Readers POV
Hari ini... latihan dasar kepahlawanan akan dilaksanakan. Kami disuruh memakai kostum hero masing-masing sebelum menuju ke lapangan.
Dan disini... aku bingung...
Kostum hero yang aku pesan ada kepsek sudah jadi. Udah ada kopernya juga nih lagi aku pegang.
Tapi...
Enaknya kostum nya dipake ga ya?
Soalnya... kalo pake kostum hero, nanti gabisa kapelan baju olga lagi bareng Todoroki [cry]
Biasanya kan samaan pakai baju olahraga gitu, sedangkan yang lain pakai kostum heronya.
Dahlah, ntar kapelan nya kapan-kapan lagi ajaಥ‿ಥ
Gatau kenapa rasanya sayang aja gitu kalo kali ini ga samaan bajunya. Ntahlah, pokok ganti baju!!
--Skip di lapangan olga--
"Kali ini, kita akan melaksanakan pelatihan dasar kepahlawanan. Sebagai seorang hero, sudah tentu kita harus mengutamakan keselamatan penduduk. Maka dari itu, tujuan dari pelatihan kali ini adalah untuk berlatih seberapa cepat kalian dapat menolong korban yang di sandera," jelas All Might membuka suara.
"Aturan nya sederhana, kalian akan dibagi dalam 4 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 orang. Setiap anggota kelompok akan saling berlomba untuk menolong aku yang berperan sebagai sandera. Siapa yang paling cepat bisa menemukan keberadaan ku, maka dialah pemenangnya!" jelas All Might lagi.
Aku masuk dalam anggota kelompok 1 yang dimana berisi Midoriya, Jirou, Iida, Sero, dan aku sendiri. Kami diletakkan pada posisi yang berbeda di setiap penjuru lapangan olahraga besi ini. Ntah kenapa benda disini besi semua... kita harus meminimalisir kerusakan bangunan.
Tak lama, suara aba-aba pun terdengar. All Might yang juga berada di posisi tersembunyi nya pun berteriak meminta tolong untuk memberi kami petunjuk posisinya.
"Oke, sekarang... apa yang harus aku lakukan?" tanyaku pada diri sendiri.
Jujur, ini sih menang kostum doang tapi quirk nya gaada. Plis, harusnya aku dikasih pelatihan dulu gitu kek buat ngendaliin quirk. Lah terus kalo udah kayak gini teh gimana caranya?
***
Author POV
Masih di hari, di jam, di menit, di detik, dan di waktu yang sama. (Name) lagi kebingungan karena gabisa pakai quirk sendiri awokaowkak.
Dia mikir, terakhir kali dia nyentuh siapa ya? Siapa tau bisa pakai quirk orang itu gitu kan. Nah setelah di inget-inget, terakhir tuh kalo ga salah dia nyentuh Uraraka waktu lagi ganti baju.
Berarti... dia harusnya bisa pakai quirk gravitasi Urarakan kan?
"Kalo aku bisa pakai quirk Uraraka, nantinya bakal bisa langsung terbang ke posisi All Might kan ya?" gumam (name) pelan.
"Gimana cara pakainya ya? Ehem! Quirk Uraraka... muncullaahh!!" (Name) menyebut mantra-mantra.
"Biasanya sih sakit jantung dulu yakan baru quirknya bisa muncul?" (Name) pun mulai memukul-mukul dadanya sendiri biar jantungnya sakid.
Dugh
Dugh
"Ayo jantuungg sakitlaahh!!!" seru (name) sembari terus memukuli dada kirinya.
Sedangkan mereka yang melihat sikap (name) dari kamera cctv di layar besar pun jadi panik sekaligus bingung...
"Woi woi, ini (name) mau bunuh diri apa gimana?!" -Kirishima
"Dia ngapain mukul dada sendiri dah? Ntar tepos gima--" -Mineta
Plaakkk (di geplak Tsuyu pake lidahnya)
"Apa dia sakit? Gimana kalau bawa dia ke ruang kesehatan?" -Jirou
"Aku akan menyusulnya," Todoroki mulai berlari memasuki arena latihan. Namun Aizawa menahannya.
"Biarkan saja, dia sedang berusaha mengaktifkan quirknya," ucap Aizawa santai. Walau sebenernya dia juga rada panik si.
Oke, kita balik lagi ke (name) yang pengen sakit jantung...
Dugh
Dugh
"Akh--ohok ohok!! Ini mah yang sakit malah dada, bukan jantung!!" ocehnya.
"Hahh... dahlah. Keknya aku bakal kalah. Mereka-mereka pasti udah melesat dari tadi buat nyari All Might. Pasrah aja--eh??"
Ocehan (name) tertahan secara tiba-tiba, ketika ia merasa bahwa kakinya tidak lagi menyentuh tanah.
Badannya terasa lebih ringan, bahkan angin yang berhembus pelan pun dapat membuat badannya yang ada di udara sedikit berpindah posisi.
"LOH LOH?! AKU TERBANG?!" (Name) berseru keras, sambil berusaha nyeimbangin badan yang ngambang.
(Name) berpegangan pada salah satu pipa besi yang ada di dekatnya. Karena badan yang terus bergerak keatas, membuatnya jadi kesusahan untuk bergerak.
"Hmm... sejauh ini belum ada yang datang," suara familiar terdengar begitu saja di telinga (name). Ia menolehkan kepala kesana-kemari, mencari sosok dari pemilik suara itu.
Ya, pemilik suara itu adalah All Might. Karena suaranya terdengar, (name) berpikir kalau All Might ada di dekat sini.
"Oke, All Might pasti ada di sekitar sini. Tinggal ngikutin asal suaranya aja," gumam (name).
Ia mulai bergerak meninggalkan posisi semula dengan tangan yang merayap pada besi. Sedangkan kakinya mengambang keatas seakan ada grafitasi di langit sana.
Mereka yang melihat kelakuan (name) dari layar tampak menahan tawa namun takjub. Pen ngeledek, tapi mau gimana lagi yakan kalau badan terbang kek gitu. Mau gamau harus pegangan.
Tap tap tap (suara langkah tangan)
Besi demi besi sudah ia lalui, bahkan dari tempatnya simulasi salto sekarang, (name) bisa melihat Sero yang sedang berayun diantara pipa besi menggunakan selotipnya.
"Hahhh pen numpang aja sama Sero, capek banget plis badan kebalik kek gini. Pegeell!!" keluhnya.
"Ini jugak All Might ada dimana si? Perasaan tadi suaranya deket dah, tapi kok wujudnya ga keliatan," sambungnya seraya tolah-toleh.
"Oke, selagi belum ada yang nemuin All Might, aku masih ada kesempatan buat menang!" Lanjutlah dia merayap di besi.
--Skip beberapa menit kemudian--
"Lama sekali... sudah berapa lama aku menunggu?" Suara All Might kembali terdengar. Kali ini, (name) langsung bergegas menghampiri suara itu.
Dirasa dirinya sampai di depan semacam ruangan generator, (name) pun mengintip kedalam lewat pintu logam yang berongga kotak-kotak.
Dari situ, penglihatannya menyipit, dikala melihat sekilas sebuah benda panjang dan runcing berwarna kuning yang muncul dari balik untaian kabel listrik yang kusut.
"Weh, itu rambut All Might bukan si?!" seru (name) dengan mata melebar.
Si empu yang merasa terpanggil pun memiringkan kepalanya agar bisa melihat sosok yang memanggilnya dari balik untaian kabel.
"Oh, (name) shoujo! Akhirnya ada yang menemukan ku. Aku sudah lelah diikat di kursi seperti ini. Ternyata menjadi sandera tidak enak ya..." keluh All Might dari dalam sana.
"Lah jadi sandera emang gaenak woe. Keknya All Might ga pernah di sandera. Yaa wajar si," batin (name) sweatdrop.
Kabel-kabel ini sangat mengganggu penglihatan, jadi (name) memutuskan untuk cepat-cepat membuka gembok pintu jeruji besi ini menggunakan jepit rambutnya.
Soalnya (name) gapunya kunci gemboknya, jadi pake jepit rambut sj.
Cklik cklik
(Name) memutar-mutar jepitnya di dalam lubang gembok. Namun tiba-tiba, seutas selotip panjang melilit pada pegangan pintu dengan lancangnya.
Sudah bisa dipastikan selotip itu milik siapa kan?
Ya, itu Sero Hanta.
Ia menarik selotip nya yang sudah melilit kuat pada pegangan pintu hingga pintu itu terlepas paksa dengan keras.
GRAAKK
"W-WOI WOI, SERO NGAWUR!!" bentak (name) spontan, sembari menyingkir dari baut-baut engsel pintu yang terlempar.
Tanpa memedulikan omelan (name), Sero masuk kedalam ruangan generator dengan santainya. Sesekali ia menyingkap untaian kabel random yang menghalangi jalannya.
Sret sret
Sero melepas ikatan tali dan solasi untuk menyelamatkan All Might. Layaknya hero kesiangan yang berusaha terlihat keren di depan rakyat.
"Nah, kau sudah selamat. Dan akulah pemenangnya!! HAHAHA--"
BUAAKK
"HEH TADI AKU DULUAN YA YANG NEMUIN ALL MIGHT!!" teriak (name) tepat di samping Sero yang baru aja dia tabok.
"ADOH!! BIARIN, LAGIAN KAMU GA LANGSUNG NYELAMETIN MALAH MAININ GEMBOK!!" bentak Sero balik.
"HIH ITU KAN AKU LAGI BERUSAHA BUKA GEMBOK MANUAL BIAR ME-MINIMALISIR KERUSAKAN!!" -(Name)
"AAAGGHHKSKSK!!!" akhirnya dua human itu begelud di depan All Might karena saling tak terima kekalahan.
***
Author POV
"Hahh... pelatihan hari ini melelahkan..." desah Uraraka seraya membuka kostum heronya.
"Benar, rasanya pelajaran yang aku dapat di magang kemarin sama sekali tidak berguna di pelatihan kali ini," timpal Yaoyorozu. Ia mengambil seragam sekolahnya dari dalam loker.
