Nona Boss Zetta

By Diahayu_Sn

54.5K 10.6K 5.5K

Seseorang pernah berjanji tidak akan meninggalkannya. Namun, ternyata janji itu hanya kebohongan indah semata... More

Prolog
1. Roses And The Sadness
2. Bad Boy to be a Sad Boy
3. Her Boyfriend?
5. First Day
6. Long Time No See
7. Meet Him
8. Can't Believe a Liar
9. Not Easy to Forget
10. Who Is She
11. De javu?
12. What Relationship?
13. Still With You
14. Good Night, Princess
Visualisasi
15. Cool But Care
16. Love Never Lie
17. Killing Me
18. Still love her
19. What a Pitty

4. Black Roses n Letters

2.5K 580 131
By Diahayu_Sn

_Ekspetasi hanya membuka peluang luka atas penghianatan realita._

🌹

Zetta mendengar denting piano mengalun indah di sebuah rungan remang-remang. Kakinya menyusuri ruangan itu untuk mencari sumber suara sampai akhirnya melihat cahaya yang lebih terang di ujung ruangan.

Matanya terbelak ketika melihat siapa yang memainkan piano itu. "Vincent?"

Denting piano itu berhenti seiring Zetta memanggilnya. Laki-laki yang memainkan piano itu menatap Zetta dengan senyuman manis dan menepuk kursi di sebelahnya.

Perlahan Zetta pun melangkah mengikuti isyaratnya untuk duduk bersebelahan. Menemaninya memainkan piano sampai menyelesaikan sebuah lagu.

Permainan yang sungguh indah. Setiap nada yang mengalun sangat memanjakan telinga Zetta. Dia menyukainya. Bahkan, semua hal yang berhubungan dengan Vincent membuanya terkesima hingga spontan bertepuk tangan ketika permainannya usai.

"Wah... Keren banget... Lo selalu hebat, Black Angel. "

Vincent atau Black Angel menyisipkan helaian rambut Zetta ke belakang telinga. "Kamu juga selalu cantik, Mawar kecilku...."

Dari banyaknya pujian, hanya dari laki-laki itu yang membuat Zetta merasa ingin terbang menembus angkasa. Bahkan membuat pipinya bersemu kemerahan seraya menahan senyuman.

"Lo kemana aja selama ini? Lo nggak kangen sama gue?" protes Zetta dengan penuh kekecewaan.

"Bagaimana aku tidak merindukanmu, jika yang selalu aku pikirkan hanya kamu."

"Bohong! Mana buktinya kalau lo kangen sama gue? Lo ninggalin gue selama ini dan bahkan nggak ada niat buat nemuin gue!"

"Hey, Zetta...." Black Angel menarik dagu Zetta untuk membuat mereka beradu tatap. "Meskipun aku tidak ada di hadapanmu, tapi aku selalu ada di sini," ujarnya seraya menunjuk dada Zetta.

Baiklah, itu sangat klasik. Tapi, sialnya bisa membuat Zetta terpaku menatap mata laki-laki itu.

"Bisa lo lakukan sesuatu buat gue kembali yakin sama lo?"

Tiba-tiba Vincent melingkarkan tangannya di punggung Zetta dan menarik tangan Zetta  untuk memandunya memainkan piano.

Tangan kekarnya menutup jemari mungil Zetta yang menari di atas tuts dengan lincahnya.

Mereka berdua sangat dekat nyaris tak berjarak. Bahkan, helaan napas Vincent mampu dirasakan Zetta berembus di lehernya.

"Apa yang harus aku lakukan, hm? Aku yakin tanpa melakukan apa pun kamu bisa merasakannya. "

Gadis itu tersenyum dan memutar kepala menatap Vincent. Wajahnya sangat jelas terlihat. Rahang tegas dengan tatapan tajam itu mampu membiusnya.

"Cuma gue yang merasakan? Lo apa kabar?"

Vincent menyadari tatapan Zetta dan seketika menarik senyumnya. Dengan cepat dia menarik pinggang gadis itu untuk merapat padanya dan menempelkan kening mereka berdua.

"Selalu baik ketika melihatmu bahagia dan hancur ketika melihatmu terluka."

Zetta meremas gaunnya dengan gugup. Namun, tiba-tiba Vincent sedikit menjauhkan wajahnya membuat Zetta bertanya-tanya dalam hati.

Tak disangka, laki-laki itu justru menarik dagu Zetta perlahan mendekati wajahnya. "I want you."

Ingin rasanya Zetta membebaskan kupu-kupu yang bersarang di perutnya. Kedekatan itu yang telah lama dia rindukan. Mereka sudah tak menjalani hubungan, tapi Zetta akui, dia rindu laki-laki misterius itu.

Tes!

"AAARRRGGGGHHH!!! Nggak jadi dicium!"

Tiba-tiba Zetta terbangun di ranjangnya setelah setetes air liur jatuh di atas bantal. Piamanya bahkan ikut basah oleh keringat.

Gadis itu berteriak histeris seraya menendang-nendang selimut dan mengacak-acak rambutnya.

"Zetta, lo bego! Ngapain pakai bangun segala sih! Kan belum kena!"

Bruk!

Spontan gadis itu melempar tubuhnya kembali ke kasur. Pagi yang sungguh menggalaukan untuknya.

"Padahal susah banget ketemu sama dia." Ah, Zetta yang malang.

Ketika melentangkan tangannya, tak sengaja gadis itu menyentuh sesuatu. Setangkai mawar hitam misterius tiba-tiba saja ada di ranjang dan membuatnya terbelak.

"Black rose?"

Zetta berbegas bangkit dan memperhatikan bunga itu. Terhitung dua kali ini dia menemukan mawar hitam dan seolah sengaja ditujukan untuknya. 

Kebetulan yang mencurigakan. Kenapa harus mawar hitam? Dan kenapa tiba-tiba ada di kamarnya? Tidak mungkin orang tua atau pembantunya.

Atau mungkin penyusup? Tapi, tidak mungkin. Keamanan penthouse sangat terjaga. Apa jangan-jangan hantunya Vincent?

Zetta segera mencari kotak hitam berisi barang-barang kenangannya dengan Vincent. Di sana ada beberapa lukisan dan kelopak-kelopak mawar yang sudah mengering.

Nihil. Tak ada petunjuk apa pun di dalamnya. Otak Zetta sudah mulai buntu. Tak bisa menduga maksud pengirim mawar hitam itu.

Tunggu dulu, mawar hitam itu sangat mencurigakan. Selain kedatangan yang misterius, bentuk mawar itu tak biasa. Di ujung mahkotanya ternyata ada gulungan kertas kecil.

Jika tak kau temukan bahagia, temui aku di keabadian. Terang bukan cahaya, gelap hanya ketakutan.

Begitulah tulisan di gulungan kertas itu. Itu membuat Zetta semakin bingung." Ini maksudnya ngajakin gue mati?"

Zetta tak mau gegabah menyimpulkan segala sesuatu. Dia lantas mencari mawar hitam yang dia temukan sebelumnya. Dan masih ada. Bahkan gulungan kertas itu sampai terlepas dengan sendirinya.

Merah yang membara telah terbakar hingga menyisakan angan yang menggelap. Masih bolehkah aku merindukanmu?

Entah mengapa kalimat itu membuat setetes air mata Zetta jatuh.

Tulisan itu sangat familiar baginya. Iya, Zetta baru sadar. Itu tulisan Vincent. Mirip dengan surat terakhir yang diberikan padanya sebelum dikabarkan meninggal dunia.

Zetta langsung meraba nakas untuk mengambil ponsel dan segera menghubungi Excel. "Excel, jemput gue sekarang!"

Bukannya segera mandi atau bersiap-siap, Zetta justru kembali merebahkan diri dan bergelut dengan selimut tebalnya.

Sampai tak lama Excel datang dan langsung menyibak selimutnya dengan kasar.

"Lo ngapain nyuruh gue jemput kalau masih kayak gini?"

Tanpa rasa bersalah sama sekali Zetta kembali menarik selimutnya.

"Ya nggak apa-apa. Lo tungguin gue tidur dulu. Hooam... Ngantuk banget habis ketemu pangeran."

Excel tak sesabar yang kalian pikir. Dia bukan Putra, teman Zetta yang menghadapinya dengan penuh kelembutan.

Tanpa basa-basi Excel kembali menarik selimut Zetta dan mengangkat tubuhnya menuju kamar mandi.

"Huuaaa.... Ecxel, lo mau ngapain gue!" teriaknya seraya mencoba membebaskan diri. Sayangnya, Excel terlalu kuat dan bahkan langsung melemparnya ke dalam bath up.

"Lo nggak boleh keluar dari sini sebelum selesai mandi!"

Excel lantas meninggalkan Zetta dan menguncinya dari luar.

"Aaaaa... Mami, ini penyiksaan!"

Percuma saja Zetta berteriak, sementara kamar mandinya kedap suara. Dan Excel sibuk menata sarapan untuknya.

Kadang Excel juga heran. Mau-maunya dia melakukan semua untuk gadis menyebalkan seperti Zetta. Tapi, memang harus. Semua itu yang harus dia lakukan untuk Zetta.

Setelah dirasa waktu yang dibutuhkan Zetta untuk mandi selesai, Excel memutar kunci kamar mandi dan kembali duduk untuk memainkan ponsel miringnya.

Zetta keluar hanya dengan memakai bathrobe dan wajah yang teramat masam. Semua gara-gara Excel. Dia sudah niat untuk tidak mandi seharian penuh, tapi laki-laki kanebo kering itu merusak rencananya.

"Pakai baju dulu, Zetta!" tegur Excel tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Tetap saja Zetta tak peduli dan berjalan menuju ke meja yang sudah disiapkan sarapan oleh Excel.

"Lo aja yang keluar! Gue laper!"

Bukannya keluar, Excel justru bergabung dengan Zetta untuk sarapan. 

"Jadi, lo mau gue eksekusi pagi-pagi? Mumpung nggak ada orang di rumah," ucap Excel dengan santai seraya mengambil nasi goreng ke piringnya.

Zetta spontan terdiam mendengar ucapan Excel. Mau bagaimana pun Excel itu laki-laki. Mana tahu kalau tiba-tiba memikirkan yang iya-iya. Apa lagi mereka hanya berdua. Dengan cepat Zetta berlari untuk berganti baju.

Tak butuh waktu lama dia kembali ke tempat duduknya dengan wajah yang masih kesal.

"Gue mau ikut liburan ke Indonesia. Lo nggak boleh ikut!"

Satu alis Excel naik dengan spontan dan Zetta tahu maksudnya.

"Gue mau selingkuh. Nggak asik kalau ada lo."

Excel menutup sendoknya dan memperhatikan gerak-gerik Zetta yang tengah menyuapkan makanan di mulutnya.

"Lo kemarin kekeh banget nggak mau ikut, tapi kenapa sekarang berubah pikiran?"

"Ya, namanya juga manusia. Berubah pikiran wajar, kan? Lagian gue juga mau nikmatin hidup sama temen-temen gue. Bosen tiap hari sama lo terus."

"Gue tahu lo, Zetta... Nggak mungkin lo berubah pikiran tanpa alasan yang jelas."

"Ya, alasannya simple, gue mau seneng-seneng sama temen-temen gue. Dan tanpa lo."

Tetap saja Excel belum puas dengan jawaban yang diberikan Zetta.

"Gue udah bilang, jangan terlalu berekspetasi! Semakin lo berharap, semakin sulit lo terima kenyataan."

Kunyahan Zetta berhenti seketika dan menatap Excel dengan tajam. Bagaimana bisa laki-laki itu menebak apa yang ada di pikirannya.

"Satu lagi. Kenapa lo hobi banget nangis?"

***

Tepat di hari H keberangkatan Zetta and the gang ke Indonesia. Mereka sudah duduk manis di bangku pesawat masing-masing. Zetta dengan Jezlyn dan Lucia dengan Alice di depan mereka.

Seperti kemauannya, Zetta melarang Excel untuk ikut. Dan dia benar-benar hanya ingin bersama teman-temannya.

Namun, tak hanya itu alasan Zetta melarang Excel ikut. Ada sebuah misi yang harus dia selesaikan. Dan berharap semua terjawab sebelum liburan musim panasnya berakhir.

Mereka tak menyadari ada sesosok laki-laki misterius dengan memakai topi hitam dan masker duduk di belakang memperhatikan Zetta.

To be continue ....

Yok jangan lupa vote dan komen
Semakin rame semakin cepat update part berikutnya  😂

Part ini ketik dengan lebih dari 1400  kata. Masih kurang banyak apa kebanyakan?

Kalau kebanyakan ntar aku kurangi lagi deh di part berikutnya  😁

Mau diupdate kapan lagi nih?
Silakan komen mau hari apa

See you next part  💞

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 266K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 225K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
867K 85.9K 48
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.3M 58.4K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...