Love From Mafia Part 31 Teman Lama

114K 5.5K 39
                                    

halooo gaess... ada yg kangen gak nihhh,?? wkwkwkwk seminggu lebih ngilang dong, kalau banyak yg baca bsok aku up lagi kalau enggak aku up senin sesuai jadwalnya, happy reading gaess... good night,,,





Jonnas yang tidak ingin mendatangi rumahnya, akhirnya malam ini dia mendatangi rumah dimana istri dan iparnya tinggal untuk sementara.
“Kak Jonnas,,” Brandon dan Esther yang duduk di sofa ruang keluarga kaget dengan kepulangan Jonnas malam ini.
“Dimana Catya?.” Tanya Jonnas langsung, dia bahkan mengabaikan Brandon dan Esther.
“Kak Catya di kamarnya Kak, dari tadi sore enggak mau keluar, aku,,,” Belum selesai Esther bicara Jonnas sudah melangkah pergi menuju ke kamar Catya.

Jonnas membuka pintu kamar Catya tanpa permisi, membuat Catya yang duduk bersender di tempat tidur langsung menoleh pada pintu kamarnya.
“Jonnas?.” Catya tidak percaya dengan kedatangan Jonnas, buru buru dia turun dari tempat tidur, melihat Jonnas datang tergesa gesa mendekatinya dengan tatapan tajamnya membuat Catya hanya terdiam pada akhirnya.
“Apa yang kamu lakukan dirumah Bara, apa segitu tidak punya harga dirikah kamu?.” Tanya Jonnas setelah dia berdiri di depan Catya. Jonnas tau dari Bara. Bara bahkan memberikan video Catya memohon padanya untuk membebaskan Audrey.
“A,,akku,,, Aku,,, melakukan ini untuk kita,, Au…” Belum selesai Catya bicara Jonnas sudah memotongnya.
“Semua demi Audrey, apa fikiranmu sudah terganggu, tiga tahun yang lalu Audrey mengkhianati Bara, membuat Bara hancur lalu sekarang Audrey kembali menghancurikan hidup Bara bersama istrinya, kamu ingin ikut ikutan karena Audrey sudah kamu anggap anak? Walau itu salah sekalipun dan mengancam nyawa kamu? Apa kamu sudah tidak ingin melihat Cia lagi? Apa kamu benar benar melupakan Cia? Ibu macam apa kamu tidak bisa membedakan mana yang anak kandung mana yang bukan,” Catya terdiam dengan air mata mengalir di pipinya, dia bahkan terduduk di tempat tidur.
“Apa kamu sudah buta, kamu bahkan tidak bisa melihat anak kamu? Gara gara kelakuanmu dan Audrey aku hampir saja kelihangan Cia untuk yang kedua kalinya,” Jonnas makin membuat Catya terpukul, jadi selama ini Ciara itu anaknya, bagaimana bisa dia lupa.
“Kenapa kamu enggak bilang kalau Ciara anak kita?.” Tanya Catya, dengan beruraian air mata.
“Kamu Ibunya, harusnya kamu mengenali anakmu, bagaimana bisa kamu enggak bisa mengenali anak kamu sendiri,” Balas Jonnas tidak kalah sengit.
“Aku benar benar tidak tau jika Ciara anak kita, aku ingin bertemu dengan Ciara,,” Catya bergegas dari duduknya,, namun Jonnas menahannya,
“Ciara tidak ingin bertemu dengan kita,, dia terlalu kecewa dengan mu, apa yang kamu lakukan bersama Audrey membuat Ciara trauma, hingga dia tidak mau menemuiku, apa lagi dirimu,” Catya tidak bisa berfikir lagi, ya semua salahnya, semua salahnya, andai dia lebih dulu mengenali Ciara maka semua ini tidak akan terjadi.
“Aku minta maaf, aku ingin bertemu Cia,, aku ingin bertemu Cia,” Catya menangis merangung raung dilantai, beruntung kamar yang Catya tempati kedap suara jadi tidak ada yang mendengar suara tangisan Catya,
“Jonnas,,, aku ingin bertemu Ciara,, aku mohon Jonnas, bawa aku bertemu Ciara,,” Catya bahkan memohon di kaki Jonnas, membuat Jonnas tidak tega dengan istrinya.
Jonnas memeluk Catya mencoba menenangkan Catya agar Catya tidak menangis seperti ini, Jonnas pernah melihat Catya seperti ini, saat mereka kehilangan Ciara dan sekarang saat Catya dan dirinya menemukan Ciara, namun dengan banyak kesalahan yang telah Catya perbuat untuk Ciara.

***

Bara terpaksa meninggalkan Ciara dirumah bersama pengawal dan pelayan, malam ini Bara ada transaksi di sebuah Gudang tidak terpakai di pinggiran Jakarta, walau agak rawan namun nilai transaksi yang mencapai dua puluh miliyar, mau tidak mau Bara harus turun tangan untuk mengawal transaksi malam ini.
“Bara,, hati hati,, aku menunggu kamu,” Ciara yang tau jika Bara seorang Mafia, dia tidak menyalahkan pekerjaan Bara, walau Ciara tau hal itu salah, namun Ciara tidak ingin menggurui Bara, Ciara tidak ingin hubungannya yang sedang dia bangun bersama Bara hancur gara gara masalah ini, katakana Ciara egois dan tidak bisa memberi tau suaminya, namun Ciara tidak perduli selama hal itu membuat Bara senang maka Ciara tidak akan mengusiknya.
“Emmmmm,, kamu cepat tidur, aku akan segera kembali,” Balas Ciara, saat ini memang Ciara sudah bersender di tempat tidur, sementara Bara baru saja keluar kamar Ciara.

****

Bara bersama Keano dan beberapa pengawal terlatih hampir sampai di Gudang yang di maksud untuk melakukan transaksi Opium malam ini.
Satu mobil berjalan menuju kedalam Gudang, sementara satu mobil berada diluar, untuk mengintai lingkungan sekitar, siapa tau ada penyusup yang inngin memanfaatkan momentum ini untuk keuntungan semata.
Keano dan dua pengawal berjalan menuju orang orang yang sudah berkumpul di depan mereka, mungkin jaraknya lima meter dari mobil yang mereka tumpangi.
“Waahhhhh,,, akhirnya yang ditunggu tunggu datang juga,,” Salah satu dari kumpulan orang menyambut kedatangan Keano dan dua pengawal yang mengikuti Keano membawa sebuah tas berisi Opium.
“Axel,, sudah lama tidak bertemu,” Sapa Keano, Axelino Petterson atau ketua dari Darkland, seorang mafia berdarah digin, bahkan dia lebih kejam dari pada Bara, Axel bisa di sebut teman Bara, namun kesibukan mereka beberapa bulan ini membuat mereka jarang bertemu apa lagi Bara yang banyak kesibukan di kantornya.
“Dimana Alde? Apa dia masih berada di posisinya sebagai pengintai?.” Tanya Axel, melihat sekitar mengamati keberadaan Bara,
“Anda memang mengenal Boss Alde,” Balas Keano, namun kali ini tebakan Axel salah,
“Tapi, untuk saat ini tebakan anda salah,” Balas Keano, laki laki yang berdiri disamping Keano, membuka topengnya separuh, namun Axel mengetahui jika yang berada di samping Keano itu Bara, teman gilanya, yahhh mereka sama sama gila bukan.
“Long time no see Alde,” Sapa Axel. Dia berniat untuk memeluk Bara, namun Bara segera menghindarinya, hanya untuk jaga jaga karena seorang Bara tidak suka di peluk seorang laki laki.
“Ahhhh kau tidak asik Alde, ngomong ngomong aku ada peliharaan baru, apa kamu mau melihatnya atau mungkin kamu ingin meminjamnya?.” Tanya Axel, peliharaan disini bukan hewan, namun manusia, ingat Axel itu gila jadi dia bisa melakukan apa saja, terlebih dia termasuk orang yang kebal hukum dan dia juga pemain yang bersih.
“Tidak, aku tidak ingin memiliki peliharaan lagi,” Balas Bara, Axel mengangguk, tumben sekali Bara menolak.
“Apa jangan jangan kamu sudah memiliki mainan tanpa sepengetahuanku? Bukankah kita teman? Kenapa kamu menyembunyikannya dari ku?.” Tanya Axel bertubi tubi membuat Bara pusing.
“Kita bahas lain waktu, selesaikan transaksi malam ini dengan cepat,” Bara memberi kode pada Axel agar dia menyerahkan uangnya.
“Ahhhhh kau tidak asik, tapi baiklah,, aku juga sudah merindukan peliharaanku, kalian berikan uang ini pada Alde,” Axel menunjuk dua orang pengawal yang berada di belakangnya untuk memberikan uang dalam koper pada Alde.
Bara memeriksa uangnya dan Axel memeriksa Opium yang berada di dalam koper.
“Enakkk,, aku sudah lama tidak mencicipi Opium seenak ini,” Axel merasakan Opium yang ada koper dengan menjilat sedikit di tangannya.
“Baiklah, aku akan pergi,” Bara, Keano dan pengawal yang berdiri disamping Keano bersiap untuk pergi.
“Cepat sekali,, tapi tidak masalah, aku ingin bertemu denganmu, di tempat biasa besok apa kamu mau?.” Tanya Axel. Bara mengangguk setelah berfikir mungkin besok tidak ada acara penting, menemui Axel sebentar bukan masalah sepertinya.
“Baiklah mari kita pulang..” Axel berbalik menuju mobilnya di ikuti Bara.
Akhirnya transaksi malam ini berjalan dengan lancar, coba kalau begini tiap transaksi mungkin Bara akan selalu mendapatkan untung.
“Keano, kita pulang sekarang.” Keano yang mengemudikan mobilnya mengangguk, biasanya bossnya itu akan ke markas terlebih dulu.
“Apa tidak papa langsung ke mansion, kalau ada yang mengikuti bagaimana?.” Tanya Keano. Bara kenapa bisa lupa, jangan bilang dia sudah merindukan Ciara hingga dia lupa tradisinya tiap selesai transaksi.
“Baiklah kembali ke markas,” Balas Bara dengan suara lemasnya, Keano jadi tau alasan kenapa Bara minta langsung pulang, siapa lagi kalau bukan Ciara, istri bossnya.
“Keano,, ngomong ngomong, buku yang aku minta sudah di belikan?.” Tanya Bara.
“On proses boss, mungkin besok pagi sampai di kantor.” Balas Keano santai,
“Kamu tidak beli ke toko secara langsung?.” Tanya Bara.
“Bagaimana bisa aku beli buku ibu hamil ketokonya, tau sampulnya aja tidak, lebih baik beli online tidak ada yang tau, dan tidak membuatku malu” Balas Keano. Lagian bossnya itu ada ada aja minta di belikan buku kehamilan padahal yang hamil Ciara, kenapa dia yang repot sihhh,,, sumpah dehhh semoga aja kalau dia punya istri nanti istrinya tidak merepotkannya.
“Terserah, yang penting buku itu sudah harus ada di ruang kerja ku besok,” Keano hanya mengangguk, mengiyakan agar semuanya cepat selesai. Setelah menikah dengan Ciara, entah mungkin Keano bukan lagi asisten kepercayaan Bara dalam sektor dunia bawah, namun sebagai kacung juga, kalau gini bisa turun pamor dong

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang