Valcano

By Blacksew

1.7M 117K 10.7K

[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, bo... More

Prolog
1 : Ultah
2 : Valcano cemburu?
3 : Kesal
4 : Tawuran
5 : Night ride
6 : Apartemen
8 : Rumah sakit
9 : King dan Valcano
10 : Pembalasan
11 : Cerita
12 : Tamparan
13 : UKS
14 : Pukulan
15 : Berubah?
16 : Break
17 : Valcano aneh
18 : Sang Perebut
19 : Pertengkaran
20 : Cilla lemah
21 : Kebenaran
22 : Bertemu
23 : Luka
24 : Titik Terendah
25 : Mengusir parasit
26 : Kantin
27 : Hujan
28 : Kenangan
29 : Pelukan Valcano
30 : Berdamai
31 : Rooftop
32 : Pesta
33 : RS
34 : Hancur
35 : Usil
36 : Bujukan
37 : Mabuk
38 : Datang
39 : Tengil
Skalalesha
40 : Ungkapan
41 : Tangis
42 : Tangis (2)
43 : Pulih
44 : Permintaan Adit
45 : Nams
46 : Dream?
47 : Bingung
48 : Berpisah?
49 : Karma untuk sang perebut?
50 : Sandiwara?
51 : Permainan Giano
52 : Reonus & Cilla
53 : Balapan
54 : Surat dari Valcano
55 : An
56 : Rasa kecewa
57 : Pembebasan
58 : "Cinta"
59 : Jenguk An
60 : Kisah An

7 : Alasan bertahan

32.2K 2.4K 125
By Blacksew

Menyalahkan orang memang hal yang mudah. —Cillanera.

• • •

Setelah tiga hari libur, SMA Cendana kembali melangsungkan pembelajaran. Cilla berjalan di koridor, tatapan murid-murid sedikit aneh ketika melihat kedatangan Cilla. Apa yang mereka lakukan? Tentu saja menggunjing Cilla.

Tiba-tiba, Cilla dilempari telur yang mengenai seragamnya. Lalu, puluhan telur serta lemparan tepung menghantam tubuhnya. Murid-murid yang ada di koridor menertawainya.

Seorang lelaki datang, dia memeluk tubuh Cilla sambil melindungi Cilla dengan almamater. Lelaki itu, King. Suara yang tawa kini berubah jadi bisik-bisik melihat itu.

King menggiring Cilla berjalan ke toilet. Setelah sampai di toilet, dia menghubungi teman sekelasnya.

“Lepas baju lo,” kata King santai.

Cilla melotot. “Kok?”

“Temen gue bakal kesini, dia bawain seragam baru buat lo dan.. parfum..” King menelitik Cilla. “Bersihin di toilet sambil nunggu temen gue ya.”

Cilla masuk ke toilet. Mereka semua sudah keterlaluan, seharusnya dia melaporkan kepada BK tentang kejadian pembullyan ini. Namun, jika dipikir lebih dalam, itu juga percuma. Dia hanya sendiri, tidak memiliki teman. Melapor kepada BK juga hanya membuang waktu.

Seorang gadis masuk ke dalam toilet, membuat Cilla terkejut bukan main. Dia tahu siapa yang masuk ke dalam toilet, Jeane, putri sekolah tahun ini. Dengan senyum manis, dia mengulurkan tangannya.

“Jeane, panggil Jeje biar lebih dekat ya?” Kata Jeane.

Cilla kaget, benarkah ada yang mengajaknya berkenalan?. Buru-buru gadis itu mencuci tangannya lalu menyalami tangan Jeane. “Cilla. Terserah mau panggil apa, panggil Cia juga boleh.”

“Oke Cia.” Jeane kemudian menunjukkan seragam baru juga tas kecil berisi make up. “Ayo ganti seragam lo sama yang baru.”

“Tapi, Je.. Gu—gue nggak punya uang buat beli seragam ini.”

“Tenang aja, itu udah di urus sama King. Lo nggak tahu ya, kalau King anak kepala sekolah disini?” Jeane mendorong Cilla masuk ke dalam bilik. “Cepet ganti, terus gue dandanin.”

Sepuluh menit kemudian, Jeane dan Cilla keluar dari toilet dengan rambut Cilla yang basah, karena dibasuh dengan air, selain seragamnya, rambutnya pun ikut jadi korban. King menatap keduanya, tidak salah jika dia memanggil Jeane untuk mengurus Cilla.

Jeane menyemprotkan parfum miliknya ke seragam Cilla dengan banyak, begitu juga rambutnya ikut di semprotkan juga oleh Jeane, katanya biar wangi.. tidak amis. Tidak hanya itu, Jeane juga memoles wajah Cilla dengan make up tipis supaya aura kecantikan Cilla lebih terlihat.

“Wow.. You look so beautiful, Cia.” Jeane kagum.

Cilla jadi malu, lalu dia mengalihkan topik. “Ini seragam gue gimana?”

“Buang aja,” kata King dengan raut tidak berdosanya.

Mata Cilla melebar. “Kok lo gampang banget ngomongnya?”

King mengangkat bahunya. “Ya, gimana ya. Bukannya apa, Cil, itu seragam walau lo cuci sama air tujuh kembang berbeda rupa juga nggak bakal ilang amisnya, eh nggak tau lagi sih. Saran gue mending buang aja, pakai yang baru itu.”

Jeane mengangguk setuju. “Lagian seragam lo yang lama juga udah.. bulak.

Ada rasa enggan ketika Cilla disuruh membuang seragam itu.

“Tenang, Cil.. seragamnya biar jadi urusan gue.”

“Makasih ya.. Kalian berdua baik banget..” lirih Cilla.

Jeane tersenyum dan King mengangguk sambil mengusap pundak Cilla. Jeane memutuskan untuk pergi dan berencana akan menghampiri kelas Cilla nanti saat jam istirahat.

“Ayo, gue antar ke kelas lo,” kata King. Bukan apa, dia hanya tidak ingin jika Cilla dilempari lagi.

Cilla tidak menjawab, memilih untuk melangkahkan kakinya ke kelasnya. Dia berjalan beriringan dengan King sampai akhirnya dia bertemu dengan Valcano dan Messa. Cilla terkejut, bagaimana jika nanti Valcano salah paham?

“Aih, mesranya..” Messa sengaja meng-kompori.

Tatapan Valcano begitu tajam ke arah mereka berdua, tidak ingin tersulut emosi, dia memutuskan untuk menyuruh Messa ke kelas lebih dahulu.

“Pergi, gue ada urusana sama nih cewek,” kata Valcano sambil menggendikan dagunya ke arah Cilla.

King tidak mau. “Gue mau antar Cilla ke kelasnya.”

“Biar gue yang anter!” tegas Valcano.

“Val—”

“Diam!”

Seketika Cilla diam karena takut. King memilih untuk pergi dan memberikan privasi antara Valcano dan juga Cilla.

“Bagus, bagus.. Ganjennya nggak ketulungan ya..”

“Val, King itu cuma nolongin aku!” kata Cilla dengan frustasi. “Kamu nggak tahu kalau aku baru aja di lempari telur dan tepung sama anak-anak di koridor. King datang dan nolong aku, dia juga kasih seragam ini ke aku. Sementara kamu saat aku butuh.. malah dengan perempuan lain.”

“Jangan bandingin gue sama King!” Telunjuk Valcano mengarah ke wajah Cilla. “Gue tau lo cemburu sama Messa, 'kan?”

Jelas, kenapa masih ditanya? Tentu saja Cilla kesal jika Valcano ada di dekat Messa.

“Jelas!”

“Apa yang buat lo cemburu, hah? Gue udah bilang kalau gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia, kenapa lo masih aja cemburu? Cemburu lo itu nggak beralasan, Cil!”

“Bela dia terus! Bela!” Nafas Cilla memburu. “Messa! Messa! Dan Messa!”

Valcano mencengkram erat pergelangan tangan Cilla, membuat gadis itu meringis karena kesakitan. “Kontrol ucapan lo sebelum tangan gue ikut main, Cillanera.” Setelah itu, Valcano melepaskan tangan Cilla dengan kasar.

Cilla mengusap air matanya begitu saja, hatinya terasa sesak. Rasanya Cilla lelah dengan hubungan ini namun dia tidak bisa melepaskan Valcano begitu saja. Sesuatu membuat Cilla bergejolak, di hati dia merasa ingin bunuh diri namun otaknya melawan keras, sepertinya dia harus bertemu dengan Metta, sudah berhari-hari dia absen bertemu dengan Psikolog itu.

• • •

Metta melihat tangan Cilla sambil tersenyum, tidak ada goresan lagi di lengannya. Bagus, sudah ada perkembangan dari Cilla.

“Kemarin Nenek datang dan kembali mengeluarkan kata-kata kasar,” kata Cilla.

Metta mendengarkan cerita Cilla dengan seksama. Sungguh dia prihatin dengan hidup Cilla, bagaimana pun juga usia Cilla masih belum bisa menerima hal-hal yang dapat merusak mentalnya.

“Jangan merasa lelah untuk hidup, Tuhan itu adil kepada setiap makhluk yang dia ciptakan. Percayalah, sayang.. Ada kebahagiaan yang menantimu di balik pintu kesuraman yang kamu anggap ini.” Metta selalu memberikan perkataan singkat dan tidak menye-menye.

“Perkataan mereka men-trigger saya untuk melakukan bunuh diri.”

“Anggap ucapan mereka bagai angin, itu kata yang selalu diucapkan Ibu saya.”

Cilla menangis, dia berdiri lalu memeluk Metta. “Apa salah saya sampi satu keluarga membenci saya? Dosa apa yang telah saya perbuat sampai hidup saya begitu menyedihkan seperti ini? Saya tidak kuat, sekolah dan rumah bagai neraka.”

Tangis pilu menyahat hati itu membuat Metta merasa iba dengan Cilla. Begitu terpukul rasanya. Rasa yang ada pada Cilla dapat dirasakan oleh Metta ketika mendengar isakan tangisnya.

“Tidak, kamu salah. Kamu kuat. Buktinya kamu masih bertahan kan? Kamu tidak menyerahkan? Ada alasan dibalik kuatnya kamu, sayang.” Metta menangkup pipi Cilla. “Ada alasan kamu bertahan sampai sini, saya yakin itu.”

Benar.

Cilla bertahan hanya untuk Valcano.

• •

Continue Reading

You'll Also Like

5.8K 826 10
• Chibi!Hatano × Reader • Tiba-tiba pacarku jadi kecil! Apa yang terjadi? Apa hari-hari akan berlalu seperti biasa? (Shimano Hatano version) (Boyfrie...
2.5M 126K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
76.6K 5.1K 87
Motivasi memang tidak menentukan seseorang untuk sukses. Tetapi, motivasi juga diperlukan agar kalian tetap semangat dalam berusaha dan mengejar apa...
VELLA By vxzscaa

Teen Fiction

7.9M 417K 55
"Dasar cowo gila!seenak jidat ngeklaim gua!" -Vella Rachellia Smith. "lo gak akan pernah bisa lepas dari gue setelah apa yang lo lakuin pertama kali...