Pada setiap jengkal
dari barisan besi-besi
tua yang berjajar.Kulihat bakti sebuah tumbuhan
yang menjulurkan batang-batang
mudanya memapah tubuh yang
renta berkarat.Hari demi hari telah
mereka lalui dalam
rasa paling kasih.Bersama terbakar kala
tengah hari membara.
Dan bersama membeku
kala malam yang dingin
mengajak temu."Aku dengan tulus memapah
tubuh rentamu. Sebab tanpamu
aku tak mungkin dapat ditemu".Begitulah lafadz kasih
tumbuhan dalam
kebaktiannya.Namun lain dengan
kakek pagar.
Dia justru menjawabnya
dengan lafadz cinta
dalam terima kasihnya."Aku dengan cinta
membiarkanmu merayap
di sekujur badan yang
sebenarnya tak layak"."Sebab tanpamu, aku
mungkin akan kesepian
dalam penghabisan".Kebumen, 02 Desember 2021
YOU ARE READING
Semesta Berpuisi
Poetry"Sekitarmu adalah puisi tanpa kertas. Maka, jadikanlah hatimu buku catatan tak berhalaman, dan akalmu pena yang tak pernah kehabisan akan tinta. Hingga setiap puisi yang dirangkai semesta, mampu terbaca oleh mata fana manusia". Seseorang yang tengah...