Author POV
Setelah mengisi perut di cafetaria yang sangat ramai itu, (name) dan yang lain pun meninggalkan cafetaria dan berniat kembali menuju stadion. Namun di tengah perjalanan, Todoroki menepuk pelan bahu (name), dan mengajaknya untuk berbicara 4 mata. Hingga sampailah mereka pada lorong remang pinggir lapangan dengan posisi berdiri saling berhadapan.
"Jadi, apa yang ingin kau katakan, Todoroki-kun?" tanya (name) memecah keheningan. Karena sedari tadi, Todoroki hanya diam saja. padahal ia yang mengajak (name).
Hening...~
"Etto... Todoroki-kun," panggil (name) lagi. Tapi Todoroki nya tetap diam dengan tatapan tajam lurus kearah (name).
"Tekanan dingin nya kerasa banget woe! Tolongin saiaa!" batin (name) seraya mengalihkan sorot matanya dari Todoroki.
"Aku kewalahan oleh tim mu. Terlebih dirimu," Todoroki membuka suara.
"He?"
"Momentum mu begitu kuat, sehingga aku melanggar sumpahku sendiri," lanjutnya.
"Maksutnya, api yang tadi kali ya? Yaa walaupun aku ga inget sih..."
"Baik Iida atau Kaminari, Yaoyorozu dan Tokoyami, bahkan Uraraka. Semuanya tidak ada perasaan semacam ini. Di akhir pertandingan tadi, hanya aku yang terkena momentum mu," ucap Todoroki. Tangan kirirnya yang sedari tadi di masukkan kedalam saku, ia keluarkan dan menatapnya.
"Jadi... apa maksudmu?" tanya (name) tak mengerti.
"Maksud ku, aku merasakan aura yang berbeda darimu. Aura yang tak sama dengan teman yang lain," jawab Todoroki.
"Mungkin, karena aku... quirkless?" -(name)
"Tidak, aku tidak yakin bahwa kau quirkless. Kau selalu menunjukkan kejadian tak terduga. Bahkan chinchilla pun kau mendapat nomor pertama. Sebenarnya, apa yang kau sembunyikan?" tanya Todoroki intens. Bahkan nada bicaranya terkesan menusuk.
"Emm... gaada tuh. Aku sama sekali tidak menyembunyikan apa-apa. Karena aku memang quirk-"
BRAK!!
Todoroki menyela perkataan (name) dengan meng-kabedon nya. Tangan kanan nya lurus menyentuh dinding. Mengunci pergerakan (name) di tempat. Membuat (name) terbelalak, dan mengerjapkan mata berkali-kali.
"T--Todoroki-"
"Katakan, (name). Katakan kebenaran mengenai dirimu! Aku tidak ingin ada rahasia diantara kita!" ucap Todoroki lantang. Untung saja di lorong ini hanya ada mereka berdua. Tapi, apa memang begitu...?
"Ha?" (Name) semakin bingung. Kenapa Todoroki tidak ingin ada rahasia diantara mereka? Padahal kan hanya teman. Tentu memiliki privasi sendiri bukan?
"Ma-maksudku... aku tidak ingin dikalahkan olehmu. Jika kau terus menyembunyikan quirk mu, tentu aku tidak akan bisa mengalahkan mu," ujar Todoroki kalap.
"T-tapi tidak perlu sampai meng-kabedon segala kan?" (Name) mendorong pelan badan Todoroki agar sedikit menjauhi nya.
"Ah, sumanai..." -Todoroki. Sambil menjauh 'dikit'
"Tapi, kenapa kau sampai segitu bencinya pada Endeavour, Todoroki-kun?" tanya (name) mengalihkan pembicaraan. Dia tidak terlalu suka jika topik nya mengenai quirkless.
"Sebenarnya aku tak ingin memberi tahukan ini pada siapapun..."
"Jika kau butuh tempat cerita, cerita saja padaku. Kesedihan jika terus di pendam tidak akan membuatmu lega Todoroki-kun," pesan (name) seraya berkacak pinggang dengan tangan kanan nya.
Akhirnya, Todoroki pun menceritakan mengenai masa lalu nya. Yang dimana kedua orang tua nya dinikahkan hanya untuk memiliki keturunan dengan kekuatan melebihi All Might, dirinya yang dipaksa untuk berlatih secara keras, hingga ibunya yang stress dan menyiram air panas pada matanya. Semua itu Todoroki ceritakan dengan singkat, namun mudah dipahami.
Dan tanpa mereka ketahui, ada sepasang telinga yang menguping pembicaraan mereka tak jauh dari sana.
