Love From Mafia Part 27 Dia Anakmu Bukan Jalang

128K 5.9K 30
                                    

aku ingetin lagi ya.. jadwal up LFM hari senin sampai jumat (entah tiap hari atau dua hari sekali), sewaktu bisa berubah tergantung kesibukan aku...

jangan lupa baca O.N.C.E di Dreame..

makasih untuk like and comentnya, sorry gak bisa balas coment kalian saat ini, bukan apa apa tapi lagi ngurus naskah aku yg bermasalah si platform lain..

happy reading gaess.... see u senin





Keadaan Jonnas pagi ini sudah membaik pasca dia mendonorkan darahnya pada Ciara, bahkna Jonnas mengabaikan Catya yang berada di depan kamar inapnya, mungkinkah istrinya semalaman berada disana, entah Jonnas tidak perduli, saat ini yang menjadi fokusnya Ciara anaknya dan calon cucunya.
Keano menyambut kedatangan Jonnas, di depan kamar inap Ciara,.
“Selamat pagi Tuan Jonnas,” Sapa keano.
“Pagi, gimana keadaan Ciara?.” Tanya Jonnas pada Keano.
“Dokter sedang memeriksa keadaan Nona Ciara, Tuan Bara meminta Dokter untuk menyiapkan kepulangan Nona Ciara, Tuan Bara tidak ingin ada media yang tau, dan juga musuh musuh Tuan Bara sangat Banyak, jika sampai ada yang tau Tuan Bara memiliki istri maka Nona Ciara yang akan menjadi sasarannya,” Apa yang dikatakan Keano ada benarnya,, Bara memiliki banyak musuh diluar sana dan Jonnas tidak ingin terjadi sesuatu dengan Ciara, apa lagi sampai dia kehilangan Ciara untuk yang kedua kalinya,.
“Tuan, apa anda ingin masuk, sepertinya Dokter sudah selesai memeriksa Nona Ciara.” Kenao menunjuk Dokter yang sedang bicara dengan Bara, lalu berlalu dari hadapan Bara.
“Aku akan masuk,” Jonnas dan Dokter yang memeriksa Ciara berpapasan di depan pintu. Jonnas langsung masuk, melihat Ciara yang tidak berdaya terbaring di tempat tidur membuat hatinya tercubit, andai dirinya lebih cepat mengetahui jika Ciara anaknya mungkin keadaannya tidak akan seperti ini.
“Daddy, kenapa Daddy sudah disini?.” Tanya Bara, dia tidak menyangka Jonnas akan secepat ini menemui Ciara.
“Daddy ingin bertemu Ciara,.” Balas Jonnas. Jonnas berjalan menuju sisi tempat tidur Ciara.
“Cia, bagaimana keadaanmu nak?.” Tanya Jonnas. Sementaara Ciara hanya diam, jika Catya dan Audrey aja berperilaku buruk padanya apa lagi Jonnas yang kelihatannya sangat menyayangi Audrey.
“Cia,, ini Daddy kamu nak, ini Daddy,” Tubuh Ciara seketika menegang, bagaimana bisa Jonnas tau jika dia anaknya, apa mungkin,,,, ahhhhh golongan darahnya langka, apa mungkin karena darah itu Jonnas tau jika dirinya anaknya.
“Maaf,, sepertinya anda salah orang, anak anda bukannya Audrey, dan saya Ciara, kita berbeda.” Balas Ciara. Ciara yang melihat raut wajah Jonnas yang penuh kesedihan dia sebenarnya ingin memeluk Jonnas namun tidak,, Ciara mencoba mengeraskan hatinya.
“Audrey bukan anak Daddy, dia hanya anak adik Daddy sayang, kamu anak Daddy, Daddy sudah lama mencari kamu, ini Daddy sayang,, Daddy disini,” Jonnas menahan air matanya, sebisa mungkin dia tidak ingin menangis di hadapan Ciara.
“Sekali lagi saya minta maaf, tapi selama ini saya hidup sendiri tanpa orang tua, saya sudah menganggap orang tua saya sudah meninggal.” Balasan Ciara sangat sangat menohok hati Jonnas.
“Enggak sayang,, Daddy masih disini, Daddy masih berdiri dihadapan kamu, Daddy mohon Cia,, kembali pada Daddy, Daddy akan melakukan apa saja untuk mu,, Daddy mohon kembali pada Daddy,” Pinta Jonnas, namun Ciara tidak mengidahkannya, dia mencoba tidak perduli, walau saat ini dia ingin memeluk Jonnas, Ciara ingin merasakan bagaimana rasanya di peluk Daddynya.
Namun Ciara ingat bagaimana kejamnya Catya dan Audrey membuat Caira mengurungkan niatnya, siapa tau Jonnas saat ini hanya berpura pura baik padanya.
“Bara,, tolong,, aku ingin istirahat,” Ciara pada akhirnya meminta tolong pada Bara, dia tidak sanggup untuk menatap Jonnas apa lagi dengan kesedihan di wajahnya, Ciara merasa bersalah, namun Ciara juga tidak bisa mempercayai Jonnas, Ciara masih ingat bagaimana Catya dan Audrey memperlakukannya, dan Ciara tidak ingin merasakan sakit untuk yang kedua kalinya.
“Daddy, lebih baik Daddy kembali istirahat ke kamar Daddy, Bara tau Daddy belum membaik setelah mentransfusikan darah Daddy pada Ciara, begitu juga Ciara, biar dia istirahat, Bara tidak ingin Ciara dan kandungannya kenapa kenapa lagi karena Ciara banyak fikiran.” Apa yang di katakan Bara ada benarnya, Jonnas juga tidak mungkin memaksa Ciara, apa yang dulakukan Catya dan Audrey kemarin membuat trauma pada Ciara.

***

Brandon dan Esther orang tua Audrey datang ke Indonesia setelah Catya menelfonnya jika Audrey mengalami masalah, sebenarnya Barndon dan Esther tidak tau apapun, namun mereka hanya ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi dengan anaknya.
Brandon dan Esther langsung menuju kerumah sakit karena Catya yang memintanya, fikiran Brandon dan Esther langsung berkecamuk, jangan bilang Audrey terluka.
“Kak, dimana Audrey?.” Tanya Esther, mereka saat ini masih berada didepan kamar inap Jonnas.
“Audrey,, entah aku tidak tau keadaannya, hanyak Bara yang tau,,” Catya memang tidak tau, melihat dulu bagaimana kejamnya Jonnas saat menyiksa orang orang yang mengusiknya, Catya yakin Bara akan melakukan hal yang sama jika ada orang yang berani mengusik miliknya.
“Apa yang terjadi dengan Audrey dan Bara Kak?.” Tanya Brandon.
“Kemarin, Audrey dan aku tanpa sengaja mencelakai jalangnya Bara, dan Bara lebih membela jalangnya dari pada Audrey, sekarang Audrey dibawa ke markasnya Bara, aku sendiri tidak tau dimana markas Bara,” Jelas Catya, Catya mungkin lupa jika Ciara bukan hanya jalang bagi Bara, namun Ciara istri Bara.
“Apa Bara sudah tidak punya otak, bagaimana bisa Bara melakukan hal seperti ini pada kekasihnya, jalang itu memang harus di habisi,” Dengan penuh emosi Brandon ingin menghabisi Ciara, namun mereka bertiga tidak menyadari kehadiran Jonnas dan Keano, Jonnas dan Keano tentu mendengar semua yang mereka bertiga bicarakan.
“Keano, antar mereka ke rumahku yang lama, aku tidak ingin mereka bertiga ada disini,” Keano mengangguk atas perintah Jonnas, Jonnas pergi meninggalkan lorong yang menuju ke kamar inapnya, sementara Keano menghampiri tiga orang yang sedang menyusun rencana,
“Selamat pagi Nyonya Catya,,” Sapa Keano dengan sopam padahal dalam hatinya sedang menyumpah serapahi Catya dan kedua adiknya ini.
“Ada apa?.” Tanya Catya.
“Tuan Jonnas meminta anda untuk istiraha di rumah bersama mereka, jadi Tuan Jonnas meminta saya untuk mengantar anda kembali ke rumah,” Balas Keano.
“Dimana Kak Jonnas?.” Tanya Brandon.
“Tuan Jonnas sedang ada urusan mendadak dengan Tuan Bara, saya sendiri tidak tau apa yang mereka bicarakan,” Keano tentu tidak akan mengatakan jika Jonnas sedang membujuk Ciara.
“Ayo kak kita istirahat, aku yakin Kak Jonnas akan menyusul Kakak pulang,” Esther mengajak Catya pulang, sebenarnya Estherlah yang lelah, dia masih jetlag butuh kasur untuk merileks kan tubuhnya.
“Iya Kak, Kakak harus istirahat, aku enggak mau Kakak sakit,” Brandon ikut membujuk Catya.
“Baiklah,” Balas Catya, sebenarnya Catya ingin menemani Jonnas di rumah sakit, namun sepertinya Jonnas tidak ingin Catya ada di rumah sakit.

***

Audrey hanya bisa menatap nanar tembok yang ada dihadapannya, bagaimana bisa Bara melakukan semua ini padanya, apa Bara sudah gila, jelas jelas Audrey lebih berharga daripada jalang itu, tapi kenapa Bara lebih memilih jalang itu, apa Bara sudah dicuci otaknya hingga dia tidak bisa melihat mana yang besi mana yang berlian?.
Seorang pengawal datang membawa makanan untuk Audrey, makanan yang di bungkus kertas khusus makanan berwarna colekat itu di lempar dari luar sel tahanan.
“Apa apaan ini, kalian tidak tau siapa aku, bisa bisanya kalian memperlakukanku dengan buruk,” Teriak Audrey, dia tentu tidak terima jika pengawal rendahan seperti itu memperlakukannya seperti binatang, apa mereka tidak tau jika Audrey ini anak Jonnas dan Catya?.
Pengawal yang melempar makanan pada Audrey tidak perduli, dia hanya menjalankan perintah, dan mana ada tawanan di perlakukan dengan baik, sepertinya tidak ada,
“Siallll,,, Bara benar benar sialan, bisa bisanya dia melakukan ini semua, awas saja aku bakalan balas semua yang telah kamu lakukan padaku Bara,” Audrey yang marah membanting makanan ditembok hingga membuat makanan itu berserakan di lantai.
Sementara seseorang terus mengawasi Audrey melalui cctv yang terpasang secara sembunyi di dalam sel tahanan,
“Dasar tidak bersyukur, masih mending di beri makan, mulai nanti siang jangan beri dia makan, sekalipun dia memohon,” Orang itu Bara, setelah memastikan Ciara tertidur di kamarnya, Bara langsung pergi ke ruang kerjanya.
Bara tidak mau mengambil resiko membiarkan Ciara dirawat di rumah sakit, makanya setelah perdebatan alot antara Bara dan Dokter yang menangani Ciara, akhirnya Ciara diperbolehkan pulang, Dokter dan perawat pun Bara siagakan di mansionnya, karena dia tidak ingin Ciara kenapa kenapa lagi.
“Johan, sementara ini gantikan aku di perusahaan, aku yakin Om Brandon tidak akan tinggal diam karena saat ini Audrey menjadi tawananku, aku tau Om Brandon orang yang sangat licik, aku tidak mau kecolongan sedikitpun.” Johan mengangguk.
Hanya Bara yang tau bagaimana liciknya Brandon dan Esther selama ini, pasangan suami istri dan anaknya sangat sangat pintar memanipulasi Jonnas dan Catya tanpa disadari dua orang itu.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang