Pertandingan Basket

Mulai dari awal
                                    

Lagi! Rajawali mencetak poin terakhir mereka. Sorak kali ini terdengar sangat keras karena satu poin terakhir yang dicetak oleh bintang utama tim itu juga mengakhiri pertandingan babak satu kali ini. Keringat pasuh sudah banjir di tubuh para pemain basket. Rey berjalan mendekat arah tim supporternya, ia mengibaskan rambutnya yang basah. Cuma begitu saja para gadis yang melihat sudah berteriak histeris tak karuan.

"Ah ganteng banget anjir"

"Gila dia keringetan gitu nambah panas woi"

"Emang dasar ganteng ya, mau keringetan apa kaganya gantengnya tetep nempel. Insecure gue"

Masih banyak lagi teriakan dari siswi atau siswa yang berada didalam lapangan itu. Mereka heboh saat Rey menyibakkan dan menata rambutnya. Ah gila itu ganteng banget!

Gadis yang sedari tadi menopang dagunya itu mulai berdiri dari duduknya. Ia jengah dan bahkan bisa gila jika berada disana, apa bagusnya Rey si? Apa yang dibanggain Rey sih sampe semuanya histeris gitu? Ah sudahlah lupakan, Felis sudah muak. Ia ingin keluar dari lapangan namun ada tangan yang mencegahnya.

Gadis itu menoleh. "Gue mau keluar" ucapnya dengan wajah kusut.

"Kemana?" tanya Rey.

Bukannya menjawab gadis itu langsung menepis tangan Rey dan melenggang pergi tanpa pamit.

Gadis itu keluar dari area pentandingan, ia butuh udara segar untuk menetralkan otak dan telinga karna ulah sorak centil para gadis disana. Gendang telinga bisa pecah bila harus mendengarkan jerit histeris dari mereka.

Selanjutnya gadis itu berjalan mencari suatu kantin, ia hendak membeli beberapa makanan dan minuman.

"Permisi bu. Saya beli minuman dinginnya dua sama rotinya 3 ya bu" ucap Felis dengan senyum.

Ibu penjual itu membalas senyumnya. "Okey neng" Ibu itu menyatukan jari jempol dan telunjuknya.

"Ini neng, totalnya sembilan ribu ya neng" Ibu itu menyerahkan sekantong plastik berisikan pesanan Felis sebaliknya Felis pun menyerahkan uang sepuluh ribunya.

"Eh neng kenapa mukanya kusut gitu, ga nonton yang tanding basket apa neng? Katanya seru loh neng sayang kalo dilewatin" cerca Ibu kantin yang sudah mempromosikan acara pertandingan ini.

Felis membalas dengan senyum saja. "Punten bu, saya mau tanya kamar mandi disini dimana ya?" tanya Felis yang mengalihkan pembicaraan.

"Keluar kantin belok kiri neng samping kelas 11 Ips 4" Ibu itu menunjukkan arahnya, Felis mengangguk paham.

"Oh disana, kalau gitu saya titip belian saya tadi ya bu"

Felis berjalan mengikuti arahan ibu kantin tadi, kamar mandi agak sangat jauh dari tempat kantin tadi lagi pula tempat ini jauh berada di belakang.

Tinggal beberapa langkah lagi, ia mendengar suara cicitan seorang perempuan dan lelaki disana. Namun sebentar, otak Felis memutar ulang bagai kaset. Ia seperti mengenali suara ini, suara yang sudah dua bulan hilang bagai di telan bumi kini ia mendengarnya lagi.

Ia senang sekaligus bertanya, jika ini benar suara orang yang ia rindukan lalu siapa suara perempuan yang sedang melengkuh disana. Sebenernya mereka sedang melakukan apa disana?

Felis berjalan pelan tanpa suara, ia mengintip. Dan ya! Itu benar suara yang ia rindukan, mereka sedang bermesraan disana. Jangan di tanya bermesraan bagaimana pokoknya itu hal menjijikan.

"Adit?" cicitnya yang tertegun menyaksikan itu.

Mereka menghentikan aktifitas mereka. "F–felis? Dengerin penjelasan gue" ucap lelaki bernama Adit itu sambil menahan tangan Felis.

Reyhan [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang