Love From Mafia Part 48 Nyaman Dalam Dekapan Ibu

86.3K 4.3K 48
                                    

good morning... himana nih kabarnya ada yg masih menanti LFM,?

happy reading gaess...





Ariano sedang memangku Celine ketika Derren dan Brandon datang ke ruang kerjanya

“Apa yang terjadi kenapa wajah kalian kusut seperti itu?.” Tanya Ariano, bukannya mereka seharusnya senang mereka bisa mengambil alih perusahaan milik Jonnas,

“Bara, dia benar benar,,,, semua pemegang saham dan komisaris sebelumnya pernah membuat janji dengan Jonnas, dan Bara, dia orang yang di tunjuk Jonnas untuk mengantikan posisinya, sementara aku, sebagai adik iparnya tidak tau apa apa,.” Brandon duduk di sofa samping kanan Ariano, bersebelahan dengan Derren. Sementara Celine sudah turun dari pangkuan Ariano, duduk di sofa samping kiri,

“Bodoh,, hal sepenting itu saja kamu tidka tau, bagimana kamu kamu merebut perusahaan Jonnas dari tangan Bara,” Ariano mencemooh Brandon, walau mereka satu tim, tapi tidak ada salahnya saling mencemooh. Brandon mengepalkan tangannya kuat kuat, bisa bisanya Ariano berkomentar seperti itu, andai saja Ariano orang biasa mungkin Brandon akan membunuh Ariano, namun sayangnya, Ariano orang yang berpengaruh di dunia ini, membunuh Ariano sama saja masuk kedalam neraka dunia.

“Lalu apa yang akan kalian lakukan, sepertinya Bara dan Axel tidak begitu yakin jika aku akan Jonnas dan Catya, mereka terus melakukan penolakan, di tambah Catya juga melakukan hal yang sama, apa jangan jangan mereka sebenarnya tau siapa aku?.” Celine makin memperkeruh suasana di ruang kerja Ariano.

“Jangan Bicara sembarangan Celine, selama kamu memiliki wajah seperti itu, maka semua orang akan percaya jika kamu anaknya Jonnas dan Catya.” Ariano tidak ingin rencananya kali ini gagal, dendamnya pada Jonnas harus di tuntaskan.

“Satu satunya cara, kita harus melenyapkan Bara, namu itu tidak akan mudah, orang orang terdekat Bara yang harus kita habisi satu persatu, maka Bara tidak akan memiliki penompang, ketika saat itu datang, maka kita tinggal menghabisi Bara,” Derren membeli usul,.

“Benar, apa yang di katakan Derren benar adanya, melenyapkan orang orang disekitar Bara akan membuat Bara murka, dan ketika dia lengah maka kita akan membunuhnya,” Ariano tertawa terbahak bahak,, akhirnya dia menemukan cara untuk membunuh Bara.

“Saat ini, Johan orang yang paling dekat dengan Bara, tidak ada salahnya kita melenyapkan Johan, lalu Keano, Bara kehilangan mereka berdua, maka tidak ada orang yang bisa menompangnya, dia akan sendirian, lalu kita akan membunuhnya,” Brandon angkat bicara.

“Lebih cepat lebih baik, jangan menyusun rencana, langsung kirim pembunuh bayaran aja buat bunuh Johan.” Celine memberi saran, semakin lama bertindak maka memungkinkan orang tau jika dia bukan anak Jonnas dan Catya, saat itu semua orang telah memberikan simpatisan padanya, dan jika mereka tau, mungkin Celine tidak akan memiliki muka di depan public.

“Benar apa kata Celine, semakin cepat semakin baik.” Brandon menyahut, walau dia masih kesal dengan Ariano, namun Brandon setuju dengan usul Celine.
“Aku akan mengirim pembunuh bayaran untuk membunuh Johan, saat ini Johan tinggal di Indonesia, lebih leluasa membunuh Johan disana, aparat disana mudah untuk di tutup mulutnya, jika mereka buka suara tinggal bunuh seperti biasanya,” Ariano bersuara, ya sasaran mereka saat ini Johan, orang terdekat Bara.


****


Ciara menyelesaikan masakannya, sungguh, mencium aroma masakan seperti ini membuatnya kelaparan, dengan buru buru Ciara membawa balado daging ayam ke meja makan.

Ciara menyantap makan malamnya seorang diri, dia sudah berjanji pada dirinya untuk memberi jarak pada Bara, Ciara tidak ingin terlalu dekat dengan Bara, Ciara tidak ingin jatuh kedalam pesona Bara, benar apa kata Axel, Ciara wanita murahan yang menginginkan uang, namun Ciara melakukan itu untuk panti dan untuk beberapa Yayasan yang selama ini dia beri bantuan tanpa sepengetahuan siapapun, Ciara terlalu pandai menutup rapat rapat identitasnya selama ini.

Menyantap makan malamnya seorang diri hal yang baru bagi Ciara, namun mau bagaimana lagi, saat ini dia harus belajar yang namanya kesepian tanpa orang disisinya, jika dulu dia banyak di kelilingi orang orang yang menyayanginya, namun kini dia seorang diri.

“Ciara, sayang kenapa kamu menangis Nak?.” Ciara buru buru menghapus air matanya ketika mendengar suara Catya, dan benar saja, di dekat pintu masuk sudah ada Catya dan Bara.

“Sayang kamu ada masalah? Cerita sama Mommy, siapa tau Mommy bisa bantuin kamu,,” Catya mendekat pada Ciara, lebih tepatnya duduk kursi samping Ciara.

“Tidak ada apa Tante, saya hanya merindukan Ibu Amanda dan anak anak panti.” Balas Ciara, tentu Ciara tidak akan bilang jika dia kesepian disini, tanpa teman.

“Sayang,, kamu bisa bersama Mommy, Mommy disini bersamamu,” Catya membawa Ciara kedalam pelukannya.
Hangat, nyaman, itu yang Ciara rasakan saat Catya memeluknya, apa seperti ini pelukan seorang ibu?.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang