Love From Mafia Part 4 Obat

193K 7.5K 43
                                    

hai gaes... ada yg menantikan cerita ini kah.??


Ciara baru saja menyelesaikan pemotretannya kini dia dan Esna sedang bersiap menuju apartemen milik Bara melanjutkan pemotretan kemarin yang sempat tertunda. Gara gara Bara kini dia harus menggunakan foundation di lehernya, membuat Esna curiga karena dia tidak tau jika Ciara sudah menikah dengan Bara.
Ciara menghentikan mobilnya di parkiran, Esna mengambil tas dan perlengkapan Ciara sementara Ciara hanya menunggu Esna sambil mendengarkan musik lewat headsetnya.
Mereka langsung menuju lobby disana sudah ada para kru yang sedang sibuk menata pencahayaan dan sebagainya, Ciara langsung di arahkan menuju lantai dua, untuk berganti baju, dan make up.

Ciara sudah siap dengan long dress warna gold, dia dan Esna segera turun ke lantai satu, untuk sesi pemotretan.
Pertama mereka melakukan pemotretan di lobby, memperlihatkan begitu mewah dan elegan sekaligus lobby apartemen ditambah dress yang di gunakan Ciara menambah kesan mewah sangat menonjol.
“Ciara Stop,,” Ciara yang ingin melakukan pose selanjutnya menghentikan posenya karena Alex memintanya berhenti.
“Ada apa?.” Tanya Ciara.
“Sepertinya kita harus pindah tempat, Tuan Bara sedang ada tamu,” Ucap Alex, membuat Ciara menoleh kebelakang, benar saja ada Bara dan beberapa orang disana sedang berjalan sambil melihat lihat apartemen ini.
“Apa fotonya sudah cukup banyak?.” Tanya Ciara, dia menghampiri Alex yang mengotak atik kameranya.
“Lumayan, semuanya cukup bagus, gimana?.” Tanya Alex balik.
“Coba outdoor aja deh, udah mendung, kalau nanti hujan bakalan lama,” Ucap Ciara, Alex mengangguk, benar juga apa kata Ciara.
“Ok, lo naik ke atas ganti baju dulu, gue akan nyuruh kru buat siapain set di luar,” Ciara mengangguk, lalu Ciara segera bergegas ke lantai dua untuk berganti baju, untuk make upnya sepertinya tidak perlu di ubah, mungkin hanya lipstick saja, makanya Ciara menyuruh Esna menunggu di lantai satu, dia sendiri yang naik ke lantai dua, lagian di lantai dua ada kru penata rias yang stay di ruang ganti.
Ciara tidak menyangka jika dia satu lift dengan Bara dan Johan, Ciara tidak tau harus bagaimana bersikap, makanya dia hanya diam.
Pintu lift terbuka di lantai dua, Ciara segera melangkah ke keluar namun tangannya segera di tahan Bara, sedangkan Johan yang keluar dari lift, pintu lift tertutup membawa mereka naik ke lantai teratas apartemen ini.
“Bara ada apa?.” Tanya Ciara ketika dia di bawa Bara ke salah satu kamar di lantai teratas apartmen ini.
Bukannya menjawab pertanyaan Ciara, Bara langsung melumat bibir Ciara penuh gairah, bahkan Ciara sulit mengimbangi lumatan lumatan kasar kasar yang diberikan Bara padanya.
Tanpa meminta persetujuan Ciara, Bara merobek begitu saja baju yang Ciara kenakan, membuat Ciara memekik seketika, bagaimana bisa Bara merobek baju dari wardobe, bisa kena omelan tim wardobe kalau begini.
“Ahhh… Ba,,,ra,,” Ciara mendesah saat Bara meremas kedua payudaranya. Bukannya berhenti Bara makin kencang meremas payudara Ciara membuat Ciara memekik dalam ciuman mereka.
Bara melepas celana dalam milik Ciara, tentu saja itu penghalang terakhir di tubuh Ciara yang Bara lepaskan, bahkan saat ini Bara masih menggunakan pakaian lengkap.
Tanpa aba aba Bara langsung memasukan penis besarnya kedalam vagina Ciara membuat Ciara memekik tak tertahan.
“Ba,,ra,, pelan,, pelan,, sakit,.” Rintih Ciara saat Bara memasukan penisnya tanpa penetrasi terlebih dulu.
“Ahhhhh,,, ini sangat sempit,,” Balas Bara, bukannya memelankan genjotannya, Bara malah semakin mempercepat genjotannya membuat Ciara merintih antara kesakitan dan keenakan dengan apa yang di berikan Bara saat ini padanya.
Bara menggendong Ciara, membawanya ke meja rias, Bara melepas penisnya dari vagina Ciara. Bara membalikan tubuh Ciara menghadap kaca besar di meja rias.
Bara memasukan kembali penisnya kedalam vagina Ciara, kali ini tidak terlalu sulit seperti tadi karena sudah ada cairan pelumas dari dalam vagina Ciara dan juga caiaran precum dari penis Bara.
“Ahhhh,,, Bara.,, Bara,, ini nikmat..” Racau Ciara saat Bara memompa penisnya dengan cepat dan kasar, membuat payudara Ciara bergoyang kesana kemari. Bara yang melihat payudara Ciara menganggur tentu saja dia lansung meremas kedua payudara Ciara dengan kasar menambah rasa nikmat pada Ciara.
“Bara,,, Bara,,, terus,,, ahhh,,, ahhh,,,hah,,, ini nikmat,,” Racau Ciara, dia bisa melihat penis besar Bara yang keluar masuk kedalam vaginanya, bahkan ini sex paling nikmat yang pernah Ciara alami, karena Ciara baru dua kali berhubungan intim dengan Bara dan ini paling nikmat menurutnya.
“Siall,,, bitch,, rasakan ini,,,” Bara mempercepat genjotannya saat dirasa Vagina Ciara mulai berkedut.
“Bara aku sampai,,” Teriak Ciara saat dia orgasme.
“Aku,,, juga,,” Balas Bara.
Crooottt… croottt… crott…
Begitu juga dengan Bara, dia melesakkan penisnya lebih dalam lagi, sehingga spermanya langsung muncrat di dalam vagina Ciara, tentu saja dengan kesepakatan yang mereka buat Ciara harus melahirkan seorang anak untuk Bara, makanya Bara melarang Ciara minum pil pencegah kehamilan, bahkan Bara memberikan obat penyubur kandungan untuk Ciara setelah mereka melakukannya pertama kali di malam pertama mereka, namun Ciara tidak mengetahui jika itu obat penyubur kandungan, karena Bara mengatakan itu hanya Vitamin untuk menunjang imunitas tubuh Ciara.
Ciara tidak kuat lagi menopang tubuhnya sehingga dia bersender di dada bidang Bara, tentu saja dengan penis Bara masih tertancap pada vaginanya.