"Iya bener, pelatihan kali ini ga asik!!" dengus (name) ketus.
"Haha... (Name)-chan masih kesal dengan Sero ya?" tebak Hagakure tepat sasaran.
"Iya ih, padahal kan aku yang nemu All Might duluan. Ga adil pls," oceh (name) sembari memakai celana panjang dalamannya.
Oke, mereka ini lagi ganti baju yagesya. Sambil ngobrol gitu biar ga bosen.
Nah, mereka ganti bajunya di ruang ganti pakaian yang memang sudah ada. Seperti yang kita tau, tempat ganti baju laki-laki dan perempuan itu dipisah.
Tapi, ruangannya bersebelahan. Jadi, ruang ganti antara laki-laki dan perempuan hanya dibatasi oleh dinding yang cukup tebal.
Mari kita sorot ruang ganti siswa laki-laki...
"Midoriya, bagaimana rasanya melawan Stain waktu itu? Apakah dia menakutkan??" tanya Kaminari.
"Yaa... begitulah. Tampang nya sedikit membuat ku ketakutan," jawab Midoriya dengan senyuman canggung.
"Tapi bagiku wajahnya hanya memancarkan aura pengecut," cibir Iida yang tengah memakai sabuknya.
"Oh iya, Iida dan Todoroki juga ada disana bukan? Kalau tidak salah dengan (name)-san juga," sahut Ojiro.
"Ya, kami memang berada disana bersa--"
"Hoi, Midoriya!! Lihat lah ini!! Aku menemukan sesuatu yang menyenangkan!!" seru Mineta, menyela obrolan yang lain.
"Hm? Memangnya apa yang kau temukan?" tanya Midoriya sembari menghampiri teman mininya itu.
Lalu Mineta menunjuk sebuah lubang kecil yang berada di dinding. Lubang itu tertutup oleh poster tempel berukuran sedang.
"Ini adalah bukti nyata dari usaha keras senior kita dahulu!! Dan kalian tahu kan apa yang ada dibalik tembok ini??" tanya Mineta dengan tatapan sus.
Seketika, semuanya langsung konek. Ketika menyadari bahwa di sebelah ada ruang ganti perempuan. Berarti lubang itu bisa melihat siswi perempuan yang tengah berganti pakaian.
"Tidak boleh, Mineta-kun!! Mengintip adalah kejahatan yang nyata!!" tegur Iida tegas.
"Sesekali saja tidak apa kan? Wuahh akhirnya aku bisa melihat dada sintal Yaoyorozu! Pinggang ramping Mina juga, bahkan celana dalam Hagakure!!" teriak Mineta kesenengan. Wah, hidungnya bahkan sudah mengeluarkan darah.
"Se-sepertinya sesekali juga tidak masalah. Lagian... belum tentu kita bisa melihat mereka dari lubang kecil ini kan...??" Kaminari berdehem kaku.
"Apa?! Kau setuju dengannya?!" -Kirishima
"Buang-buang waktu saja," -Bakugou
"Hei, kalau mau melihat itu aku juga mau!!" -Sero
"Ahh... ukuran dada (name)-chan berapa yaa?? Sejak dia masuk kelas kita, aku sudah merasakan hawa keseksian," Mineta mulai membayangkan yang ngga ngga.
"Ukurannya normal, kau tidak usah membayangkannya," sahut Todoroki yang baru saja membenarkan letak dasinya.
"Huh? Benarkah? Aku tidak yakin, secara rata-rata perempuan dikelas kita itu tubuhnya bagus," sangkal Kaminari.
"Kau benar. Sudah kudugan kita harus membuktikannya sendiri--eh tunggu," Sero menghentikan ucapannya ketika menyadari sesuatu yang janggal.
Sero menatap bergantian kearah teman segendernya yang masih berada di dalam ruang ganti ini. Sepertinya mereka juga memikirkan hal yang sama seperti Sero.
Langsung saja, mereka spontan berteriak...
"KAU TAU DARIMANA UKURAN DADA (NAME) SIALAAANNN!!!"
Akhirnya Todoroki di interogasi oleh mereka...
Vote nya yak, makasii~!!
Mo nanya ni, kalo sy buka QnA bareng chara BNHA bakal ada yang mau tanya-tanya gasi?
Kalo ada... ya ntar saia open QnA di chap selanjutnya.
Oiya betewe...
Finally, sy punya gambar OC sendiri walau cuma corat-coret( ꈍᴗꈍ)
Lagi pengen maen ibis paint soalnya. Tapi gabisa ngewarnain rambut awoakwoak.
//caritutor
Omake!!/Bonus✨
"Hmm... quirk Uraraka dan Jirou ya??" batin Aizawa dengan tatapan lurus tajam kearah (name) yang baru saja keluar dari arena lapangan olahraga.
(Name) yang sadar bahwa dirinya tengah ditatap sinis pun mulai nethink.
"Sensei kenapa ngeliatin kek gitu dah? Apa nilai penyelamatan ku dibawah kkm?" batin (name) mengira-ngira.