Aku dan anganku, tadi
bertukar sunyi, dengan
kembang yang samar,
kelopak yang menolak mekar.Rumput yang
menumbuhkan impian, sendiri
membesarkan harapan, sendiri
hingga terpaksa, hidup sendiri.Terkadang angin membelainya,
namun kadang juga menghajarnya.
Terkadang hujan menyuburkannnya,
namun kadang juga menyungkurkannya."Kau ini sengsara sekali,
hadir di semesta seperti ini"."Kau ini nelangsa sekali,
berbiak dalam mimpi seperti ini".Aku terperanjat,
angan lari tunggang langgang,
ibu membangunkanku,"Kau hanya bermimpi".
Kebumen, 24 Desember 2021
YOU ARE READING
Semesta Berpuisi
Poézia"Sekitarmu adalah puisi tanpa kertas. Maka, jadikanlah hatimu buku catatan tak berhalaman, dan akalmu pena yang tak pernah kehabisan akan tinta. Hingga setiap puisi yang dirangkai semesta, mampu terbaca oleh mata fana manusia". Seseorang yang tengah...