Obsession

By Stryhm_

1.6M 89.4K 5.5K

Ini tentang Zara, yang terjerat obsesi gila dari sosok Devano. ..... Rank: #1 Darkromance # 1 Lonely # 1 ket... More

satu
dua
tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Dua puluh
Dua satu
Dua dua
dua tiga
Dua empat
dua lima
Dua enam
Dua tujuh
Dua delapan
Dua sembilan
Tiga puluh
Tiga satu
Tiga dua
Tiga tiga
Tiga empat
Tiga lima
Tiga enam
Tiga delapan
Tiga sembilan
Empat puluh
Empat satu
Empat dua
Empat tiga
Empat empat
Empat lima
Empat enam
Empat tujuh
Empat delapan
Empat sembilan
Lima puluh
Lima satu
lima dua
Epilog

Tiga tujuh

16.3K 1K 98
By Stryhm_





  Lelaki itu tersenyum hampa, membiarkan hembusan angin menggerakan rambut pendeknya.

"Hidup aku kosong, Ra." ia berujar lemah, menatap pedih pada sosok Zara yang berdiri tak jauh darinya.

Nafas Zara tercekat kala air mata menetes melewati pipi Devan.

"Rasanya hampa, sepi, dan sakit." ia kembali berujar.

Zara tetap bergeming di tempat.

"Aku butuh kamu." bibir Devan bergetar, sorot matanya benar-benar terluka.

"Aku juga gak minta kaya gini, aku juga ga pengen, Ra.  Semua orang pengen hidup normal." Devan menunduk, mengepalkan kedua tangannya.

Suara ombak terdengar jelas di indra pendengaran mereka.

"Aku butuh kamu. Tapi aku sadar, adanya aku cuma jadi luka semata buat kamu."

Zara hendak berbicara namun kembali mengatupkan bibir.

"Aku pergi, Ra." Devan menyunggingkan senyum pedih.

Setelahnya langkah Devan termundur, bergerak mendekati ujung tebing.

Zara menggeleng, mencoba menggerakan kaki namun tidak bisa.  Seolah ada tali yang mengikatnya agar tak bisa bergerak.

"Aku sayang kamu." Devan menatapnya hangat, memamerkan senyum manis yang begitu memabukan. Bersamaan dengan itu,  sosok Devan menghilang. Menyisakan suara ombak dan angin yang menjadi satu.

   "Ra!"

Zara terjelontak.  Ia menatap sekeliling yang di suguhi tembok.  Lalu tatapannya beralih pada Raja yang tengah duduk sambil memasang wajah khawatir.

Zara mengusap keringat di keningnya.  Nafas gadis itu memburu, Zara mengubah posisi menjadi duduk.

"Mimpi buruk, sayang?" Raja menyodorkan air minum, tangannya bergerak menyurai rambut Zara ke belakang.

Zara menetralkan deru nafasnya setelah minum.  Ia menyender pada kepala ranjang.

Ini mimpi ketiga.  Tepat setelah sebulan lebih ia bertemu dengan Devan.

Mengapa lelaki itu sering kali muncul di mimpinya?

  "Ra?" Raja memanggil, menaruh gelas di atas nakas. Ia duduk mendekat di samping Zara.

  "Kamu oke, kan?"

Zara menatapnya, lalu mengangguk pelan.

Raja menghembuskan nafas lega, ia membawa Zara untuk bersender pada dada nya, lalu mengecup pucuk kepala gadis itu penuh sayang.

Akhir-akhir ini gadisnya sering bermimpi buruk dan sering melamun. Raja kurang tahu penyebabnya, akan tetapi ia sangat khawatir.

"Jangan ngelamun, Ra.  Kamu bisa cerita ke aku." Raja berkata pelan, mengusap surai rambut istrinya.

Zara tampak menggeleng,  ia menjauh dari pelukan Raja dan merebahkan diri membelakangi suaminya.

Sedangkan Raja menghela nafas, memandang punggung Zara yang tampak bergetar.

Pada akhirnya lelaki itu ikut terbaring, memeluk Zara dari belakang. Membiarkan gadis itu menangis sepuasnya.

Raja akan berusaha.

Semoga ini tangis terakhir yang di keluarkan istrinya.


####


"Kamu jangan kemana-mana, aku gak lama kok. Abis ngecek rumah baru kita, aku langsung pulang." Raja melipkan helaian rambut Zara ke belakang telinga.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk.

Setelahnya Raja mencium kening Zara cukup lama, di lanjut dengan Zara yang bersaliman.

Gadis itu memandang punggung Raja yang memasuki mobil,  hingga akhirnya menghilang di pekarangan rumah.

Zara menutup pintu dan mendudukan dirinya di sofa. Rumah kini sepi di karenakan kedua orang tua Raja yang tengah berbisnis ke luar kota.

Ia menghela nafas, memandang vas bunga di meja dalam diam.

Cukup lama ia melamun,  sampai akhirnya beralih menatap jam di dinding.

Zara menggigit kuku jarinya,  ia tampak gelisah.

Butuh beberapa saat hingga akhirnya gadis itu bangkit,  berjalan memasuki kamar guna membawa tas.

Setelahnya berjalan pergi keluar rumah.


####



Koridor rumah sakit begitu ramai, banyak pasien sakit jiwa yang berkeliaran.

Zara berjalan terhati-hati sambil memegangi perutnya yang sudah sedikit buncit.

Gadis itu sesekali tersenyum pada perawat.

Tepat di ujung lorong. Zara memberhentikan langkahnya.

  Ia mendekati pintu yang tengah di gembok,  lalu memperhatikan jendela ruangan yang menampakan sosok lelaki.

Zara bergeming.

Lelaki itu awalnya menunduk memandangi poto. Namun,  kini mendongak membuat tatapan keduanya bertemu.

Tatapan itu..

Berbeda.

Tak ada lagi obsesi.

Tak ada lagi gairah.

Tak ada lagi binar keceriaan, atau pun tatapan yang menyeramkan.

Yang ada hanya kepedihan.

Zara menelan salivanya.

Devan tampak memandangnya lama,  sampai akhirnya berdiri.

Berjalan tertatih dengan senyum tipis yang tercetak.

"Aku ngehalu lagi, ya?" Devan berkata serak.

Zara tetap bergeming dengan pegangan di pagar besi jendela yang menguat.

  "Kamu cantik, Ra." Lelaki itu terkekeh kecil.

  "Tiap hari aku ngehalu kamu kesini, sekarang aku halu lagi." Ia menghentikan langkahnya saat rantai yang melilit kakinya sudah pul,  tak bisa membuatnya berjalan lebih jauh.

"Aku disini di pukul, Ra. Kalo gak mau makan rambut aku di jambak. Dokternya jahat, Ra." Devan menghela nafas, menunduk menatap poto di genggamannya.

  "Kemarin dokternya mau ngambil poto kamu dari aku, aku nolak Ra. Tapi setelah itu kepala aku di tendang."

"Aku se-gak pantes ini ya buat bahagia? Apa karna aku gila?" Nada bicaranya berubah bergetar.

Sedangkan Zara masih diam, sampai akhirnya bersuara.

  "Ini aku, Zara." entah dorongan apa ia mengatakan hal tersebut.

Devan yang semula menunduk langsung mendongak,  memperhatikan Zara dengan lekat.

"Ra?" Devan memanggil.

Zara mengangguk.  "Ini aku."

"Aku gak halu, Ra?  Ini beneran kamu?" Devan antusias, berjalan kembali dengan paksa, mengabaikan kakinya yang bengkak.

Rantai sudah mentok,  namun Devan tetap ngotot berjalan paksa walau pada akhirnya ia tak maju sedikit pun.

Zara membekap mulutnya,  menahan isak tangis yang hendak keluar.

  "Ra,  aku mau peluk kamu." Devan berkata dengan sorot mata yang begitu bahagia.

  Zara menggeleng.

Ia berjalan mundur kemudian berlari dari sana.

"Ra!!!" Devan berteriak hingga terdengar keluar.

Zara berlarian di koridor dengan tangis histeris,  tangannya membekap mulutnya sendiri.

Ia melewati belokan koridor, tanpa menyadari ada sosok yang bersandar di tembok. Memperhatikan gerak-gerik nya yang mulai menjauh.

  Di sisi lain Devan tengah berusaha melepaskan rantai di kakinya, tak peduli dengan darah yang mulai mengalir di sana.

  "Aku butuh kamu,  Ra!" Devan terduduk lemas,  menatap lantai dengan bahu bergetar.

  "Aku butuh kamu." Suaranya berubah parau.

Pintu terbuka membuat Devan langsung mendongak.

Seketika kekehan terdengar dari arah pintu.

  "Lemah." sosok di sana mengejek.

Berjalan mendekat dan menarik dagu Devan dengan kasar. Hingga akhirnya menampar Devan dengan kencang.

Devan hanya diam, memandang lantai dengan pipi yang terasa panas.

Sampai akhirnya tubuhnya ambruk ke samping saat bogeman kasar mengenai rahangnya.

"Mati!" Leo mengumpat,  berdiri dan menginjak perut Devan hingga lelaki itu terbatuk.

Tak sampai itu.  Ia bahkan menendang tubuh Devan secara brutal.

Setelah puas. Leo terlihat mundur, menatap bangga pada Devan yang terkapar.

Lalu ia berjalan keluar.

  "Kerjain tugas lo, jangan kasih dia makan sampe besok.  Kalo bokapnya dateng, lo harus cegah seperti biasa." Leo berujar pada dokter di sampingnya.

Dokter tersebut mengangguk patuh.

Bersamaan dengan Leo yang akhirnya pergi dari sana.







....

Leo anjg


Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 63.9K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
1.8K 138 12
secarik kisah tentang bintang kelangga putra sang pengagum segalanya tentang hujan tentang dia yang menjadi korban bullying dari temannya sendiri.. ...
1.8K 255 9
[Genggam tanganku selagi kamu menunggu] *** Kisah ini bermula dari pertemuan tak sengaja di sebuah danau. Seorang Elian Marvis yang dengan keputusasa...
Here With Me By Lili

Teen Fiction

1.2K 112 9
Satu tahun tinggal di panti asuhan membuat hidup Yui benar-benar berubah. Tak ada lagi teriakan pertengkaran antara Ibu dan Ayahnya. Meski Yui harus...