Semesta Berpuisi

By Ahmad_Al_Wahid

12K 1K 72

"Sekitarmu adalah puisi tanpa kertas. Maka, jadikanlah hatimu buku catatan tak berhalaman, dan akalmu pena ya... More

Pesan Hujan
Diantara Gang Sempit
Doa Sebuah Genangan
Ucapan Terima kasih
Kelabu Merayu
Teruntuk Tanah
Aku Manusia
Tragedi
Rahwana Yang Lara
Bunga Jalanan
Tumpukan Lapuk
Siklus Air Mata
Hikayat Gembala
Dari Atap Itu
Pengabdian Sebuah Tiang
Ada Apa Dengan Senja?
Salam Perpisahan
Mentari Malam
Daun Yang Malang
Semut-semut Hitam
Di Ketinggian Ini
Aku Kembali
Kisah Si Cantik
Mereka Terlalu Pagi
Gaung Rindu
Pesta Duka
Naskah Cinta
Cahaya Itu Dari Barat
Cita Daun
Senja Haru
Menuju Pungkasan
Bakti Tumbuhan
Robekan Kertas
Aku Adalah Dirimu
Dia Belum Mati
Terkurung Sepi
Nada Hujan
Impian Bulu
Menembus Pagar
Hanya Tembok
Ketulusan Memberi
Bingung
3 Anak Itu
Buah-buah Masak
Yang Ada
Ia Hanya Menunduk
Satu Tunas
Di Alam Cermin
Tertidur
Meja Tua
Tuan Putri
Bangku Tua
Rapat Dewan Rumput
Sepatu Usang
Dara(h)
Kembang Yang Samar
Lubang Itu Rahasia
Sepeda Tua

Dongeng Malam

767 62 8
By Ahmad_Al_Wahid

Dalam dingin yang menusuk sendi.
Ingin kuceritakan sebuah dongeng
tentang malam.

Begini prolognya :

Malam kembali menghampiri.
Membentangkan selimut kegelapan
beserta sepi dan sunyinya.

Tak ada cahaya yang benar-benar kuat
mengalahkan gelapnya.
Yang ada hanya segelintir lampu depan
rumah yang sedang berusaha memberi
secercah cahaya pada jalanan yang sepi
akan langkah.

Seperti halnya hati
ketika tersakiti.
Tak ada yang benar-benar
mampu menghapus lukanya.
Yang ada hanya secercah
harap dan pinta agar
tak ada lagi luka
yang datang menyapa.

Lanjut dongengnya :

Kususuri jalanan yang sepi
ini sendiri.
Lalu, mataku terfokus pada
dinding rumah yang penuh
akan rongga di sekujur tubuhnya.

Bekas dari paku-paku yang dengan gagahnya menusuk setiap titik
dalam tubuh dinding yang rapuh itu.

Paku-paku yang dengan kejamnya
menancapkan rasa yang begitu dalam
pada hatinya.

Hingga meski dirinya telah tercabut dari tubuh itu. Sisa-sisa kenangannya masih membekas dalam relung kalbu paling dalam.

Terakhir epilognya :

Namun, dinding itu masih sanggup berdiri sampai detik ini. Meski telah tertusuk ratusan paku, hanya karena puluhan batu bata pinta yang menopang tubuhnya masih belum rela jika ia harus roboh hanya karena luka.

Tamat.

Sungguh kurasa awalnya kisah
ini hanyalah fiktif belaka.
Namun, sejenak kumerasa kisah ini
nyata adanya.
Setelah kutahu bahwa penulisnya
adalah dinding yang penuh akan luka

Kebumen, 09 November 2021


Continue Reading

You'll Also Like

7.8K 947 103
Hidup terlalu berwarna untuk diterjemahkan hanya menjadi hitam dan putih, banyak warna lainnya juga termasuk keabu-abuan perasaan. Bait sajak tentan...
83.5K 3.5K 105
FILOSOFI SEMESTA (POEM) DILARANG MENJIPLAK KARYA SAYA!! High rank berubah-ubah. Lihat sendiri aja ya🙂 . Tentang jerat lingkup hati remaja yang terke...
9.3K 424 6
untuk SMK / MAK kelas X Kelompok Bisnis dan Manajemen Bidang keahlian (semoga dengan saya menulis tentang buku akuntansi ini bisa membantu kalian)
Psikologi By Rea

Non-Fiction

157K 8.5K 16
Jadi gini, sebenernya ini bukan novel. Ingat, ini bukan novel! Buku ini hanya berisi tentang hal-hal berbau psikologi, tentu saja diperuntukkan bagi...