***


Hampir satu jam Ciara pergi untuk ganti baju, langit sudah sangat mendung, rintik rintik hujan mulai turun sehingga pemotretan di outdoor di tunda lagi.
Esna ingin naik ke lantai dua menemui Ciara, bukannya dia hanya berganti baju tanpa merubah makeup nya kenapa lama sekali, namun Alex menahannya, entah ini firasat Esna atau gimana, tapi Alex sedari tadi mengajaknya bicara, padahal Esna tidak begitu dekat dengan fotografer itu, bahkan Alex beberapa kali bertanya hal hal yang tidak masuk akal, walau begitu Esna mencoba menjawab walau cukup jengkel juga dengan Alex.
Akhirnya Esna bisa lepas juga dari Alex, dengan alasan ingin ke toilet Alex mengizinkan Esna pergi, sepertinya ada yang di sembunyikan Alex, batin Esna.
Karena sibuk menerka nerka apa yang sedang Alex rencanakan Esna tidak menyadari jika ada orang berjalan di hadapannya, membuat minuman yang laki laki bawa itu tumpah mengenai baju Esna.
“Aduhh,, sial baju gue basah,,” Ucap Esna saat menyadari jika kaus lengan pendek berwarna putih yang dia gunakan basah, sehingga bra hitam yang dia kenalan terlihat dengan jelas dibalik kaus putih itu.
“Sorry enggak sengaja.” Balas laki laki yang menabrak Esna, melihat baju Esna yang basah dan tembus pandang tentu saja membuat laki laki normal tergiur, tapi tidak untuknya, karena dia tidak menyukai perempuan, walau begitu laki laki yang menabrak Esna melepas jas abu abu yang dia kenakan, memberikannya pada Esna.
“Pakailah, setidaknya menutupi bajumu yang basah,” Esna hanya mengangguk, sementara laki kaki itu meninggalkan Esna.
“Dimana aku bisa mengembalikan jas ini?.” Teriak Esna ketika dia menyadari jika laki laki yang menabraknya sudah berlalu. Namun laki laki itu tidak menjawab, walau sebenarnya dia masih mendengar teriakan Esna.
“Aneh banget sih tu laki laki,” Gumang Esna, sambil melangkah menuju ruang rias di lantai dua, semoga aja di tas pakaian milik Ciara ada baju miliknya, tidak mungkin dia akan menggunakan baju basah ini terus terusan mana lengket lagi di kulitnya.

***

Dua insan masih bergumul di atas tempat tidur, tubuh Ciara seolah olah menjadi candu untuk Bara, bahkan Ciara sudah terbaring lemas setelah orgasme keduanya, sementara Bara masih memompa penisnya keluar masih liang vagina Ciara, tentu saja dia tidak memperdulikan Ciara yang lemas, ini konsekuensinya karena mengajak Bara menikah, nafsu seorang Aldebara memang cukup besar jadi dia tidak akan puas hanya satu dua ronde, Bara akan berhenti ketika dia puas, dan saat ini dirinya belum menunjukan tanda tanda kepuasan pada Ciara.
“Bangun..” Ucap Bara ketika melihat Ciara sudah memejamkan matanya, mau tidak mau Ciara membuka matanya, Bara menarik tubuhnya hingga terduduk di tempat tidur, tanpa melepaskan penisnya yang ada di liang vagina Ciara Bara menggendong Ciara sepergi koala, membawanya berjalan, Bara menyenderkan tubuh telanjang Ciara di pintu kaca, pintu penghubung antara kamar tidur dan balkon, beruntung mereka berada di lantai teratas apartemen ini sehingga tidak banyak orang yang melihat, namun baik Bara dan Ciara tidak memperdulikannya, apa lagi Bara saat ini dia hanya mencari kepuasan dalam liangvagina Ciara, sementara Ciara sedari tadu hanya mendesah keenakan atas permainan Bara.


***

Johan memberitau Alex jika pemotretan kali ini selesai, Johan tau Bara tidak akan bermain cepat dengan Ciara, makanya dia mengirim pesan pada Alex jika pemotretan hari ini selesai dengan alasan Ciara tidak enak badan, tentu saja Alex tau jika Ciara sedang bersama Bara mungkin di salah satu kamar di apartemen ini, sebagai seorang fotografer handal tentu saja dia memiliki mata yang jeli untuk melihat objek mana yang cocok untuk di bidik, waktu itu tanpa sengaja dia melihat Bara memandang lekat Ciara, tentu saja Alex langsung mengumpankan Ciara pada Bara, tentu saja bekerja sama dengan Bara dia selalu mendapat keuntungan lebih.
Alex membubarkan pemotretan sore hari ini, tentu saja banyak kru yang kesal karena mereka sudah menyiapkan set lokasi di outdoor, setelah selesai malah dibatalkan pemotretannya, tentu saja mereka tidak berani terang terangan protes pada Alex, mereka hanya bisa menggerutu satu sama lain, sementara Alex langsung pergi meninggalkan apartemen milik Bara ini.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang