan Luna mendengar dengan jelas suara itu.

Tio meraih tangan Luna lalu dengan mudah menghempaskan tubuh ke gadis itu. Tio lantas kembali memukul wajah Joano, ia memukul kepala, bahu, perut lalu ke wajah lagi.

"Jangan pukul aku lagi... jangan pukul aku lagi..." Rintih Joano sambil berlutut dan memohon ampun, wajahnya dipenuhi dengan darah dan luka lebam.

Luna yang melihat kejadian tragis itu langsung berlari ke arah Tio dan menggigit lengan lelaki itu dengan sekuat tenaga. Namun, Luna belum sekuat itu untuk mengalahkan Tio, tubuhnya kembali terhempas lagi saat Tio mendorongnya.

"Diem lo! Gue nggak ada urusan sama lo!" Titah Tio keras sambil menodongkan jari telunjuk ke arah Luna. Lelaki itu lantas mencengkeram lengan Joano dan menyeret tubuhnya, memasukkan ke dalam mobilnya yang tak jauh dari tempatnya berada.

Sementara itu Luna berusaha untuk kembali membangkitkan tubuhnya dan mencoba menghalangi gerak langkah kaki Tio tapi ia kalah secara fisik dan kekuatan, Luna terus berteriak untuk menyuruh melepaskan Joano namun tak dihiraukan laki-laki itu. Gadis kecil itu mengetuk-ngetuk pintu mobil Tio, akan tetapi mobil itu justru bergerak dan mulai melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Tak mau menyerah, Luna berusaha untuk mengejar mobil itu tapi kakinya malah terpeleset hingga membuatnya jatuh tersungkur.

"Tolong~ tolong~!"
Luna terus berteriak untuk meminta tolong kepada siapapun itu, namun keadaan sekitar rumah dan gang terlihat sangat sepi, tidak ada siapapun di sana kecuali dirinya seorang.

***

Jangan Lupa Like dan Comment ya Gengssssss. Tengkyu Tengkyu ☺️

Continue Reading

You'll Also Like

131K 1.8K 31
Nagkataon naman na ang dumating na jeep ay lima nalamang ang kasya, kaya nauna ng pumasok si mama sumunod naman sina kuya tanner, mac at kuya Cedric...
131K 1.7K 52
Well i mean its just imagines of walker sooooo Also request are open so if you want one just let me know!
154K 6.7K 200
This story follows the early life of James also known by his street name Headshot or Shooter. James had an extremely rough childhood, one that turned...
33.8K 684 47
not you're average mafia brothers and sister story.. This is the story of Natasha Clark, an assassin, mafia boss, and most of all the long lost siste...