"Oh,iya,kamu jalan sama siapa,Thiyya?" tanya Tante Sam.

"Sendiri,Tante." balasku.

"Biar Ian temenin,ya! Ayo Ian,temenin Thiyya. Kasian kalo Thiyya jalan sendiri. Nanti kalo dia kenapa-napa gimana?" tanya Tante Sam

"Bunda,aku malas!" kata Ian.

"Gak apa-apa kok,Tante. Aku bisa sendiri." kataku

"Tuh,Thiyya aja maunya sendiri. Kenapa harus aku temenin sih Bunda?" tanya Ian.

"Udah,cepetan temenin Thiyya!" perintah Tante Sam.

"Hmm,yaudah. Ayo,Thiy!" kata Ian.

"Oh,yaudah ayo." kataku.

Kami pun segera keluar restoran. Aku pun langsung jalan ke arah toko buku. Memang,aku itu pecinta alat tulis.

Sesampainya di toko buku itu,aku segera ke bagian peralatan tulis. INI ADALAH SURGA DUNIA THIYYA LIANA SMITH.

Aku pun langsung mengambil 4 pulpen yang berwarna biru,pink,tosca,dan hitam. Aku juga mengambil 2 pensil mekanik,2 spidol permanen dan 1 mini notebook.

"Ya ampun,banyak banget belinya." kata Ian.

"Memang kenapa? Kamu gak suka?" tanyaku.

"Ih,jangan marah-marah terus,nanti cantiknya ilang!" kata Ian.

"Lah?" tanyaku heran.

"Ya udah,cepetan bayar! Gak usah banyak tanya!" perintah Ian.

"Iya,sabar sebentar. Kan harus ngantri dulu." kataku.

"Ya udah!" kata Ian.

Aku pun segera membayar barang bawaanku. Aku pun segera mengajak Ian untuk membeli minuman favoritku.

"Ayo,aku udah selesai!" ajakku.

"Ayo,aku udah bosan nunggu kamu. Aku haus banget,nih!" kata Ian.

"Beli minum yuk! Aku juga haus!" kataku.

Kami pun segera meninggalkan toko buku itu dan bergegas menuju ke tempat dimana aku akan membeli minum.

"Mbak,aku mau teh susu pake cincau,ukurannya large,gulanya standard." kataku kepada penjual minuman itu.

Penjual tadi segera mengetik pesananku.

"Ada lagi tambahannya?" kata penjual itu.

"Bentar,Mbak. Kamu mau apa?" tanyaku pada Ian.

"Hmm,aku mau milk tea juga tapi pake pearl deh,Mbak." kata Ian.

Penjual itu pun mengetik pesanan Ian dan segera membuat pesanan kami berdua. Setelah kami menerima pesanan kami,kami pun segera mencari meja yang kosong.

"Udah hilang hausnya?' tanyaku pada Ian.

"Udah." katanya.

Aku pun mengangguk. Tiba-tiba,Ian menepuk pundakku.

"Kenapa?" tanyaku.

"Kamu sekolah di mana,Thiy?" tanya Ian.

"Aku baru aja diterima di Bradford International High School. Kamu?" kataku balik bertanya.

"Aku juga sekolah di sana!" kata Ian senang.

"Beneran? Wah,kok bisa kebetulan gini ya?" tanyaku.

"Wah,aku gak tau. Keren juga kebetulannya!" seru Ian.

Aku dan Ian pun melanjutkan obrolan kami. Tiba-tiba,HP-ku berbunyi. Rupanya,Mama mengirimkan aku pesan.

To : Thiyya

From : Mama

Ayo pulang,udah terlalu malam!

Aku pun langsung melihat jam tangan-ku. Ternyata udah jam 8 malam. Berarti aku ngobrol sama Ian udah 3 jam lebih. Lama juga pikirku. Aku pun membalas pesan Mama.

To : Mama

From : Thiyya

Iya,Ma! Otw..

"Siapa?" tanya Ian.

"Mama. Dia minta aku untuk cepet balik ke restoran yang tadi. Aku disuruh pulang." jelasku.

"Ya udah,ayo cantik! Aku aja yang bawa belanjaan kamu." kata Ian.

"Eh? Gak ngerepotin?" tanyaku.

"Gak kok! Ya udah cepetan,nanti Mama kamu nunggunya kelamaan." kata Ian.

Aku pun mengangguk. Aku dan Ian segera berjalan menuju restoran tempat Mama dan Tante Sam bergosip.

Setelah 5 menit,kami pun sampai. Aku dan Mama segera berpamitan kepada Ian dan Tante Sam.

"Thanks ya udah nemenin aku belanja tadi." kataku kepada Ian.

"Gak apa-apa kok. Aku gak keberatan nemenin cewek secantik kamu belanja." kata Ian.

"Oh,iya,kamu add line aku aja biar kita bisa lanjut ngobrol. It's thiyyax." kataku.

"Kamu ketik aja sendiri." kata Ian.

Ian pun segera memberikan HP-nya kepadaku. Aku pun mengetikkan ID line ku di HP Ian. Setelah itu,aku dan Mama langsung berjalan ke mobil.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author's Note :

Gimana lanjutan ceritanya? Bagus ga? Hehehe.. Menurut kalian,Ian suka gak sama Thiyya? Kalo pengen tau,kalian tunggu aja kelanjutan ceritanya.

Jangan lupa vomments! xoxoxox

TRY {Completed}Where stories live. Discover now