Another World (End)

By soofiapark_

168K 22.2K 681

Masuk ke dunia novel, apa benar-benar ada? Fyneen Adisty Raveena Putri, Penulis remaja yang namanya sudah ban... More

00. Prolog
02. Bertemu tokoh utama
03. Mentari?!
04. Gue tahu itu lo, Rein
05. Kita tidur bertiga!
06. Bisakah dipercaya?
07. Sekolah
09. The Queen Of EAGLE
10. Menghirup udara kebebasan
11. Meet Again
BUKAN UPDATE! Tapi wajib baca!
12. Teman?
13. Two Queen
14. Iya kan sayang?
15. She's mine
16. Haura
17. Crazy
18. Teman
19. Mau jadi pacar gue?
20. Elang?
21. Pacar gue!
22. About Mentari
08. Mine
23. Sisi lain Rein
24. Adeeva
25. About Bumi
26. Kecewa
27. Kita cuma tokoh novel, kan?
28. Mental Ilnees
29. Tangisan Fyneen
30. Gue ngga mau lo terluka.
31. Because i love you
32. Sebelum benar-benar hilang
33. Si tua bangka sialan!
34. Mulai menjauh
35. Selamat tinggal Abimanyu
36. Perihal kecewa dan kehilangan
37. Jadi pacar gue, ya?
38. Jangan benci gue, Rein
39. Tolong bertahan
40. Akhir (End)
Extra Chapter 1
Extra Chapter 2
Extra Chapter 3
Extra Chapter 4
Extra Chapter 5
Cast
Promosi
Info Squel
SQUEL UDAH DI PUBLISH
INFO TERBIT
Promosi
Vote Cover
πŸ”₯Open Po!!!πŸ”₯

01. Masuk ke Dunia novel?!

6.4K 828 70
By soofiapark_

Perlahan, mata Fyneen terbuka. Gadis itu mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya. Terbatuk pelan, Fyneen mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap sekeliling.

Sebuah danau dengan pohon-pohon rindang yang mengelilinginya. Dahi gadis itu berkerut bingung.

Di sampingnya, terdapat sang kembaran yang tengah tiduran di rumput. Fyneen menepuk-nepuk punggung Sydeen. Kesal karena kembarannya itu tak kunjung bangun, Fyneen memukul keras punggung lelaki di sampingnya itu.

"Anjing!" umpat Sydeen kala merasakan pukulan Fyneen yang begitu keras.

Pemuda itu mengubah posisi menjadi duduk. Ia menatap kesal Fyneen.

"Lo apa-apaan, sih?!" omelnya.

"Liat sekeliling lo," titah Fyneen.

Sydeen memutar bola mataya malas. Lelaki itu melihat ke sekelilingnya.

"Lo bawa gue kemana?!" teriak Sydeen pada Fyneen.

"Gue ngga bawa lo! Gue juga ngga tahu kenapa gue tiba-tiba aja disini!" gerutu gadis berambut sebahu disamping Sydeen itu.

Merasakan tubuhnya dingin, Sydeen sontak menatap ke arah pakaiannya. Ia terkejut kala mendapati tubuh serta pakaiannya yang basah kuyup. Bahkan, rambutnya pun turut basah.

Matanya menatap Fyneen. Kondisi gadis itu juga sama dengannya.

"Sialan! Siapa sih yang berani-beraninya bawa gue kesini!"

Jika Sydeen terus mengumpat dan marah-marah, hal berbeda justru dilakukan Fyneen. Gadis itu menutup mata sembari menaruh telunjuknya didagu, ia tengah mengingat-ingat peristiwa sebelum ia terdampar di tempat asing ini.

"Gue lagi nulis, tiba-tiba Sydeen dateng sambil ngomel-ngomel. Dan setelah itu kita berantem dan ...," seakan mengingat sesuatu, kedua mata Fyneen terbuka lebar.

"GUE DI TARIK MASUK KE DALAM KOMPUTER!"

Teriakan milik sang adik membuat Sydeen menutup telinga. Ia menatap aneh Fyneen.

"Lo apa-apaan sih, tiba-tiba teriak! Gila lo?!" omel Sydeen.

