Quirkless (Todoroki Shoto X R...

By ShokoLight

101K 16.9K 5.8K

Menjadi Rival Todoroki Shoto? Kenapa tidak? Kamu memperkenalkan dirimu di kelas sebagai seorang Quirkless yan... More

꧁☬Prolog☬꧂
꧁☬Hari Pertama☬꧂
꧁☬Perkenalan☬꧂
꧁☬Rasa Gejolak☬꧂
꧁☬Kejadian Aneh☬꧂
꧁☬Solusi☬꧂
꧁☬Teman Duduk☬꧂
꧁☬Pelatihan USJ☬꧂
꧁☬Sandera Villain☬꧂
꧁☬Kemunculan Quirk☬꧂
꧁☬Banyak Pertanyaan☬꧂
꧁☬Informasi Mengejutkan☬꧂
꧁☬Mencari Tahu☬꧂
꧁☬Gurauan Singkat☬꧂
꧁☬Festival Olahraga☬꧂
꧁☬Babak Pertama☬꧂
꧁☬Babak Kedua☬꧂
꧁☬Istirahat☬꧂
꧁☬Kecurigaan☬꧂
꧁☬Babak Penyisihan☬꧂
꧁☬Semifinal☬꧂
꧁☬Khawatir☬꧂
꧁☬Final☬꧂
꧁☬Ajakan☬꧂
꧁☬Restu☬꧂
Promosi
꧁☬Menginap☬꧂
꧁☬Rekrutan☬꧂
꧁☬Magang☬꧂
꧁☬OTANJO BIOMEDETO☬꧂
꧁☬Keanehan☬꧂
꧁☬Bertemu☬꧂
꧁☬Kumat☬꧂
꧁☬Serangan☬꧂
꧁☬Stain☬꧂
꧁☬Memberontak☬꧂
꧁☬Valentine☬꧂
꧁☬Copy Soul☬꧂
꧁☬Jodoh☬꧂
꧁☬Pelatihan☬꧂
꧁☬Gertakan☬꧂
꧁☬Asrama☬꧂
꧁☬Latihan Air☬꧂
꧁☬Jurus Pamungkas☬꧂
꧁☬Peniru☬꧂
꧁☬Twice☬꧂
꧁☬OFA and AFO☬꧂
꧁☬Sandiwara☬꧂
꧁☬Kedok☬꧂
꧁☬Inti Hati☬꧂
꧁☬Begin☬꧂
꧁☬Middle☬꧂
꧁☬Break☬꧂
꧁☬Endeavour Fight☬꧂
꧁☬Final☬꧂
꧁☬End☬꧂
꧁☬Epilog☬꧂

꧁☬Pengumuman☬꧂

1.9K 335 68
By ShokoLight

Readers POV

"Ohayo, (name)-chan!!"

"Ohayo, (name)-san!"

"Ohayoo!!"

Sapaan selamat pagi itu sudah seperti menjadi rutinitas pagi kami setiap masuk ke dalam kelas.

Saling menyapa, bercanda ria, bertukar cerita, dan menyalin pekerjaan rumah Yaoyorozu sebelum bel masuk sekolah berbunyi sudah tak asing lagi bagi kami. Semakin sering aku melakukannya, semakin sering pula aku terkena hujaman sapa dingin dari Todoroki, dan bentakan sapa(?) dari Bakugou.

Aih, kalau di pikir-pikir lagi, dunia ini memang lah adil. Dua orang ter-populer di kelas yang tak lain adalah Todoroki dan Bakugou, terkenal dengan fisiknya yang mumpuni dan quirk nya yang hebat, justru adalah orang yang paling susah bersosialisasi. Aku jadi penasaran, siapa yang akan berhasil merebut hati mereka nanti? Pastinya seseorang yang sangat beruntung bukan?

Tapi sepertinya dunia juga tak begitu adil. Buktinya, ada seorang Yaoyorozu yang terlampau sempurna. Wajah cantik, bentuk tubuh bagus, cerdas, quirk yang hebat, pandai bersosialisasi, baik hati, dan terlebih lagi dia kaya! Jujur, aku ingin memiliki tubuh yang bagus seperti dia. Namun apa daya aku yang jarang olahraga dan dapat melahap makanan tanpa batas ini. Masih beruntung saat ini aku tidak buncit.

"Nee, (name)-chan!" Suara seseorang membuyarkan lamunanku, sontak aku mengarahkan pandangan padanya. Rupanya hanya teman lelaki dengan bola ungu di kepalanya.