***
Readers POV
Setelah berbicara dengan Todoroki, aku pun berjalan seorang diri menuju stadion. Namun lagi-lagi di tengah perjalanan, aku bertemu dengan Uraraka, Yaoyorozu, Tsuyu, dan teman cewek kelas A lainnya tengah berjalan menjauhi stadion.
"Loh, kalian mau kemana? Stadion nya kan ada disana," tanyaku pada mereka.
"Kata Kaminari dan Mineta, Aizawa sensei menyuruh kita para cewek untuk memakai pakaian pemandu sorak sebagai bagian dari acara tambahan festival ini," jawab Mina.
"Ha? Yang seperti pemandu sorak Amerika disana? Tidak, aku tidak mauu!" tolak ku. Secara bajunya tuh pendek + kurang bahan. Jadi pasti bagian tubuhku ada yang terekspos.
"Mau bagaimana lagi? Jika sensei yang menyuruh, kita tidak bisa menolak, kero." Tsuyu menimpali.
--Skip habis ganti baju--
Author POV
[Present Mic: Baiklah, waktu istirahat siang berakhir! Akhirnya, pertandingan terakhir akan dimulai!]
Stadion kembali penuh oleh para penonton dan pahlawan pro. Sorakan pun terdengar jelas menyelimuti sekolah ini. Dan tentu saja dengan (name) yang sudah berada di pinggir lapangan dengan pakaian pemandu sorak bersama yang lain.
[Present Mic: Tim pemandu sorak dari Amerika juga datang untuk memeriahkan acara! Eh, aneh...]
Semua pasang mata tertuju pada para murid gadis kelas 1A yang turut menggunakan kostum pemandu sorak. Ada yang memotret, menutup muka namun mengintip di sela jari, menatap tanpa henti, dan berbagai rekasi aneh lainnya.
"Apa yang mereka lakukan?" -Aizawa
[Present Mic: Apa yang terjadi dengan siswi kelas A?! Ada apa ini?!]
Sedangkan Kaminari dan Mineta saling berhadapan dengan tampang mesum dan jempol yang sudah terangkat.
"MINETA-SAN, KAMINARI-SAN, BERANINYA KALIAN MENIPU KAMI!!" omel Yaoyorozu yang sudah terdapat perempatan imajiner di kepalanya.
"KALIAANNN!!" Jirou menyerang kedua pemuda mesum itu menggunakan tali kabelnya dengan perasaan kesal.
"Sudah kuduga. Dari awal ini semua memang mencurigakan, kero." -Tsuyu
"Hahh... harusnya aku tidak percaya begitu saja pada mereka yang memang selalu bersikap seperti itu..." -Uraraka
"Me-memang nya bagaimana sikap Kaminari dan Mineta selama ini?" tanya (name). Kedua tangannya tengah sibuk menutupi area perut dan paha nya yang terekspos menggunakan pom-pom pemandu sorak.
"Mereka itu anak paling mesum dikelas, (name)-chan. Terlebih lagi Mineta, keterlaluan!" -Mina
"He? Hontou?!" -(name)
"Maka dari itu, kami khawatir padamu yang waktu itu ingin duduk satu kursi berdua dengan Mineta di hari pertama mu masuk. Untung saja kau tidak kenapa-napa," Hagakure menimpali.
Fakta terbaru yang (name) dapat di sekolah ini. Yaitu, Kaminari dan Mineta yang selalu kompak disaat membicarakan topik 'wanita'
***
Author POV
Layar besar terpampang, menampilkan urutan pertarungan duel babak terakhir yang akan menentukan pemenang nantinya. (Name) semakin menjadi resah. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Sejak tadi ia hanya mengandalkan keberuntungan karena quirk nya yang kata Rank 'sangat lah hebat' itu belum muncul juga. Kalau begini, orang-orang akan menuduhnya berbuat curang pada chinchilla nomor 1 itu.
[Present Mic: Ada 4 tim yang maju ke pertandingan terakhir. Total ada 16 siswa yang mengikuti kompetisi eliminasi. Ini adalah PERTARUNGAN ORTODOKS TUNGGAL!!]
Para peserta mengambil undian untuk menentukan lawan masing-masing. (Name) yang sudah mengambil kertas undian itu pun membuka kertasnya, dan melihat nama calon lawan yang tertera.
"Hitoshi Shinsou"
(Name) tersenyum miring membacanya. Secara ia sudah tahu quirk yang dimiliki Shinsou serta kelemahannya. Darimana ia tahu? Tentu saja dari pengamatannya selama ini.
"Heh, bakalan gampang ini mah..."
Vote nya ya kawaan, makasii~
Pelet Suna kok kuat? Saia kena nih
Btw, HOREE PAS SAIA KELAARR💃💃💃