Fyneen tak menjawab, ia menatap Sydeen dengan wajah syok. Kedua tangannya memegang bahu tegap kembarannya itu.

"Den ... gue rasa kita masuk ke dalam komputer deh!" teriak Fyneen lagi sembari mengguncang bahu Sydeen.

Sydeen menepis tangan Fyneen. Ia menatap kesal adik kembarnya itu.

"Ngaco, lo!"

Fyneen berdecak. "Lo ngga inget peristiwa sebelum kita terdampar disini?"

Sydeen mengangkat bahunya acuh. Meski terlihat tak peduli, nyatanya lelaki itu tengah berusaha mengingat kejadian sebelum ia berada disini.

"Shit!" umpat Sydeen kala mengingat semuanya. Ia ingat benar bagaimana sebuah cahaya yang berasal dari komputer tiba-tiba muncul dan kala tubuhnya ditarik masuk ke dalam komputer.

"Kalo kita beneran terdampar di komputer, harusnya sekarang kita ngga berada disini!" elak Sydeen.

"Terus dimana?" tanya Fyneen.

"Kita bakalan terdampar di aplikasi yang ada di komputer lo kayak aplikasi microsoft word," jawab Sydeen.

Entah apa yang lucu dari perkataan Sydeen, namun Fyneen justru malah tertawa.

"Ngelawak lo!" ucap Fyneen di sela-sela tawanya.

Sydeen hanya memutar bola matanya malas sebab ia tahu jika Fyneen menganggap ucapannya sebagai lelucon.

Tawa Fyneen terhenti kala matanya menangkap suatu objek. Fyneen mengusap wajahnya berkali-kali, bahkan gadis itu menampar pipinya sendiri.

Sydeen yang melihat itu bergidik. Ia mengira jika kembarannya ini sudah gila akibat bingung dengan apa yang terjadi.

"Den ...," panggil Fyneen.

Sydeen menatapnya. Alisnya terangkat sebelah seolah bertanya 'ada apa'.

"Kayaknya kita ngga masuk ke komputer deh. Tapi ....,"

"Tapi apa?" tanya Sydeen penasaran.

Fyneen menunjuk kumpulan lelaki berwajah tampan yang tengah berdiri tak jauh dari tempat keduanya. Mereka menggunakan jaket yang sama.

"Tapi kita masuk ke dunia novel."

***

Siang sudah berganti menjadi sore. Pakaian basah Fyneen dan Sydeen pun sudah kering.

Kini, keduanya tengah berjalan di jalanan kota yang di padati oleh banyak kendaraan yang berlalu lalang. Tak sedikit pula orang-orang yang menatap kedua orang itu dengan aneh dan kasihan.

"Anjir, gue capek." Fyneen menghentikan langkah dan berjongkok. Wajah gadis itu kini nampak kusam. Pakaian yang ia kenakan pun nampak sudah lumayan kotor.

Sydeen ikut menghentikan langkah. Lelaki itu menatap sekeliling.

"Ini kita dimana sih? Kita di Jakarta, kan?" tanya pemuda itu. Wajahnya juga kusam.

Fyneen menoleh. "Noh liat di warung itu ada tulisan 'Jakarta' nya. Berarti kita ada di Jakarta."

Fyneen menunjuk sebuah warung kecil yang terdapat di pinggir jalan. Para penghuni warung tengah menatap kedua Kakak beradik ini dengan tatapan kasihan.

"Laper," rengek Fyneen.

"Lo pikir cuma lo doang yang laper?" Sydeen membalas dengan sinis.

Fyneen menghela napas. "Ternyata gini ya rasanya jadi gembel? Kalo tahu rasanya bakalan kayak gini gue dulu ngga bakalan doa supaya bisa ngerasain gimana rasanya jadi gembel."

Mendendengar ucapan sang kembaran, sontak Sydeen melotot.

"Lo pernah doa supaya jadi gembel?!" tanya Sydeen dengan tak santai.

Dengan polosnya, Fyneen menganggguk. "Waktu baru masuk SMP, gue pernah liat orang-orang yang ngga punya rumah terus gue tanya ke temen 'rasanya jadi gembel gimana sih?'. Dan temen-temen gue jawab gini ... 'Mana gue tahu, kalau lo pengin tau rasanya sono jadi gembel'. Ya akhirnya gue berdoa supaya jadi gembel."

"Bego! Gue ngga heran sih kalau doa lo bisa terkabul. Tapi pertanyaannya, kenapa gue harus ikutan menderita gara-gara lo?!"

Sydeen mengacak kasar rambutnya yang mulai terasa kusam. Ia sungguh tak habis pikir dengan jalan pikiran sang adik ini.

"Ya itu kan waktu gue masih polos dulu! Untungnya gue ketemu sama wattpad sampe otak gue ngga polos lagi."

"Gitu kok bangga! Dasar gila!" Sydeen kembali melanjutkan langkah setelah mengucapkan itu.

"Sydeen tungguin gue!" teriak Fyneen kemudian ikut berlari menyusul langkah lebar kembarannya itu.

Keduanya kembali berjalanan beriringan.

Langit mulai menggelap, menandakan jika sebentar lagi malam akan tiba. Sydeen dan Fyneen memutuskan untuk beristirahat sebentar di sebuah toko yang sudah tutup.

Fyneen bersandar pada Sydeen sembari memeluk lututnya. Sedangkan Sydeen, lelaki itu menyandarkan badannya pada tembok sembari memejamkan mata.

"Deen," panggil Fyneen.

"Hm."

"Lo bau." Ucapan Fyneen membuat mata pemuda itu terbuka. Di liriknya sinis adik kembaenta itu.

"Kalau bau ngga udah deket-deket!" gerutu Sydeen sembari menjauhkan kepala Fyneen dari bahunya.

Fyneen berdecak. Gadis itu menatap kesal Sydeen.

"Sydeen jelek! Sydeen bau! Sydeen babi!" ejek Fyneen.

Sydeen terpancing. Lelaki itu bersiap memukul sang adik namun Fyneen lebih dulu bangkit dan berlari menjauh.

Dari kejauhan, Fyneen mengejek Sydeen dengan menepuk-nepuk pantatnya sendiri. Dan jangan lupakan ekspresi menyebalkan yang Fayneen tunjukan.

Sydeen bangkit dari duduknya lalu berlari mengejar Fyneen.

Melihat Sydeen yang terpacing, Fyneen tertawa puas sembari berlari menjauhi Sydeen.

Fyneen fokus pada Sydeen di belakangnya, gadis itu tak memperhatikan jalannya dengan benar. Hingga ...

"Fyneen awas!" teriak Sydeen.

Fyneen menghentikan langkah dan menatap ke arah depannya. Ia memejamkan mata kala sebuah motor hendak menabraknya.

Dengan jantung yang berdetak lebih cepat, Fyneen memberanikan diri untuk membuka mata.

Tangannya menghalau silau akibat puluhan lampu motor yang menyala. Fyneen mengintip orang yang hampir menabraknya dari sela-sela jari. Ia sedikit kesulitan melihat sang pelaku karena silau yang membuat matanya terasa sakit.

Sosok orang yang menabraknya nampak bagai bayangan akibat membelakangi cahaya.

Fyneen memfokuskan penglihatannya. Matanya melebar kala ia dapat melihat sosok itu lebih jelas.

"Gue ngga beneran masuk ke dunia novel kan?" tanyanya pada diri sendiri.

Gadis itu tertawa pelan. "Ini pasti mimpi. Fiks ini mah mimpi!"

Itulah ucapan terahir Fyneen, sebelum ia jatuh tak sadarkan diri.

Continue Reading

You'll Also Like

122K 13.7K 30
Generasi penerus 12 kekuatan yang telah disiapkan untuk membantu melindungi bumi dari para perusak dan untuk melindungi pohon kehidupan. Dari bentuk...
46.8K 2.4K 58
(SUDAH TERBIT) KALO GAK SESUAI DENGAN EKSPETASI TINGGALIN AJA, GAK USAH DI BACA, INI CERITA CUMAN BUAT KALANGAN-KALANGAN ORANG YANG BISA MENGHARGAI...
1.1M 50.4K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
661K 70.8K 33
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] MURNI KARANGAN SENDIRI πŸ’— Transmigrasi jiwa? bukankah itu konyol apalagi berpindah jiwa ke dalam novel yang didalamnya diis...