Love From Mafia Part 45 Tidak Mudah Di Taklukan

93K 4.6K 108
                                    

hyyy apa kabar,? semoga semuanya baik baik saja,,, ohhh ya gaes selasa rabu gak tau bisa up atau enggak karena aku ada acara di rumah, walau part selanjutnya tinggal ngedit dikit, jadi jangan di tungguin ya.. okk... see u😘😘



happy reading, jangan lupa like and sharenya agar yg lain tau cerita ini..



Bara kembali ke kantor setelah makan siang bersama Ciara, banyak perempuan perempuan terang terangan menatap Bara, bahkan ada yang berani menggoda Bara, namun Bara tidak perduli, tujuannya datang ke kantor untuk menggantikan Jonnas yang kecelakaan, bukan untuk menjadi fantasi bagi perempuan di kantornya.

“Om Arres, tolong periksa semua keuangan perusahaan, dan juga panggil manajer R&D untuk menghadap,” Arres mengangguk, mereka berpisah di depan pintu lift.
Bara berjalan dengan santai menuju ruangan Jonnas, namun Brandon menghandang Bara di depan meja sekretaris Jonnas.

“Ada apa?.” Tanya Bara.

“Bara, Om tau kamu sangat sibuk, Om baru saja kembali dari Manchester, Om siap membantu kamu dalam mengurus perusahaan Kak Jonnas, terlebih Om lebih tau tentang perusahaan ini,” Bara mengangguk, sebegitu takutnya Brandon ketahuan atau bagaimana, namun tingkah Brandon pagi ini telah membuat Bara semakin waspada.

“Iya Om, Bara akan minta bantuan Om jika Bara tidak sanggup untuk mengerjakan pekerjaan Bara. Bara masuk dulu Om,” Brandon mengangguk, setelah Bara masuk kedalam ruang kerja Jonnas. Brandon segera berlalu pergi kedalam ruang kerjanya.


Bara langsung membuka komputernya, dia harus menyelesaikan perkerjaannya secepat mungkin, karena masih banyak yang harus dia kerjakan.

Pintu ruang kerja Bara di ketuk, membuat konsentrasi Bara buyar.

“Masuk,” Ucap Bara,,
Orang yang mengetuk pintu langsung membuka pintu ruang kerja Jonna yang kini dipakai Bara untuk sementara.

“Selamat siang Tuan Bara.” Sapa seorang laki laki mungkin berkisaran tiga puluh lima tahun.

“Siang, silahkan duduk,” Bara menutup map dihadapannya, menyingkirkannya kesamping.


(teksnya aku buat bahasa Indonesia, karena aku malas translate, kan harusnya Bara ngomong pakai bahasa Inggris)

“Maaf Tuan Bara, ada apa anda memanggil saya?.” Tanya Manajer R&D.

“Apa anda tau tentang ini, Tuan Arnold” Bara mengambil map yang dia pinggirkan tadi.

“Maaf Tuan, ini, saya,, saya tidak tau mengenai hal ini,” Balas Arnold gagap, tentu ini dapat membuktikan jika yang di ucapkan Arnold tidak sesuai dengan kenyataannya.

“Siapa dia?.” Tanya Bara langsung, Bara sudah bosan dengan orang orang seperti ini, jika Jonnas mengizinkan Bara untuk membunuh, mungkin Bara telah melobangi kepala Arnold sejak tadi.

“Proyek senilai seratus triliun bukan proyek sederhana, jika anda ingin main main mungkin orang terdekat anda yang akan menerimanya, lebih baik anda mengaku siapa orang di balik ini, atau anak anda hanya tinggal raga,” Ancaman Bara bukan hanya ancaman semata, saat ini Keano dan timnya telah menyandra anak dan istri Arnold.

“Maksud anda apa Tuan, saya bisa melaporkan ancaman anda ke polisi,” Arnold mengancam Bara balik.

“Apa kamu yakin? Bayangkan, jika saya memiliki bukti yang lebih dari ini, lalu saya juga akan membuka bukti bukti ini ke media, siapa yang akan menjadi tersangka, anda atau saya? Fikirkan baik baik, mengaku sekarang atau nanti tentu hasilnya akan berbeda bukan?.” Mencoba memprovokasi sang lawan, bukan Bara namanya kalau dia tidka bisa memecahkan masalah yang dia hadapi.

“Saya tidak tau apapun Tuan Bara,” Arnold masih mencoba untuk mengelak,

“Mungkin memang bukan anda, tapi siapa lagi orang di perusahaan ini yang memiliki akses untuk melihat desain produk dalam tahap perencanaan, apa mungkin Daddy? Tapi tidak mungkin Daddy membocorkan rancangan milik perusahaannya ke publik, tentu akan sangat merugikan perusahaannya, Om Brandon juga tidak mungkin, dia sangat mencintai perusahaan ini, jangan jangan ada salah satu tim R&D yang berkhianat, tapi bagaimana bisa, akses satu satunya hanya melalui fingerprint, dan sidik jari anda Tuan Arnold yang terhubung dengan komputer penyimpanan file R&D.” Bara semakin membuat Arnold panas dingin. Ternyata Bara memang bukan orang sembarangan, dia bukan orang yang mudah untuk di taklukkan, Batin Arnold.

“Tentu Tuan, saya tidak berani untuk membocorkan ke perusahaan lain, saya sangat nyaman bekerja di perusahaan ini, tidak mungkin saya berkhianat,” Bara mengangguk anggukan kepalanya,

“Saya tau maksud anda, sepertinya kita sudah bicara terlalu lama, anda bisa kembali ke ruangan anda,” Bara dengan halus mengusir Arnold dari ruang kerjanya.

“Saya permisi Tuan.” Arnold berlalu dari ruang kerja Bara, meninggalkan Bara dengan senyum kemenangannya, sampai disini saja ternyata Bara menggertaknya, Arnold yakin Bara tidak akan mencurigainya lagi.


Setelah Arnold keluar dari ruang kerja Bara, Bara langsung menghubungi Keano.

“Lakukan sekarang, jangan meninggalkan jejak,” Ucap Bara.

“Siap bos,” Balas keano. Keano telah mengintai apartemen Arnold dari semalam, jadi saat ini tinggal eksekusi anak dan istri Arnold.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang