Obsession

By Stryhm_

1.6M 90.1K 5.5K

Ini tentang Zara, yang terjerat obsesi gila dari sosok Devano. ..... Rank: #1 Darkromance # 1 Lonely # 1 ket... More

satu
dua
tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Dua puluh
Dua satu
Dua dua
dua tiga
Dua empat
dua lima
Dua enam
Dua tujuh
Dua delapan
Dua sembilan
Tiga puluh
Tiga satu
Tiga dua
Tiga tiga
Tiga empat
Tiga lima
Tiga enam
Tiga tujuh
Tiga delapan
Tiga sembilan
Empat puluh
Empat satu
Empat dua
Empat tiga
Empat empat
Empat lima
Empat enam
Empat tujuh
Empat delapan
Empat sembilan
Lima puluh
Lima satu
lima dua
Epilog

Dua belas

35.3K 2.2K 65
By Stryhm_


Setelah kejadian tadi Devan menariknya pulang ke rumah.  Dan begitu sampai lelaki itu langsung mendorong punggung Zara ke tembok ruang tengah.

Tanpa aba-aba Devan langsung mencium bibirnya,  melumat dengan kasar hingga membuat Zara kalut dengan tangan yang memukul dada Devan dengan keras.

Lelaki itu menyudahi ciumannya, tangannya mencengkram bahu Zara.  Tatapan yang di layangkan menyirat amarah begitu besar, dadanya naik turun dengan nafas terengah-engah.

"Sialan!" Devan mengumpat, menundukan kepalanya dengan cengkraman di bahu Zara yang semakin mengeras.

Zara sampai merintih kesakitan.

Devan mendongak dan kembali mencium bibirnya dengan beringas, mengabaikan erangan kesakitan yang keluar dari mulut gadisnya.

Devan tak peduli. Ia sudah sangat emosi sampai ingin menghapus bekas Raja dengan banyaknya ciuman yang akan ia beri untuk gadis nakalnya.

Devan menjauhkan wajahnya, menatap Zara yang mulai menangis.  Tangan kananya ia lepaskan di pundak Zara.

Plak!

Tamparan keras tersebut mendarat sempurna di pipi mulus Zara, gadis itu mematung di tempat.

"Murahan!" Devan berteriak kasar.

"kamu menghianatiku, Zara!!" Devan masih membentak gadisnya dengan sangat marah.

Tubuh Zara semakin bergetar, tangisnya semakin histeris. Ia mendorong Devan sekuat tenaga, membuat lelaki itu mundur ke belakang.

Zara berlari menuju dapur, meringkuk di pojok.

Devan mendekat dengan kedua tangannya yang terkepal.

"pergi!!!! Jahat!!  Pergi cepat pergii!! " Zara berteriak histeris saat Devan mendekat perlahan, gadis itu melemparkan beberapa barang di sekitarnya.

Devan yang melihat gadisnya ketakutan langsung menjauh.

"sayang,  maafin aku." Devan kembali mendekat, emosinya mendadak luruh.

"enggak!!  Pergi!  Aku gamau liat kamu!!!" Zara menendang lantai dengan kedua kakinya.

Tangannya masih melempar beberapa barang yang ada di dapur.

Devan menjambak rambutnya prustasi,  cowok itu membenturkan kepalanya ke dinding.

"Kamu punya aku,  kamu punya aku!!" Devan bergumam tak jelas,  wajahnya kacau.  Sesekali menendang meja makan dengan beringas.

Devan yang ada di depannya ini bukan Devan yang Zara kenal.

Ia ketakutan.

Zara berdiri dari duduknya, ia langsung berlari keluar saat Devan tengah sibuk meninju tembok.

Nafas Zara terengah-engah. Ia sudah berada di jalan.

"ZARA!!!"

Zara menoleh ke belakang, di sana terdapat Devan yang berdiri agak jauh darinya.

Zara kembali berlari, ia benar-benar sangat ketakutan sekarang.

Langkah gadis itu memasuki gang, pandangannya beredar.  Langkahnya kembali maju dan bersembunyi di balik tong sampah yang lumayan besar.

Zara membekap mulutnya saat langkah Devan terdengar tak jauh dari nya.

Air mata gadis itu masih mengalir, Zara berusaha keras agar tak bergetar karena ketakutan. Pandangannya menunduk.

"sayang."

Damn!

Devan berdiri di hadapannya dengan kening yang berdarah, lelaki itu tersenyum sangat manis.

Senyum yang sempat Zara dambakan kini terlihat sangat menakutkan.

####

Raja mengedarkan pandangannya,  menatap tembok putih yang terpampang di depan.

Kepalanya terasa berat.

"sayang."

Sebuah suara membuat Raja memalingkan wajah menatapnya.

"Ahahahah!"

Raja mendengus menatap Aldi yang terkikik.

"mendingan,  bro?" Leo datang mendekat,  memencet tombol untuk memanggil dokter yang berada di dekat ranjang Raja.

Raja hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"sakit gak bos?" Aldi menunjuk wajah Raja,  membuat sang empunya menaikan alis.

Raja hendak Berbicara namun terurung. Sudut bibirnya perih.

  Leo yang peka pun menyodorkan cermin padanya.

"lo kemaren di temuin sama warga gak sadarin diri dengan kondisi babak belur." Leo menjelaskan,  lelaki itu duduk di samping sambil memotong buah apel.

"siapa yang mukul gue?" Raja berkata meski sudut bibir nya semakin perih.

Leo tampak menaikan bahu sebagai jawaban.

Raja terdiam.

Seingatnya ia mampir ke Club untuk melepas pikiran yang amburadul karena bajingan Devan.

Sepulang sekolah tadi Raja sukses mendapatkan data diri tentang lelaki itu.

Devan adalah anak sulung dari pengusaha kaya bernama Arnold,  Arnold seorang duda. Istrinya meninggal empat tahun yang lalu.

Sejak kepergian mamanya kondisi Devan sangat kacau,  bahkan, Arnold sudah tak sanggup meladeninya.

Devan sempat Home scooling.  Namun tak bertahan lama karena sang guru cidera seminggu kemudian olehnya.

Lelaki itu cukup berbahaya.

Raja menjadi yakin untuk memisahkan Zara dari Devan.

####


Zara mengerjapkan matanya, ia merasa seluruh badannya lemas dan terasa sakit.

Matanya terpaku mendapati Devan tengah terlelap sembari memeluknya.
Gadis itu tersadar ia bukan berada di rumahnya, melainkan di ruangan yang sepertinya di jadikan kamar, pencahayaan redup, dan dinding abu yang menjadi pelengkap betapa menyeramkannya kamar ini.

Tanpa di duga Zara menitikan air mata, tak menyangka ia akan berada di posisi sekarang.

Semalam Zara di buat pingsan saat kembali mencoba kabur, Devan memukul tengkuknya dengan balok kayu hingga tak sadarkan diri.

"sayang."

Suara serak itu membuat Zara kembali membeku, gadis itu beringsut dari pelukan Devan, mendudukan diri memasang wajah ketakutan.

"hey."

Devan ikut duduk,  tanganya terulur menggapai Zara. Namun gadis itu malah menjauh dan turun dari kasur,  berlari menuju pintu.

Sial.

Pintu terkunci, Zara menatap Devan yang tengah duduk di kasur memasang senyum manis andalannya.

Zara menggedor pintu dengan teriakan meminta tolong.

"hey, jangan teriak-teriak.  Masih pagi." Devan entah kapan sudah berdiri di belakang Zara, melingkarkan tangannya di perut gadis itu.

Kepalanya di sandarkan ke bahu,  matanya terpejam menikmati aroma Strawberry yang memanjakan hidung.
Devan sangat candu akan wangi itu.

"lepas!"

Zara memberontak, mendorong Devan agar menjauh,  yang ia pikirkan hanya pergi dan menjauh dari lelaki gila itu saat ini.

"Araa." Devan kembali bersuara, namun nadanya kini sedikit tegas dengan raut wajah yang datar.

Devan tak suka Zara membentaknya.

Devan tak suka Zara menjauh darinya.

Zara hanya miliknya,  Zara hanya boleh berbicara dengannya, bertatap mata dan hal lainnya.

Zara hanya miliknya.

Termasuk raganya.

Tbc.

Ahahah pendek, otak mumet mikirin alur yang tiba-tiba blank,  menurut kalian ini gak karuan gak si?  Soalnya ngerasa kurang sreg aja gtu.

Kalo gak nyambung mau di unfub aja haha.

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 1.4K 26
Erik Axelion. Pemuda tampan berhati dingin adalah CEO sekaligus murid di salah satu sekolah bergengsi. Dia tumbuh menjadi anak yang mandiri sejak tra...
724K 43.2K 51
Berawal dari Anna yang menunggu sang kakak menjemputnya di taman, peristiwa kecelakaan tiba-tiba menimpa mereka berdua. Pasca kecelakaan, Anna terba...
43.7K 3.4K 42
"She's mine, Jay. Jangan macam-macam sama milik gue." "Belum, dia belum milik lo sepenuhnya. Gue gak akan nyerah. Karena gue gak akan kalah dari lo l...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.3M 74.5K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...