"Nande, Mineta kun?"

"A-anoo..." Ia mengarahkan pandangannya sejenak pada seragam yang aku kenakan. "A-apakah kau sudah membuat kostum pahlawan mu?" tanya nya.

"Ha'i, tapi aku baru selesai membuat sketsa nya. Untuk bahan detil dan propertinya belum aku pikirkan dengan baik," jawabku. Tampak perubahan ekspresi pada wajah Mineta, dari yang awalnya malu-malu menjadi ceria.

"Ka-kalau begitu, apa model kostum mu memiliki begian yang terbuka pada bagian da-"

PLETAK

Mataku terbelalak melihat Jirou yang tiba-tiba saja datang dan menjitak kepala Mineta dengan kerasnya tanpa ragu. Membuat perkataan Mineta terputus begitu saja.

"Gomen, (name)-chan. Dia ini memang tidak sopan," ucap Jirou, mengabaikan Mineta yang tengah mengomelinya.

"Ta-tapi, dia belum mengatakan apa-apa..." ujarku sembari melirik sedikit kearah Mineta.

"Abaikan saja (name)-chan, aku tau persis apa yang mau dia tanyakan. Dan itu sama sekali tidak senonoh. Jadi, lupakan saja ya!" jelas Jirou tegas, dengan jari telunjuk yang diarahkan padaku.

"Ha-ha'i..."

"Ohayo, Todoroki-san." Suara sapaan Yaoyorozu menyusup memasuki telingaku. Aku memberi atensi pada pintu kelas, yang sudah terdapat sosok Todoroki disana.

Seperti biasa, Todoroki hanya memberi anggukan pada sapaan-sapaan itu, dan berjalan menghampiri bangku nya yang terletak tepat di sebelah kanan ku. Teringat dengan sapu tangan berinisial ST itu, membuatku memiliki alasan untuk mengajaknya berbicara.

"Ohayo, Todoroki-kun," sapaku, bersamaan dengan dia yang baru saja mendudukkan diri pada kursi.

"Un, Ohayo." Setidaknya dia menjawab sapaan ku walau tetap dengan nada datarnya.

Aku kembali terdiam, memikirkan kata-kata pertama yang akan kutujukan padanya mengenai sapu tangan itu.

"Nee, Todoroki-kun," panggilku. Ia menolehkan kepalanya sebagai tanggapan.

"Ano, apakah kau memiliki sapu tangan?" tanyaku. Baiklah, ini berbeda dengan apa yang baru saja aku rangkai dalam kepala ku.

"Ha'i," jawabnya singkat.

"Apakah kau kehilangan benda itu sekarang?"

Todoroki hanya diam, tanpa melepas tatapan nya dariku. Entah kenapa rasanya panas. Dan mengapa aku tidak bisa melepaskan pandangan juga darinya?

Tatapan Todoroki seakan memberi tahu ku apa yang tengah di pikirkannya. Mungkin seperti 'Mengapa ia bisa tahu?' atau semacamnya.

"Ah, iya. Bagaimana kau bisa tahu?" Sudah kuduga...

"Kalau begitu..." Aku merogoh saku rok, mengeluarkan sapu tangan putih itu dan memperlihatkannya pada Todoroki. "Apakah ini milikmu?"

Todoroki mengambil sapu tangan itu dari genggaman ku, dan memperhatikannya lamat. Disaat tatapannya tertuju pada bordiran ST, matanya tampak membulat.

"Benar, ini milikku. Bagaimana kau..." Todoroki menggantungkan pertanyaan nya, meminta penjelasan padaku.

"Ah, itu... Aku menemukannya tepat di depan pintu ruangan All Might kemarin. Apa kau baru saja dari sana?" tanyaku.

"Sou ka..."

Ah, dia tidak menjawab pertanyaan ku. Memang tidak dengar atau tidak mau menjawab? Yah, itu hak dia. Aku tak berhak mengetahui privasi yang ia punya.

***

Todoroki POV

Aku menatap lamat sapu tangan yang (name) sodorkan padaku. Jika benar itu milikku, seharusnya ada inisial namaku yang pernah kaa-san jahitkan di sudutnya.

Ah, benar. Ini milikku. Sapu tangan ku memang hilang kemarin dan nee-san sempat mengomeliku, lagi. Katanya sapu tangan ini berharga dan harus ku jaga dengan baik. Aku tidak mengerti mengapa benda ini terlihat begitu berharga di mata nee-san. Bagiku biasa saja...

