Love From Mafia Part 26 Anak ku

127K 6K 18
                                    

Hy gaess... sengaja aku up sore, aku takut gak ada sinyal lagi di tempatku, separah itu rumah ku yg di pelosok desa...

happy reading gaess...







Keano dan Johan mati matian mengejar mobil Bara, bisa bisanya mereka berdua sama sama lengah hingga membuat Bara pergi entah kemana, namun mereka berdua menyadari jika saat ini mobil yang dikemudikan Bara menuju mansion Bara, apa yang di prediksi Johan dan Keano mungkin sebentar lagi akan terjadi.

Bara memarkirkan mobilnya asal asalan, melihat Audrey dan Catya yang berjalan menuju mobi di carport sepertinya mereka berdua akan pergi.

Dorr….

Suara tembakan dan jeritan Audrey dan Catya tidak membuat Bara terganggu, dia malah menyukai jeritan jeritan dari mulut korbannya.
Bara memang tidak menembak salah satu dari mereka, Bara hanya menembak ban mobil yang ada di samping Audrey.
“Bara,, apa yang kamu lakukan?.” Teriak Catya, bagaimana bisa Bara melayangkan tembakan pada mereka berdua.
Johan dan Keano yang baru datang asal asalan memarkirkan mobilnya setelah mereka berdua mendengar suara tembakan, jangan bilang Bara membunuh Audrey.

“Seharusnya kalian sadar apa yang telah kalian lakukan pada Ciara,” Bara berjalan mendekati Catya dan Audrey, bahkan Bara masih memegang pistolnya.
“Bara, yang Mommy lakukan itu sudah tepat, Audrey itu kekasih kamu, bagaimana bisa kamu memiliki jalang di rumah ini, apa kamu tidak berfikir perasaan Audrey yang hancur melihat kamu bersama jalangmu?.” Catya memang tidak tau apa yang dilakukan Audrey dibelakang Bara, makanya hingga saat ini Catya masih membela Audrey.
“Kekasih? Apa dia pantas di sebut kekasih setelah dia having sex dengan orang lain, bahkan orang itu  Steven Georgino musuhku, sampai saat ini mereka tetap berhubungan seolah olah aku tidak tau semuanya? Bernar begitu Audrey?.” Audrey terdiam, dia tidak berani angkat bicara, dia kira Bara tidak akan mengungkit ini semua, namun dia salah, Bara mengungkit ini semua di hadapan Catya.
“Audrey bisa jelaskan Mom, Audrey hanya mencari kesenangan, jika Bara saja bebas bersama perempuan masa Audrey tidak,, Audrey kesepian dan Steve menghibur Audrey hanya sebatas itu Momm,, Mommy harus percaya sama Audrey,, Audrey enggak akan melakukan apapun tanpa alasan yang jelas,” Audrey mencoba mempengaruhi Catya, Audrey faham betul Catya sangat mudah di pengaruhi dengan air matanya maka Catya pasti akan membelanya, asal Daddynya tidak tau semuanya masih bisa dia kendalikan.,
“Wahhhhh drama yang sangat sangat bagus Audrey, tapi sayangnya aku tidak akan luluh dengan dirimu, kalian bawa Audrey ke markas, masukan ke ruang bawah tanah, dan kalian bawa Mommy ke rumah sakit,” Pengawal yang berjaga di dekat mereka langsung mengangguk, membawa Audrey dan Catya ke tepat masing masing.
“Bara,, Bara,,, lepasin aku,, aku masih cinta sama kamu,, Bara tolongin aku,,” Audrey mencoba memberontak, namun dua pengawal yang menyeretnya memiliki tenaga yang lebih kuat dari Audrey, Audrey hanya menyiksa dirinya sendiri.
“Bara aku minta maaf,, aku masih cinta sama kamu Bara,, aku mohon Bara,, maafin aku,,” Audrey masih berteriak meminta ampunan pada Bara, namun Bara tidak perduli, dia tidak akan memaafkan Audrey.
Sementara Catya, hanya diam mengikuti pengawal menuju rumah sakit, apa yang akan Bara lakukan padanya, Catya tidak bisa menebak, dia terlalu memanjakan Audrey hingga dia tidak tau apa yang dilakukan Audrey dibelakangnya.

***

Jonnas terbaring di ranjang rumah sakit dengan infus di tangannya, keadaan Ciara yang belum stabil dan kekurangan banyak darah membut Jonnas melakukan transfusi darah dua kantong lebih setengah, tentu saja tubuhnya yang sudah berumur langsung drop, namun Jonnas tidak apa apa, dia hanya ingin Ciara membaik.
Pintu ruang inapnya di buka, dua pengawal masuk bersama Catya, Jonnas memandang Catya dengan pandangan sulit di artikan.
“Ho,,, ney,, ka,,, kamu kenapa?,” Tanya Catya, dia berjalan tergesa gesa menghampiri Jonnas.
“Apa yang kamu lakukan pada Ciara?.” Tanya Jonnas, dia bahkan tidak perduli dengan pertanyaan Catya.
“Honey aku,,, aku,, hanya membantu Audrey,, aku salah,,, aku salah,,,” Catya menangis dihadapan Jonnas, ya dia telah menyadari apa yang dia lakukan salah, dia bahkan tidak mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, atas bujukan Audrey yang ingin mengusir Ciara dari mansion Bara, Catya langsung menyetujuinya, karena Catya tidak ingin ada penghalang di antara Audrey dan Bara.
“Aku tidak menyangka ternyata kamu aslinya seperti ini, apa kamu tau, gara gara kelakuan kamu, aku haampir saja kehilangan anak dan calon cucuku,” Balas menohok Jonnas membuat Catya semakin menangis, walau Catya tidak tau apa yang Jonnas katakan padanya. Anak dan cucunya, tidak mungkin Jonnas merestui hubungan Bara dan Ciara.
“Aku minta maaf Jonnas, aku tau aku salah,,, aku minta maaf,, maafin aku Jonnas, maaf,, maaf.” Catya terus memohon ampunan pada Jonnas.
“Jika kamu ingin minta maaf, maka minta maaflah pada Ciara, karena kesalahan kamu, dia harus berbaring di tempat tidru dengan banyak alat yang menunjang untuk kehidupannya.” Catya makin meneteskan air matanya, apa separah itu keadaan Ciara hingga Jonnas sendiri tidak mau memaafkannya.
“Pergilah,,, aku tidak ingin melihatmu, minta maaflah jika kamu merasa bersalah pada Ciara,” Usir Jonnas pada istrinya, walau sebenarnya Jonnas tidak tega melihat Catya seperti ini, namun Jonna juga tidak bisa memaafkan Catya begitu saja setelah dia mencelakai Ciara.
“Jonnas aku tidak ingin pergi, aku mohon biarkan aku disini, aku ingin menemani kamu,, please honey,,, aku ingin disampingmu,,” Jonnas hanya menggeleng, dia memberi kode pada pengawal yang berjaga di dekat pintu untuk membawa Catya keluar dari kamarnya.
“Enggak Jonnas,, aku enggak mau pergi,,, tolong jangan usir aku,, Jonnas aku mohon,,” Jonnas tidak lagi memperdulikan Catya yang meronta ronta, memanggilnya. Sekuat tegana Jonnas menguatkan hatinya, dia sebenarnya tidak sanggup melihat Catya seperti itu, namun Jonnas juag merasa bersalah pada Ciara anaknya, bahkan mereka di pertemukan dalam keadaan menyedikan seperti ini.

***

Ciara dipindahkan ke kamar inap, setelah dilakukan observasi selama empat jam dan keadaan Ciara stabil, Dokter memutuskan untuk memindahkan Ciara ke Kamar, walau begitu kamar yang di tempati Ciara memiliki fasilitas lengkap, alat penunjuang kehidupan Ciarapun juga disediakan disana.
Bara hanya bisa duduk disamping Ciara, Keano dan Johan sudah menyuruh Bara untuk istirahat, ini sudah malam namun Bara menolak dan malah pergi ke kamar inap Ciara. Fikiran Bara entah berkelana kemana, bahkan dia tidak menyadari jika ada pergerakan dari Ciara.

Ciara merasakan kepalanya sangat pusing,, kelopak matanya berat, namun dia ingin membuka matanya.
Lengguhan dari Ciara membuat Bara tersadar dari lamunannya,
“Ciara? Kamu udah bangun,,” Bara segera berdiri, dia mendekat pada Ciara, satu tangannya tidak lupa memencet tombol emergency yang berada di tembok.
“Akhirnya kamu bangun Ciara..” Bara mengecup kening Ciara, beberapa kali membuat Ciara mematung, ini beneran Barakan?. Lalu dimana Bara yang dulu dingin padanya, Bara yang tidak perduli padanya, apa mungkin dia bukan Bara?.
Dua Dokter masuk kedalam kamar inap Ciara terburu buru di ikuti dua perawat, mereka semua bersiaga di depan kamar inap Ciara, jika terjadi sesuatu mereka akan cepat menangani Ciara.

Bara hanya melihat Dokter dan perawat yang memeriksa Ciara dari sofa, Bara lebih memilih menyingkir karena dia tidak ingin mengganggu Dokter yang memeriksa keadaan Ciara.
“Selamat malam tuan Bara,” Sapa Dokter yang memeriksa Ciara, dua Dokter dan dua perawat berdiri dihadapan Bara, Bara memberi kode pada Dokter untuk duduk di sofa sementara dua perawat dan satu Dokter undur diri, karena bukan wewenang mereka untuk menjelaskannya keadaan Ciara.
“Begini Tuan Bara, setelah saya memeriksa keadaan Nyonya Ciara, semuanya baik baik saja, namun pendarahan akibat benturan yang terjadi mengharuskan Nyonya Ciara untuk bedrest kurang lebih satu minggu, kami akan terus memantau pendarahan yang dialami Nyonya Ciara, semoga pendarahannya segera teratasi sehingga tidak membahayakna keduanya, untuk hasil  CT Scan tadi siang sudah keluar, tidak ada patah tulang ataupun keretakan tulang pada tubuh Nyonya Ciara,” Jelas Dokter laki laki yang duduk dihadapan Bara,
“Apa dia bisa segera kembali?.” Tanya Bara, Bara hanya tidak ingin banyak orang tau tentang hubungannya dan Ciara, ditambah lagi musuh Bara berada dimana mana, Bara tidak ingin Ciara menjadi kelemahannya,
“Saya tidak bisa menjamin, kemungkinan tercepat besok juka pendarahan Nyonya Ciara berhenti malam ini, namun jika sampai malam ini pendarahan Nyonya Ciara belum juga tuntas maka saya tidak bisa mengizinkan Nyonya Ciara pulang,” Balas Dokter dengan santai, namun sebenarnya dia sangat gugup dengan tatapan Bara yang mengintimidasinya.
“Beri dia obat apapun agar pendarahannya terhenti,” Bara hanya bicara pelan namun suara berat Bara membuat Dokter yang duduk didepan Bara gugup.
“Sa,, ya akan berusaha,, saya permisi,” Dokter langsung meninggalkan Bara yang masih duduk di sofa.
Siapa yang tidak menggigil ketakutan di tatap Bara dengan tatapan tajam yang mematikan, adai tatapan Bara bisa membunuh orang mungkin Dokter yang duduk dihadapannya tadi sudah mati.


Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang