Kaleng Soda

18 10 7
                                    

Mengertilah tentang hati, terkadang ia salah dalam waktu bukan tempatnya.

****

Suasana yang indah dipagi ini dengan adanya awan putih bersih dan matahari yang bersinar, menghiasi langit yang biru. Namun berbeda dengan dua insan remaja yang harus merusak suasana indah paginya. Hmm, siapa lagi kalo bukan Felis dan Rey. Keduanya itu adalah rival sejak pertama masuk Sma Mandala. Pertengkaran selalu menjadi sarapan pagi untuk mereka sebelum memulai jam pelajar, walaupun beda kelas, tidak menjadi penghalang adu bacot mereka pagi ini. Huh dasar.

"Heh lo kemarin malem kemana? capek gue nungguin lo, mana materi sejarahnya gue belum paham lagi. Awas ya lo kalo bikin nilai ulangan sejarah gue jelek"

"Bodoamat sama nilai lo dan lo kemanain semua minuman gue yang ada di kulkas. Kenapa lo gantiin sama jus, susu. Lo kira gue suka kaya gituan?"

"Eh lo harusnya berterima kasih sama gue, karena udah bantu nyingkirin minuman gak sehat kayak gitu. Banyak-banyak minum gituan, gak sehat buat kesehatan lo"

Begitulah pertengkaran mulut antara dua makhluk berbeda jenis ini. Mereka tidak ada yang mau ngalah untuk mengakhiri sesi debat ini, selalu beradu buat melihat siapa yang menang dalam debat ini.

"Stop, stop. Aduhh lo berdua, udah ribut aja deh pagi-pagi gini. Gak liat apa matahari lagi mau ngembang cerah, masa muka lo berdua kusut gitu" celetuk Felton, bosan dengan perdebatan tak berguna keduanya. Sungguh merusak pagi indahnya seorang Felton.

"Diem lo" sahut keduanya dengan bebarengan.

Felton mengangkat kedua tangannya pasrah, "Iya, santai kali" bila sudah dibentak dan diberi tatapan elang, Felton sudah menyerah. Toh bakalan percuma aja sih kalau mau dilawan, mau sampai lebaran kucing pun mereka tidak akan berhenti bertengkar jika mereka sudah lelah sendiri nantinya.

"Lo ngapain sih ngikutin ucapan gue" kalimat itu dilontarkan oleh Felis, matanya menatap tajam ke arah cowok di depannya.

"Gak"

"Ish, sekarang gue minta sama lo buat bikinin gue contekan sejarah se-ka-ra-ng!" suruh Felis dengan menekankan kata 'sekarang' di akhir kalimat.

"Gue bukan babu lo" timpal Rey yang tak mau kalahnya. "Dan lo harus balikin minuman soda gue sekarang!"

"Balikin? cih, udah gue buang. Gue bilang itu gak sehat buat lo titik." ujar Felis lalu melengos pergi, tidak mau berlama-lama adu mulut yang tak berguna dengan cowok macam Rey ini. Tak akan ada habisnya.

Loh padahal sedari tadi Felis ikutan mengeluarkan unek-uneknya pada Rey.

"Mau kemana lo" ucap Rey yang berlari mengejar kepergian Felis dengan begitu saja.

"Lo gak usah ikutin gue deh"

"Gak. Urusan kita belum ke—"

Bruk

Rey menabrak tubuh Felis dari belakang dengan tidak sengaja, karena Felis berhenti tanpa memberi isyarat. Alhasil, mereka berdua terjatuh bersama, dan parahnya posisinya itu sangat membangkongkan. Dengan tubuh besar Rey yang menindih Felis dibawahnya, wajah mereka sudah tidak terpaut jarak lagi.

Jantung gue kenapa diskoan sih!, batin Felis, ia memejamkan matanya kala Rey terus saja menatap wajahnya tanpa berkedip.

Gue gak muna, lo cantik Fel, batin sang Rey yang memuji kecantikan wajah gadis bernama Felis.

"Gue bilang, urusan kita belum selesai" Manik mata Rey masih belum lepas memandang wajah Felis yang memejamkan matanya. "Makanya jangan main kabur dulu"

Reyhan [Hiatus]Where stories live. Discover now