Di sebalik pagar, tanaman
menundukkan daun-daunnya
bersimpuh menghadap jalan.Ia tak pernah mendongak
ke langit, meski ia sangat
butuh hujan untuk rumahnya
yang kering kerontang.
Ia hanya menunduk.Ia tak pernah melarang angin
mengombang-ambingkan batangnya.
Meski angin, selalu gugurkan
daun-daun di hatinya.
Ia hanya menunduk.Sebab nurani lebih sukar
dipahami ketimbang
bima sakti dan milyaran galaksi.Ia akan tetap hidup
meski dalam layu pilu.
Dan ia akan tetap menunduk
meski sekitar berujar :
"Ia tak jelita rupanya".Kebumen, 16 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Berpuisi
Poetry"Sekitarmu adalah puisi tanpa kertas. Maka, jadikanlah hatimu buku catatan tak berhalaman, dan akalmu pena yang tak pernah kehabisan akan tinta. Hingga setiap puisi yang dirangkai semesta, mampu terbaca oleh mata fana manusia". Seseorang yang tengah...