"Benar, ini milikku. Bagaimana kau..."

"Aku menemukannya tepat di depan ruangan All Might kemarin. Apa kau baru saja dari sana?" tanya (name). Aku tidak ingin menjawab pertanyaan terakhir nya. Apa mungkin (name) sudah curiga bahwa aku mendengar perbincangan nya kemarin dan berniat membungkam ku?

"Sou ka..." Hanya itu yang bisa ku katakan padanya. Karena ia tak bertanya kembali, jadi mungkin baginya tanggapan ku tadi sudah cukup.

Greekk

Pintu kelas terbuka, menampakkan sosok pria dengan perban yang melilit di hampir seluruh bagian tubuhnya, yang tak lain adalah wali kelas kami. Kedatangannya membuat beberapa dari kami bergegas duduk pada kursinya masing-masing dengan tampang panik.

"Hee?! Aizawa sensei sudah kembali mengajar?!"

"Apakah lukanya dapat sembuh secepat itu?"

"Profesional sekali!"

"Sepertinya ia tampak baik-baik saja."

Aizawa sensei langsung diserbu oleh banyak lontaran mengenai lukanya itu. Aku pun bingung dengan nya. Mengapa masih memaksakan mengajar jika lukanya masih separah itu?

"Ohayo..." sapa sensei datar.

"OHAYO SENSEII!!" seru mereka. Heran, mengapa harus dengan suara sekeras itu?

"Ada pengumuman, mengenai suatu hal..." Aizawa sensei menghela nafas panjang. "Perlu kalian ketahui, pertarungan belum berakhir," sambungnya. Nada suaranya berubah, aku yakin dibalik perban yang melilit wajahnya itu ia tengah memasang tampang serius.

"Pertarungan?" -Bakugou

"Apakah penjahat itu masih mengincar kita?!" -Mineta

"Haahh... hentikan omong kosong kalian. Festival olahraga Yuuei akan segera dilaksanakan." papar sensei datar. Namun itu berdampak besar bagi kami.

"HOREE ADA ACARA SEKOLAAH!!" seru Kirishima sembari beranjak dari duduknya dan kedua kepalan tangan yang mengudara.

"Hush! Tunggu, jangan senang dulu!" sela Kaminari. Ia memutar badannya agar dapat memberi isyarat untuk diam kepada Kirishima yang duduk di belakangnya.

"Tapi sensei, sekolah baru saja diserang musuh. Apakah tidak apa-apa jika mengadakan pertandingan olahraga sekarang?" tanya Kyoka membuka suara.

"Kudengar dewan keamanan menjadi 5 kali lipat lebih ketat dari tahun sebelumnya, jadi tak usah di pikirkan," jelas sensei.

"Pahlawan dari seluruh dunia juga akan datang untuk merekrut yang berbakat, aku tidak akan melewatkan kesempatan ini!" seru Yaoyorozu antusias.

"Ta-tapi-"

"Sudahlah, Mineta-kun. Aku yakin para penjahat itu tidak akan datang. Penjahat mana yang dapat dengan bodohnya datang ke tempat para pahlawan pro berkumpul? Pastinya mereka akan memikirkan kekalahan mutlak nya bukan?" sela (name) dengan badan yang sedikit di miring kan agar dapat melihat Mineta yang berada dua kursi di depannya.

"Ah, kau benar (name)-chan. Fyuh, lega rasanya..." Mineta mengembangkan senyum kelegaan sembari mengelus pelan dadanya.

Sedangkan aku hanya melayangkan pandangan seraya bertopang dagu. Berkutat dengan pemikiran ku sendiri.

"Hmm festival olahraga ya..."

Vote nya ya kawaan, makasii~

Mba nem bakalan saia siksa di arc festival olahraga('◡‿ゝ◡')

Continue Reading

You'll Also Like

243K 41.5K 39
[COMPLETED - Dalam Tahap Revisi] (Name) Kruger, seorang gadis berusia 17 tahun yang bergabung dalam pasukan pengintai untuk mencari tahu rahasia para...
117K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
225K 17.4K 38
[ABO] [Romance] Haechan tidak tahu jika heat nya datang secara tiba tiba, disaat dia sedang mendengarkan sunbaenya yang sedang menjelaskan sesuatu. S...
118K 19.4K 24
Ketika hidup (name) yang tenang berubah dengan kebobrokan dunia luar dan dalam dinding harus terganggu karena pasukan SC yang terus menerus mengincar...