Pertandingan Basket

45 32 92
                                    

Menghilang bak ditelan bumi kini kau kembali dengan membawa duri untuk melukai

"Lo ikut gue"

Deru motor sepanjang jalan. Ada yang histeris kagum ada pula yang menyumpah serapahin mereka karna suara bisingnya motor.

Kedatangan anak murid Sma Mandala cukup disambut baik oleh satpam dan guru Sma Trisatya. Anak Roxanne yang ikut memeriahkan pertandingan mencoba bersikap ramah tamah kepada anak murid disekolah itu.

Tim anggota basket Rajawali sangatlah unggul, dimana pun mereka bertanding mereka selalu menjadi pemenang. Sama seperti di Sma Trisatya, tim Rajawali sudah mengalahkan mereka hingga beberapa kali.

Rey memberi perintah pada anggota basket maupun anggota geng motornya karna ia selaku ketua dari anggota itu. Mereka berbaris rapi setelah keluar dari parkiran.

Yang anggota geng serasi memakai jaket kebanggan mereka yang berlambangkan Roxanne dengan gambar burung dan seorang mafia dengan membawa tengkorak dan pukul. Barisan depan tentu saja dipimpin oleh sang ketua, Rey. Disamping kirinya terdapat dua teman mereka, Felton dan Lando. Dan gadis dengan wajah kusut itu tentu saja di tempatkan paling depan juga dekat Rey.

Nampak serasi dua insan itu, eh ralat. Betapa serasi dan kompaknya para anggota tersebut hingga para girls teriak histeris melihat kekaguman mereka.

Krek, bunyi suara tangan yang di cetut, cowok dengan postur tubuh besar dan tinggi melipat tangannya didada serta memberikan tatapan dingin nan penuh menantang atas kehadiran mereka.

"Heh Rajawali, lo ga akan menang untuk kali ini"

"Cih, gausah sok kali. Orang tiap tiap pentandingan sekolah gue yang menang terus kali. Gausah belagak lo jev" balas Felton remeh.

"Iya bener. Mau lo curang kayak apa, tim gue yang bakal menang mulu kali" timpal Lando yang tak kalah pedasnya.

Ya, cowok tersebut bernama Jevin. Tim mereka memang selalu kalah dengan tim milik Rey. Walaupun sekeras apapun mereka curang tetap saja tim Rey menang dengan sportif.

"Itu cuma keberuntungan" ujar Jevin yang menyangkalnya.

"Buktiin" singkat Rey dengan tatapan khasnya dingin penuh kebencian. Ia tak suka orang yang pandai berlagak dicakap saja, ia perlu pembuktian.

Sorak seru para anak Sma Trisatya sudah mulai memenuhi area lapangan. Semua anak heboh berebutan kursi ternyaman untuk duduk sedangkan anak sekolah Mandala pun hanya menatap saja. Memang seperti inilah pemandangan jika kedua sekolah itu jika akan bertanding Basket.

Ya! Satu poin untuk tim rajawali. Supporter rajawali bersorak ria atas poin itu, namun sorak mereka tak kalah keras dengan sorak supporter tuan rumah. Anak Trisatya ikut bersorak untuk itu, mereka memihak keduanya.

"Ton" Felton pun menoleh menunggu yang memanggil melanjutkan ucapannya. "Emang biasanya rame kek gini ya?" tanya Felis.

Felton mengangguk, "Biasanya bakal rame banget kalo bintang utamanya yang cetak poin si" ujarnya dan Felis hanya ber'oh ria.

"Mau kemana lo, gausah pergi pergi dah. Lo itu tanggungan gue pas Rey tanding, dan gue ga mau dapet bogeman karna lo gada disini entar" tukas Felton dengan menahan Felis, gadis itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar lalu ia terpaksa terduduk ke posisi awal.

Reyhan [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang